"Agh! Kenapa kalian semua melakukan ini? Kenapa kami tidak boleh hidup bahagia? Kenapa kami yang lemah harus kalain siksa seperti ini? Dewa! Dimana kamu? Dimana kamu yang telah kami sembah selama ini? Kenapa kamu tidak muncul.. Kenapa?" Sosok pria muda berusia sepuluh tahun tampak berlutut menghadap ke langit. Dia mengucapkan semua keluhannya ke langit dengan marah, dia mengeluh dengan ketidakadilan yang diterima oleh dia dan keluarganya. "Benci! Aku benci kalian semua, aku akan membunuh kalian semua! Aku bersumpah akan membunuh kalian yang merenggut seluruh kebahagiaan yang dulu aku miliki!" Teriak anak itu dengan marah dan mengutuk langit yang tidak adil terhadap dirinya. Tidak ada yang menjawab, tidak ada yang mendengarkan keluhannya, hanya hujan, petir dan kilat sebagai tanda betapa hancurnya hati sang anak itu sekarang. Tatapan yang penuh keputusasaan membuat si anak benar-benar jauh dari anak-anak seusianya, senyuman anak berumur sepuluh tahun itu pun tampak tidak ada lagi se
Anak umur delapan tahun itu pun mengangguk dan ayahnya dengan tenang mengajari anaknya itu seluruh yang dia ingin anaknya pelajari. Satu jam, dua jam, tiga jam pun berlalu, setelah merasa hari sudah mulai naik barulah keduanya pun keluar dari gua dan kembali ke desa. Ayah dari anak itu kembali ke rumah sedangkan anaknya pergi bermain ke danau yang sudah dijanjikan dengan teman-temannya, saat sang ayah sampai di rumah sosok istrinya sudah menunggu menatapnya dengan tatapan dingin.“Kenapa kamu membawa Shen’er kesana?” Tanya sang ibu dengan wajah murung menatap suaminya.“Huf.. Siapa yang tahu masa depan? Setidaknya aku memberikan anak kita pilihan untuk masa depannya! Apa kamu pikir dapat bersembunyi terus dari mereka?” Jawaban dari suaminya membuat sang istri merendahkan kepalanya. Dia paham apa yang dimaksud oleh suaminya itu, sangat paham sampai membuat hatinya sangat sakit memikirkan masalah yang sebenarnya mereka hadapi. Dia tidak masalah jika mati, tapi dia tidak akan terima ka
“Iya… Paman, tampaknya mereka benar-benar bukan demon. Hm? Kalau begitu apa kita pergi saja? Sepertinya ibu Mingyue memintaku untuk pulang, dan entah kenapa perasaanku sangat tidak enak dengan panggilan tiba-tiba itu!” sahut Pemuda yang bernama Long Zhuting. Dia telah berkelana selama beberapa abad melewati seluruh lorong ruang menuju ke semua dunia yang terhubung. Ketiganya setuju untuk kembali, mereka terbang melewati ruang dan membiarkan kelompok yang tadi melawannya begitu saja. Tapi memang kelompok itu tidak berani mencegah atau marah, mereka bahkan hanya berani mengangkat kepala saat Long Zhuting benar-benar sudah menghilang dari pandangan mereka. Setelah mereka benar-benar tidak lagi merasakan keberadaan anak itu, mereka baru melanjutkan perjalanan menuju dunia awan. Tempat yang menjadi tujuan akhir mereka, bahkan mereka harus segera pergi sebelum semua terlambat untuk mereka. “Mereka itu benar-benar tidak tahu malu, tapi biarlah! Mereka juga tidak melanggar!” Sebenarnya L
