Home / Fiksi Remaja / Kalau Cinta Kejar Aku! / Perjodohan Dari Masa Lalu

Share

Perjodohan Dari Masa Lalu

Author: Rachel Bee
last update Last Updated: 2024-11-04 23:44:08

Perjalanan berlangsung selama setengah jam. Mereka sampai di depan rumah mewah keluarga Wiguna yang ternyata telah menunggu di depan pintu rumahnya. Dharma terasa diistimewakan oleh si tuan rumah. Setahu dirinya, keluarga Wiguna jarang kedatangan tamu selain keluarganya apalagi disambut dengan hangat.

"Selamat datang pak Dharma. Silakan masuk." Adi Wiguna mengajak Dharma masuk ke dalam rumah lebih dulu. Diikuti oleh sang istri dan Hani serta anak-anaknya.

Sesampainya di ruang makan, mereka duduk di tempat yang telah ditentukan. Tak lama kemudian seorang pria tampan tinggi besar datang membawa anak dan istrinya. Itu adalah Haris Wiguna, putra pertama Adi Wiguna yang telah menikah dan memiliki satu putri yang cantik.

"Selamat malam," sapa Haris sambil menyalami satu persatu tamu di ruang makan. "Wah, sudah kumpul semua. Maaf terlambat. Loh, Aksa dan Lita mana?" tanya Haris yang kebingungan mencari dua adiknya lagi.

"Biasa, lagi dandan. Aksa ada operasi katanya sekaligus diskusi sama direktur rumah sakitnya. Soalnya ada promosi bulan depan. Jadinya dia harus siapin pembekalan apalah itu," jawab Adi membanggakan putra keduanya.

"Wah, Aksa jadi dokter ya? Duh, dulu tuh pas aku kesini masih kecil banget. Masih SMP kalau enggak salah," ujar Farah.

"Iya. Dulu ke sini pas Vano umur 5 tahun kan?"

Kedua keluarga itu terhanyut dalam obrolan santai. Elvano hanya diam saja, kadang tersenyum jika ada hal yang membuatnya tertawa. Obrolan orang dewasa sungguh membuatnya canggung.

Hingga akhirnya, satu suara membuat Elvano mengerutkan dahinya. Ia seperti pernah dengar suara itu.

"Ma..."

Elvano menoleh ke belakang. Matanya terbelalak melihat sesosok gadis yang berjalan pelan ke arahnya dengan gaun cantik pilihan ibunya.

'Cantik.'

"Sela—" Elsa, gadis yang tadi berteriak memanggil ibunya ikut membelalakkan matanya. "Kok lo ada di sini?"

Mata Elvano tak berhenti menatap Elsa yang malam ini begitu cantik. Hanya riasan sederhana tapi sukses membuat jantung sehat Elvano berdebar keras.

Elvano yang mematung membuat Elsa tak nyaman. Ditatap begitu dekat dengan mata berbinar-binar hingga membuat wajah Elsa bersemu merah menjadi tanda jika dirinya tersipu malu ditatap seperti itu. Beraneka pikiran liar berkejaran di kepalanya.

'Ehem'

Suara deheman dari bibir Adi Wiguna membuat keduanya melengos. Elsa duduk di sebelah Elvano karena hanya itu satu-satunya yang tersisa. Atau lebih tepatnya sengaja disisakan untuk dirinya.

"Kalian sudah saling kenal?" tanya Farah yang diangguki keduanya. Wanita cantik itu tersenyum penuh maksud. Tatapan matanya beralih pada Hani yang sepertinya juga memiliki pemikiran sama.

"Ini kan si cowok galak tadi pagi. Ngapain ke sini?" Elsa memelototi Elvano dengan mata bulatnya. Hani sedikit bingung dengan tingkah anaknya, mengapa raut wajahnya nampak marah?

"Eh, enggak boleh begitu anak cantik."

Bibir Elsa merengut. "Tapi, ma—"

Hani yang tak mengindahkan tatapan Carla segera mengalihkan pembicaraan. "Wah, berarti tinggal peresmiannya ini. Bagaimana, jeng? Sudah siapkan?"

