“Kenapa, Sayang? Kamu kesal pada Zack?” Clara mengamati Aurora.Seharian Zack berusaha mencari tau kenapa Aurora tampak selalu menghindarinya. Lelaki itu tak tahan untuk tidak mengadu pada Clara. Hingga akhirnya Clara menghampiri Aurora.“Tidak, Mi. Bukan salah Zack, kok.”“Lalu? Kalau bukan karena Zack, kenapa kamu mendiamkannya?”“Hmmm ... mungkin salah Zack. Tadi pagi,aku sempat kesal karena Zack memaksa ingin mandi bersamaku.”Clara tersenyum penuh arti. “Bukankah selama ini kalian memang begitu?”Kali ini Aurora menggeleng dan berkata bahwa ia ingin sendiri. Aurora bicara sambil sibuk membereskan perlengkapan bayi. Clara pun merasa ada yang aneh pada menantunya ini.Clara menarik pelan tangan Aurora untuk mengikutinya duduk di sofa. Tangan wanita setengah baya itu mengelus rambut Aurora yang telah dipotong di atas bahu. Rambut panjangnya memang sempat rontok saat hamil.“Aurora, Mami tidak akan membela Zack jika ia salah. Tetapi, saat ini Zack sangat khawatir dan merasa bingung p
Hingga seminggu setelah pembicaraan tentang keresahan hati Aurora, wanita itu tetap tidak mau Zack mendekatinya. Meski telah berusaha, Zack akhirnya menurut. Ia mundur perlahan walau tetap memantau sang istri.“Sayang, aku akan menamakan bayi kastil sedang tidur. Apa kamu mau pergi sebentar?” Zack menawarkan istrinya yang sedang membaca buku.“Ke mana?”“Terserah kamu. Mungkin kamu bosan di kastil terus. Kamu bisa menyetir dan kita pergi ke kedai es krim yang kamu suka, Lalu, ke supermarket membeli makanan ringan. Bagaimana?”Aurora berpikir sejenak. Sudah hampir satu bulan ia memang hanya berada di kastil saja. Kalaupun keluar, ia hanya berkeliling taman.“Tidak apa-apa? Kalau bayi kastil mau menyusu?”“Kita hanya pergi sebentar, Mungkin tidak sampai dua jam. Lagipula suster bisa memberi bayi kita ASI simpananmu, bukan?”Keluarga terlihat senang mendengar Aurora akan keluar. Kakek Viscout dan Alzard bahkan keluar dari ruang kerja untuk memberi Aurora pelukan semangat.“Mami akan ikut
“Haven Leandro Morgan.”Dengan bangga Zack mengatakan nama resmi bayi kastil pada keluarganya. Haven adalah singkatan heaven yang berarti surga, Lenadro memiliki arti singa jantan.Makna nama tersebut menurut Zack adalah anak lelaki Morgan yang pemberani dari surga. Semua mengangguk setuju.“Nama yang bagus!” Kakek Viscout dan Clara memuji pilihan nama untuk bayi kastil.“Keren. Akhirnya Kakek bisa langsung membuat undangan pesta penyambutan.” Vigor menimpali.“Kenapa namanya tidak menggunakan arti anak yang tampan?” Alzard tampak kurang suka dengan makna nama keponakannya.“Tampan itu diakui bukan mengakui. Tanpa kata tampan, aku rasa anakku akan mendapat pengakuan bahwa wajahnya rupawan.” Zack menjelaskan sambil tersenyum pada putranya yang berada di gendongan Aurora.Seperti perkiraan Vigor, keesokan harinya, Kakek Viscout langsung mengumumkan kehadiran penerus bangsawan Adorra. Dengan bangga, beliau bercerita tentang kelahiran Haven di kastil di depan banyak orang.Pesta penyambut
Seminggu setelah mendapat gelar Prince Haven of Adorra, Mami dan Alzard berpamitan untuk kembali ke negara mereka. Mereka sedang mengamati koper-koper diangkut ke dalam bagasi mobil.Aurora yang menggandeng tangan Mami, kini memeluknya. Mereka berpelukan beberapa saat sebelum Clara akhirnya melepaskan uraian tangan Aurora di tubuhnya.“Baik-baik, ya, Sayang. Telepon Mami kapan pun kamu ingin bicara. Mami akan selalu rindu pada kalian.” Dengan mata berkaca-kaca, Clara berkata pada putri sekaligus menantunya.“Iya, Mi. Mami juga sehat-sehat, ya. Jangan banyak pikiran. Pokoknya Mami harus sehat biar bisa bantu Aurora.”Setelah saling berjanji, Aurora kini menghampiri kakak angkat. Alzard tersenyum sambil memeluk Aurora dan mencium kepalanya.“Titip Mami, ya. Jangan sering ribut sama June.” Aurora berkata dengan wajah memberengut.Alzard hanya terkekeh. Akhir-akhir ini, ia dan June memang seringkali bertengkar. Namun begitu, menurut Alzard pertengkaran mereka tidak pernah lama dan hubunga
