Share

Malam Yang Tertunda

last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-15 10:33:08

Aruna berbaring di ranjang sambil menatap Ansel yang kini berada di atasnya. Napasnya sedikit tersengal karena durasi ciuman mereka yang cukup lama, membuat paru-parunya kekurangan stok oksigen.

“Harus malam ini?” tanya Aruna karena gugup.

Ansel mengukung tubuh Aruna di bawahnya. Dia menatap Aruna yang terlihat gelisah.

“Kamu belum siap?” tanya Ansel memastikan karena tak ingin Aruna merasa tak nyaman.

Aruna menggelengkan kepala, entah apa maksud dari gelengan kepalanya.

“Tidak apa jika tak siap, kita bisa melakukannya lain waktu,” ucap Ansel yang tak mau memaksa Aruna.

Ansel hendak menyingkir dari atas tubuh Aruna, tapi ternyata istrinya itu langsung menahan lengannya.

“Maksudku, aku siap dan bukannya tak siap. Hanya sedikit gugup. Kamu tahu ini pertama untukku,” ujar Aruna mencoba mengakui meski malu.

Ansel tersenyum mendengar ucapan Aruna. Dia membelai wajah istrinya itu dengan lembut, lantas mengecup kening Aruna penuh kasih sayang.

“Ini juga yang pertama untukku,” balas Ansel tan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
wardah
berhasil akhirnya
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
akhirnya gol juga
goodnovel comment avatar
aniek mardiana
selamat, akhirnya si duda perjaka ,lepasss in titel nya .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Jalan-jalan

    Aruna membuka mata saat matahari mulai menyapa. Hal pertama yang dilihatnya saat bangun adalah wajah suaminya yang mampu membuatnya tersenyum. “Selamat pagi,” ucap Aruna saat melihat Ansel mulai membuka mata. “Pagi,” balas Ansel dengan seulas senyum menyambut pagi bersama wanita yang dicintainya. Aruna tersenyum menatap Ansel yang terlihat masih mengantuk. “Ans, aku lapar,” ucap Aruna sambil memainkan rambut depan Ansel. Ansel langsung bangun mendengar ucapan Aruna. Dia menengok ke jam dinding dan melihat waktu menunjukkan pukul enam pagi. “Ayo cari sarapan sambil jalan-jalan,” ajak Ansel lantas mencium pipi Aruna sebelum akhirnya turun dari ranjang untuk berganti pakaian. Aruna mengulum senyum, lantas ikut turun agar bisa segera sarapan. Ansel dan Aruna sarapan di restoran hotel, sebelum kemudian pergi jalan-jalan sesuai dengan jadwal mereka. “Ini cocok untuk Emi, kan?” Aruna memegang sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Dia memandang jepit itu sambil tersenyum bahagia.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Sengaja atau Tak Sengaja

    “Mami mengirimkan foto jepit rambut, apa kamu suka?” tanya Aruna saat menghubungi Emily. “Iya, aku suka. Makasih Mami Runa.” Suara Emily terdengar begitu bersemangat dari seberang panggilan. Aruna tersenyum mendengar Emily menyukai apa yang diberikannya. “Emi, bisa tidak kalau manggilnya mami saja? Kalau manggilnya Mami Runa, seperti mami bukan maminya Emi,” ucap Aruna. Ansel yang mendengar itu langsung tersenyum. Dia memeluk Aruna dari belakang, padahal istrinya itu sedang bicara di telepon. Aruna mendengar suara Emily tertawa dari seberang panggilan, membuatnya begitu bahagia bisa melihat tawa gadis kecil itu. “Mami, tadi ada wanita bantu ambilin bolanya Archie. Tapi aku tidak suka melihatnya,” ucap Emily dari seberang panggilan. “Wanita? Wanita siapa?” tanya Aruna terkejut. Ansel pun ikut terkejut hingga melepas pelukan dari Aruna, lantas meminta istrinya menyalakan pengeras suara agar bisa lebih jelas mendengar cerita Emily. “Wanita siapa, Emi?” tanya Ansel. “Tidak tahu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Mencari Solusi

