Home / Fiksi Remaja / Kalau Cinta Kejar Aku! / Bukannya Terima Kasih!

Share

Bukannya Terima Kasih!

Author: Rachel Bee
last update Last Updated: 2024-11-22 08:22:36

Pukul setengah sepuluh malam Elvano diam-diam keluar dari dalam rumahnya lewat pintu belakang. Setengah jam yang lalu dirinya telah memesan taksi online dan disuruhnya untuk menunggu di perempatan dekat gapura pintu masuk kompleks rumahnya.

Tak sampai satu jam perjalanan, Elvano telah sampai di klub tempatnya mencari hiburan tiap ada panggilan. Hobinya yang mengutak-atik lagu membuatnya terkenal sebagai DJ profesional termuda di klub malam itu.

Wajah tampannya jadi salah satu jimat Elvano untuk menarik pelanggan.

"Woy, dateng juga lo. Hari ini main sebentar aja. Soalnya ada yang ulang tahun tuh," sapa Ray, teman Elvano yang memperkenalkannya pada dunia malam.

"Main atau enggak nih? Sebenarnya lagi suntuk juga sih." Elvano memilih duduk di sofa paling ujung. Ia menggelengkan kepalanya saat ditawari minuman dan rokok. Cukup cola saja karena ia masih ingin hidup jika tak ingin dipukuli ibunya saat pulang dalam keadaan mabuk.

"Terserah aja. Eh, Maya tadi nyariin lo. Doi kangen kayaknya." Ray terkekeh melihat senyum sinis Elvano. Decihannya membuat tanda tanya beberapa orang yang duduk di sana. "Jangan gitu, nanti lo suka beneran sama dia."

"Dia freak, bang. Gue paling anti dikejar sama cewek. Lagian, gue udah punya tunangan. Jaga hati tunangan gue lah," jawab Elvano panjang lebar.

"Wah, hebat. Masih kecil udah punya calon istri. Cantik?" Elvano mengangguk.

Tengah menikmati pesta, ponsel Elvano berbunyi.

Ting!

Sebuah pesan dari nomor tak dikenal masuk ke ponselnya. Elvano sempat mengerutkan dahinya lalu menyeringai.

[Ini nomor gue, disimpen!]

Elvano membalasnya. "Siapa? Sok kenal nih."

[Gue, Elsa!]

"Ok!"

Elvano tersenyum membaca balasan pesan Elsa. Gadis unik yang tadi siang kesal dengan cilok. Namun, mengingat perkenalan dirinya dan Elsa yang terbilang buruk sepertinya akan sulit untuk mendekatinya. Memberikan nomor ponsel saja pasti diperintah oleh orangtuanya.

"Kenapa diem? Turun enggak?" Elvano menyambar jaket dan ponselnya yang tergeletak di meja lalu menepuk bahu Ray sekilas.

"Gue pulang dulu, bang. Salam aja buat kru," pamit Elvano.

"Iya, hati-hati."

***

Belajar dari salah satu web pakar cinta di internet, hal pertama yang harus dilakukan oleh pria jika ingin dimaafkan wanitanya adalah dengan memberinya hadiah romantis. Untuk permulaan, Elvano memilih cokelat yang telah dibungkus rapi dengan kotak khusus.

Ini pertama kalinya ia akan meminta maaf pada seorang wanita.

Elvano datang ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Dia masuk ke dalam kelas Elsa lebih dulu lalu menaruh coklat yang sudah diberinya surat ucapan permintaan maaf. Berbekal info dari temannya, ia berhasil mengetahui dimana letak meja Elsa. Ia berharap akan segera dimaafkan.

"Nah, sudah."

Elvano pun kembali ke kelasnya karena sekolah sudah mulai ramai.

Tak berapa lama kemudian, Elsa dan Mia masuk ke dalam kelas. Elsa lapar dan sempat mampir dulu ke warung pak Mamat. Untung saja ada Mia, Elsa tak harus takut membeli makanan disana.

"Mia..." panggil Elsa. mia yang sedang menaruh tasnya menoleh. "Ini dari siapa?"