Farah yang berada di seberang Hani menganggukkan kepalanya. "Kalau para ayahnya bagaimana nih?"

"Sesuai perjanjian, kita bisa resmikan secepatnya. Bagaimana pak Dharma?" ujar Pak Adi yang tentunya dibalas senyuman dan anggukan mantap darinya.

"Cari hari baiknya saja dari sekarang."

Elsa dan Elvano terdiam mendengar ocehan kedua orangtuanya. Mereka masih belum paham apa yang tengah dibicarakan. Elvano sempat melirik sekilas pada Elsa yang duduk di sebelahnya. Senyum manis tercetak jelas di pipi merah muda itu. Melihat Elsa yang duduk seperti anak manis membuatnya ingin sekali mencubit pipinya. Gemas dan lucu.

"Bagaimana? Kalian setuju kan?" pertanyaan Dharma, ayah Elvano membuyarkan lamunan pemuda tampan itu. Tanpa tahu apa yang tengah ditanyakan padanya, ia hanya mengangguk saja sedangkan Elsa malah melotot padanya. Wajahnya terlihat geram dengan jawaban Elvano.

"Ish, kenapa malah setuju sih?" Elsa memukul lengan Elvano lalu mencubitnya.

"Auw, ini sakit." Elvano meringis mengusap lengannya yang dicubit keras oleh Elsa.

"Biarin. Rasain tuh! Makanya dengerin orang ngomong!"

Elvano menoleh pada ayahnya yang hanya tersenyum lebar melihat interaksi antara keduanya. Tidak hanya ayahnya, keluarganya yang lain pun sama. Melihat keanehan itu Elvano pun memberanikan diri bertanya pada mereka.

"Memang tadi ngomongin apa?" tanya Elvano dengan wajah polosnya.

"Begini, menurut perjanjian kakek kalian di masa lalu, anak keluarga Wiguna dan Erlangga setidaknya ada satu yang menikah di masa depan. Nah, kebetulan diantara saudara ayah dan pak Adi tidak ada yang umurnya hampir sama seperti kalian berdua," ujar Dharma panjang lebar.

Penjelasan ayahnya membuat Elvano mengerutkan dahi.

"Maksudnya, Pa?" Elvano masih belum mengerti. Perjanjian menikah? Siapa yang akan menikah?

"Kamu dan Elsa telah kami jodohkan. Dan rencananya, menjelang semester akhir kalian akan menikah." Farah tersenyum senang sambil menepuk tangannya. Begitupun dengan Hani. Mereka sudah tak sabar ingin mendapatkan menantu laki-laki di rumah ini.

"Jeng, seneng banget ya jeng. Nanti kita bisa jalan-jalan bareng sama anak dan menantu," seru Farah yang diangguki oleh Fani.

"T-tapi kita kan masih kecil, Ma. Aku sama Elvano malah belum lulus sekolah," protes Elsa.

Tahun ini memang keduanya telah berumur 17 tahun. Tak masalah bagi keduanya menikah. Namun, Elsa merasa masih sangat muda jika harus memiliki keluarga sebelum waktu yang tepat.

Elvano hanya mendengus kesal melihat tingkah laku kedua orangtuanya dan juga orangtua Elsa. Dirinya setuju dengan ucapan gadis manis di sebelahnya. Mereka masih kecil, belum waktunya untuk menikah muda.

"Ma, please. Kita masih muda. Okelah kalau memang dijodohkan, tapi untuk menikah? Apa tidak seharusnya dipertimbangkan ke depannya?" kini giliran Elvano yang protes. Ia juga tidak mau jadi korban keegoisan orangtua mereka sendiri.

Farah menggelengkan kepalanya. Tanda jika Ia tak menerima protes dari kedua anak muda itu. Sepertinya akan sulit untuk dibantah, mengingat reputasi keluarga dan juga koneksi mereka di luar sana.

"Mama sudah urus semuanya. Kamu dan Elsa menikah secara agama terlebih dahulu baru mendaftar pernikahan setelah lulus. Ini hanya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Kalau kamu tidak mau, tetap mama paksa," ujar Farah dengan ultimatumnya.

