BOOOOOMMM…“The technique of the eagle swallowing the deer!” BOOOOOMMM.. Di tempat terakhir ada sosok tuan muda Ju yang berhasil bertahan dengan sendirinya di dalam ujian. Dia telah membuat semua rekannya keluar dari tes tersebut karena mereka tidak dapat bertahan di dalamnya. Tapi tetap saja ternyata hal seperti ini sangat merepotkan baginya sampai membuatnya hampir kelelahan dan mari disana. Hanya saja beruntung dia berhasil menyelesaikan tes terakhir dengan tubuh yang penuh luka dan darah yang mengalir keluar dari tubuhnya. Pertempuran brutal yang dia lakukan sudah cukup menunjukan niatnya dalam jalan pedang jadi tempat yang dia masukin tidak lagi memberikan ujian padanya.SWISSHHH…“Kau layak menerima semuanya!” Ucap suara orang tua yang terdengar agak serak tapi memiliki berat di hari tuan muda Ju.“Terima kasih senior!” “Hahaha, tidak perlu berterima kasih padaku. Setelah kamu menerima milikku maka kamu adalah muridku, hiduplah sesuai keinginanmu dan jagalah kebebasaanmu itu
"Agh! Kenapa kalian semua melakukan ini? Kenapa kami tidak boleh hidup bahagia? Kenapa kami yang lemah harus kalain siksa seperti ini? Dewa! Dimana kamu? Dimana kamu yang telah kami sembah selama ini? Kenapa kamu tidak muncul.. Kenapa?" Sosok pria muda berusia sepuluh tahun tampak berlutut menghadap ke langit. Dia mengucapkan semua keluhannya ke langit dengan marah, dia mengeluh dengan ketidakadilan yang diterima oleh dia dan keluarganya. "Benci! Aku benci kalian semua, aku akan membunuh kalian semua! Aku bersumpah akan membunuh kalian yang merenggut seluruh kebahagiaan yang dulu aku miliki!" Teriak anak itu dengan marah dan mengutuk langit yang tidak adil terhadap dirinya. Tidak ada yang menjawab, tidak ada yang mendengarkan keluhannya, hanya hujan, petir dan kilat sebagai tanda betapa hancurnya hati sang anak itu sekarang. Tatapan yang penuh keputusasaan membuat si anak benar-benar jauh dari anak-anak seusianya, senyuman anak berumur sepuluh tahun itu pun tampak tidak ada lagi se
Anak umur delapan tahun itu pun mengangguk dan ayahnya dengan tenang mengajari anaknya itu seluruh yang dia ingin anaknya pelajari. Satu jam, dua jam, tiga jam pun berlalu, setelah merasa hari sudah mulai naik barulah keduanya pun keluar dari gua dan kembali ke desa. Ayah dari anak itu kembali ke rumah sedangkan anaknya pergi bermain ke danau yang sudah dijanjikan dengan teman-temannya, saat sang ayah sampai di rumah sosok istrinya sudah menunggu menatapnya dengan tatapan dingin.“Kenapa kamu membawa Shen’er kesana?” Tanya sang ibu dengan wajah murung menatap suaminya.“Huf.. Siapa yang tahu masa depan? Setidaknya aku memberikan anak kita pilihan untuk masa depannya! Apa kamu pikir dapat bersembunyi terus dari mereka?” Jawaban dari suaminya membuat sang istri merendahkan kepalanya. Dia paham apa yang dimaksud oleh suaminya itu, sangat paham sampai membuat hatinya sangat sakit memikirkan masalah yang sebenarnya mereka hadapi. Dia tidak masalah jika mati, tapi dia tidak akan terima ka