Mia membaca sekilas lalu mengangkat bahunya. Ia tidak mengetahuinya.

"Ada suratnya. Dia bilang minta maaf. Dari siapa ya?" Elsa mengetuk dagunya berusaha mencari tahu siapa pemilik tulisan tangan dan juga coklat premium kesukaannya itu.

"Dari Bagas kali. Kan kemarin dia bilang mau anterin Kamu pulang, tahunya dia ada rapat OSIS," celetuk Mia.

"Benar juga. Dia tuh so sweet banget. Kalau suka, kenapa enggak bilang sih?"

'Apa gara-gara cilok ya?'

"Idih..."

Bagas pun datang. Ia tersenyum lega karena Elsa baik-baik saja setelah kemarin didengarnya dari mulut elvano kalau mereka habis bertengkar. Ia menghampiri Elsa dan berdiri tepat di belakangnya.

"Kamu enggak apa-apa?" tanya Bagas. Yang ditanya hanya diam saja. Entah kenapa tiba-tiba tubuh Elsa membeku saat bertatapan langsung dengan Bagas.

"Enggak apa-apa kok."

"Aku minta maaf karena—"

Elsa cepat-cepat memotong kalimat yang akan dilontarkan Bagas. "Enggak usah minta maaf. Aku udah maafin."

Bagas tersenyum. Ternyata, Elsa tahu apa yang ia resahkan malam ini. Tangan Bagas pun terulur mengacak rambut Elsa lalu merapikannya kembali. Jantung Elsa berdetak dua kali lebih kuat dari biasanya. Perlakuan Bagas benar-benar membuatnya mabuk.

"Sehat terus Elsa."

Elsa tak mengerti dengan apa yang Bagas ucapkan. Ia hanya mengangguk saja. Selebihnya ia hanya lewatkan begitu saja di kepala.

***

"Elsa, tungguin." Mia berteriak dari depan mading lalu berlari mengejar Nayya yang lebih dulu berjalan menuju kantin belakang sekolah.

"Lama sih."

"Gue baca pesan dulu di mading," ujar Mia. Elsa melirik temannya yang sejak tadi tersenyum tak berhenti.

"Kenapa sih lu?"

"Ada yang nulis pesan untuk aku. Katanya, dia suka sama aku. Tapi belum mau nunjukin mukanya," ujar Mia yang terlihat lesu tiba-tiba.

Elsa berhenti lalu menatap mata Mia. Ia pun bertanya padanya, "Kenapa?"

"Dia mau aku fokus belajar. Nanti kalau udah lulus, baru dia mau kasih tahu siapa dia sebenarnya."

"Dih, sok misterius banget."

Mereka pun sampai di kantin belakang sekolah. Suasana tak terlalu ramai siang ini karena sebagian murid masih mengikuti pelajaran olahraga di halaman.

"Duduk disana," tunjuk Elsa. Mia pun mengangguk.

"Pesen apa kamu?" tanya Mia yang masih berdiri di tempatnya. Elsa berpikir sejenak, ia ingin makan apa hari ini.

"Sama aja deh."

"Aku mau makan soto. Kamu mau?" tanya Mia yang diangguki oleh Elsa. Mia pun pergi ke warung soto meninggalkan Elsa yang duduk di bangku dekat es kelapa muda.

Elsa sibuk dengan ponselnya hingga tak sadar jika ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Orang itu menyodorkan satu botol teh manis kemasan dingin di mejanya. Elsa meliriknya. Tanpa banyak tanya lagi ia mengambil botol itu lalu membuka dan meminumnya.

"Ah, leganya. Mia kok ta—" mata Elsa membola saat ia menoleh ke samping. Ternyata bukan Mia yang duduk disana melainkan Elvano dengan wajah datarnya.

"—kok lo sih? Minggir!" Elsa mengusir Elvano.

"Gue mau minta maaf. Gue—" belum selesai Elvano bicara tiba-tiba ada yang memanggil Elsa dari belakang.

"Elsa, sendirian?"

