maaf telat kak, aku kemarin kerja sampai pagi dan lanjut lagi pagi jadi gak sempat buat 2 bab. tapi syukur aku bisa buatnya, maaf kalau telat kak 🙏
Dia tidak akan percaya kalau Tian Sen dapat membunuhnya karena rohnya jauh lebih kuat dan kebal terhadap beberapa serangan jiwa. Kecuali jika Tian Sen mempunyai teknik yang ada di dunia tingkat atas mungkin saja dia percaya dan takut pada Tian Sen. Tapi bagaimana bisa seorang anak muda dari dunia kecil bisa memilikinya? Bahkan jika Tian Sen berasal dari kekuatan tingkat super di dunia kecil ini tidak akan memiliki teknik jiwa yang kuat. Karena itulah dia bisa dengan bebas melancarkan aksinya di Medan perang meskipun nantinya ketahuan oleh orang kuat di dunia. Tian Sen tidak menjawab, ia sekali lagi mengeluarkan artefak berbentuk plakat dan saat di tangan Tian Sen plakat tersebut mengeluarkan cahaya merah api. Dan di campur dengan energi Tian Sen, membentuk singa api yang besar siap menerkam roh tersebut.RAAAAAAOOORRRRRRR….“Ini… Teknik jiwa tingkat langit, bagaimana mungkin?” Tanyanya tidak percaya Tian Sen benar-benar mengeluarkan teknik serangan tingkat langit di depan matanya. Tia
Melihat betapa marahnya makhluk itu, sosok yang merantai orang tua tertawa terbahak-bahak seolah dia sangat puas dengan yang di alami oleh orang tua tersebut. Dalam hidupnya yang sudah lama, baru kali ini dia mendengar kalau ras asing benar-benar menderita di tangan seorang pemuda biasa yang bahkan hanya manusia biasa. Apalagi manusia ini hanya di ranah kecil, bahkan di dunianya hanyalah sepotong debu yang tidak akan di pedulikan oleh ras nya. Sekarang dia semakin yakin kalau Tian Sen memang pemuda yang cocok sebagai teman, saat tawanya berakhir sosok itu menambah kekuatan ikatan rantai jiwanya. Semakin kuat rantai jiwanya semakin menjerit orang tua yang terikat dengan rantainya tersebut.“AGH, bajingan! Aku sang Monster Swallower, bagaimana bisa mati disini? Aku adalah dewa, tidak! Aku tidak mau…” teriaknya dengan kesadaran yang benar-benar kuat bahkan Tian Sen merasa sedikit tertekan karena aura dari roh orang tua tersebut.“Nak, sudah saatnya! Hahaha, kamu harus membunuhnya sekaran
"Agh! Kenapa kalian semua melakukan ini? Kenapa kami tidak boleh hidup bahagia? Kenapa kami yang lemah harus kalain siksa seperti ini? Dewa! Dimana kamu? Dimana kamu yang telah kami sembah selama ini? Kenapa kamu tidak muncul.. Kenapa?" Sosok pria muda berusia sepuluh tahun tampak berlutut menghadap ke langit. Dia mengucapkan semua keluhannya ke langit dengan marah, dia mengeluh dengan ketidakadilan yang diterima oleh dia dan keluarganya. "Benci! Aku benci kalian semua, aku akan membunuh kalian semua! Aku bersumpah akan membunuh kalian yang merenggut seluruh kebahagiaan yang dulu aku miliki!" Teriak anak itu dengan marah dan mengutuk langit yang tidak adil terhadap dirinya. Tidak ada yang menjawab, tidak ada yang mendengarkan keluhannya, hanya hujan, petir dan kilat sebagai tanda betapa hancurnya hati sang anak itu sekarang. Tatapan yang penuh keputusasaan membuat si anak benar-benar jauh dari anak-anak seusianya, senyuman anak berumur sepuluh tahun itu pun tampak tidak ada lagi se