Tian Sen terus berjalan mencari petunjuk, meskipun tubuhnya masih kecil dan umurnya juga belum sepuluh tahun. Tapi hatinya benar-benar kuat bahkan jika melihat mayat yang hangus di dalam lautan api pun tidak membuatnya menjadi takut dengan semua itu. Dia terus melangkah, satu demi langkah terus dia lalui dan setiap dia melangkah akan ada mayat hangus atau bagian tubuh yang terlihat di matanya. Dan semakin dia terus melangkah, Tian Sen menemukan beberapa sosok yang di ikat dengan tubuh penuh luka dan di tengah-tengah beberapa sosok itu ada satu orang tua yang masih tampak bernafas. Saat melihat orang tua itu Tian Sen langsung mempercepat langkahnya, setelah lama melangkah di desa akhirnya Tian Sen menemukan satu orang hidup. Meski hanya satu dia ingin menyelamatkan satu orang itu apapun yang terjadi apalagi sosok itu adalah kepala desa tua yang sering berkunjung ke rumahnya.“Kepala desa, kakek!” Tian Sen berhasil menurunkan pria tua itu dengan susah payah. Dia juga mencoba mengikat
Tujuh tahun berlalu sejak hari dimana desa tempat tinggal Tian Sen di hancurkan, sekarang anak yang tadi belum berumur sepuluh tahun telah menjadi pemuda berumur lima belas tahun. Dia bekerja di sebuah restoran pada kota yang berukuran cukup besar dengan posisi tingkat menengah dalam kerajaan Chu. Kehidupan kecilnya kembali dengan kebahagian tapi hatinya masih tetap dalam kesedihan, meskipun di luar dia melayani banyak tamu dengan senyuman kadang ada hari dimana Tian Sen akan diam dan tampak murung sendiri. Nyonya pemilik restoran yang membawa Tian Sen bekerja di restorannya pun sadar kebiasaan Tian Sen itu tapi dia tidak mengatakan apapun karena yakin ada alasan Tian Sen bersikap aneh. “Tian Sen, setelah kamu mengurus yang Disana cobalah untuk membantu kakak Mu di dapur!” Ucap nyonya yang baru saja meletakan pesanan tamu di meja. “Baik bibi!” Tian Sen dengan senang hati pergi ke dapur dan membantu seorang wanita yang lebih tua darinya membersihkan tempat makan kotor. Wanita muda
Pada akhirnya TIan Sen tidak punya pilihan selain ikut pergi ke esokan harinya dengan kakaknya untuk mendaftar, mereka sampai di depan tempat pendaftaran yang dibuka pada tempat rumah wali kota. Saat mereka berjalan Tian Sen melihat beberapa orang yang dia kenal, itu adalah orang-orang yang dipukul olehnya, meski orang-orang itu marah tapi tidak ada yang berani mendekati Tian Sen setelah apa yang mereka alami sebelumnya. “Tidak ada yang menarik disitu, mereka berasal dari luar kota kita dan tampaknya memang berasal dari keluarga bangsawan tapi tidak besar!” Jelas kakak TIan Sen mengatakan asal usul dari pemuda yang merusak restoran mereka saat itu, dia tahu hal tersebut setelah penjaga kota membicarakan mereka dengan ibunya. Penjaga kota menjelaskan kalau sebenarnya sudah ada peraturan yang melarang peserta membuat masalah di kota mereka tapi kadang anak-anak muda itu merasa diri mereka lebih baik dari yang lain dan karena kota mereka juga tidak pernah ada perwakilan menuju akademi
Kalung pemberian sang ibu yang memiliki arti besar meski hanya setengah dari kalung itu ada pada Tian Sen, dia yakin kalau orangtuanya masih hidup meskipun dia sendiri tidak tahu dimana mereka sekarang berada. Tian Sen membuka buku teknik seni beladiri dan mencoba beberapa teknik yang berhubungan dengan pukulan dan gerakan, itu dia lakukan karena memang dia sendiri tidak cukup cocok menggunakan senjata saat ini dan lagi memang Tian Sen memang tidak punya senjata padanya. “Teknik tinju singa api? Hm, ini sepertinya cocok dan ada lagi langkah bayangan, sepertinya ini teknik umum jadi tidak masalah bukan? Dan lagi ini hanya di Class menengah jadi tidak akan mungkin menjadi masalah selama tes! Yah.. itupun jika aku lulus sih,” Tian Sen dengan tenang membaca buku teknik itu di dalam kamarnya, dia benar-benar jatuh dalam diri sendiri selama mempelajari teknik tinju api. Di dalam buku teknik seni beladiri, ada tiga tingkat dalam setiap dilatih tingkat dasar, menengah dan sempurna. Tian S