Wajah Elsa yang tadinya penuh emosi seketika berubah menjadi ramah. Ada Bagas di belakangnya.

"Sama Mia.Tuh lagi beli soto. Ayo duduk sini." Elsa menepuk bangku di sebelahnya lalu menyuruh Bagas untuk duduk. "Heh, lo minggir." Elsa mengusir Elvano yang masih diam di tempatnya.

"Gue duluan disini," sahutnya tak mau kalah. Elsa mendengus tak suka.

"Aku duduk di depan kamu." Bagas pun memutar di samping Elsa dan duduk berhadapan dengannya.

Tak lama kemudian Mia pun datang. Ia membawa dua mangkuk soto dan es teh manis.

"Loh, kamu beli minum juga?" tanya Mia. Elsa menoleh lalu menatap botol teh kemasan yang ada di sampingnya.

"Oh, ini punya dia tuh." Elsa menunjuk Elvano dan menyerahkan botol itu padanya. "Nih, punya lo."

Tak terima dengan ucapan Elsa, Elvano pun membanting kasar botol yang ada di depannya. Sontak saja ketiga orang yang sedang duduk di kantin menoleh kaget ke arahnya. Begitupun dengan Elsa yang duduk di sampingnya.

"Lo tuh bukannya terima kasih gue beliin air minum, tapi malah ngusir gue. Mau lo apa sih?" tunjuk Elvano pada Elsa penuh emosi.

"G-gue enggak tahu."

Elvano kembali membanting botol itu hingga jatuh ke lantai.

"Nyesel gue minta maaf."

Elvano pun pergi dari hadapan mereka bertiga. Elsa menunduk ketakutan. Tangannya gemetar dan ada gumpalan air mata di sudut matanya.

"A-aku mau ke kelas." Elsa pun pergi menuju kelasnya dengan mata sembab dan air mata yang siap jatuh meleleh di pipinya.

Bagas pun berdiri. Namun tangannya ditahan oleh Mia.

"Habisin sotonya Elsa dong. Aku enggak sanggup."

***

Related chapters

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Jangan Atur

    Elsa melangkah gontai masuk ke dalam kelas. Tatapannya kabur karena air mata yang menggenang di pelupuk mata. Ia pun duduk di kursinya dengan tangan yang masih gemetar, kepalanya tertunduk lesu menelungkup di atas meja. Ia ingin menangis tapi air matanya tak bisa terjatuh. Seperti ada yang menahannya. Bagas yang berdiri di depan kelas, mengamati Elsa lalu ikut masuk dan duduk di kursi depan Elsa. Tangannya terulur mengusap kepala Elsa dengan lembut. Lalu berbisik di telinganya. "Elsa, kenapa?" Elsa menggelengkan kepalanya. "Kalau ada masalah, beritahu aku." Elsa lagi-lagi menggeleng. Ia semakin menundukkan wajahnya lalu menjauh dari jangkauan Bagas. Ia malu, wajahnya merah karena menahan tangis. Bagas berdiri lalu berjalan mengambil sesuatu di dalam tasnya. Ada roti isi dan susu yang biasa ia bawa untuk bekal. Harusnya dimakan saat pagi, tapi sengaja disisihkannya untuk Elsa. "Elsa, tadi kamu belum sempat makan. Ini aku bawa roti isi buatan mama. Dimakan ya," ujar Bagas sambil m

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Pagi Pertama Di Sekolah

    Hari ini Elsa datang pagi seperti biasa setelah libur panjang kenaikan kelas. Aksa sebagai kakak yang baik bersemangat mengantar adik kesayangannya ke sekolah. Ini sebagai bukti jika dirinya sangat menyayanginya. Sebagai pria matang yang sukses, banyak sekali yang meliriknya saat ia turun dari mobil mewahnya. Pemandangan ini tak luput dari penglihatan Elsa sang adik. Gadis itu mendengus dengan lirikan tajam matanya menatap ke sekeliling halaman sekolah tempat mobil kakaknya terparkir."Kakak langsung pulang aja. Nanti di sini malah tebar pesona," kesal Elsa pada Aksa. Aksa tertawa. Sudah biasa dirinya mendapat lirikan tajam dari adiknya. Gadis itu mengusirnya sejak turun dari mobil tadi."Dijemput enggak?" Elsa menggelengkan kepalanya."Jemput saja deh. Nanti sore kita jalan ke toko buku. Kakak mau cari buku referensi." Elsa melambaikan tangannya hingga sosok kakaknya menghilang dari pagar sekolah. Elsa berjalan menunduk menuju kelasnya yang berada di lantai dua. Entah hari ini har

