Share

Perhatian Langit

Langit mengumpat, “Brengsek!”

Dia masih tak mengerti tentang kemarahan Bulan padanya. Alih-alih pergi dari sana, dia memilih kembali masuk dan duduk di tempatnya semula.

Dia menghela nafas, takdir tak berpihak padanya, buktinya saat dia sedang mengejar Bulan, Bintang tiba-tiba saja muncul di depan Bulan dan menawarkan tumpangan.

“Huff!”

Diurungkannya kembali niatnya menghabiskan makanan yang sudah dipesannya. Nafsu makannya mendadak hilang. Setelah dia membayar tagihan, dia memilih kembali ke rumah.

Kalaupun Bulan tak ada di sana, itu artinya dia memang sedang tidak beruntung. Dengan kecepatan di atas rata-rata di melajukan kendaraan milik Bulan ke rumah.

Sesampainya di rumah, dia berlari ke dalam kamar, ditemukannya istrinya yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan keadaan rambutnya yang masih basah.

“Bulan maafin aku.”

Bulan acuh tak acuh. Langit menarik tangan istrinya hingga keduanya jatuh di atas ranjang dengan posisi Bulan yang berada di atas langit.

“Kamu marah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status