Share

86.

Author: Aldho Alfina
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Melihat kejadian di depannya, terlihat kecemburuan di wajah Adlia.

"Mulutmu manis sekali anak muda, tapi tatapan matamu masih membuat tulangku menggigil!" Alkemis cantik mendorong dada Akara, tapi malah tubuhnya yang melayang menjauh perlahan. Ia mendarat dengan anggun di atas altar, berputar dan berdiri di tengahnya.

Energinya meluap dan terdengar suara rantai berdencing, disusul suara putaran roda besi. Bagian tengah altar terbuka, lalu muncullah sebuah rak kayu. Jari-jari lentiknya terlihat sibuk memeriksa setiap lantai rak, hingga menemukan sebuah lembaran resep dari emas. Ia melebarkan jari-jari di depan resep, mengalirkan energi hingga tulisan yang terukir pada lembaran emas menyala.

Ia tarik tangannya, membuat tulisan yang menyala seakan terlepas dari lembaran emas. Tulisan bergerak dan berubah, lalu muncul sebuah kertas dan langsung tercetak di sana.

"Carilah bahan-bahan itu!"

Akara segera membuka kertas yang melayang ke arahnya, hanya hitungan detik segera masuk ke penyimp
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kaisar Dewa Regera   87. Pendekar tua misterius

    "Hentikan! Kau hanya akan menghancurkan formasiku!" seru gadis berpakaian lingerie yang penuh kepanikan, diselimuti energi kutukan dan jiwa liar yang seakan mengaum padanya. "Tidak perlu berpura-pura, energi kutukan seperti ini tidak mungkin menyulitkanmu 'kan?""Hmph!" Alkemis cantik seketika tenang. "Salahku meremehkan orang yang dicari-cari oleh Fraksi Cahaya Ilahi!" Energi langsung meledak saat ia melebarkan kedua tangannya, rambut dan lingerie tipisnya berkobar. Tubuh indahnya yang terekspos segera tertutupi oleh energi seperti asap hitam. Cyar!... Es yang menyelimuti dinding pecah, tertembus oleh energi dari jamur bercahaya. Aliran energi yang sempat terhenti langsung menjadi begitu deras ke dalam tubuh Akara. Namun, terhalau oleh kilatan listrik ungu. "Bocah, aliran energimu akan semakin hancur jika hanya mengeluarkan energi kutukan begitu saja! Biarkan energi jamur membantumu!""Jamur yang sudah kau budidaya sangat lama, tidak mungkin tidak ada sesuatu di dalamnya. Kau jug

  • Kaisar Dewa Regera   88. Terror bagi Regera

    "Lanjutkan," ucap pendekar botak kepada gadis di ujung altar yang meleleh membentuk lubang. "Maaf, lanjutkan apa tuan?" Ia memastikan dengan ragu-ragu. "Perlu aku ulangi?" "Maaf maaf!" Ia langsung melangkah maju, lalu berdiri tepat di pinggir lubang besar pada altar. Energi meluap dari tubuhnya, disusul segel tangan yang rumit. Tidak butuh waktu lama, energi mengalir ke udara, menyebar di langit-langit gua. Sebuah lingkaran formasi terbentuk, lalu berdencing dan disusul aliran energi dari jamur di dinding gua. Energi kembali mengalir di tubuh Akara yang lemas di udara. Keraguan di wajah gadis Sheva telah berubah menjadi senyuman kepuasan. "Anak muda, takdir berpihak kepadaku," gumamnya...."Mama Serin?!" Akara berdiri tenang dalam kehampaan, tidak ada apapun dalam kegelapan. Bahkan ia tidak mendapatkan jawaban dari panggilannya kepada Serin yang seharusnya bersama dia. Ia lalu menyapu pandangan secara perlahan, sebelum akhirnya tertuju pada satu sisi. Tidak terlihat apapun, tapi

  • Kaisar Dewa Regera   89. Adlar Terpojok

    Di wilayah klan Vasto, tepatnya di salah satu sisi kota Laut Panas, ada portal besar yang dikelilingi batu pencakar langit. Sekitar 20 orang melayang di luar kubah pelindung, yang mengelilingi deretan batu pencakar langit. Mereka para Zurrark, Zur dan beberapa orang Vasto. Sedangkan di depannya, ada Adlar yang menghadang mereka. "Adlar, jangan buang-buang waktu, sekarang bukalah kubah pelindung!" ucap seorang Vasto dengan lempengan emas yang melayang, mengitari pundaknya. "Adik ipar, Adlia belum kembali dan Regera juga masih mengasingkan diri, tunggulah mereka sebentar lagi," jawabnya, pupil 3 garisnya sekilas melebar, memperlihatkan keseriusannya. "Regera sudah sebulan penuh tidak muncul, apa yang kau sembunyikan?" gertak pria Vasto bertubuh kekar dengan logam tebal melayang di pundak dan lengannya.Adlar yang terpojok masih tenang, tapi logam cair mulai naik dari kepulauan uap, menyelimuti kubah pelindung. …Akara menemui Myrna, Alkemis cantik. Altar di sampingnya telah berluban