Anak umur delapan tahun itu pun mengangguk dan ayahnya dengan tenang mengajari anaknya itu seluruh yang dia ingin anaknya pelajari. Satu jam, dua jam, tiga jam pun berlalu, setelah merasa hari sudah mulai naik barulah keduanya pun keluar dari gua dan kembali ke desa. Ayah dari anak itu kembali ke rumah sedangkan anaknya pergi bermain ke danau yang sudah dijanjikan dengan teman-temannya, saat sang ayah sampai di rumah sosok istrinya sudah menunggu menatapnya dengan tatapan dingin.“Kenapa kamu membawa Shen’er kesana?” Tanya sang ibu dengan wajah murung menatap suaminya.“Huf.. Siapa yang tahu masa depan? Setidaknya aku memberikan anak kita pilihan untuk masa depannya! Apa kamu pikir dapat bersembunyi terus dari mereka?” Jawaban dari suaminya membuat sang istri merendahkan kepalanya. Dia paham apa yang dimaksud oleh suaminya itu, sangat paham sampai membuat hatinya sangat sakit memikirkan masalah yang sebenarnya mereka hadapi. Dia tidak masalah jika mati, tapi dia tidak akan terima ka
“Iya… Paman, tampaknya mereka benar-benar bukan demon. Hm? Kalau begitu apa kita pergi saja? Sepertinya ibu Mingyue memintaku untuk pulang, dan entah kenapa perasaanku sangat tidak enak dengan panggilan tiba-tiba itu!” sahut Pemuda yang bernama Long Zhuting. Dia telah berkelana selama beberapa abad melewati seluruh lorong ruang menuju ke semua dunia yang terhubung. Ketiganya setuju untuk kembali, mereka terbang melewati ruang dan membiarkan kelompok yang tadi melawannya begitu saja. Tapi memang kelompok itu tidak berani mencegah atau marah, mereka bahkan hanya berani mengangkat kepala saat Long Zhuting benar-benar sudah menghilang dari pandangan mereka. Setelah mereka benar-benar tidak lagi merasakan keberadaan anak itu, mereka baru melanjutkan perjalanan menuju dunia awan. Tempat yang menjadi tujuan akhir mereka, bahkan mereka harus segera pergi sebelum semua terlambat untuk mereka. “Mereka itu benar-benar tidak tahu malu, tapi biarlah! Mereka juga tidak melanggar!” Sebenarnya L
Tian Sen terus berjalan mencari petunjuk, meskipun tubuhnya masih kecil dan umurnya juga belum sepuluh tahun. Tapi hatinya benar-benar kuat bahkan jika melihat mayat yang hangus di dalam lautan api pun tidak membuatnya menjadi takut dengan semua itu. Dia terus melangkah, satu demi langkah terus dia lalui dan setiap dia melangkah akan ada mayat hangus atau bagian tubuh yang terlihat di matanya. Dan semakin dia terus melangkah, Tian Sen menemukan beberapa sosok yang di ikat dengan tubuh penuh luka dan di tengah-tengah beberapa sosok itu ada satu orang tua yang masih tampak bernafas. Saat melihat orang tua itu Tian Sen langsung mempercepat langkahnya, setelah lama melangkah di desa akhirnya Tian Sen menemukan satu orang hidup. Meski hanya satu dia ingin menyelamatkan satu orang itu apapun yang terjadi apalagi sosok itu adalah kepala desa tua yang sering berkunjung ke rumahnya.“Kepala desa, kakek!” Tian Sen berhasil menurunkan pria tua itu dengan susah payah. Dia juga mencoba mengikat
Tujuh tahun berlalu sejak hari dimana desa tempat tinggal Tian Sen di hancurkan, sekarang anak yang tadi belum berumur sepuluh tahun telah menjadi pemuda berumur lima belas tahun. Dia bekerja di sebuah restoran pada kota yang berukuran cukup besar dengan posisi tingkat menengah dalam kerajaan Chu. Kehidupan kecilnya kembali dengan kebahagian tapi hatinya masih tetap dalam kesedihan, meskipun di luar dia melayani banyak tamu dengan senyuman kadang ada hari dimana Tian Sen akan diam dan tampak murung sendiri. Nyonya pemilik restoran yang membawa Tian Sen bekerja di restorannya pun sadar kebiasaan Tian Sen itu tapi dia tidak mengatakan apapun karena yakin ada alasan Tian Sen bersikap aneh. “Tian Sen, setelah kamu mengurus yang Disana cobalah untuk membantu kakak Mu di dapur!” Ucap nyonya yang baru saja meletakan pesanan tamu di meja. “Baik bibi!” Tian Sen dengan senang hati pergi ke dapur dan membantu seorang wanita yang lebih tua darinya membersihkan tempat makan kotor. Wanita muda