“Iya… Paman, tampaknya mereka benar-benar bukan demon. Hm? Kalau begitu apa kita pergi saja? Sepertinya ibu Mingyue memintaku untuk pulang, dan entah kenapa perasaanku sangat tidak enak dengan panggilan tiba-tiba itu!” sahut Pemuda yang bernama Long Zhuting. Dia telah berkelana selama beberapa abad melewati seluruh lorong ruang menuju ke semua dunia yang terhubung. Ketiganya setuju untuk kembali, mereka terbang melewati ruang dan membiarkan kelompok yang tadi melawannya begitu saja. Tapi memang kelompok itu tidak berani mencegah atau marah, mereka bahkan hanya berani mengangkat kepala saat Long Zhuting benar-benar sudah menghilang dari pandangan mereka. Setelah mereka benar-benar tidak lagi merasakan keberadaan anak itu, mereka baru melanjutkan perjalanan menuju dunia awan. Tempat yang menjadi tujuan akhir mereka, bahkan mereka harus segera pergi sebelum semua terlambat untuk mereka. “Mereka itu benar-benar tidak tahu malu, tapi biarlah! Mereka juga tidak melanggar!” Sebenarnya L
Tian Sen terus berjalan mencari petunjuk, meskipun tubuhnya masih kecil dan umurnya juga belum sepuluh tahun. Tapi hatinya benar-benar kuat bahkan jika melihat mayat yang hangus di dalam lautan api pun tidak membuatnya menjadi takut dengan semua itu. Dia terus melangkah, satu demi langkah terus dia lalui dan setiap dia melangkah akan ada mayat hangus atau bagian tubuh yang terlihat di matanya. Dan semakin dia terus melangkah, Tian Sen menemukan beberapa sosok yang di ikat dengan tubuh penuh luka dan di tengah-tengah beberapa sosok itu ada satu orang tua yang masih tampak bernafas. Saat melihat orang tua itu Tian Sen langsung mempercepat langkahnya, setelah lama melangkah di desa akhirnya Tian Sen menemukan satu orang hidup. Meski hanya satu dia ingin menyelamatkan satu orang itu apapun yang terjadi apalagi sosok itu adalah kepala desa tua yang sering berkunjung ke rumahnya.“Kepala desa, kakek!” Tian Sen berhasil menurunkan pria tua itu dengan susah payah. Dia juga mencoba mengikat
Tujuh tahun berlalu sejak hari dimana desa tempat tinggal Tian Sen di hancurkan, sekarang anak yang tadi belum berumur sepuluh tahun telah menjadi pemuda berumur lima belas tahun. Dia bekerja di sebuah restoran pada kota yang berukuran cukup besar dengan posisi tingkat menengah dalam kerajaan Chu. Kehidupan kecilnya kembali dengan kebahagian tapi hatinya masih tetap dalam kesedihan, meskipun di luar dia melayani banyak tamu dengan senyuman kadang ada hari dimana Tian Sen akan diam dan tampak murung sendiri. Nyonya pemilik restoran yang membawa Tian Sen bekerja di restorannya pun sadar kebiasaan Tian Sen itu tapi dia tidak mengatakan apapun karena yakin ada alasan Tian Sen bersikap aneh. “Tian Sen, setelah kamu mengurus yang Disana cobalah untuk membantu kakak Mu di dapur!” Ucap nyonya yang baru saja meletakan pesanan tamu di meja. “Baik bibi!” Tian Sen dengan senang hati pergi ke dapur dan membantu seorang wanita yang lebih tua darinya membersihkan tempat makan kotor. Wanita muda
Pada akhirnya TIan Sen tidak punya pilihan selain ikut pergi ke esokan harinya dengan kakaknya untuk mendaftar, mereka sampai di depan tempat pendaftaran yang dibuka pada tempat rumah wali kota. Saat mereka berjalan Tian Sen melihat beberapa orang yang dia kenal, itu adalah orang-orang yang dipukul olehnya, meski orang-orang itu marah tapi tidak ada yang berani mendekati Tian Sen setelah apa yang mereka alami sebelumnya. “Tidak ada yang menarik disitu, mereka berasal dari luar kota kita dan tampaknya memang berasal dari keluarga bangsawan tapi tidak besar!” Jelas kakak TIan Sen mengatakan asal usul dari pemuda yang merusak restoran mereka saat itu, dia tahu hal tersebut setelah penjaga kota membicarakan mereka dengan ibunya. Penjaga kota menjelaskan kalau sebenarnya sudah ada peraturan yang melarang peserta membuat masalah di kota mereka tapi kadang anak-anak muda itu merasa diri mereka lebih baik dari yang lain dan karena kota mereka juga tidak pernah ada perwakilan menuju akademi