    “Apa ada masalah, Dad?” tanya Ansel saat menemui Langit di ruang kerja.“Duduklah!” Langit mempersilakan Ansel duduk di kursi depan meja.Ansel pun duduk menunggu Langit bicara sesuatu yang hendak dibahas.“Sebenarnya masalah ini ingin kami bicarakan sejak dua hari lalu, tapi mengingat kalian sedang liburan apalagi kamu selalu mencemaskan Emi, kami pun memilih untuk menunggu kalian pulang,” ujar Langit mengawali pembicaraan mereka.“Sebenarnya ada masalah apa?” tanya Ansel cemas meski terlihat tenang.“Dua hari lalu ada orang mencurigakan berkeliaran di depan rumah. Satpam yang menyadarinya, saat kamera Cctv dicek, ternyata orang itu hanya mondar-mandir di depan sesekali menoleh ke rumah,” ujar Langit menjelaskan.“Aku pikir orang itu sama dengan yang memantau Emi di rumah mamamu. Kami tidak memberitahu Emi, takutnya dia cemas. Jadi akhirnya kami tetap menjaga Emi di dalam rumah. Untung saja Emi sangat penurut dan tidak membangkang ketika diminta tetap di dalam,” ujar Langit menjelask

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Mau Emi

    “Kalau siang nanti kalian tidak bisa jemput Emi, biar mommy yang jemput,” kata Bintang saat membantu Emily menyiapkan tas.“Aku belum masuk kerja kok, Mom. Nanti ke kantor hanya untuk mengecek saja, setelahnya aku akan menunggu di sekolah sampai Emi selesai dengan kelasnya,” balas Aruna sambil menyisir rambut Emily.“Ah … begitu, ya sudah,” ucap Bintang.Aruna menoleh sekilas ke Bintang, lantas kembali fokus menyisir kemudian memakaikan jepit kupu-kupu yang dibelinya di Paris.“Sudah, cantikkan?” Aruna menatap Emily yang duduk tenang saat rambutnya dirapikan.“Iya, cantik,” ucap Emily menatap bayangannya dari pantulan cermin.Aruna memulas senyum mendengar ucapan Emily. Mereka pun keluar kamar dan siap berangkat sekolah.“Kenapa tidak bareng sekalian?” tanya Ansel.“Nanti aku ke kantor sebentar, terus balik ke sekolah Emi. Jadi lebih mudah kalau pakai mobil sendiri,” jawab Aruna menjelaskan, “lagian kamu harus fokus dengan pekerjaanmu, jadi lebih baik pakai mobil sendiri-sendiri.”“Ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Teman Citra?

    “Siapa?”Aruna sangat terkejut mendengar guru Emily menceritakan yang tadi terjadi. Dia datang setelah mengecek pekerjaan, hingga begitu terkejut saat mendengar perkataan guru soal kedatangan wanita asing.“Wanita itu bilang kalau teman almarhum maminya Emily. Karena Emily pun tak takut, saya pun tadi hanya menemani menemui wanita itu,” ujar guru menjelaskan lagi.Aruna pun terdiam mendengar ucapan guru. Mungkinkah benar jika yang datang teman Citra karena dia pun tak tahu.“Terima kasih karena mau menemani Emi saat ada orang yang menemuinya,” ucap Aruna ke guru. Dia tak mungkin menyalahkan guru karena bagaimanapun guru sudah melakukan yang terbaik untuk menjaga Emily.Guru itu mengangguk, lantas meninggalkan Aruna karena harus mengurus anak-anak.Saat sore hari. Ansel baru saja pulang dari kantor. Saat masuk kamar, Ansel disambut Aruna yang langsung mengambil jas dari tangannya.“Bagaimana tadi di kantor?” tanya Aruna lantas membantu Ansel melepas dasi.“Banyak pekerjaan menumpuk,” j

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Dapat Target

    “Emi, nanti Bibi akan ke sini nungguin Emi sekolah. Mami harus ke kantor, tapi nanti waktu Emi pulang. Mami akan menjemput,” ucap Aruna sambil memakaikan tas ke punggung Emily.“Iya, Mami hati-hati di jalan,” balas Emily.Aruna berjongkok di depan Emily, lantas menatap putri tirinya itu dengan seulas senyum.“Ingat, kalau ada yang datang dan mau kasih Emi sesuatu. Emi harus izin Papi atau mami,” ucap Aruna mengingatkan.“Mami tenang saja. Pesan Mami dan Papi sudah ada di kepalaku. Di sini,” balas Emily sambil menunjuk pelipis.Aruna tersenyum mendengar balasan Emily. Dia mencium kedua pipi gadis kecil itu lantas meminta Emily segera masuk.Aruna masih berdiri di sana sampai Emily hilang dari pandangan. Dia menghela napas kasar, lantas pergi meninggalkan tempat itu.**Ansel sudah sampai kantor. Dia disambut Rio yang sudah menunggunya datang.“Saya sudah mendapatkan informasi pria yang terus mengawasi Nona Emi, Pak.”Ansel langsung menatap Rio yang baru saja bicara.“Kamu sudah memasti

