“Iya, dan mungkin sekarang sudah saatnya kerajaan kehilangan pendukung. Leluhur kerajaan yang pergi kesana semua entah mati atau hidup, kita tidak tahu karena tidak lagi berhubungan dengan mereka! Bahkan aku pun…” We Yan mengatakan kalau dirinya saja tidak layak meski dulu juga disebut jenius di seratus kerajaan. Tian Sen terkejut mendengar kalau bahkan We Yan tidak bisa disebut sebagai ahli kuat di tempat itu dan hanya bisa disebut terkuat di seratus kerajaan. Tapi posisi We Yan saat itu juga terbilang rendah meskipun dapat membuat kerajaan bertahan sampai sekarang, hanya saja kalau dalam beberapa tahun dari sekarang tidak ada lagi penerus dalam kerajaan Chu mungkin mereka akan jadi kerajaan tingkat rendah. Pada saat itu musuh-musuh yang di atas mereka atau memiliki status sama di mereka dulu pasti akan menyerang mereka tanpa ampun. Situasi sekarang dalam ibukota sangat tegang, banyak yang ketakutan terlebih mereka yang berasal dari rakyat biasa. Mereka memang memiliki hidup baik se
“Hahahaha, aku tidak pernah menyangka kalau anakku benar-benar sembuh dengan cepat. Ini benar-benar berkah di balik bencana bukan Sen'er?” We Yan yang duduk di meja makan tidak percaya di awal kalau Tian Sen akan sembuh tapi saat melihat anaknya dapat bergerak dengan normal apalagi tingkatnya naik ke tingkat empat dalam sekali jalan itu sudah cukup menunjukan TIan Sen sudah sembuh dari cederanya. Apalagi sekarang anaknya entah kenapa memancarkan aura berbeda yang membuat beberapa pelayan wanita di rumah menjadi tergila-gila pada Tian Sen.“Ayah, apa aku terlihat aneh?” Tanya Tian Sen merasa bingung melihat kalau pelayan wanita di belakang sedang menatapnya dengan tatapan yang sedikit aneh. Itu bukan tatapan membenci ataupun senang melihatnya sembuh, lebih ke seperti tatapan wanita yang sedang jatuh hati kepada seorang pria. Kakak Tian Sen yang melihat adiknya tidak paham alasan kenapa banyak pelayan yang terpesona menjelaskan kalau memang adiknya menjadi lebih tampan dari sebelumnya.
“Haa? Kamu… Bagaimana kamu bisa sembuh begitu cepat?” Putri Chu yang baru saja datang untuk melihat kondisi Tian Sen sangat terkejut melihat pemuda yang sudah duduk di meja saling berhadapan dengannya. Saat dia datang, dia mendengar kalau Tian Sen menunggu di ruang tamu tapi siapa sangka kalau Tian Sen benar-benar sudah sembuh bahkan dia bisa melihat tidak ada yang salah dengan tubuh pemuda tersebut. Hanya saja, entah kenapa dia merasa kalau Tian Sen lebih tampan dari sebelumnya yang membuat sang putri sedikit merasa malu melihat wajah Tian Sen.“Yah… Selalu ada berkah di balik bencana bukan? Mungkin ini hadiah untukku karena telah melindungimu dengan hidupku?” Perkataan Tian Sen benar-benar tidak berubah padanya, jelas kata-kata tadi itu untuk menghina dirinya. Sang putri agak kesal dengan Tian Sen yang masih bersikap cuek, entah itu memang sifatnya pada orang lain atau memang tidak suka dengannya. Bahkan pelayannya sendiri juga sedikit tidak senang dengan Tian Sen tapi dia bisa mel