Kalung pemberian sang ibu yang memiliki arti besar meski hanya setengah dari kalung itu ada pada Tian Sen, dia yakin kalau orangtuanya masih hidup meskipun dia sendiri tidak tahu dimana mereka sekarang berada. Tian Sen membuka buku teknik seni beladiri dan mencoba beberapa teknik yang berhubungan dengan pukulan dan gerakan, itu dia lakukan karena memang dia sendiri tidak cukup cocok menggunakan senjata saat ini dan lagi memang Tian Sen memang tidak punya senjata padanya. “Teknik tinju singa api? Hm, ini sepertinya cocok dan ada lagi langkah bayangan, sepertinya ini teknik umum jadi tidak masalah bukan? Dan lagi ini hanya di Class menengah jadi tidak akan mungkin menjadi masalah selama tes! Yah.. itupun jika aku lulus sih,” Tian Sen dengan tenang membaca buku teknik itu di dalam kamarnya, dia benar-benar jatuh dalam diri sendiri selama mempelajari teknik tinju api. Di dalam buku teknik seni beladiri, ada tiga tingkat dalam setiap dilatih tingkat dasar, menengah dan sempurna. Tian S
BOOOOOMMM…“The technique of the eagle swallowing the deer!” BOOOOOMMM.. Di tempat terakhir ada sosok tuan muda Ju yang berhasil bertahan dengan sendirinya di dalam ujian. Dia telah membuat semua rekannya keluar dari tes tersebut karena mereka tidak dapat bertahan di dalamnya. Tapi tetap saja ternyata hal seperti ini sangat merepotkan baginya sampai membuatnya hampir kelelahan dan mari disana. Hanya saja beruntung dia berhasil menyelesaikan tes terakhir dengan tubuh yang penuh luka dan darah yang mengalir keluar dari tubuhnya. Pertempuran brutal yang dia lakukan sudah cukup menunjukan niatnya dalam jalan pedang jadi tempat yang dia masukin tidak lagi memberikan ujian padanya.SWISSHHH…“Kau layak menerima semuanya!” Ucap suara orang tua yang terdengar agak serak tapi memiliki berat di hari tuan muda Ju.“Terima kasih senior!” “Hahaha, tidak perlu berterima kasih padaku. Setelah kamu menerima milikku maka kamu adalah muridku, hiduplah sesuai keinginanmu dan jagalah kebebasaanmu itu
Setelah beberapa waktu, Tian Sen baru selesai memulihkan energinya tapi tetap saja danau mental energinya masih belum pulih sehingga tidak bisa di gunakan untuk sementara waktu. Biasanya energi mental akan mengalami pengisian sendiri tapi miliknya sangat aneh karena itu tidak terjadi sekarang di depan matanya. Memikirkan terlalu tidak bisa menjadi solusi baginya, jadi Tian Sen hanya kembali ke luar dengan wajah yang murung. Kali ini mereka berhasil aman di dalam gua yang membuat Tian Sen agak aneh, bagaimana bisa gua seperti ini begitu aman di saat semua tempat yang mereka kunjungi malah sangat berbahaya? “Apa ada gerakan nona Ju?” Tanya Tian Sen pada Ju Ling'er yang sedang duduk termenung. Dia sadar saat Tian Sen memanggil namanya, dia menggeleng kepala karena sejak awal melindungi Tian Sen tidak ada gerakan aneh dari luar. “Tidak ada kakak Tian, ini memang cukup aneh tapi memang sejak kita datang dan kamu meditasi. Tidak ada gerakan yang begitu besar di dalam gua ini atau di luar!
