- Lanjutan Chapter Sebelumnya -
***
"Udah, stop!" teriak Renata keras.
Kiara melirik ke arah Renata, lalu kemudian melirik ke arah Deian.
"Sekarang gue tahu, dalang dari masalah ini siapa aja," batin Kiara di dalam hatinya sambil melirik genggaman tangan Deian dan Renata.
"Kiara!" teriak Nina saat melihat Kiara hendak pergi dari sana lalu menahan sahabatnya itu.
"Stop! Jangan membuat kekacauan di sini!" tegas Aksa.
"Alvaro! Ice! Hentikan! teriak seseorang dengan keras.
Pertengkaran antara Al dan Ice langsung berhenti begitu saja saat melihat
- Lanjutan Chapter Sebelumnya -***Al langsung menatap ke arah Deian usai tersisa dirinya bersama teman-temannya.Tiba-tiba saja Nina mendorong Deian dengan begitu keras dan kasar.Renata yang berdiri di samping Deian langsung menatap Nina dengan begitu tajam."Maksud lo apa dorong gue enggak jelas kayak gitu?!" tanya Deian emosi."Bilang sama kita, apa kebenarannya!" bentak Nina."..."Deian bergeming.
- Lanjutan Chapter Sebelumnya -***Rexi perlahan berjalan mendekati Barack sang ayah. Tatapannya menusuk untuk sang ayah."Orang tua mana yang tega untuk mengusir anak kandungnya? Orang tua mana yang meng-klaim anak kandungnya sebagai anak pembawa sial? Orang tua macam apa?!" teriak Rexi histeris sambil terus menangis."Maafkan Papa, Nak ..." lirih Barack."Papa?" ulang Rexi."Apa anda masih bisa dipanggil papa setelah mengusir anak kandung anda sendiri? Apa anda masih bisa dipanggil papa setelah menjatuhkan anak kandung sendiri dan lebih memilih anak tir
- Lanjutan Chapter Sebelumnya -***"Pas istirahat tadi, Ice cariin lo di sekolah," tutur Al."Bahkan parahnya, gue sama dia bertengkar di tengah lapangan sekolah. Dan sialnya, papa tiba-tiba datang juga dan cariin lo," kata Al lagi."...""Tolong pulang, Rexi," pinta Al sedih."Pulang? Lo minta gue pulang setelah apa yang lo lakuin ke gue?" tanya Rexi sambil terkekeh sinis."Gue itu seakan-akan jadi orang asing, Al. Papa, dia enggak nganggap gue sebagai anaknya. Bahkan dia bilang kalau gue
Ting!Pesan laknat itu kembali masuk ke dalam ponsel Rexi.From Alvaro Addison :Ini chat gue, Rex.From Alvaro Addison :Bukan koran.From Alvaro Addison :Tolong, jangan just read doang.Rexi Alexa Just Read*"Bodoh amat! Gue udah kesal!" batin Rexi sambil meneteskan air matanya.From Alvaro Addison :Rexi, lo enggak mau tahu.From Alvaro Addison :Gimana keadaan Papa?Rexi Alexa Just Read*From Alvaro Addison :Oke, kalau lo emang cuma mau baca pesan gue.
"Jadi, lo cuma bicara bohong sama gue?!" tanya Rexi tak habis pikir.Al mengangkat kedua pundaknya secara bersamaan sebagai jawaban."Yang penting, gue lakuin ini sama lo karena mau tebus kesalahan gue yang udah nyakitin lo, ditambah lagi karena udah buat Lo malu," kata Al tenang."Dan gue mau perbaiki hubungan kita. Harusnya sekarang lo jadi milik gue," lanjut Al di dalam hatinya.Rexi menatap Al dengan begitu geram, dia mengacak-acak rambutnya dengan begitu frustasi."Lo- Arggg! Bawa gue balik ke kost! Gue enggak mau ada di sini!" kesal Rexi sambil menatap Al geram."Enggak. Lo harus tetap stay di sini!" kata Al menolak mentah-mentah."In your dream, Bitch!" sinis Rexi."Kalau emang lo enggak mau nganterin gue, biar gue yang balik sendiri!" tegas Rexi.Rexi membalikkan badannya dan berniat untuk pergi dari sana, tetapi A
Rexi berbaring di atas kasurnya sambil menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut tebal berwarna putihnya."Ck! Ngapain Bang Ice mabuk kayak gini, sih?! Enggak biasanya dia mabuk kayak gini," gumam Rexi sambil menghapus air matanya dengan kasar.Sekitar beberapa menit Rexi menangis, seseorang tiba-tiba masuk ke kamarnya.Seketika orang itu memeluk tubuh Rexi, membuat Rexi kaget saja.Orang itu masuk ke selimut Rexi membuat Rexi langsung menatap ke arah orang itu.Rexi mengedipkan kedua matanya berkali-kali lalu mendecih dan memunggungi sang pelaku."Hah ... Sejak kapan lo boleh munggungi gue?" tanya Ice malas."..."Rexi terdiam.Ice yang merasa kesal tak direspon langsung dengan cepat membalikkan badan Rexi untuk berhadapan dengannya."Lo habis nangis? Mata lo kenapa sembab gini?" tanya Ice.
From Anggara Dolken :Ya udah kalau gitu.From Anggara Dolken :Gue enggak kasih izin buat datang terlambat!From Rexi Alexa :Sialan! Ini simpanse suka banget main ngancam!From Rexi Alexa :Tolong ngerti sama keadaan gue dong, Angga.From Anggara Dolken :Mau dingertiin?From Anggara Dolken :Ogah gue!From Anggara Dolken :Gue bosnya, bukan lo.From Anggara Dolken :Nego, kan?From Anggara Dolken :Enggak terima negosiasi gue.
Dengan sekuat tenaga Rexi berusaha untuk melepaskan cengkeraman Al pada tangannya. Tapi, nihil, Al mencengkeram pergelangan tangannya dengan begitu kuat dan juga begitu erat. Seakan-akan meng-klaim bahwa Rexi adalah miliknya dan tak seorangpun yang boleh menyentuh wanita itu selain hanya dirinya."Akh sial! Ini benar-benar sakit! Al cengkeram tangan gue kuat banget!" batin Rexi di dalam hatinya."Bisa buat enggak nyakitin cewek gue, enggak?" tanya Anggara sinis sambil menyunggingkan senyum kecilnya ke arah Al.Semuanya kaget bukan main dengan apa yang dikatakan oleh Anggara."Cewek?!" tanya Al kaget.Anggara tersenyum sinis."You know that," jawab Anggara tenang.Al mengalihkan pandangannya dan langsung menatap tajam ke arah Rexi.Rexi mendengkus kesal sambil menatap Anggara dengan emosi."Lo jangan ngaku-ngaku deh! Lo buk