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Perlahan Terkuak

    “Non Emi tunggu di sini sebentar. Bibi ke kamar kecil bentar,” kata pengasuh Emily karena tiba-tiba ingin buang air kecil.“Iya, sana Bibi ke kamar mandi.” Emily mengangguk lalu meminta pengasuhnya buru-buru pergi.Emily duduk di bangku depan gedung sekolah sambil melihat teman-temannya dijemput. Dia sendiri menunggu Aruna datang sesuai janji ibunya itu.Gadis kecil itu duduk sambil mengayunkan kedua kaki ke depan dan belakang, hingga dia melihat seorang pria yang berdiri menatapnya. Emily menoleh ke kanan dan kiri, berpikir jika pria itu mungkin sedang menatap orang lain.Emilio datang ke sekolah Emily, tentu saja untuk memastikan apakah Emily memang putrinya yang tak dianggap enam tahun lalu. Dia terus memperhatikan, hingga sebuah mobil menghalangi pandangan.Emily tak melihat pria itu lagi. Dia lantas menatap ke mobil yang ternyata milik Aruna.“Mami!” teriak Emily sambil melompat dari bangku.Emily berlari menghampiri Aruna yang baru saja keluar dari mobil.“Di mana Bibi?” tanya A

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Cerita Masa Lalu

    “Emi, apa Bibi yang menemuimu adalah wanita ini?” tanya Ansel sambil memperlihatkan foto Grace. Emily memperhatikan foto itu, lantas menganggukkan kepala. “Iya itu,” jawab Emily setelah memastikan. Ansel terdiam mendengar jawaban Emily, ada rasa kesal dan amarah yang terpancar dari tatapan matanya. “Emi main dulu di luar, ya,” kata Aruna saat melihat Ansel diam. Emily mengangguk lantas keluar dari kamar orang tuanya. Aruna menatap Ansel yang hanya diam. Dia pun duduk di samping suaminya, lantas menggenggam telapak tangan Ansel. “Apa wanita dan pria itu ada hubungannya dengan Citra? Kenapa kamu diam sejak tadi, Ans?” tanya Aruna penasaran. Setelah membaca detail data yang diberikan Rio. Ansel diam lantas mengajak Aruna pulang untuk menanyai Emily. Kini suaminya pun kembali diam setelah mendapat jawaban Emily, membuat Aruna bingung. Ansel menoleh Aruna, tatapan matanya masih menunjukkan rasa kesal. Dia menghela napas kasar, lantas mengguyar rambut ke belakang. “Cerita saja, aga

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17

Bab terbaru

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Akhir

    Aruna dan yang lain buru-buru pergi ke rumah sakit setelah mendapat kabar jika Winnie mau melahirkan, tapi siapa sangka saat masuk ruangan malah melihat Hanzel juga, membuat semua orang bingung.“Hanz, kenapa kamu di sini?” tanya Aruna bingung.“Milea melahirkan,” jawab Hanzel.“Lah, bukannya ini kamar Winnie?” tanya Aruna bingung.“Ya, mereka berdua di sini. tuh!” Hanzel menunjuk ke dalam.Ternyata Bumi dan Hanzel setuju jika istri mereka satu kamar agar bisa saling bantu menjaga.Aruna, Ansel, dan kedua orang tuanya terkejut mendengar ucapan Hanzel. Mereka buru-buru masuk untuk melihat apakah yang dikatakan Hanzel benar.“Kalian benar-benar janjian. Hamil dan melahirkan bisa barengan,” cerocos Aruna sangat tak menyangka.“Kebetulan saja, aku masuk duluan baru Winnie,” balas Milea.Semua orang yang ada di sana terlihat sangat bahagia, belum lagi setelah itu datang keluarga Hanzel dan Milea karena ingin menyambut cucu mereka.“Anak kalian seperti kembar.” Aruna dan yang lain memandang

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Milea & Winnie

    “Mama, tadi Emily bantu gambar ini, lho.” Kai memperlihatkan gambar yang dibawanya.“Mana coba lihat.” Milea mengambil buku gambar dari tangan Kai.Milea sudah ambil cuti melahirkan karena usia kandungannya memasuki sembilan bulan. Dia fokus dengan kesehatan kehamilan dan Kai yang sekarang sudah duduk di bangku sekolah dasar.“Yang mewarnai siapa?” tanya Milea sambil memperhatikan gambar itu.“Kai dong. Kai pintar ‘kan?” Kai menjawab dengan bangga.“Iya, pintar,” balas Milea.Kai sangat bangga dapat pujian dari sang mama, hingga melihat Milea yang meringis.“Mama kenapa?” tanya Kai sambil menggenggam telapak tangan Milea.“Tidak kenapa-napa,” ucap Milea sambil tersenyum meski perutnya mendadak kencang.“Mama yakin?” tanya Kai yang cemas.Belum juga Milea menjawab, dia merasa kalau perutnya semakin sakit seperti mengalami kontraksi, tentu saja hal itu membuat Kai cemas.“Bibi! Mama sakit!” teriak Kai karena di rumah itu hanya ada dirinya, kedua orang tuanya, dan pembantu.Milea dan Han