Melihat sang ayah, dia tersenyum lalu mengangguk dan ayahnya juga tersenyum seraya membawa sang kakak dengan wajah serta pakaian yang sudah seperti pengemis. Hanya setelah jauh dari anak serta menantunya, kepala keluarga Xu menghela nafas lega. Anak pertamanya juga berdiri sembari membersihkan pakaiannya seolah sudah terbiasa dengan yang terjadi sebelumnya. Tentu apa yang dirasakan oleh adiknya benar tentang sang ayah, sangat jarang ayahnya membawa dia terburu-buru seperti tadi. Meski terlihat marah dia bisa melihat jelas kekhawatiran di wajah ayahnya itu dari matanya sendiri.“Ada apa ayah? Apa ada masalah?” Tanya sang anak pada ayahnya tersebut.“Cukup bermasalah, tampaknya ada pergerakan aneh di Medan perang kuno dan orang-orang itu meminta bantuan kita!” Ucap sang ayah membuat anaknya menjadi sangat serius mendengar ucapan sang ayah tersebut.Medan perang kuno adalah wilayah paling bersejarah dan juga harta tertinggi di benua barat. Disana adalah tempat terciptanya jenius generasi
“Apa itu serius kakak? Bukannya anakku itu seorang kultivator bukan pengguna mental energi? Ini benar-benar aneh ….” Sang kakak juga merasa ini memang hal yang aneh. Bahkan ayah mereka sendiri sangat terkejut mendengar kalau cucu terkecilnya benar-benar seorang ahli energi mental. Dua kekuatan yang tidak mungkin dapat bersatu di satu tubuh dan bahkan jika ada orang yang mencoba melatihnya, mereka pada akhirnya harus memilih salah satu daripada keduanya. Ini Tian Sen memilih keduanya dan tingkatan di awal memang tidak rendah, sudah sejajar dengan mereka yang berada di ranah seal master tingkat rendah. Lalu kekuatannya pun ada di puncak pembangunan dasar yang berarti tidak lama bagi Tian Sen mencapai ranah golden core. “Yah, ayah juga terkejut tapi setelah itu dia tertawa karena senang. Dia bahkan membanggakan cucunya itu kepada para tetua, kan kamu tahu beberapa tetua merasa tindakan ayah sedikit melenceng dari keluarga. Tapi setelah mendengar bakat langka seperti ini, mereka menjadi
“Yah, berhati-hati lah! Masalah mengenai orang itu biarkan saja. Jika dia datang lagi katakan saja untuk menemui ku dulu!” Ucap Pemuda itu yang berbicara dengan santai tanpa rasa takut saat menyebutkan orang tersebut. Anak berumur sepuluh tahun melambaikan tangannya lalu menghilang dari pandangan pemuda tersebut dalam sekejap. Meninggalkan pemuda itu sendirian menatap ruang angkasa yang ada di atasnya. Dia seolah memikirkan kata-kata dari temannya tadi, masalah orang yang selalu berusaha mencari jalan untuk menghidupkan kembali keluarganya. Meski terdengar aneh, tapi dia sangat memahami aturan dunia milik orang tersebut dulu karena saat itu dia juga hampir bentrok dengan kehendak surga yang disana. Kalau bukan karena dia tidak ingin menambah masalah, mungkin saja sudah dari awal dia berhadapan dengan kehendak surga yang dia rasa sangat aneh tersebut. Beruntung saja dia tidak terlalu gegabah sehingga tidak merusak aturan serta kehendak alam di sana kalau Sampai itu terjadi dia sendiri