"Ma..."

"Begini loh nak Vano, supaya kalian tidak menyukai atau melewati batas dengan orang lain, ya kalian harus dinikahkan," tambah Hani sebagai penyulut kalimat api Farah.

"Astaga..." Elvano menggaruk kepalanya. Ia bingung dengan pemikiran orang dewasa. Kalau memang mereka dijodohkan, sudah pasti tidak akan berselingkuh bukan?

"Ma, Elsa masih mau kuliah kayak abang Aksa," rengek Elsa dengan bibir mengerucut.

"Kamu tetap bisa kuliah. Tenang saja."

Elsa masih mengerucut sebal lalu menoleh ke arah Elvano yang duduk tenang tak terpengaruh apapun. Sepertinya ia sudah pasrah akan nasibnya.

"Vano, kamu setuju?" tanya Elsa meyakinkan pemuda di sebelahnya yang hanya diam.

"Setuju lah," jawabnya sambil mendengus kesal. Diam-diam Elvano berbisik di telinga Elsa. "Siap-siap aja lo gue bully tiap malem," ancam Elvano. Setelahnya, Elvano mengedipkan matanya.

Elsa bergidik ngeri.

"Tapi Elsa mau ajukan satu hal yang harus dipenuhi oleh Vano," seru Elsa dengan suara lantang.

"Apa itu, Elsa?"

Elsa menoleh lagi pada Elvano yang menyunggingkan senyum misterius. Elsa kembali bergidik ngeri.

"Elvano tidak boleh menyentuh Elsa sampai waktu yang tidak ditentukan." Elsa membusungkan dadanya. Ia menantang Elvano yang tadi telah mengintimidasinya.

"Tapi kalau cium, boleh kan?"

'Uhuk uhuk'

"Elvano! Ada anak kecil di sini. Put, jangan didengar ya." Farah mengusap punggung Putri yang tadi tersedak.

Elsa melirik sadis lalu melengos.

"Ogah!"

Elvano menyeringai kecil. Gadis yang ditemuinya tadi pagi sepertinya bisa dijadikan tameng olehnya agar menghindar dari kejaran Maya selama bertahun-tahun.

"Saya mau acaranya dipercepat, tante." Elvano menyeringai ke arah Elsa yang kini membelalakkan matanya. Elsa tahu, laki-laki itu sedang merencanakan sesuatu di kepalanya.

"Ah, tante senang sekali. Kalau begitu, kita cari tanggal yang bagus buat harinya," sorak Hani gembira.

"Bagaimana kalau menjelang libur semester. Kan ada waktu tuh untuk mempersiapkannya. Yah, walaupun hanya pesta kecil saja," usul Dharma yang diangguki oleh Adi Wiguna.

"Yah, saya setuju. Nanti untuk peresmiannya menunggu mereka lulus sekolah," jawab Adi Wiguna.

"Ditunggu tanggalnya, jeng Farah."

"Tenang saja jeng Hani."

Sementara itu, Elsa masih merasa kesal dengan laki-laki yang berada di sebelahnya. Dirinya tak bisa menolak, karena ini keinginan kakeknya. Dalam hatinya berkata, jangan-jangan Elvano sengaja menyetujui perjanjian itu agar bisa menjahilinya.

'Argghhh....'

Related chapters

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Bukannya Terima Kasih!

    Pukul setengah sepuluh malam Elvano diam-diam keluar dari dalam rumahnya lewat pintu belakang. Setengah jam yang lalu dirinya telah memesan taksi online dan disuruhnya untuk menunggu di perempatan dekat gapura pintu masuk kompleks rumahnya.Tak sampai satu jam perjalanan, Elvano telah sampai di klub tempatnya mencari hiburan tiap ada panggilan. Hobinya yang mengutak-atik lagu membuatnya terkenal sebagai DJ profesional termuda di klub malam itu. Wajah tampannya jadi salah satu jimat Elvano untuk menarik pelanggan. "Woy, dateng juga lo. Hari ini main sebentar aja. Soalnya ada yang ulang tahun tuh," sapa Ray, teman Elvano yang memperkenalkannya pada dunia malam. "Main atau enggak nih? Sebenarnya lagi suntuk juga sih." Elvano memilih duduk di sofa paling ujung. Ia menggelengkan kepalanya saat ditawari minuman dan rokok. Cukup cola saja karena ia masih ingin hidup jika tak ingin dipukuli ibunya saat pulang dalam keadaan mabuk. "Terserah aja. Eh, Maya tadi nyariin lo. Doi kangen kayakny