“Disini adalah jalan kota dan juga dimana semua pedagang menjual dagangan mereka tanpa harus khawatir dengan pajak yang tinggi!” Putri Chu menjelaskan semua keadaan di kota, dia membawa Tian Sen ke beberapa tempat yang cukup bagus tapi juga di mata TIan Sen tidak terlalu aneh kalau hal ini ada di ibukota malah akan aneh kalau di ibukota tidak ada peraturan seperti ini. Hanya saja meskipun Putri Chu menjelaskan semua dengan membanggakan tempat disini, Tapi Tian Sen yakin kalau yang dikatakan putri tidak seindah yang dirasakan oleh rakyat atau pedagang yang ada di sepanjang jalan. Tian Sen memang melihat ekspresi mereka tersenyum saat melihat kereta kerajaan tapi di mata Tian Sen ada sedikit rasa gelisah di mata mereka. Tian Sen tidak mengatakan apapun dan hanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh Putri selama di kereta itu, ia tidak menunjukan rasa penasaran yang besar mengenai keadaan di ibukota karena dari ekspresi putri yang tidak sadar kalau banyak keanehan disini. “Hm? Jadi ibu
Putri terkejut, yang membuat masalah ternyata adalah anak dari keluarga Mei. Mei Yuan, tuan muda yang terkenal playboy dan juga sangat sombong di kerajaan, dia adalah contoh buruk dari bangsawan itu sendiri. Tapi Meski dia banyak membuat masalah, semua masih tidak dalam lingkup kerajaan untuk menghukumnya karena ayahnya Mei Pan termasuk bangsawan tingkat tiga. Dalam irarki status di kerajaan Chu, prajurit, Bangsawan tingkat satu sampai tiga, Baron, Viscount, Earl, Marques, dan Duke. Bangsawan tingkat tiga hampir seimbang dengan tingkat Baron, apalagi meski itu hanya bangsawan tingkat tiga masalahnya ada pada yang diikuti oleh bangsawan tersebut. “Aku adalah putri kerajaan Chu, jika kalian tidak bisa menghargai ku maka setelah kembali nanti. Aku pasti akan membicarakan ini kepada ayahku!” Ucap sang putri tidak bisa melihat wanita yang berlutut padanya itu menderita karena hanya satu anak bangsawan kecil. Hanya karena dia dekat dengan anak dari seorang Marques dan mengikuti pangeran, t
Putri terkejut melihat Tian Sen yang datang di waktu dia akan marah dan menyerang Jin Juyi. Dan tidak hanya datang, ia juga membawa bukti yang bisa membuat Jin Juyi serta bangsawan yang bersama dengan wanita ini masuk dalam masalah. Mungkin bisa saja masalah ini tidak akan berakhir dengan mudah kali ini, tentu jika putri mengetahuinya mana mungkin Jin Juyi dan anak bangsawan di belakangnya tidak tahu juga. Jadi dia mengingatkan Tian Sen agar menghajurkan benda itu dan berdamai dengan mereka kalau tidak mereka akan melakukan apa saja agar dapat membuat Tian Sen menyesal dengan perbuatan tersebut.“Bocah, berikan benda itu padaku dan aku akan memaafkan kamu serta keluargamu. Kalau tidak….” ekspresi Jin Juyi tidak setenang tadi, dia sudah semakin marah dan menganggap Tian Sen sebagai musuhnya.“Waw, aku jadi takut tapi.. Putri! Maaf aku terlambat dan membuat putri di tindas oleh beberapa preman jalanan. Katakan, apa perintah anda atas ketidaksopanan orang-orang ini? Hamba akan melakukan
Tian Sen tersenyum dan membantu wanita tua itu berdiri, ia mengatakan agar tidak perlu berlutut padanya. Dan apa yang dilakukannya juga murni karena tidak suka dengan bajingan tadi, tapi meski begitu wanita tua itu tetap berterima kasih pada Tian Sen yang telah membantunya meski apapun alasan pemuda tersebut. “Kalau begitu kami pergi dulu bibi, berhati-hatilah dengan mereka. Jika memang mereka membuat masalah laporkan saja ke putri atau Marquess We! Aku yakin dia akan membantu anda jika memang anda tidak salah,” ucap Tian Sen yang pamit untuk pergi bersama putri. Tentu saja Tian Sen yang menarik putri untuk pergi karena semakin lama disini mungkin akan ada masalah yang muncul lagi.Saat di kereta, putri diam tidak berani bicara duluan karena dirinya merasa kalau Tian Sen tidak membantu tadi. Mungkin dia sudah menjadi bahan rasa malu keluarga kerajaan, para pelayan yang ada di kiri dan kanan sang putri menenangkan putri mereka. Semua yang terjadi tadi murni karena mereka tidak tahu, k