Zack sungguh bosan berada di ruang parlemen. Ingin rasanya ia merogoh saku dan mengeluarkan ponselnya. Namun saat ini, ia harus menghormati para bangsawan terutama Kakek Viscout.Mengusir rasa bosan, Zack memperhatikan orang-orang yang berada dalam ruangan. Ia telah mengenal beberapa wajah. Lalu, matanya tiba-tiba melihat wajah seorang wanita di bagian baris tengah.Hembusan napas panjang ia keluarkan. Wanita itu, Leonora. Ia tampak duduk di samping seorang lelaki yang Zack kenali sebagai Henry, suami Leonora.“Pertemuan dilanjutkan setelah acara makan siang.” Sekretaris parlemen berkata setelah para calon ketua berbicara di forum.Zack langsung berdiri dan keluar dari ruangan. Meskipun ia tau ada makanan yang disiapkan di dalam, ia memilih keluar untuk menghirup udara segar. Lelaki itu merogoh saku dan membuka aplikasi pesan.Senyumnya mengembang melihat sang istri mengiriminya foto-foto Haven yang tertidur. Apalagi Aurora juga memotret Haven dengan posisi sedang menyusu. Ia lalu seg
“Dia? Mahluk sekecil ini bisa melakukan itu?” Zack memicingkan mata pada Haven yang tidur di ranjang lalu menatap dada istrinya.“Nggak percaya?” Aurora mendelik. “Trus menurutmu? siapa lagi yang setiap jam melakukan ini?”Zack mengembuskan napas berat. Ia baru saja kembali dari parlemen dan langsung menginterogasi apa yang membuat puncak dada Aurora lecet dan iritasi.Kecupan dalam diberikan Zack untuk Aurora. Ia juga meminta maaf atas reaksinya yang kaget karena ini hal baru baginya.“Dan kamu juga.” Zack berkata pada Haven. “Kamu harus minta maaf pada Mommy.”“Haven tidak bersalah. Memang proses menyusui begitu, kok.”“Tetap saja Daddy marah padamu, ya, Haven.” Wajah Zack dibuat galak pada putranya.“Nanti saja protesnya. Anaknya kan sedang tidur.”Aurora lalu memindahkan Haven ke ruang bayi. Sementara Zack membilas diri dan berganti pakaian.Sambil memakai pakaian yang disiapkan Aurora, Zack bercerita tentang pertemuan di parlemen. Aurora tersenyum senang mendengar kabar Vigor men
Clara menutup telepon dengan senyum haru di wajahnya. Zack baru saja mengucapkan banyak terima kasih karena telah melahirkannya ke dunia. Juga ucapan maaf berkali-kali karena selama ini menjadi anak yang egois.Ternyata menjadi seorang ayah begitu mempengaruhi perasaan Zack. Ia jadi lebih peka dan rasa kasih sayangnya tumbuh seketika.Sambil terisak, Zack bercerita tentang sakitnya Aurora. Di lain pihak jika ia meminta Aurora tidak menyusui, Haven yang akan menderita.“Kenapa senyum-senyum sambil menghela napas panjang begitu, Mi?” Alzard yang baru datang heran melihat prilaku sang Mami.Tangan Clara mengarah ke sofa, meminta Alzard duduk. Ia kemudian bercerita tentang perbincangannya dengan Zack barusan.“Zack sudah sangat berubah, ya, Mi.” Alzard tersenyum setelah mendengar cerita sang Mami. “Ia kini sangat perhatian.”“Syukurlah. Cinta membuatnya menjadi lelaki yang lebih baik.”Mereka lalu membicarakan Aurora. Clara bercerita memang seperti itu jika menyusui, apalagi bayi lelaki.
“Tampan sekali.”Kakek Viscout memandang dinding dengan hiasan pigura foto. Para pelayan baru saja memajang foto keluarga Aurora, Zack dan Haven. Bahkan Kakek Viscout khusus membuat satu sisi dengan foto Haven saja.Aurora pun menatap pigura foto Haven dengan pakaian kebesaran bangsawan Adorra. Pakaian yang turun temurun dikenakan pada bayi bangsawan saat mereka diresmikan dan mendapat gelar.“Maaf, Kakek tidak memiliki foto bayimu di sini.” Kakek Viscout menggumam penuh penyesalan.Aurora segera melingkatri tangannya di lengan Kakek Viscout dan membalas, “Ada bagian dari Aurora di sana, Kek.” Tangannya menunjuk foto Haven dan ibu kandungnya.Kepala Kakek Viscout mengangguk. Ia mengembuskan napas berat lalu menatap sisi dinding yang masih kosong.“Semoga akan banyak foto-foto bayi Adorra menghiasi dinding kastil ini.”Harapan Kakek Viscout dibalas anggukan kepala oleh Aurora. Dinding bercat putih itu memang membutuhkan hiasan lebih banyak.Kakek Viscout lalu menoleh pada Aurora. “Kamu