    Last Updated : 2024-11-04
  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Jangan Atur

    Elsa melangkah gontai masuk ke dalam kelas. Tatapannya kabur karena air mata yang menggenang di pelupuk mata. Ia pun duduk di kursinya dengan tangan yang masih gemetar, kepalanya tertunduk lesu menelungkup di atas meja. Ia ingin menangis tapi air matanya tak bisa terjatuh. Seperti ada yang menahannya. Bagas yang berdiri di depan kelas, mengamati Elsa lalu ikut masuk dan duduk di kursi depan Elsa. Tangannya terulur mengusap kepala Elsa dengan lembut. Lalu berbisik di telinganya. "Elsa, kenapa?" Elsa menggelengkan kepalanya. "Kalau ada masalah, beritahu aku." Elsa lagi-lagi menggeleng. Ia semakin menundukkan wajahnya lalu menjauh dari jangkauan Bagas. Ia malu, wajahnya merah karena menahan tangis. Bagas berdiri lalu berjalan mengambil sesuatu di dalam tasnya. Ada roti isi dan susu yang biasa ia bawa untuk bekal. Harusnya dimakan saat pagi, tapi sengaja disisihkannya untuk Elsa. "Elsa, tadi kamu belum sempat makan. Ini aku bawa roti isi buatan mama. Dimakan ya," ujar Bagas sambil m

    Last Updated : 2024-11-22
  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Kalian Serasi

    Maya tak betah diabaikan oleh Elvano. Sejak kesalahan yang diperbuatnya di lantai dansa lima bulan yang lalu, seluruh media sosial miliknya diblokir, panggilannya tak pernah dijawab, chatnya juga diabaikan oleh pria muda yang telah mencatut hatinya itu. Satu hal yang paling menyakitkan, ia ditolak habis-habisan saat mengajaknya ke luar.Gadis berambut ikal itu mendengus kasar dari balik kaca jendela mobilnya. Hampir dua jam ia duduk di kursi kemudi sambil menunggu Elvano ke luar dari dalam gedung sekolah megah yang terpampang di depannya saat ini.Ia harus bertemu dengan Elvano!"Lama sekali sih," gerutunya.Setelah menunggu cukup lama, sosok yang ditunggunya ke luar dari dalam gedung menuju parkiran sekolah dekat dengan lapangan bola.Maya turun dari mobilnya lalu berlari ke arah Elvano yang nampak sibuk memakai helm dan sarung tangannya."El!" Elvano menoleh. "Ikut aku ke kafe biasa yuk. Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu."

    Last Updated : 2024-11-23
  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Tidak Mau Dipaksa

    Sambil mengunyah makan malamnya, Elvano bertanya pada ibunya yang tengah duduk sambil membaca berita terbaru artis ibukota. Bibirnya mengerucut, mulutnya penuh makanan. "Mama ada tujuan apa sih mau jodohkan aku sama Elsa?"Farah menutup ponselnya. Ia menoleh ke belakang tepat ke arah meja makan tempat anaknya duduk mengunyah makanan."Mau tahu aja apa mau tahu banget?" ledek Farah lalu terkekeh. Elvano mendecih tak suka."Cih. Enggak usah bercanda, Ma. El enggak mau ngelawan karena malas debat sama mama papa," ucap Elvano yang kini telah menghabiskan seluruh lauk di piringnya."Kamu kenapa mau? Selain karena males debat, pasti karena dia cantik. Ya kan?" Elvano memutar bola matanya malas. Ia berjalan ke tempat cuci lalu menyusul ibunya duduk di sofa tengah."Ma, yang serius!""Ok. Ini kata papa kamu ya. Dia bilang, kakek kamu berwasiat menjodohkan anak atau cucu keturunan keluarga Wiguna dan Erlangga. Nah, karena tidak berjodoh d

    Last Updated : 2024-11-24
  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Siapa Yang Lempar?