Pada akhirnya TIan Sen tidak punya pilihan selain ikut pergi ke esokan harinya dengan kakaknya untuk mendaftar, mereka sampai di depan tempat pendaftaran yang dibuka pada tempat rumah wali kota. Saat mereka berjalan Tian Sen melihat beberapa orang yang dia kenal, itu adalah orang-orang yang dipukul olehnya, meski orang-orang itu marah tapi tidak ada yang berani mendekati Tian Sen setelah apa yang mereka alami sebelumnya. “Tidak ada yang menarik disitu, mereka berasal dari luar kota kita dan tampaknya memang berasal dari keluarga bangsawan tapi tidak besar!” Jelas kakak TIan Sen mengatakan asal usul dari pemuda yang merusak restoran mereka saat itu, dia tahu hal tersebut setelah penjaga kota membicarakan mereka dengan ibunya. Penjaga kota menjelaskan kalau sebenarnya sudah ada peraturan yang melarang peserta membuat masalah di kota mereka tapi kadang anak-anak muda itu merasa diri mereka lebih baik dari yang lain dan karena kota mereka juga tidak pernah ada perwakilan menuju akademi
Melihat betapa marahnya makhluk itu, sosok yang merantai orang tua tertawa terbahak-bahak seolah dia sangat puas dengan yang di alami oleh orang tua tersebut. Dalam hidupnya yang sudah lama, baru kali ini dia mendengar kalau ras asing benar-benar menderita di tangan seorang pemuda biasa yang bahkan hanya manusia biasa. Apalagi manusia ini hanya di ranah kecil, bahkan di dunianya hanyalah sepotong debu yang tidak akan di pedulikan oleh ras nya. Sekarang dia semakin yakin kalau Tian Sen memang pemuda yang cocok sebagai teman, saat tawanya berakhir sosok itu menambah kekuatan ikatan rantai jiwanya. Semakin kuat rantai jiwanya semakin menjerit orang tua yang terikat dengan rantainya tersebut.“AGH, bajingan! Aku sang Monster Swallower, bagaimana bisa mati disini? Aku adalah dewa, tidak! Aku tidak mau…” teriaknya dengan kesadaran yang benar-benar kuat bahkan Tian Sen merasa sedikit tertekan karena aura dari roh orang tua tersebut.“Nak, sudah saatnya! Hahaha, kamu harus membunuhnya sekaran
Dia tidak akan percaya kalau Tian Sen dapat membunuhnya karena rohnya jauh lebih kuat dan kebal terhadap beberapa serangan jiwa. Kecuali jika Tian Sen mempunyai teknik yang ada di dunia tingkat atas mungkin saja dia percaya dan takut pada Tian Sen. Tapi bagaimana bisa seorang anak muda dari dunia kecil bisa memilikinya? Bahkan jika Tian Sen berasal dari kekuatan tingkat super di dunia kecil ini tidak akan memiliki teknik jiwa yang kuat. Karena itulah dia bisa dengan bebas melancarkan aksinya di Medan perang meskipun nantinya ketahuan oleh orang kuat di dunia. Tian Sen tidak menjawab, ia sekali lagi mengeluarkan artefak berbentuk plakat dan saat di tangan Tian Sen plakat tersebut mengeluarkan cahaya merah api. Dan di campur dengan energi Tian Sen, membentuk singa api yang besar siap menerkam roh tersebut.RAAAAAAOOORRRRRRR….“Ini… Teknik jiwa tingkat langit, bagaimana mungkin?” Tanyanya tidak percaya Tian Sen benar-benar mengeluarkan teknik serangan tingkat langit di depan matanya. Tia