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Aku Terima

    “Pernyataanmu tadi, apa bisa aku anggap benar?”Jean tertegun hingga menoleh Raja yang duduk di belakang stir. Dia mengulum bibir menunjukkan kalau sedang dalam kondisi panik dan bingung.“Aku tidak tahu harus menyebutmu apa? Adik tidak mungkin, teman terlalu aneh.”Jean mencoba sedikit mengelak dari pengakuannya ke Milea.“Berarti memang bagus pacar. Jadi, apa bisa jadi pengakuan untuk seterusnya?” tanya Raja lantas menoleh Jean.Jean benar-benar salah tingkah mendengar pertanyaan Raja. Dia memberanikan diri menoleh ke pemuda itu.“Jangan berharap banyak kepadaku. Aku memiliki banyak kekurangan termasuk mungkin takkan bisa memberikan cinta yang sempurna untukmu,” ucap Jean takut Raja kecewa.“Kamu tahu, tidak ada yang namanya cinta sempurna. Yang ada, saling melengkapi kekurangan masing-masing. Asal kamu mengizinkan, aku akan menerima semua kekurangan itu.”Raja menatap Jean penuh harap. Dia menyadari jika Jean seperti tidak tertarik dengan sebuah hubungan percintaan, tapi dia pun ta

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Berkumpul Bersama

    “Apa kamu tidak merasa aneh jalan denganku?”Jean mengamati sekitar, banyak remaja memperhatikannya yang sedang jalan dengan Raja.“Kenapa aku harus merasa aneh?” tanya Raja balik dengan santai.“Karena kamu jalan dengan wanita yang layak jadi kakak, tante, mungkin mama.”Jean menjawab sambil menoleh Raja.Raja tertawa mendengar ucapan Jean, lantas membalas, “Untuk apa memikirkan pandangan orang yang tidak ada habisnya. Yang menjalani aku, kenapa mereka yang repot?”“Lagi pula sekarang kita hanya jalan, kalau kamu menerima perasaanku, aku malah akan menggandeng tanganmu lantas memberitahu mereka kalau kamu kekasihku, bukan kakakku, tanteku, atau mamaku,” ujar Raja lagi memberi clue ke Jean untuk merepon perasaan yang diungkapkan sebelumnya.Jean langsung berdeham mendengar ucapan Raja, bahkan mengulum bibir sambil memalingkan muka.Raja menoleh Jean yang memalingkan muka darinya, dia pun lantas kembali berkata, “Apa kamu yakin belum mau memutuskan? Tapi kalau belum juga tidak apa, aku

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Restu Tanpa Minta

    “Jean,” panggil Ive saat melihat putrinya sedang menuruni anak tangga.Jean yang sedang ingin ke dapur mengambil minum, akhirnya berbelok ke ruang keluarga untuk menghampiri sang mama dan papa.“Ada apa, Ma?” tanya Jean.“Duduklah sini,” pinta Ive sambil menepuk sofa di sampingnya.Jean menuruti ucapan sang mama, lantas menatap kedua orang tuanya bergantian.“Apa ada masalah, Ma?” tanya Jean agak cemas karena tak biasanya kedua orang tuanya memanggil sambil memperlihatkan ekspresi serius seperti itu.“Apa kamu sebelumnya menolak kencan buta karena sudah punya pacar dan pacarmu itu yang tadi pagi jemput?” tanya Ive memastikan sebelum bicara ke pembahasan lebih lanjut.Jean sangat terkejut mendengar pertanyaan Ive, membuatnya gelagapan karena bingung harus menjawab apa.Ive dan Alex saling tatap, mereka pun semakin yakin kalau memang benar pria yang menjemput Jean adalah pacar putrinya.“Sebenarnya, asal kamu suka, tidak masalah kamu mau pacaran sama siapa, mau nikah sama siapa. Mama da