    Huft.Masih pukul setengah tujuh pagi. Ruang kelas masih kosong dan belum banyak siswa yang datang. Elsa mengendap-endap masuk ke dalam kelas membawa sebuah buku tebal di dalam pelukannya. Ia melirik ke kiri dan kanan lalu duduk di bangkunya.Setelah menaruh tas sekolahnya, Elsa membuka buku yang tadi dibawanya. Senyum manis melintang di bibirnya, membaca lembar demi lembar tulisan di dalamnya. Tiba-tiba saja wajahnya memanas. Ada rasa tersirat dalam setiap tulisan yang ia baca."Sibuk banget," ujar Bagas yang membuat Elsa terkejut sampai hampir menjatuhkan botol minum di sampingnya."B-bagas? Sejak kapan ada di sini?" tanya Elsa gugup. Ia terburu-buru menutup buku yang dibawanya dan memasukkannya ke dalam tas."Dari dua menit yang lalu. Kamu sibuk baca sih. Jadi enggak lihat aku datang." Bagas berlalu dan langsung duduk di bangkunya tepat di belakang Elsa."Kamu enggak lihat apa tulisannya kan?" Elsa menunduk memainkan jarinya. Ia takut jika Bagas membaca isi buku itu. Lebih tepatnya

    Last Updated : 2024-11-25
  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Mencari Perhatian

    Elvano mengendap-endap mencari keberadaan Elsa setelah bubar kelas bahasa Inggris setengah jam yang lalu. Saatnya istirahat, pasti Elsa akan duduk di kantin bersama sahabatnya dan pujaan hatinya itu. Cih, rasanya Elvano ingin menjitak kepala Elsa jika sudah memamerkan Bagas di hadapannya. Kurang apa memangnya dia? Bagas dan dirinya sama-sama cerdas. Pernah jadi juara kelas, ikut lomba antar sekolah, ikut kejuaraan basket dan taekwondo. Minusnya hanya tidak mengikuti kegiatan OSIS saja. Alasannya, Elvano malas berlama-lama di ruang kelas mengikuti rapat yang menurutnya hanya gimmick saja. "Elsa!" teriakan keras menggema di lorong dekat kantin. Kaki yang berlari cukup kencang menghempas angin di sekitar disertai debu halus beterbangan. Elsa menoleh. Dilihatnya si pelaku yang berteriak cukup keras itu berdiri di belakangnya dengan raut wajah yang menampilkan sisi emosi yang cukup jelas terlihat. "Lo pura-pura kan?" tiba-tiba dia menuduh. Elvano s

    Last Updated : 2024-11-25
  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Salah Kira

    Berdasarkan hasil dari kelas gabungan beberapa hari lalu, bu Rahma yang memang ditugaskan untuk mencari bibit unggul siswa siswi berprestasi akhirnya memilih beberapa kandidat yang akan mengikuti kompetisi bahasa Inggris bulan depan. Rumor mengatakan, akan ada empat kandidat yang diacak sesuai dengan urutan prestasinya di sekolah selama dua semester ke belakang. Itu berarti akan ada empat rival abadi yang bolak-balik jadi langganan rangking satu terbaik di sekolah. "Bulan depan ada kompetisi bahasa Inggris. Ada empat orang yang akan dibawa untuk mewakili sekolah. Campuran dari kelas IPA dan IPS. Ada dua orang yang dipilih dari kelas ini tapi enggak tahu siapa," teriak Mia. Entah dari siapa ia mendapat bocoran itu. Suasana kelas yang semula sepi menjadi ramai seperti dalam pasar. Bagas tak menghiraukannya. Ia sibuk menulis rangkuman pelajaran tadi pagi. Elsa menoleh ke belakang, lalu bertanya pada Bagas," Pasti kamu yang terpilih." "Kata siapa

    Last Updated : 2024-11-26
  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Sok Menolak