Di pagi hari setelah semua buka, suasana di restoran menjadi ramai dan itu membuat semua karyawan serta Tuan Sen menjadi sibuk sampai siang hari pun Tian Sen tidak henti-hentinya berada di dapur tanpa istirahat. Bibi dan kakaknya berada di luar dapur bertugas melayani pelanggan, Tian Sen juga bertugas menjadi koki sehingga kesibukannya menjadi dua kali lipat. Tidak terasa siang hari sudah lewat setelah tidak sadar beberapa orang masuk ke dalam, saat sang bibi melihat empat orang itu segera datang dan membawa mereka ke lantai dua. Dimana tamu itu benar-benar diletakkan pada tempat yang khusus oleh sang bibi, Tian Sen tidak tahu hal tersebut dan masih sibuk di dapur sampai sang kakak datang untuk berbicara dengan Tian Sen. “Mereka tamu wali kota, tampaknya datang kesini karena saran paman We. Paman We terlalu baik bukan kepada kita?”“Iya, paman We selalu seperti itu. Dia selalu membantu keluarga kita dengan cara berbeda, yah… mungkin itu karena bibi!” Tian Sen mengerti kenapa Walikot
BOOOOOMMM…“Raja, tenangkan amarahmu!” Jenderal Ning melihat raja Chu sangat marah menjadi takut. Dia takut kalau raja Chu menyakiti dirinya sendiri pada saat dimana mereka dalam suasana yang mencekam dengan tiga kerajaan lain. Meskipun dia tahu alasan kenapa raja begitu marah tapi dia berharap sang raja bisa tetap tenang dan mendinginkan kepala demi kerajaan Chu yang sekarang mungkin dalam bahaya. Tapi seorang raja dan juga seseorang yang sangat mencintai rakyatnya apalagi perwakilan kerajaan, saat dia mendengar salah satu mati belum lama saat perang seratus kerajaan di mulai. Bagaimana bisa dia menerima itu semua? Terlebih lagi dia merasakan kalau yang lain masih berada di dalam bahaya, karena beberapa kali lampu jiwa mereka kadang-kadang redup.Tentu saja dia tidak tahu keadaan Tian Sen, tapi dari batu yang diberikan We Yan berisi darah Tian Sen. Tidak ada tanda-tanda kalau pemuda itu terluka atau dalam bahaya menjelaskan kalau Tian Sen masih dalam keadaan baik-baik saja. Tidak sep
“Cih, kalian semua mati begitu saja dan apa-apaan ini? Cuman ini harta yang kalian miliki?” Tian Sen yang berhasil membunuh sisa dari kelompok Shi Kun sangat kecewa karena hanya mendapatkan sedikit harta dari dalam kantong penyimpanan orang-orang ini. Anehnya setiap anak muda membawa kantong penyimpanan bukan cincin spesial seperti milik Tian Sen yang dapat menampung banyak harta dan lagi cincin Tian Sen tidak bisa dilihat oleh orang lain kecuali dirinya sendiri. Tian Sen tidak pernah bertemu orang menggunakan cincin sama dengannya kecuali sang kakek tapi cincin kakek tidak memiliki kapasitas sebesar miliknya. “Aku tidak menyangka kalau diriku benar-benar merugi, dan lagi apa-apaan benda yang ada di dalam sana? Apakah itu sebuah warisan atau cuman jebakan?” Tian Sen tidak tahu apa yang ada di dalam lubang hitam yang terlihat menakutkan itu. Tapi yang jelas pasti berbahaya jika masuk tanpa tahu sesuatu, apalagi dia sudah sangat ceroboh tadi kalau bukan karena tangan batu itu mungkin s