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Kesal Dengan Si Arogan

    Elsa masih kesal dengan peristiwa rebutan cilok di kantin tadi siang. Tidak disangka olehnya, Bagas yang dikira akan memberikan cilok itu untuknya malah memberikannya pada Serly. "Pasti dia seneng banget dikasih cilok sama Bagas. Dasar cewek genit," gerutu Elsa. Untuk mengurangi rasa kesalnya, ia memilih duduk di ruang musik selepas jam pelajaran terakhir selesai. Ia malas pulang terburu-buru, hari ini ayah dan ibunya sedang berada di luar rumah dan kakaknya pasti masih berada di tempat kerjanya. Lebih baik dirinya disini, di ruang musik ditemani alat musik kesayangannya. "Wah, ada gitar." mata Elsa berbinar-binar melihat seonggok gitar yang tergeletak di sudut ruangan. Ia mengambilnya dan duduk di sofa tengah sambil memeluknya. Sebuah lagu pun terdengar. Elsa memetik gitarnya dengan apik. Namun tiba-tiba semua berhenti. "Woy, balikin." seseorang berteriak dari balik pintu. Ia berlari ke arah Elsa lalu mengambil paksa gitar itu. "Ih, apa-apaan sih. Main ambil aja." Elsa menarik

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Ada Rahasia

    Elvano lelah. Ia baru saja pulang setelah melewati satu hari yang cukup sibuk di sekolah. Hari pertama di sekolah cukup membuatnya menguras energi. Menyebalkan tapi menyenangkan juga.Niat Elvano ingin segera merebahkan tubuhnya sejenak namun deringan telpon membuyarkan semuanya. Ia melirik sejenak. Tak lama kemudian ia mendecih tak suka tapi tetap saja ia menjawab panggilan tersebut."Ya, kenapa?" jawab Elvano ketus.Suara di seberang sana mendengus tak suka dengan jawaban yang diucapkan Elvano. Sejak lima bulan lalu, perangai pemuda itu tak pernah berubah. Selalu saja ketus dan berusaha menghindar.[Kenapa sih galak banget sama aku?]"Maya, aku lagi capek. Jangan ganggu aku dulu ya." Elvano mengusap wajahnya yang lelah. Sungguh, ia ingin segera tertidur agar nanti malam tak mengantuk saat bekerja.Banyak yang tak tahu apa yang dilakukan Elvano saat malam hari. Sudah lima bulan pemuda itu sering keluar masuk klub malam untuk bekerja sebagai DJ. Temannya yang juga anak seorang pengusa

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Perjodohan Dari Masa Lalu

    Perjalanan berlangsung selama setengah jam. Mereka sampai di depan rumah mewah keluarga Wiguna yang ternyata telah menunggu di depan pintu rumahnya. Dharma terasa diistimewakan oleh si tuan rumah. Setahu dirinya, keluarga Wiguna jarang kedatangan tamu selain keluarganya apalagi disambut dengan hangat."Selamat datang pak Dharma. Silakan masuk." Adi Wiguna mengajak Dharma masuk ke dalam rumah lebih dulu. Diikuti oleh sang istri dan Hani serta anak-anaknya.Sesampainya di ruang makan, mereka duduk di tempat yang telah ditentukan. Tak lama kemudian seorang pria tampan tinggi besar datang membawa anak dan istrinya. Itu adalah Haris Wiguna, putra pertama Adi Wiguna yang telah menikah dan memiliki satu putri yang cantik."Selamat malam," sapa Haris sambil menyalami satu persatu tamu di ruang makan. "Wah, sudah kumpul semua. Maaf terlambat. Loh, Aksa dan Lita mana?" tanya Haris yang kebingungan mencari dua adiknya lagi."Biasa, lagi dandan. Aksa ada operasi katanya sekaligus diskusi sama dir