    Setelah mendengarkan panjang lebar apa yang tengah dibahas oleh bu Rahma, kini keempat siswa siswi itu kembali ke kelas masing-masing. Bagas dan Elsa berjalan beriringan sembari bercerita tentang rencana mereka berdua yang akan belajar bersama untuk menghadapi ujian tes. Elsa yang paling bersemangat, Bagas hanya mengangguk. Ia sangat mengagumi antusias dan semangat pantang menyerah Elsa. “Kita undang Serly juga. Ke perpustakaan kota, bagaimana?” ajak Elsa yang diangguki oleh Bagas. Elsa menghentikan langkahnya tiba-tiba, Bagas yang berjalan di sebelahnya ikut berhenti. “Kenapa?” “Bagaimana dengan Elvano? Kita ajak juga?” tanya Elsa bingung. “Menurut kamu? Kita bikin tugas itu berempat dan butuh kontribusi dia juga.” Tepat saat mereka berdiskusi, Elvano berjalan melewatinya dengan langkah pelan yang sengaja dibuatnya. Gaya sombong terlihat dari caranya melirik Bagas dan Elsa yang menatapnya diam-diam. Elvano berhenti sejenak lalu bert

    Last Updated : 2024-11-26

Latest chapter

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Rencana Pertunangan

    Rencana pertunangan itu sudah ada di depan mata. Dua bulan lagi ujian tengah semester dan setelah itu mereka akan bersiap untuk ujian akhir. Entah mengapa kedua keluarga tak sabar untuk menjodohkan mereka berdua. Padahal usia mereka masih terlampau muda. Tapi tenang saja, Elvano adalah remaja yang sudah matang pemikirannya. Ia lebih mementingkan perasaan orangtuanya dibanding dirinya sendiri. Lagipula, siapa yang bisa menolak Elsa. Gadis cantik, pintar dan juga baik perilakunya. Dia adalah harta berharga keluarga Wiguna. Siapa saja pasti tak akan berani menolaknya. Termasuk Elvano, yang sejak lama tak pernah terpikirkan menjalin cinta dengan seorang gadis. "Keluarga Wiguna sudah setuju untuk mengadakan acara pertunangan secara tertutup. Kamu tidak masalah kan?" tanya Farah yang dibalas anggukan oleh Elvano. "Elvano harus sembunyikan atau terus terang sama teman sekolah?" tanya Elvano. Pasalnya, ia tak mau kejadian seperti Bagas kembali terjadi

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Jaga Hati Yang Lain

    "Elvano, sini lo!" teriak Bagas. Elvano yang sedang duduk di bawah pohon bersama teman-temannya menoleh ke belakang. Dahi Elvano berkerut lalu terkekeh tak mempedulikan panggilan Bagas. "Punya telinga kan lo?" teriak Bagas sekali lagi. "Ada apa, bro? Gue lagi ngadem sama temen-temen gue." Bagas yang tak terima karena diabaikan langsung menyeret tangan Elvano. Tangannya terlihat mengepal ingin melayangkan tinju ke arah pria di depannya yang terkekeh akan tindakannya tadi. Ken dan Niko berjaga-jaga di belakang mereka berdua. Takut kalau ada perkelahian antara kedua ketua geng itu. "Lo mau ngapain? Soal Elsa lagi?" tantang Elvano."Gue tahu, lo bohong mengenai hubungan lo dan Elsa. Apa maksud lo?" Elvano terkekeh lagi. "Bro, gue ngomong gitu karena mau lihat kesungguhan lo sama Elsa. Gue lihat lo suka sama dia, tapi sama sekali enggak ada perubahan." "Jangan ikut campur," ancam Bagas. "We

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Ayo Kita Ribut!