“PUFFFF! Bagaimana bisa kamu melakukannya? Tidak, ini adalah…” Di belakang Tian Sen tiba-tiba dia melihat bayangan phoenix dengan mata biru yang seharusnya mata seekor phoenix adalah merah menyala. Itu benar-benar berbeda dari bayangannya yang dia lihat dalam buku kuno tentang phoenix makhluk abadi, di depannya entah kenapa mirip dengan beast yang tidak dikenal bahkan oleh orang-orang di dunia ini. Tapi bagaimana bisa ada garis keturunan seperti itu dalam medan perang ini? Seharusnya mereka tidak datang begitu saja kesini kecuali jika memang pria ini terlahir dari kerajaan Chu dan telah tinggal sejak dia lahir.“Kalian semua bukan apa-apanya di bandingkan diriku!”BOOOOOOMMMMMMMMMGGRAAAAAAARRRRRRRDari bawah tanah sebelum Tian Sen melancarkan serangan, ledakan besar terjadi dan membuat formasi yang telah retak itu hancur seketika. Dan sebuah tangan raksasa muncul yang langsung berusaha menankgap Tian Sen tapi dengan sayap phoenixnya Tian Sen berhasil kabur dari tangan raksasa tersebu
BOOOOOMMMMM“Hahahaha, apapun yang kamu lakukan semua akan percuma! Di dalam formasi sekuat ini tidak akan ada yang dapat kamu lakukan kecuali menerima kematianmu sendiri jadi menyerah saja untuk mencoba kabur dari formasiku. Selama kamu masih hidup dan aku tidak mengizinkan kamu keluar maka kamu tidak akan dapat keluar!” Terang pria mesum menatap semua yang dilakukan oleh Tian Sen sangat sia-sia. Formasinya telah membunuh lebih dari dua ratus orang di ranah Qi Condensation walaupun semuanya hanya pada tingkat dua tapi itu sudah cukup menunjukan kalau formasinya sangat berguna melawan musuh seperti Tian Sen.Melihat betapa sombongnya mereka membuat Tian Sen kesal tapi ia benar-benar gagal mencari cara untuk menghilangkan formasi yang telah mengelilinginya terlebih ia merasa kalau auranya benar-benar lenyap begitu saja. Seolah aura yang ia miliki tidak ada selama ini dan lagi, beberapa hal membuatnya menjadi sangat aneh itu adalah sesuatu yang ada di bawah kakinya saat ini. Entah kenap
Melihat bagaimana ia ditertawakan membuat Tian Sen sangat kesal kepada pria di depannya ini, bagaimanapun di mata Tian Sen jika tanpa formasi ini mereka benar-benar hanya semut. Semut yang berkelompok dan mencoba memanjat seekor gajah tentu saja semut bisa membunuh gajah tapi itu jika mereka tahu bagaimana bekerja sebagai kelompok. Sayang sekali mereka bukan hanya tidak tahu bekerja sebagai kelompok bahkan mereka juga telah kehilangan antena yang seharusnya membuat mereka dapat berkomunikasi dengan baik. Dari ini Tian Sen bisa melihat kalau pasangan mesum dan yang lainnya tidak bekerja sama dengan senang hati, ia Yakin mereka bekerja sama karena hanya berpikir kalau apa yang mereka lakukan dapat menghasilkan banyak uang saja. “Kalian benar-benar membuatku sangat marah, beraninya kalian manusia rendahan meremehkan aku. Apa kalian berpikir kalau sesuatu seperti ini bisa menahan diriku? Kalian salah!” TIan Sen benar-benar melepaskan sepenuhnya aura yang ia miliki, tingkat ketiga ranah Q
“Hehehehe, junior Shi benar-benar pintar dalam menangkap mangsa. Apa dia mangsa kita kali ini?” Tanya pria yang datang sambil memeluk wanita tersebut, mereka tampak terbang menggunakan sebuah artefak terbang yang mirip dengan pedang. Dan yang lain juga menggunakan artefak terbang seperti sepatu sehingga mereka bisa terbang di udara hingga batas tertentu. Saat Tian Sen melihat mereka, senyumannya tidak bisa berubah menjadi sangat menyenangkan karena melihat ada lebih dari sepuluh artefak terbang. Itu semua dipakai berbeda-beda di tangan orang lain ada yang pedang terbang, sepatu, pakaian atau bahkan perahu terbang yang kecil tapi tingkatnya cukup tinggi jika dilihat oleh TIan Sen. Dan kedatangan orang-orang ini menjelaskan kepada Tian Sen kalau mereka memang telah melakukan ini semua sejak awal, sehingga mungkin mereka telah menyimpan banyak harta di dalam diri mereka sendiri. Hanya saja Tian Sen benar-benar tidak senang dengan cara mereka semua melakukan sesuatu, menjebak dan membunu