“Benar-benar tidak bisa aku temukan! Apa yang terjadi? Tidak, tunggu! Kalau anak ini punya kemampuan untuk menahan es milikku di lembah maka…” tiba-tiba dia memikirkan sesuatu yang mungkin saja bisa membuatnya menemukan jiwa milik Tian Sen, kemungkinan lain karena jiwa Tian Sen berada di tempat lain dalam ruang kesadarannya karena sedikit kemungkinan para jenius memiliki ruang kesadaran yang lain sebagai tempat untuk menyelamatkan jiwa aslinya dari bahaya seperti ini. Tentu mungkin saja Tian Sen tidak tahu kalau dia dalam bahaya hanya karena biasanya itu terdeteksi oleh laut kesadarannya yang lain maka dipindahkan ke ruang kedua. Segera dia fokus mencari celah dimana kemungkinan ruang kesadaran lain milik Tian Sen berada, dan tidak butuh waktu lama dia menemukan dimana jiwa Tian Sen tinggal. Tanpa memikirkan apapun lagi kecuali menghancurkan jiwa itu, dia segera menerobos masuk secara paksa ke dalam sana. Sehingga ruang kesadaran kedua Tian Sen langsung hancur dengan mudahnya lalu me
“Eh?” Tian Sen yang sudah bermeditasi selama beberapa hari tersadar oleh sesuatu yang membuat hatinya sedikit gelisah. Dan matanya tiba-tiba menatap langsung ke arah makhluk yang membeku, meski makhluk itu membeku Tian Sen dapat merasakan kalau dia masih hidup. Dan juga matanya melihat kalau makhluk itu pun tidak terlalu tua dari struktur tulang dalam tubuhnya hanya saja kenapa dia ada disini? Dan untuk apa dia ada disini? Pertanyaan itu sungguh membuat Tian Sen sangat penasaran tapi selama ini ia belum bisa mencari tahu kebenaran dari semua hal tersebut. Tapi setelah ia selesai menyerap semua energi dalam kolam, suara itu sekali lagi berbicara padanya kalau telah lolos di ujian pertama. Tian Sen mengangguk dan siap memulai ujian kedua, tes ujian kedua adalah hal yang juga terlihat mudah bagi Tian Sen m yaitu dimana ia hanya perlu duduk di lembah api. Lembah api sesuatu yang ada di bawah gua tersebut dan benar-benar memiliki suhu terpanas disana berbeda saat berada di atas. Tian Sen
“Baik tuan muda, aku akan segera menyiapkan semuanya! Agar kita bisa berangkat segera,” ucapnya dengan tenang dan serius dalam menjalankan perintah dari tuan mudanya tersebut. Bagaimanapun tuan muda ini meskipun dia hanya tuan muda tapi statusnya sangat tinggi di dalam negaranya jadi tidak ada yang berani membuat masalah atau bahkan melawan perintah dari pemuda ini. Di saat yang sama kekuatannya juga jauh lebih kuat bahkan mereka mungkin bisa bersaing dengan kerajaan super, hanya saja karena itu cuman ada tuan muda membuat mereka tidak terlalu kuat melawan kerajaan super yang rata-rata ranahnya di atas qi condensation. Setelah semua anggotanya pergi, sesosok wanita muncul di belakang pemuda itu dengan pakaian yang sangat terbuka. Hampir hanya terlihat bagian pahanya ke atas yang tertutup, pakaian atasnya juga sedikit memperlihatkan dadanya yang cukup besar tersebut. Dia membelai tubuh pemuda itu sambil menyentuh dagunya lalu berkata dengan nada menggoda tepat di depan mata pemuda ters
“Saudara Fu, dia benar-benar mati!” Wanita muda yang meringkuk di sebuah gua jauh dari kebisingan menangis karena sedih. Dia kehilangan satu temannya karena kesalahan yang mereka bersama perbuat, dua orang lainnya duduk dengan ekspresi sedih juga. Mereka tidak tahu kalau masalah ini akan membuat masalah besar bagi mereka bersama dan berakhir dengan kematian salah satu dari teman mereka. Padahal mereka hanya mengambil beberapa sisa dari harta yang saat itu ada, kalau bukan karena Fu Ran yang membantu mereka kabur mungkin mereka semua sudah mati saat itu. “Andai saja saudara Tian bersama kita! Mungkin kita masih bisa bertahan,” ucap Chen An dengan ekspresi sangat sedih, dia benar-benar menyesal karena Tian Sen tidak ada. Mereka juga tahu kalau Tian Sen terpisah karena tidak mendapatkan jimat yang seharusnya dapat mengeluarkan mereka di tempat sama. Tapi karena Tian Sen tidak dapat, membuatnya jatuh ke tempat yang paling jauh dari posisi mereka saat ini. Jika memungkinkan mereka berhara