    Bagas terlihat murung. Sejak tadi pagi tak ada setitik cahaya pun nampak di wajahnya yang tampan. Biasanya ia akan banyak bicara jika berhadapan dengan Elsa ataupun Mia, kini sebaliknya. Mereka berdua kompak membuat jurang pemisah. "Bagas, nanti rapat ya. Jangan lupa," ujar Serly mengingatkan. Bagas mengangguk. Serly menelisik lekuk wajah Bagas, ada semburat kesedihan tercetak jelas di matanya. "Kamu kenapa masih disini?" tanya Bagas tiba-tiba. "Bagas lagi sedih?" "Bukan urusan kamu," ketus Bagas. Serly tak habis akal, ia malah ikut duduk di kursi samping Bagas lalu mulai mengganggunya. Bagas tak terusik sama sekali. Ia memilih untuk berkonsentrasi dengan pelajaran tanpa menghiraukan Serly. "Bagas, kamu jangan sedih. Senyum dong." Bagas menepis tangan Serly yang mulai berjalan di sekitar lengannya. Bagas risih. "Bisa pergi dari kelas aku enggak? Serius, hari ini aku lagi enggak mau bercanda." Bagas menoleh lalu me

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Dia Tak Memberi Semangat

    Pulang sekolah, Elsa bergegas keluar dari dalam kelas. Ia tak ingin berlama-lama di dalam. Rasanya napas sesak di sana. Elsa memilih duduk sendiri di pos satpam sembari menunggu kakaknya datang menjemput. Sudah hampir setengah jam belum ada kabar apapun darinya. Aksa tadi pagi berjanji akan menjemputnya jika memang tak ada halangan. Namun entah mengapa hingga sekarang belum nampak batang hidungnya sama sekali. "Kakak kemana, ya?" Elsa mencebikkan bibirnya. Berkali-kali ia mengecek jam dan menghubungi kakaknya lewat pesan. Tidak ada jawaban. "Elsa, belum pulang?" tanya seseorang yang sudah dihafal suaranya oleh Elsa. "Kakak belum jemput," jawab Elsa malas."Pulang bareng gue yuk," ajak Elvano yang tadi bertanya pada Elsa. "Enggak repotin?" "Enggak dong. Ayo naik." Elsa menerima helm yang disodorkan kepadanya. Ia pun segera naik ke atas motor Elvano. "Elvano, susah naiknya." Elsa mengeluh. Motor E

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Gosip Hanyalah Gosip

    "Woy, gosip!" Seluruh siswa siswi berlari memberondong pintu keluar menuju mading yang terletak di lantai satu dekat ruang guru. Semua berusaha maju untuk melihat apa saja gosip terbaru hari ini. Biasanya, ada cerita siswa siswi yang jadian tapi di luar prediksi mereka. "Woy, ini bener? Inisialnya E dan E?" "Siapa woy murid sini yang inisialnya E? Eh, clue-nya dua-duanya beda jurusan dan terkenal karena prestasi. Tapi yang cowok sering dipanggil berandalan. Siapa ya?"Semua berusaha untuk jadi detektif dadakan. Tak ada yang mengetahui siapa pasangan tak terdeteksi itu. Namun seketika seorang siswa tersadar. Bukankah yang sedang heboh saling dekat itu adalah Elvano dan Elsa? Siswa itu menggelengkan kepalanya kuat-kuat. "Ah enggak mungkin mereka deh."Saat mereka semuanya sedang saling berusaha mencari siapa siswa siswi yang sedang jadi bahan gosip itu, tiba-tiba muncul Elvano dan gengnya dari arah gerbang sekolah lalu disusul oleh Elsa yang hari ini datang diantar oleh kakaknya. M

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Membuat Cemburu, Berhasil?

    "Aku mau ketemu kamu, besok." suara Bagas membuat tubuh Elsa berhenti bergerak. Walau hanya dengan suara panggilan di telepon, tapi rasanya terdengar jelas di depan matanya. "Jam berapa?" tanya Elsa. Ia menggigit bibir bawahnya lalu mulai mencubit pahanya sendiri. Ini selalu dilakukannya kalau sedang gelisah. "Mungkin pagi. Kamu bisa, kan?" Elsa melihat jadwalnya kembali. Besok ia dan Rayyan masih harus berdiskusi untuk memantapkan perlombaan minggu depan. Ia sangat ingin bertemu dengan Bagas tapi Elvano pasti tidak mau diundur waktunya. "Sampai jam?" Elsa bertanya kembali. "Sore. Aku mau ajak kamu jalan keliling Jakarta. Bisa kan?" Elsa terdiam. Ia tak tahu apakah akan menerimanya atau tidak. Karena ini sangatlah sulit. Elvano pasti tidak mau jika waktu belajarnya diundur dan ini adalah kesempatan terbaik baginya untuk lebih dekat dengan Bagas. "Maaf. Besok aku ada janji sama Elvano," jawab Elsa pelan. Ponselnya dijauhkan dari telinga agar ia tak mendengar ocehan kemarahan Bag