  • Kaisar Dewa Regera   90. Baram Vs Lumpang

    "Tidak bisa, dia masih ada urusan denganku!" Myrna menghadang Adlia, tapi gadis itu juga tak segan kepadanya. "Ayo!" Akara langsung meraih tangan Adlia, membuat Myrna melesat menghadang jalan mereka. "Baiklah, akan aku hilangkan energiku dari tubuhmu!" "Setelah urusan kami selesai!" Akara perlahan mendorongnya ke samping dan bergegas pergi. Sayangnya, ia tiba-tiba terhenti dan memegangi bekas luka di dadanya. "Ada apa?!" Kedua gadis langsung mendekat penuh kepanikan, tapi segera terkejut saat melihat luapan energi kutukan di dadanya. "Apa yang kau lakukan?!" Adlia langsung membentak Myrna, tapi gadis berpakaian lingerie itu juga panik. "Tidak tau, seharusnya tinggal sedikit saja!" ...Seseorang melesat terbang dari altar teleportasi Tunggul Tua, tubuh kekarnya tercetak pada pakaian putih dengan aksen emas yang ia kenakan. Ia terbang seakan begitu ringan, padahal ada golok besar di belakang punggungnya. Melihat

  • Kaisar Dewa Regera   91. Kekacauan di kota Tunggul Tua

    Baru saja keluar dari lorong, Akara dan Adlia disambut oleh gelombang energi yang menggetarkan seluruh sudut kota."Tidak dapat berteleportasi, dia pasti ada di sini!" gumam Akara dengan geram. Selain energi kutukan, juga terlihat darah merembes dari jubah hitamnya, membasahi jari-jari yang mencengkram dadanya. Ia segera meluapkan energi dingin dan membekukan lukanya."Tuan Regera!" Seorang prajurit melesat ke arahnya sambil berteriak. "Fraksi Cahaya Ilahi ada di sini, penguasa kota meminta kalian segera pergi dari sini!" Akara menoleh sekilas ke arah gadis Vasto di sampingnya, lalu mengeratkan pegangan tangannya. Jwesh!... Mereka terbang sangat cepat, meninggalkan hembusan angin yang menggulung. Saat melewati kota, dentuman yang menggetarkan terjadi secara beruntun, menjatuhkan debu dari langit-langit kota. "Itu dia! Ternyata dia masih di dalam kota selama ini!" teriak seseorang sambil menunjuk ke arah Akara yang terbang di atas kota.

  • Kaisar Dewa Regera   92. Zurrark Fraksi Cahaya Ilahi

    Pria Sheva bertanduk emas terlempar ke kepulauan awan hitam, lalu menapakkan kakinya di udara hingga awan seketika menjauh darinya. Hanya sekilas birunya langit terlihat, karena awan yang lebih tinggi segera mengepul. Dengan satu gerakan, ia menarik kain yang menyelimuti tubuhnya, hingga bagian belakang ke depan. Ia tepuk pelan untuk memadamkan kobaran api karena laser. Tidak membekas sedikitpun. "Sialan!" Baram melesat bagaikan kialatan cahaya, dengan ayunan goloknya yang meninggalkan robekan kehampaan di udara. Jleng!... Dentuman hebat saat mereka membentur, terbentuk robekan kehampaan yang luas. Sekaligus membuyarkan kepulan awan.Swash!... Bilah tajam pada golok menyala, tapi Lumpang segera melompat ke belakang. Jwush!... Pakaiannya seketika merekah, sangat luas dan mengurung keduanya. Benar-benar menjadi gumpalan kain lusuh raksasa yang terus menggeliat. Tiba-tiba, sebuah laser menyorot keluar, menembus kain, tapi segera tertutup