“Kamu paham?” Tanya ibu angkat Tian Sen yang jelas-jelas mulai lelah berbicara. Tian Sen mengangguk dalam diam, tidak berani membantah perkataan ibu angkatnya itu. Ia hanya bisa berharap ibunya selesai lebih cepat karena dengan begitu Tian Sen bisa pergi berlatih dan jika putri ingin bertemu nanti. Tian Sen berencana memakai alasan latihan agar ibunya tidak marah dengan dirinya. “Nah, sayang… Sen'er tampaknya sudah menyadari kesalahannya, bagaimana jika kita cukupkan sampai disini dulu? Kasihan dia juga baru pulang, bagaimana?” ibu angkat itu akhirnya menyerah dan Tian Sen berhasil selamat dengan bantuan oleh ayahnya yang berhasil merayu ibunya tersebut. Tian Sen yang berhasil kabur dari hukuman setelah bantuan sang ayah menghela nafas tidak berdaya, siapa sangka kalau akan jadi seperti ini. “Huf… Aku lebih baik pergi berlatih sekarang, setidaknya aku tidak akan keluar sampai pesta itu dimulai!” Ucap Tian Sen yang sudah memiliki rencana bagus menghindari putri serta Omelan dari ibu
SWISSHHH….“Kakak, disana tempatnya!” Teriak Ju Ling'er menunjuk ke arah dimana ada pembatas yang menjulang ke langit. Ju Ling'er yakin tempat itu adalah tempat dimana kakak-kakaknya sedang bertarung dan di jebak oleh pihak musuh.“Hm? Ayo berhenti dulu!” Tian Sen bisa merasakan kalau ada beberapa hal yang aneh dari formasi di depannya. Ia langsung berhenti tepat di luar formasi, sehingga Ju Ling'er merasa tidak sabar untuk masuk tapi karena ditahan Tian Sen dia juga berhenti dan tidak mengoceh.Tian Sen memperhatikan formasi dengan hati-hati dan menemukan kalau formasi ini memang sedikit aneh. Jika mereka masuk, ia yakin kalau dirinya masuk maka akan di tekan di dalam sana kemungkinan ini memang tujuan dari pihak musuh. Tian Sen tidak berencana masuk secara paksa yang akan merugikan dirinya tapi tampak jelas kalau tidak masuk mereka tidak bisa membantu orang-orang di dalam sana keluar lalu… Melihat ke arah Ju Ling'er, Tian Sen merasa bersalah jika tidak masuk untuk membantu gadis ini
“Terima kasih kakak Tian!” Dengan Tian Sen yang mau membantunya membuat Ju Ling'er sangat senang. Dia senang karena Tian Sen mau membantunya, meskipun dia tidak tahu apakah kekuatan Tian Sen akan sekuat dulu saat berada di dalam alam petir atau tidak. Tapi dengan kemampuan Tian Sen sekarang dia yakin tidak masalah melawan seorang ahli puncak di ranah golden core. Ditambah dengan kekuatan mentalnya yang juga tidak kalah dengan kultivasinya, fisik dewa petir yang sekarang di praktekan oleh Tian Sen juga menjadi kartu rahasia bagi Tian Sen. Tentu Ju Ling'er tidak tahu itu karena Tian Sen tidak memperlihatkan terlalu banyak kekuatan saat melawan naga petir. Apalagi serangan api pun karena gelombang badai angin dari naga petir membuat Ju Ling'er tidak tahu kalau Tian Sen punya elemen api sebagai kekuatannya.“Baiklah, mari kita bergerak sekarang. Takutnya mereka sudah memulai dan kita malah terlambat untuk bergerak menyerang mereka!” Tian Sen menggenggam tangan Ju Ling'er lalu dengan sayap