Mendengar ucapan dari temannya membuat wanita yang kesal tadi menjadi lebih tenang, meski hatinya sangat sakit dan ingin pergi tapi karena masalah status membuatnya tetap disini untuk mendapatkan harta yang cukup agar dapat menjadi lebih kuat lagi. Jika mereka ingin bersaing dengan generasi muda terbaik atau masuk ke dalam seribu daftar terbaik, hanya sampai mereka menjadi ranah pembangunan dasar atau puncak Qi condensation baru bisa bersaing memperebutkan seribu teratas. Kalau tidak jangan katakan seribu bahkan jika mereka ingin menjadi yang ke dua ribu pun belum tentu dapat masuk. Karena itulah pertarungan yang terjadi di dalam Medan perang lebih sengit daripada perang antar kerajaan biasa. Mereka berkelompok karena sadar jika sendiri tidak mungkin dapat menangkap atau memenangkan sesuatu, jadi meski mereka sadar juga sedang digunakan tapi selama mereka bisa menggunakan kesempatan seperti itu dengan baik mereka bisa juga lepas dari pasangan yang tidak tahu malu tersebut. Melihat ke
RAAAAAAOOORRRRRRR… BOOOOOMMM.. Sosok berbadan besar jatuh ke tanah dengan keadaan yang menyedihkan, setiap luka di tubuhnya benar-benar berasal dari goresan tombak. Tian Sen dengan tenang menghapus darah di ujung tombaknya sambil menatap monster yang ia bunuh barusan. Sudah tiga hari berlalu semenjak memasuki kedalaman lembah es, dan ternyata suhu di sekitar semakin dingin membuatnya sadar kalau tidak semua orang bisa memasuki lembah es. Jika mereka tidak punya persiapan matang seperti jimat atau kekuatan yang tinggi, suhu disini bisa membuat mereka mati kedinginan. “Tampaknya ada sesuatu yang menciptakan lembah es ini, ini jelas perbuatan seorang ahli atau sesuatu seperti artefak. Tidak mungkin bisa ada secara alami!” Tian Sen telah menyelidiki lembah es ini, setiap kali monster yang mati tidak ia segera ambil Maka monster-monster itu akan ditelan oleh lemba es. Membeku lalu larut menjadi bongkahan salju yang ada di lembah es, ini membuatnya sangat penasaran jika manusia yang mati
SWISSHHH….BOOOOOMMM… BOOOOOMMM…ROOAAAARRRRRR….. “Matilah, berikan kepadaku semua yang kalian miliki!” Dari dalam lembah suara Tian Sen terdengar dengan jelas, pertarungan sengit antara Tian Sen dan monster-monster yang masih berkumpul di lembah es telah terjadi disana tanpa ada orang yang menyadarinya. Hal itu terjadi karena Tian Sen sendiri sangat ingin mendapatkan Pill darah lalu untuk mencari tahu apa yang ada di dalam lembah tersebut? Sampai membuat banyak monster membuat pagar seperti itu untuk mengelilingi lembah es. Hal lain juga karena Tian Sen penasaran dimana anak-anak yang masuk berada sekarang? Itu adalah Shi Kun serta anak muda yang memiliki ranah di tingkat Qi condensation. BOOOOOMMM…“Mereka benar-benar gila, apa kalian tidak takut mati?” Tanya Tian Sen melihat kalau monster-monster di depannya tidak takut mati. Mereka menyerang dan terus menyerang Tian Sen tanpa henti bahkan jika mereka sadar kalau mereka bisa mati di tangan Tian Sen. Tian Sen tidak dapat mencari