  • Kaisar Dewa Regera   93. Memasuki Ekspedisi Reruntuhan

    Namun, Akara tiba-tiba menoleh ke sisi lain. Ada sesuatu yang melesat sangat cepat ke arahnya. Blarr!... Ia tertabrak hingga terpelanting, tapi segera berdiri dan terdorong di udara. "Kenapa belum pergi?!" geram pria Sheva bertanduk emas yang menabraknya, tapi segera menoleh ke arah Zurrark berpakaian emas. Lumpang sudah tak berpakaian, hanya energi hitam yang menyelimuti hampir seluruh tubuhnya. Ia juga telah membawa tongkat hitamnya. "Regera!!" teriak Baram yang muncul di sisi lain, tapi ia juga segera menoleh ke arah Zurrark. "Zurrark Fam!" lanjutnya dengan geram, membuat Lumpang cukup terkejut. "Baram, aku hanya ingin membantumu menangkapnya. Tidak perlu berterima kasih padaku," "Terserahlah, yang penting bocah itu tertangkap!" Meraka sudah terpojok, ditambah lagi luka tebasan di dada Akara yang kembali terbuka lagi. Kristal es yang menyelimutinya telah berubah warna menjadi merah. Melihat kondisinya, Lumpang segera memastikan. "Bagaimana kondisimu?" "Akan aku bangun ulan

  • Kaisar Dewa Regera   94. Zurrark klan Sheva

    "Adlar, cepatlah buka portalnya! Kami tidak akan menolaknya karena dia sudah menjadi muridmu!" seru Zurrark bertubuh atletis."Banyak omong kau Alltar!" geram Adlar tertahan, lalu menjulurkan sebuah bola batu transparan kepada Akara. "Jangan terlalu memaksakan dirimu!" Ia lalu berbalik ke arah kubah pelindung. Sebuah lempengan giok hijau bundar seperti jam dinding ia lempar dan langsung melesat ke pusat kubah. Layaknya puzzle, lempengan giok merenggang, dengan energi kehijauan yang masih saling terikat. Lempengan giok berputar, bagaikan sebuah tuas pintu, membuka kubah energi di salah satu sisi. Tanpa berpikir panjang, para Vasto berseru penuh semangat dan melesat. Begitupun dengan Akara, melesat sambil melempar dua butir pil ke dalam mulutnya....Sekelebat energi hitam telah sampai di wilayah klan Sheva, sebuah tebing yang tergerus di bawahnya. Menjadi sebuah kota yang dinaungi atap satu sisi tebing. Energi melesat ke sisi samping atas atap tebing, ada seorang wanita Sheva berdiri

Latest chapter

  • Kaisar Dewa Regera   133. Aliansi baru

    Tempat yang abstrak, berlatar belakang cahaya berbagai warna dari awan panas Nebula di kegelapan angkasa, Dewa Penempa membungkukkan badannya di hadapan tiga gumpalan bercahaya. Dengan sopan dan waspada, ia menjelaskan tentang pemimpin Fraksi Cahaya Ilahi yang memojokkannya. "Jadi, apa maumu?" tanya salah satu leluhur. Sambil sedikit menunduk, Dewa Penempa menjawab dengan lembut. "Mohon maaf, Fraksi Cahaya Ilahi di mata warga sudah bisa dikatakan hancur, bahkan banyak masalah yang terus terjadi. Mungkin sudah seharusnya kepemimpinan Fraksi diganti.""Kondisikan klan Vasto, kami akan segera memanggilmu kembali!" ujar salah satu leluhur, dan Dewa Penempa segera melebur, digantikan dengan seorang pria bermahkota sayap emas. "Ronas memberi salam kepada leluhur!" Ia sedikit menunduk seperti yang dilakukan Dewa Penempa sebelumnya. "Ronas, tiga lentera jiwa tetua Fraksi telah padam, apa yang terjadi?!" Ronas menjawab dengan tenang.

  • Kaisar Dewa Regera   132. Semua siasat

    "Regera, kau telah mengalahkanku!" Luce kembali terkekeh, tapi ia segera tersedak saat bilah pedang kayu mengganjal mulutnya. Sebutir pil melesat begitu saja memasuki tenggorokannya. "Tidak perlu kau sembuhkan lukaku!" seru Luce saat ganjalan di mulutnya terlepas. Namun, ia segera menyadari bahwa itu bukanlah pil penyembuhan. Segel belenggu langsung menyala di jantungnya. Melihat Luce tidak menunjukkan tanda-tanda melawan, sepasang pedang kayu segera melebur di udara. Ia lalu berteleport menuju para Dewa lainnya berada, disusul oleh kilatan cahaya emas yang membawa Luce. Ternyata kegaduhan terjadi. Pria bertanduk ranting menyandera Luwang, padahal tubuhnya telah babak belur penuh luka bakar. Cakar tajam telah melingkar di leher pemuda Sheva bertanduk emas, untung ditahan oleh bilah cakar di lengannya. Tangan lain juga menahan lengan Dilvo satunya. Dewa lain nampak ragu untuk bertindak, dan kedatangan Akara menjadi harapan untuk mereka. Namun,

  • Kaisar Dewa Regera   131. Kekalahan Luce?