“Ba… Bagaimana ada ras seperti ini di Medan perang?” Tanya Tian Sen dengan rasa tidak percaya melihat sosok yang meringkuk tersebut. Sudah jelas kalau sosok itu bukanlah manusia, monster, iblis ataupun hantu, ini jauh dibandingkan dengan ketiganya. Sesuatu yang bahkan Tian Sen sendiri hanya tahu karena membaca sesuatu secara tidak sengaja di dalam buku kuno milik orangtua kandungnya yang berisi semua hal di dunia ini serta gambar beberapa monster legenda. “Hooo, kamu tahu makhluk ini? Seharusnya tidak ada yang tahu mengenai keberadaannya di dunia tingkat rendah ini. Apa kamu memiliki hubungan dengan dunia atas?” Tanya suara yang selalu terdengar tapi tidak ada sosoknya disana sehingga Tian Sen tidak menjawab dan hanya diam saja. Saat melihat Tian Sen hanya diam, suara itu sekali lagi menjelaskan kepada Tian Sen kalau semua yang terjadi di lembah es karena dirinya. Tentu masalah yang terjadi pada Tian Sen tidak termasuk, yang dia maksud adalah penjagaan dari banyak monster di sekitar
“Itu… Dia mungkin akan membaik beberapa hari lagi ayah, sekarang dia sudah mulai menerima semuanya!” Jawab sang putri dengan ekspresi yang sedih, meski masalah keluarga selesai sekarang ibunya masih menderita akibat pangeran kedua. Tidak hanya ibunya kecewa karena pengkhianatan kakak keduanya tersebut bahkan ternyata anak yang di rawat oleh sang ibu sekarang malah bukan anak kandung dari ibunya sendiri. Berapa hancur hati sang ibu setelah mengetahui hal tersebut? Dan bagaimana bisa seorang ibu bisa menerima di saat ada yang mengatakan kalau anaknya mati setelah lahir oleh musuh mereka? “Huf… mereka memang kejam! Ayah benar-benar terlalu lembut selama ini, tidak hanya membuat keluarga kita menderita bahkan negara kita juga menderita karena masalah tersebut. Maaf.. maafkan ayah!” Raja Chu dengan ekspresi sangat sedih meminta maaf kepada putri tercintanya itu. Putri melihat ekspresi sang ayah langsung memeluk dan menangis di pelukan sang ayah yang sudah terlalu banyak menanggung beban d
BOOOOOMMM…“Raja, tenangkan amarahmu!” Jenderal Ning melihat raja Chu sangat marah menjadi takut. Dia takut kalau raja Chu menyakiti dirinya sendiri pada saat dimana mereka dalam suasana yang mencekam dengan tiga kerajaan lain. Meskipun dia tahu alasan kenapa raja begitu marah tapi dia berharap sang raja bisa tetap tenang dan mendinginkan kepala demi kerajaan Chu yang sekarang mungkin dalam bahaya. Tapi seorang raja dan juga seseorang yang sangat mencintai rakyatnya apalagi perwakilan kerajaan, saat dia mendengar salah satu mati belum lama saat perang seratus kerajaan di mulai. Bagaimana bisa dia menerima itu semua? Terlebih lagi dia merasakan kalau yang lain masih berada di dalam bahaya, karena beberapa kali lampu jiwa mereka kadang-kadang redup.Tentu saja dia tidak tahu keadaan Tian Sen, tapi dari batu yang diberikan We Yan berisi darah Tian Sen. Tidak ada tanda-tanda kalau pemuda itu terluka atau dalam bahaya menjelaskan kalau Tian Sen masih dalam keadaan baik-baik saja. Tidak sep