“Kau hanya takut bertemu dengan dia bukan? Memintaku datang kesini sendirian dan tempat yang cukup terpencil, ini benar-benar membuatku sulit untuk datang. Kalau bukan karena kamu, aku tidak akan mau datang!” Kata si anak itu dengan ekspresi kesal menatap pemuda yang tampak sangat santai itu. Dia sangat memahami pemuda ini dalam hal yang dikhawatirkannya, seperti takut pada wanita atau bisa dikatakan masih punya hubungan dengan pria ini. Hanya saja tampaknya pemuda ini saja yang selalu menghindari wanita tersebut yang jelas-jelas mempunyai perasaan padanya.“Yah, aku tidak seperti ayahku kamu tahu? Dan juga, aku masih punya kakak perempuan yang merepotkan! Apalagi ibu-ibuku, jika mereka tahu apa yang telah aku lakukan mungkin saja aku akan kembali di kurung selama seratus tahun lagi!” Balasnya dengan ekspresi yang cukup sedih, meski dia berperang dengan musuh asing untuk keluarganya. Hanya saja keluarganya tidak ingin dia berada dalam bahaya karena itulah larangan di dapat dari orang
“Ayo!” Segera Tian Sen dan Ju Ling’er langsung masuk setelah mendapatkan keyakinan dari Ju Ling’er. Saat mereka masuk, kepala mereka terasa sedikit pusing sebelum akhirnya mereka sadar sudah menginjakan kaki di sebuah tempat yang cukup aneh. Dimana, mereka berada di sebuah tebing yang di bawahnya adalah hutan dan langitnya pun sangat menakutkan karena tidak henti-hentinya melepaskan petir. “Ini… Auranya lebih kejam!” Ucap Ju LIng’er merasa tubuhnya gemetar karena merasakan betapa mengerikannya aura yang ada disana. Tidak hanya itu saja, dari semua petir yang bermunculan di sana dia juga bisa merasakan banyak hal yang mulai aneh seperti perasaan saat melihat hutan di bawahnya yang entah kenapa ada banyak tatapan mengarah padanya. Meskipun itu terlihat hanya hutan biasa tapi dia juga bisa merasakan banyak aura mengerikan di dalamnya, dia berharap itu hanya perasaannya saja tapi perasaan itu tidak bisa dihilangkan begitu saja. Tian Sen yang juga merasakan hal itu tersenyum, ini bukan
“Iya, bisa dibilang begitu. jadi bukan aku yang menolak wanita cantik sepertimu nona tapi tempat inilah yang menolaknya! Ais, benar-benar kasihan kenapa aku tidak bisa membawa beberapa gadis cantik bersamaku? Sungguh tidak adil!” Jawab Tian Sen dengan ekspresi yang sedih karena tidak dapat membawa beberapa gadis cantik bersama dengannya. Tentu saja semua orang merasa ucapan Tian Sen sedikit berlebihan dan terlalu vulgar menggoda putri Ying tapi hanya Putri Ying yang bisa melihat kalau itu hanya basa-basi dari Tian Sen saja.a“Oh, kalau begitu aku juga merasa sedih tuan muda Tian. Andai kata kamu dan aku bisa pergi bersama di awal mungkin kita bisa sedikit lebih dekat sungguh sayang sekali!”’ Tambah sang putri merasa kalau Tian Sen adalah orang yang menarik dan tidak ada salahnya berteman dengan pria seperti Tian Sen. Melihat Putri ying yang menggoda Tian Sen, Ju Ling’er mengerutkan keningnya dengan buruk karena dia merasa kalau putri Ying bisa saja menjadi ancaman bagi kakaknya sendi
Huf… AKhirnya aku pulih!” Tian Sen yang sebelumnya memulihkan diri akhirnya bisa pulih setelah cukup "lama beristirahat. Dan tubuhnya terasa lebih ringan meski mental energinya belum dapat digunakan karena masih butuh proses yang cukup lama untuk memulihkannya. Kecuali jika Tian Sen menemukan sesuatu yang dapat memperkuat energi mentalnya atau mengisi kembali lautan mentalnya. Melihat ke arah Ju Ling’er yang tampak tertidur, Tian Sen menghela nafas dan hanya melihatnya tertidur, ia tidak mengatakan apapun karena tahu kalau gadis ini juga kelelahan karena telah menjaga Tian Sen selama beberapa hari ini.“Benar-benar gadis yang jujur! Tapi yah, mari tunggu sebentar lagi sebelum bergerak masuk ke aula besar!” Kata Tian Sen melihat kalau gadis kecil ini juga pasti kelelahan karena memaksa untuk melindunginya. Jadi setelah melihatnya Tian Sen hanya duduk sambil menunggu Ju Ling'er bangun, cukup lama sebelum gadis itu bangun tapi Tian Sen tidak mempermasalahkan hal tersebut. Mereka langsung