    Cukup lama awan panas Nebula memenuhi domain, hingga akhirnya, luapan energi berhenti, bahkan malah kembali ke titik ledakan. Para Dewa hanya bisa menyapu pandangan penuh kebingungan, dan dalam hitungan detik, mereka dapat melihat kegelapan lagi. Awan panas Nebula telah sepenuhnya terhisap. Seketika para Dewa tertegun melihat apa yang menghisap semua itu. Sebuah lubang hitam raksasa, yang terlihat cahaya di pinggirnya dan menggaris, membelahnya. Itu cahaya energi yang terhisap dari kesepuluh esensi surgawi. Daya hisap yang luar biasa yang dapat menelan cahaya, tidak heran jika kesepuluh esensi mulai bergerak. Mereka terhisap, membuat Akara segera melempar dua butir pil ke mulutnya dan menyalakan seluruh auranya. Aura Naga sejati, ranah Jiwa Suci dan aura Alkemis tingkat delapan. Ia langsung melakukan segel tangan. Energi pelindung segera terbentuk di sekitar Esensi surgawi, menjadi sepuluh pilar yang puncaknya mengurung Esensi surgawi. Kesepuluh pilar juga segera saling terhubung d

  • Kaisar Dewa Regera   130. Supernova menelan lara Dewa

    "Sialan kau Dilvo! Berani-beraninya kau mengusik jasad ayahku!" Luwang sangat geram saat melihat tubuh Dewa bertanduk emas setengah sabit, yang tidak lain adalah leluhur Raja Sheva. Di samping leluhur, Sheva bertanduk ranting langsung terkekeh. "Majulah kalian semua!" Dewa Farz segera mendekati Luwang dan dengan tatapan masih tertuju pada lawan mereka, ia lalu berkata. "Kau lawan Dilvo, biar aku yang menahan leluhur Raja Sheva. Tidak perlu memaksakan diri, tahan saja sampai tuan Regera menjalankan rencananya!" Farz lalu menoleh ke arah dua Dewa Fraksi lainnya. "Jika dua Dewa Sheva lainnya tidak bergerak, kalian tidak perlu ikut campur!" "Baik Dewa Farz!"Ketegangan terjadi pada kedua belah pihak, bahkan belum sempat melesat, dimensi di sekitar mereka melebar, seakan ditarik dari kedua sisi. Dalam sekejap, mereka melesat dengan kecepatan cahaya. Memasuki lubang cacing dalam kekosongan. Pertarungan tidak terlihat dari luar, ta

  • Kaisar Dewa Regera   129. Akara vs Luce

    Dalam dimensi yang hampa dan hanya mendapatkan cahaya dari bintang neutron, titik berkumpulnya kesepuluh energi esensi surgawi. Pusaran energi berwarna emas telah menyala di belakang Akara dan di atasnya, ada lingkaran dengan ukuran lebih besar, memiliki pola rumit berwarna hitam. Aura ranah Jiwa Suci, ditambah aura Naga sejati yang menggelegar, memutar pelan hingga dimensi seakan tertarik energinya.Namun, itu tidak sebanding dengan apa yang ada di depannya. Ia bagaikan sebuah titik kecil dibandingkan sosok Naga raksasa yang tubuhnya berselimutkan cahaya. Keempat kaki berototnya melebar, dengan cakar tajam yang mencengkram dimensi. Sayapnya membentang tak terkira, dengan lekukan-lekukan yang tak kalah tajamnya. Lehernya meliuk, menurunkan kepalanya yang garang dengan deretan gigi dan tanduk tajam. Tepat di atas tulang hidungnya, Luce duduk jegang dan bersandar penuh keangkuhan. Melihat kesepuluh Esensi surgawi dan domain yang sangat luas, Dewa