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Calon Menantu Kesayangan

    Elsa hanya duduk dan diam memandangi foto dirinya bersama Mia juga Bagas. Foto yang diambilnya tiga bulan lalu saat sedang tamasya ke taman safari. Bagas tersenyum lebar sambil memegang erat tangannya. Mia di sampingnya mengulurkan satu jarinya. Mereka tampak bahagia. "Lagi ngeliat apa sih? Kayaknya serius banget." Aksa berdiri disamping Elsa lalu mengusap rambutnya. "Katanya lagi pusing?" "Kak, apakah antara pria dan wanita yang berteman akan ada perasaan cinta diantara mereka?" tanya Elsa. Aksa mengerutkan dahinya. "Kenapa kamu tanya seperti ini?" "Elsa suka sama Bagas tapi tidak mau merusak hubungan pertemanan." "Ya sudah, jangan suka sama dia. Emangnya kita bisa atur akan suka dengan siapa nantinya? Lagipula, kan kamu akan bertunangan dengan Elvano, enggak kasihan sama dia?" Elsa menggeleng."Maksudnya?" "Jangan membuat orang lain kecewa. Ayo, istirahat." Elsa mengangguk. Setelah A

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Ungkap Isi Hati

    Elsa menemukan Elvano yang sedang duduk sendiri di dekat taman sekolah. Di dekatnya ada dua ekor kucing lucu yang sedang ia beri makan. Elsa tersenyum melihatnya. Hati lembut Elvano berbanding terbalik dengan sikapnya yang mudah sekali emosi. "Kalau mau tanya, ya tanya aja." Elsa mematung. Wajahnya memerah malu karena ternyata Elvano menyadari kehadirannya. "El, tadi gue sempet liat lu berantem sama serly. Maaf." Elvano menutup kembali toples makanan kucingnya lalu menepuk bangku di sebelahnya dan menyuruh Elsa untuk duduk. "Masalah intern antara gue sama dia sih. Pasti lo pernah denger." Elsa menggelengkan kepalanya. "Gue enggak tahu, El." Elvano terkekeh. "Kapan-kapan gue ceritain. Gue lagi enggak mood." Mereka berdua terdiam. Ada rasa canggung yang tiba-tiba merayap diantara mereka. Elsa melirik lalu kembali menatap pemandangan di depannya. "Enggak masalah. Lagipula kan itu masalah kalian."

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Penasaran Dengan Perasaan

    Elvano tak langsung pulang ke rumahnya. Hari ini ia ingin mampir ke studio musik yang dibuatkan oleh ayahnya satu tahun yang lalu. Ayahnya, walaupun menginginkan Elvano untuk meneruskan bisnis gurita keluarga besar Erlangga tetapi tetap memberikan kesempatan untuk putra sulungnya mengembangkan bakat. Ia tak pernah memaksa Elvano mematuhi keinginannya kecuali dijodohkan dengan Elsa. Itu mutlak katanya."Bengong aja lo. Ada yang bikin pusing?" celetuk Niko yang sejak tadi sibuk bermain game. Elvano diam saja tapi tangannya sejak tadi hanya memutar-mutar stik drum."Dia lagi mulai jatuh cinta tuh," timpal Ken yang ditanggapi kekehan oleh Niko."Pantesan, kayak orang kesambet."Elvano melirik kesal ke arah dua temannya yang terus menyindirnya. Ia beranjak pergi dari atas kursi drummer lalu mengikuti dua temannya di sofa tengah."Gue bingung. Gue deket sama Elsa, seperti dijadikan tameng sama dia. Menurut lo gimana?" tanya Elvano pada Niko yan

DMCA.com Protection Status