Latest chapter

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Jangan Atur

    Elsa melangkah gontai masuk ke dalam kelas. Tatapannya kabur karena air mata yang menggenang di pelupuk mata. Ia pun duduk di kursinya dengan tangan yang masih gemetar, kepalanya tertunduk lesu menelungkup di atas meja. Ia ingin menangis tapi air matanya tak bisa terjatuh. Seperti ada yang menahannya. Bagas yang berdiri di depan kelas, mengamati Elsa lalu ikut masuk dan duduk di kursi depan Elsa. Tangannya terulur mengusap kepala Elsa dengan lembut. Lalu berbisik di telinganya. "Elsa, kenapa?" Elsa menggelengkan kepalanya. "Kalau ada masalah, beritahu aku." Elsa lagi-lagi menggeleng. Ia semakin menundukkan wajahnya lalu menjauh dari jangkauan Bagas. Ia malu, wajahnya merah karena menahan tangis. Bagas berdiri lalu berjalan mengambil sesuatu di dalam tasnya. Ada roti isi dan susu yang biasa ia bawa untuk bekal. Harusnya dimakan saat pagi, tapi sengaja disisihkannya untuk Elsa. "Elsa, tadi kamu belum sempat makan. Ini aku bawa roti isi buatan mama. Dimakan ya," ujar Bagas sambil m

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Bukannya Terima Kasih!

    Pukul setengah sepuluh malam Elvano diam-diam keluar dari dalam rumahnya lewat pintu belakang. Setengah jam yang lalu dirinya telah memesan taksi online dan disuruhnya untuk menunggu di perempatan dekat gapura pintu masuk kompleks rumahnya.Tak sampai satu jam perjalanan, Elvano telah sampai di klub tempatnya mencari hiburan tiap ada panggilan. Hobinya yang mengutak-atik lagu membuatnya terkenal sebagai DJ profesional termuda di klub malam itu. Wajah tampannya jadi salah satu jimat Elvano untuk menarik pelanggan. "Woy, dateng juga lo. Hari ini main sebentar aja. Soalnya ada yang ulang tahun tuh," sapa Ray, teman Elvano yang memperkenalkannya pada dunia malam. "Main atau enggak nih? Sebenarnya lagi suntuk juga sih." Elvano memilih duduk di sofa paling ujung. Ia menggelengkan kepalanya saat ditawari minuman dan rokok. Cukup cola saja karena ia masih ingin hidup jika tak ingin dipukuli ibunya saat pulang dalam keadaan mabuk. "Terserah aja. Eh, Maya tadi nyariin lo. Doi kangen kayakny

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Perjodohan Dari Masa Lalu

    Perjalanan berlangsung selama setengah jam. Mereka sampai di depan rumah mewah keluarga Wiguna yang ternyata telah menunggu di depan pintu rumahnya. Dharma terasa diistimewakan oleh si tuan rumah. Setahu dirinya, keluarga Wiguna jarang kedatangan tamu selain keluarganya apalagi disambut dengan hangat."Selamat datang pak Dharma. Silakan masuk." Adi Wiguna mengajak Dharma masuk ke dalam rumah lebih dulu. Diikuti oleh sang istri dan Hani serta anak-anaknya.Sesampainya di ruang makan, mereka duduk di tempat yang telah ditentukan. Tak lama kemudian seorang pria tampan tinggi besar datang membawa anak dan istrinya. Itu adalah Haris Wiguna, putra pertama Adi Wiguna yang telah menikah dan memiliki satu putri yang cantik."Selamat malam," sapa Haris sambil menyalami satu persatu tamu di ruang makan. "Wah, sudah kumpul semua. Maaf terlambat. Loh, Aksa dan Lita mana?" tanya Haris yang kebingungan mencari dua adiknya lagi."Biasa, lagi dandan. Aksa ada operasi katanya sekaligus diskusi sama dir