  • Kaisar Dewa Regera   128. Inti Cahaya Primordial

    Sebelum peperangan dengan Dewa klan Sheva, Dewa berpakaian emas mendatangi sebuah tempat yang dipenuhi reruntuhan melayang. Lempengan-lempengan batu beterbangan, tapi tak pernah sekalipun bertabrakan. Di wilayah yang terisolir dari reruntuhan melayang, ada sebuah portal. Bukan pusaran yang gelap, tapi pusaran putih keemasan penuh cahaya yang indah. Begitu memasukinya, ia langsung menyipitkan mata, tersorot oleh cahaya yang lebih terang. Saat mulai bisa beradaptasi, terlihatlah sebuah titik seperti matahari, tapi dengan luapan energi yang sangat dahsyat. "Inti Cahaya Primordial?!" gumamnya cukup terkejut, tapi segera menemukan keberadaan seseorang dalam kekosongan penuh cahaya itu. Pemuda tampan yang sedang bersila, dengan pakaian minim dari cahaya hingga tubuh atletisnya yang bersih terlihat. Namun, di antara keindahan itu, berserakan mayat yang tak terhitung jumlahnya. Aliran energi dari tubuh mereka keluar, menuju ke dalam tubuh Luce. Ia menghisap ene

  • Kaisar Dewa Regera   127. Membersihkan klan Sheva

    "Maaf!" Ronas hanya bisa tertunduk merasa bersalah, lalu mulai menjelaskan keadaannya. Mendengar penjelasan panjang lebar, Serin segera menanggapi. "Keputusan di tangan anakku Regera!" "Anak?" Ronas malah merasa bingung dan Serin langsung menyadari bahwa pemimpin Fraksi telah termakan rumor. "Ronas, tidak mungkin kau mempercayai rumor 'kan?" "Itu... Lalu kenapa bisa memasuki peninggalan Dewa Penempa dan bagaimana dengan jiwanya?" Serin tersenyum penuh ketenangan sebelum berkata. "Tenang saja, pak tua itu bersama kami, hanya saja dia belum menyadari identitas asliku."...Deretan pilar-pilar besar yang berlapis emas, menjaga jalan konblok yang semakin naik seperti tangga raksasa. Di puncaknya, berdiri sepasang singgasana emas dengan latar birunya langit dan lautan awan di bawahnya. Dewa Penempa dan sang Maharani duduk di sana. Dewa Vasto bertubuh besar berotot dengan armor emas. Ada pula mahkota yang melayang di atasnya,

  • Kaisar Dewa Regera   126. Akara jadi ayah?

    "Akara adalah anak kelima dari enam anak ayah, tapi maaf Mama Serin, sepertinya anak Akara akan menjadi cucu kalian yang pertama." Ia tersenyum penuh haru saat meraih potongan rambut tipis nan lembut dari dalam kotak. "Selamat untuk kalian, itu juga peringatan untukmu agar lebih berhati-hati kedepannya. Ada mereka yang menunggu kepulanganmu," nasihat wanita bertubuh mungil dari dalam dimensi, yang juga kebahagiaam turut terpancar di wajahnya....Saat pembicaraan Luwang dan Pemimpin Fraksi Cahaya Ilahi mulai tenang di dalam ruangan, muncul kilatan listrik yang mengantar pemuda berjubah hitam. "Tuan Regera!" Pemimpin Fraksi bangkit dari sofa, tapi kedua pria Sheva langsung melesat di depan Akara, melindunginya. "Siapa dia?" tanya Akara dan segera dihawab oleh Lumpang."Pemimpin Fraksi Cahaya Ilahi!"Pandangan Akara segera menelusuri tubuh kedua Dewa Fraksi, yang bukan bertubuh dari kelima ras Dewa, tapi layaknya manusia pad

  • Kaisar Dewa Regera   125. Berita Mengejutkan

    Di dalam dimensi abstrak berwarna hitam bergaris putih-putih, Fraz, Dewa Fraksi dengan jubah putih berselimut perhiasan emas mendatangi pemimpin Fraksi Cahaya Ilahi. "Farz menghadap pemimpin!" Ia menelangkupkan tangan dan membungkuk ke arah lempengan emas yang melayang di atas sana. Walau tidak menunjukkan penampilannya, pemimpin Fraksi segera menjawab. "Farz, aku dengar kau berselisih dengan Raja Sheva, Dilvo.""Benar Yang Mulia! Mereka menyandera anak saya, Zurrark Fam. Mereka tertipu oleh taktik adu domba yang dilakukan Regera!""Kau sudah mendengar kabar tentang siapa sebenarnya Regera?"Dewa Farz nampak gugup dan mengangkat wajahnya, menatap lempengan emas yang berputar dan menjawab. "Saya belum bisa memastikannya, tapi informasi yang beredar sesuai dengan dugaan.""Lalu, kau ingin menyinggung dua kekuatan besar sekaligus?""Maaf Yang Mulia! Tapi setidaknya saya harus menyelamatkan anak saya!" Energi men

DMCA.com Protection Status