“Keindahan ini akan tetap selamanya terjaga, sampai hari dimana kalian semua harus bertarung melawan makhluk asing lagi. Hiduplah dengan baik di alam petir ini! Tidak, hiduplah di lima alam ini.” Naga petir melambaikan tangannya lalu empat alam lain yang sebelumnya tidak terhubung di tarik ke alam petir oleh Naga petir. Sesuatu hal yang tidak mungkin bisa dilakukan oleh seorang immortal sekalipun tapi bagi naga petir yang meski kekuatannya di segel. “Saudaraku…. Semoga kamu tenang disana!” “Ahhhhhhhhh…..!” Tian Sen yang sudah di lempar keluar ternyata jatuh dari ketinggian. Dan saat dia jatuh, bunyi yang keras menghantam tanah membuat Ju Ling'er menutup matanya. BOOOOOMMM… “Bajingan! Naga bajingan, sialan! Wajah saja yang tampan tapi sikap nol!” Teriak Tian Sen sangat kesal dengan yang dilakukan oleh naga petir. Jika memang tidak suka maka ia sudah siap untuk pergi dan tidak perlu baginya melempar begitu keras ke dalam portal. Apalagi dengan lemparan yang bahkan lebih keras saat
BOOOOOMMM…“Apa yang kau lakukan?” Tian Sen tiba-tiba saja di pukul dan di buat terbang oleh naga petir sehingga ia marah dan menatap balik naga petir dengan penuh emosi. Bagaimana bisa ia diserang pada saat sudah membantu menjaganya agar tidak diganggu oleh monster lain? Seharusnya berterima kasih tapi malah tidak berterima kasih padanya. Naga petir melihat Tian Sen marah ingin memukulnya kembali, karena sekarang segelnya sudah terbuka dan ranahnya jauh lebih tinggi dari Tian Sen tentu dapat melakukan apapun pada bocah itu.“Meski aku telah berjanji pada saudaraku untuk melatihmu tapi Jika kamu ingin mati maka terus saja bicara. Aku akan senang hati untuk membunuhmu sekarang!” Kata naga petir yang melepaskan auranya sehingga Tian Sen langsung terdiam saat merasakan aura sekuat itu. Jelas tadi kekuatan mereka sama tapi kenapa tiba-tiba naga petir memiliki kekuatan yang lebih kuat darinya? “(Apa segel disini melonggar? Sialan, kalau begini aku bisa saja mati olehnya!) tunggu, melatihk
“Apa maksudmu? Apa mereka punya ahli yang lebih kuat?” Tanya naga petir yang terkejut mendengar kalau makhluk asing jauh lebih kuat dari mereka. Padahal selama ini mereka selalu dapat memukul mundur makhluk asing yang datang ke dunia ini tapi kenapa mereka bisa kalah? Dewa petir mengatakan kalau mereka tidak kalah dalam perang itu hanya saja mereka seimbang dengan makhluk asing tentu seimbang karena dewa petir dan tiga dewa terkuat lain termasuk seorang leluhur suku Phoenix mengorbankan diri untuk menutup ruang masuk ke dunia mereka. Sekarang, dunia atas sudah tertutup tapi segel tidak akan bertahan lama, itu akan terbuka di masa depan dan yang lebih membuat dewa petir khawatir adalah musuh yang dia segel. Kekuatannya tidak terduga bahkan dia sangat sulit untuk menyegel musuh itu, jika sampai lepas dia tidak tahu apakah masih ada yang dapat bertahan atau tidak dari invasi makhluk asing.“Sesulit itu? Lalu… Apa yang harus aku lakukan sekarang? Menjadi pemimpin umat manusia?” Tanya Nag
“Tentu saja aku bisa memberitahu kalian tapi beritahu aku dulu alasan kenapa kalian mencari naga petir. ITu membuatku sangat tertarik dengan kalian!” Balasan dari Dewa petir sangat sederhana dan dia juga tampak sangat tertarik dengan persoalan naga petir. Bagaimana bisa naga yang sudah lama keluar dari suku naga di cari oleh suku naga lagi? Padahal jelas kalau naga petir bukan sosok yang terlalu berguna bagi mereka. Tentu itu hanya pikiran dari dewa petir bukan dari pihak suku naga sendiri sehingga dia masih merasa sangat penasaran dengan keinginan suku naga mengenai naga petir. “Sebenarnya dia kami butuhkan untuk membantu leluhur memulihkan dirinya, kamu tahu suku leluhur kami memiliki masalah setelah bertarung dengan mereka dan hanya darah naga petir dapat menyembuhkan leluhur kami.” Perkataan dari suku naga jelas sekali kalau itu bukan meminta bantuan pada naga petir tapi meminta naga petir berkorban untuk leluhur naga. Mengekstrak darah naga petir lalu menjadikannya sebagai obat