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Jean Untukku

    “Lain kali jangan mendatanginya dengan alasan kamu merasa bersalah! Bukankah kamu seharusnya merasa bersalah karena mendekati kekasih adikmu sendiri.”Raja baru saja sampai rumah saat sang kakak juga sampai di rumah. Dia memperingatkan kakaknya itu agar tak mendekati Jean lagi.Saat Arthur hendak membalas ucapan Raja, Amanda sudah lebih menegur mereka berdua.“Kenapa kalian bersitegang lagi?” tanya Amanda sambil menatap kedua putranya itu.Raja dan Arthur menoleh bersamaan ke Amanda. Raja terlihat tak senang karena menyadari jika sang mama pasti akan membela kakaknya.Amanda menatap Arthur yang hanya diam, hingga tatapannya tertuju ke Raja.“Raja, mama mau bicara denganmu sebentar, bisa?” tanya Amanda dengan suara halus agar putranya tak salah paham kepadanya.Raja menatap sang mama, lantas mengangguk karena tak bisa menolak permintaan wanita itu.Raja pun mengikuti sang mama yang berjalan lebih dulu di depannya. Dia mengikuti hingga sang mama masuk ke ruang kerja ayahnya.“Mama mau b

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Tak Senang

    “Yang ini nanti kamu kirim ke bagian marketing. Jangan lupa minta untuk dicek ulang,” perintah Jean ke sekretarisnya.“Baik, Bu.” Sekretaris Jean mengangguk.Jean memberikan berkas yang baru dicek. Dia lantas kembali mengurus berkas lainnya yang bertumpuk di mejanya.Saat sedang fokus ke berkas, tiba-tiba saja telepon kabel di mejanya berdering, membuat Jean menjawab panggilan itu lebih dulu.“Selamat siang Bu Jean, ada seseorang yang ingin menemui Anda tapi belum membuat janji. Anda ingin menemuinya atau tidak?” tanya staff resepsionis dari seberang panggilan.Jean mengerutkan alis mendengar pertanyaan resepsionis.“Siapa?” tanya Jean penasaran hingga dia terdiam mendengar nama yang disebutkan resepsionis.Jean menutup panggilan itu, lantas memilih keluar dari ruangannya untuk menemui orang yang mencarinya.Jean pergi ke lobi, hingga melihat pria yang berdiri membawa sebuah paper bag.“Mau apa kamu menemuiku?” tanya Jean sambil menatap Arthur yang datang menemuinya.Arthur membalikka

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Hanya Memastikan

    Raja tersenyum melihat Jean keluar memakai celana. Dia tidak menyangka kalau wanita itu mau berganti pakaian hanya karena dirinya memaksa ingin mengantar.“Besok aku akan membawa mobil,” ucap Raja sambil menyodorkan helm ke Jean.“Kamu tidak perlu menjemputku setiap hari,” balas Jean sambil menerima helm dari Raja lantas memakainya.Siapa sangka Raja mendekat ke Jean, lantas membantu memasang tali pengaman helm.Jean cukup terkejut dengan apa yang dilakukan Raja, tapi dia berusaha untuk tenang.“Aku suka melakukannya,” balas Raja setelah selesai memasang tali helm sambil menatap Jean.Jean mengalihkan pandangan dari pemuda itu, bahkan menggeser posisi agar tak terlalu dekat dengan Raja.“Bisa kita berangkat sekarang?” tanya Jean karena mulai salah tingkah melihat tatapan Raja.Raja hanya mengulum senyum, lantas naik ke motor disusul Jean. Pemuda itu pun melajukan motor meninggalkan rumah Jean.Di rumah, ayah Jean keheranan karena mobil putrinya masih di garasi.“Jean ke kantor naik ap

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Menepati Ucapan

    [Jill, jika ada yang menyukaiku, tapi tak sesuai ekspektasiku. Apa yang harus aku lakukan?]Jean mengirimkan pesan ke Jill karena tak tahu harus bagaimana mengatasi masalah yang sedang dialaminya.Jean duduk di kasur sambil menatap pesan yang baru saja dikirimkan ke Jill. Hingga beberapa saat kemudian pesan itu dibaca sepupunya itu.[Fokus pada keinginan awalmu, Jean. Baru kamu bisa memutuskan apa yang kamu inginkan.]Jean membaca pesan dari Jill, memang tak banyak membantu tapi setidaknya itu bisa membuatnya tenang. Dia pun mengirimkan balasan terima kasih ke sepupunya itu, lantas mengembuskan napas kasar.Hari berikutnya, Jean sarapan bersama kedua orang tuanya seperti biasa.Ive terlihat menatap Jean yang makan tanpa bicara, banyak perubahan yang membuat wanita paruh baya itu sedih.“Akhir minggu ini, bagaimana kalau kita Me Time bersama, Jean?” tanya sang mama ingin kembali mempererat hubungan keduanya.Jean memandang sang mama, lantas menganggukkan kepala sambil tersenyum tipis.

DMCA.com Protection Status