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Ada Rahasia

    Elvano lelah. Ia baru saja pulang setelah melewati satu hari yang cukup sibuk di sekolah. Hari pertama di sekolah cukup membuatnya menguras energi. Menyebalkan tapi menyenangkan juga.Niat Elvano ingin segera merebahkan tubuhnya sejenak namun deringan telpon membuyarkan semuanya. Ia melirik sejenak. Tak lama kemudian ia mendecih tak suka tapi tetap saja ia menjawab panggilan tersebut."Ya, kenapa?" jawab Elvano ketus.Suara di seberang sana mendengus tak suka dengan jawaban yang diucapkan Elvano. Sejak lima bulan lalu, perangai pemuda itu tak pernah berubah. Selalu saja ketus dan berusaha menghindar.[Kenapa sih galak banget sama aku?]"Maya, aku lagi capek. Jangan ganggu aku dulu ya." Elvano mengusap wajahnya yang lelah. Sungguh, ia ingin segera tertidur agar nanti malam tak mengantuk saat bekerja.Banyak yang tak tahu apa yang dilakukan Elvano saat malam hari. Sudah lima bulan pemuda itu sering keluar masuk klub malam untuk bekerja sebagai DJ. Temannya yang juga anak seorang pengusa

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Kesal Dengan Si Arogan

    Elsa masih kesal dengan peristiwa rebutan cilok di kantin tadi siang. Tidak disangka olehnya, Bagas yang dikira akan memberikan cilok itu untuknya malah memberikannya pada Serly. "Pasti dia seneng banget dikasih cilok sama Bagas. Dasar cewek genit," gerutu Elsa. Untuk mengurangi rasa kesalnya, ia memilih duduk di ruang musik selepas jam pelajaran terakhir selesai. Ia malas pulang terburu-buru, hari ini ayah dan ibunya sedang berada di luar rumah dan kakaknya pasti masih berada di tempat kerjanya. Lebih baik dirinya disini, di ruang musik ditemani alat musik kesayangannya. "Wah, ada gitar." mata Elsa berbinar-binar melihat seonggok gitar yang tergeletak di sudut ruangan. Ia mengambilnya dan duduk di sofa tengah sambil memeluknya. Sebuah lagu pun terdengar. Elsa memetik gitarnya dengan apik. Namun tiba-tiba semua berhenti. "Woy, balikin." seseorang berteriak dari balik pintu. Ia berlari ke arah Elsa lalu mengambil paksa gitar itu. "Ih, apa-apaan sih. Main ambil aja." Elsa menarik

  • Kalau Cinta Kejar Aku!   Pagi Pertama Di Sekolah

    Hari ini Elsa datang pagi seperti biasa setelah libur panjang kenaikan kelas. Aksa sebagai kakak yang baik bersemangat mengantar adik kesayangannya ke sekolah. Ini sebagai bukti jika dirinya sangat menyayanginya. Sebagai pria matang yang sukses, banyak sekali yang meliriknya saat ia turun dari mobil mewahnya. Pemandangan ini tak luput dari penglihatan Elsa sang adik. Gadis itu mendengus dengan lirikan tajam matanya menatap ke sekeliling halaman sekolah tempat mobil kakaknya terparkir."Kakak langsung pulang aja. Nanti di sini malah tebar pesona," kesal Elsa pada Aksa. Aksa tertawa. Sudah biasa dirinya mendapat lirikan tajam dari adiknya. Gadis itu mengusirnya sejak turun dari mobil tadi."Dijemput enggak?" Elsa menggelengkan kepalanya."Jemput saja deh. Nanti sore kita jalan ke toko buku. Kakak mau cari buku referensi." Elsa melambaikan tangannya hingga sosok kakaknya menghilang dari pagar sekolah. Elsa berjalan menunduk menuju kelasnya yang berada di lantai dua. Entah hari ini har

DMCA.com Protection Status