BOOOOOMMM…“Puf!!! AGH!” Dari jauh, kabut menutupi kedua sosok tersebut yang membuat mata mereka tidak tahu siapakah pemenang dari pertarungan gila itu? Mereka hanya dapat melihat tubuh jatuh ke bawah dengan kecepatan yang cepat. Dan bunyi keras yang terdengar di telinga mereka, saat melihat dengan hati-hati sosok yang jatuh itu adalah naga petir di ikuti dengan Tian Sen yang juga jatuh setelahnya. Armor, tombak, dan sayap Tian Sen menghilang sehingga tubuh Tian Sen mengalami benturan yang cukup keras. Membuatnya langsung memuntahkan darah setelah jatuh meskipun ia masih sadar setelah jatuh begitu tinggi dari udara. Melihat pemenang telah muncul, semua monster hanya diam dan tidak lagi paham apa yang akan terjadi pada mereka? Mereka hidup karena bantuan naga petir yang juga adalah beast kuno. Atau mungkin menjadi leluhur tertua dalam clan naga yang kekuatannya melebihi bayangan dewa sekalipun.“Menang, anak itu ternyata memang! Hahahaha, dewa petir, dewa mental, kalian benar-benar pu
“Bagus, aku suka caramu yang bersemangat itu. Daripada sebelumnya aku ingin melihat kekuatan asli dari naga petir, tunjukan padaku wahai Thunder Dragon Long Shan!” Ucap Tian Sen melepaskan semua auranya yang sudah benar-benar menggunakan kekuatan api, petir dan energi mental.BOOOOOMMM.. ROOAAAARRRRRR…. BOOOOOMMM….Tian Sen dan naga petir bentrok dengan sangat keras, keduanya kali ini tidak menahan diri dan melepaskan niat membunuh mereka sepenuhnya. Pertarungan yang gila menyebabkan langit serta badai datang ke alam petir, bahkan tiga dewa yang tersisa melihat itu semua dengan takjub. Tampaknya memang benar pewaris dari dewa petir bukanlah pemuda biasa, dapat bersaing dengan naga petir lalu bertarung dengan gila di dalam hutan petir sudah cukup menunjukan bakatnya bahkan jauh lebih baik daripada pewaris dewa pedang ataupun Ju Ling'er yang disebut sebagai jenius luar biasa dari kerajaan super. Ju Ling'er sendiri bahkan tidak tahu harus menyebut Tian Sen apalagi setelah melihat sendi
“Ho? Kau disebut sebagai dewa naga petir dulunya, tapi tidak bisa melihat darah dalam tubuhku. Apa ini yang kamu dapatkan setelah terkurung lama disini? Benar-benar pemborosan besar dan kesalahan besar bagi dewa petir!” Balas Tian Sen dengan nada sombong dan penuh hinaan terhadap naga petir yang jelas-jelas sudah marah bertambah sangat marah saat mendengar ucapan Tian Sen yang kurang ajar itu. Dia selama ini hidup dengan baik sebelum dewa petir mengurungnya, meskipun terpisah dari clan naga tapi dia tidak peduli hal itu bahkan saat di buru naga petir hanya melawan lalu pergi bersembunyi di dalam hutanm Hanya dewa petir yang datang dan mengurungnya di dalam hutan membuatnya sangat marah serta membenci manusia yang serakah. Apalagi semenjak di kurung meski hidupnya tidak berada dalam bahaya, dia tidak dapat kembali ke dunia asalnya dan tidak dapat kebebasan yang selalu dia inginkan selama ini. Perang besar pun dia tidak membantu clan nya yang mungkin membuatnya menjadi musuh dari clan