Ledakan energi yang dihasilkan dari serangan tusukan tombak Lou Ren cukuplah besar. Akan tetapi saat debu-debu yang berhamburan itu menghilang akibat tertiup oleh angin, ribuan pasang mata langsung melotot karena mendapati sosok gadis yang memakai cadar hitam masih baik-baik saja tanpa kekurangan sedikitpun. Ada semacam perisai energi yang mengelilingi tubuhnya sehingga serangan yang tampak mengerikan sebelumnya terhalang dan tidak bisa menembusnya."Ini.. Mustahil! Harusnya bahkan Ranah Raja Tahap Akhir tidak berdaya dengan teknik tombak pembunuh naga. Tapi bagaimana mungkin gadis bercadar hitam ini masih baik-baik saja?" Lou Ren berkata dengan getir."Waktumu telah habis! Kini giliranku untuk menyerang." Ucap gadis bercadar hitam dengan nada acuh tak acuh lalu bergerak maju dengan kecepatan tinggi sembari mengayunkan belatinya.Zheep!Srak! Srak!"Aaakkkhh.."Zheep!Srak! Srak!"Aaakkkhh.."Lou Ren berteriak histeri saat mendapati tubuhnya disayat-sayat oleh tebasan belati milik gadi
Sementara itu, pemuda yang menjadi lawan dari Tuan Putri Kota Malong Pa Nie menjadi down karena tidak ada satupun di antara para penonton yang menyoraki namanya. Bahkan dia melirik sejenak ke arah orang tuanya yang juga ternyata hanya diam sembari menggeleng-gelengkan kepala.'Sial! Ini miris sekali! Begini lah jika lawanku adalah seorang yang terkenal seperti Yang Mulia Tuan Putri.' pemuda itu bergumam dalam hatinya dengan perasaan yang pasrah. Dia merasa bahwa saat ini kesialan telah menjatuhinya dengan telak sehingga bahkan orang tuanya tidak berani bersorak karena takut dibully oleh orang lain.Trankk!Dua pedang kembali bertemu sehingga menimbulkan bunga api sekaligus suara dentangan yang memekakkan telinga. Pemuda itu langsung mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak untuk mengurangi tekanan yang dia rasakan entah itu tekanan langsung atau tekanan batin.'Huh! Ini benar-benar sulit!' Batinnya tidak berdaya."Hmm.. Mengapa kau mundur? Apa kehendak mengatakan menyerah?" Tanya T
Pemuda yang memiliki teknik tinjuan dibuat terbang setelah dengan telak menerima serudukan teknik fisik kerbau legendaris dari pemuda yang menjadi lawannya. Pemuda itu langsung terkapar tidak berdaya di pinggiran arena lalu batuk beberapa kali dan mengeluarkan darah segar kemudian kehilangan kesadarannya."Pemenangnya nomor urut 26!" Seru Tetua Pertama Klan Pa dengan kerasnya sehingga membuat pemuda yang memiliki teknik tubuh fisik kerbau legendaris terlihat sangat bangga. Namun sebelum dia melakukan gaya-gayaan, wanita paruh baya yang menjadi wasit itu menyuarakan suaranya lagi yang tidak enak untuk didengar, "Sudah-sudah! Cepat turun dan segera istirahat!"Si pemuda yang memiliki teknik tubuh fisik kerbau legendaris langsung tersenyum masam karena diusir seperti itu. Dengan langkah gontai mau tidak mau dirinya pun turun dari arena pertarungan."Baiklah.. Karena waktu telah hampir malam, pertarungan babak penyisihan ketiga akan dilanjutkan besok! Para peserta diharapkan untuk beristi
Saat ini entah itu Permaisuri Hiza Ming, Kaisar Tian Lei atau bahkan Leluhur Tua Tian Hong merasa sangat gugup akan kedatangan seorang Dewi dari Benua Tengah yang berhubungan dengan Pangeran Kedua mereka. Tamu mereka kali ini benar-benar di luar dugaan sekali karena wanita yang memiliki kecantikan layaknya bidadari kayangan memiliki reputasi yang sangat mengerikan terlebih dia merupakan seorang kultivator shandian.Melihat Ketiga orang yang memiliki pangkat tertinggi di Kekaisaran Tian itu terlihat sangat gugup kepadanya, Zhuge Ruxu dengan cepat menggelengkan kepala. Andai Tuan Mudanya saat ini berada di tempat yang sama, maka dia pasti yang akan menjadi pusat pasi Karena bagaimanapun dengan pertolongan dari Sang Tuan Muda lah dirinya bisa menjadi sekuat ini.Jika saja Zhuge Ruxu dulu saat di Alam Tingkat Rendah tidak bertemu dengan Ling Tian, maka tidak diketahui entah bagaimana nasibnya saat ini. Dia juga tidak mungkin akan memiliki wajah yang cantik layaknya seorang Dewi karena dul
Setelah kepergian dari Sang Dewi Petir Emas, suasana di ruang tamu istana Kekaisaran Tian mendadak menjadi hening. Ketiganya masih mencerna semua hal yang baru saja terjadi, dimulai dari kedatangan kultivator kuat dari Benua Tengah, pengakuan anggota Istana Suci, lalu yang paling mengejutkan adalah identitas asli dari putra kedua Kekaisaran Tian mereka. Ini sangat mengejutkan bahkan terlalu mengejutkan untuk orang-orang kecil dari Benua Barat seperti mereka bertiga.Siapa yang tidak kenal dengan kelompok atau organisasi baru di Benua Tengah yang memiliki nama Istana Suci? Mereka adalah kelompok baru namun merupakan salah satu raksasa yang begitu mengerikan. Bahkan baru-baru ini salah satu dari petinggi Istana Suci dengan terang-terangan menghina serta mengejek Tetua Agung Sekte Racun di Benua Barat atau lebih tepatnya saat di pelelangan yang di adakan oleh Paviliun Dagang cabang Kota Handong. Leluhur Tua dan Kaisar Tian Lei bahkan ada di sana saat itu dan identitas mereka yang merupak
Tian Lin tentu sangat percaya diri akan kemampuannya yang dapat mengalahkan semua peserta turnamen karena bagaimanapun dia adalah seorang kultivator Ranah Dewa yang di akui. Dia bahkan bisa mengalahkan Tetua Keempat Klan Lin yang sangat terkenal akan kehebatan serta kemahirannya dalam teknik berpedang. Bisa dikatakan juga saat ini Tian Lin merupakan salah satu orang dari jajaran orang-orang terkuat yang ada di Dunia Lotus Putih.Sedangkan untuk masalah wanita bercadar hitam yang identitasnya masih misterius dan hanya mengaku nama Hua tanpa menyandangkan gelarnya, dia telah mengetahui dengan jelas akan kekuatannya. Tapi apa? Tetua Keempat Klan Lin saja yang sudah berada di Ranah Dewa Langit Tahap Awal bisa dia kalahkan, lalu mengapa Tian Lin harus repot-repot untuk memikirkan gadis bercadar hitam itu? Hal yang sangat tidak masuk akal baginya!Tian Lin yang sudah memutuskan untuk membuat lelaki tua itu untuk menjadi kaya hari ini maka tidak akan ada yang bisa menghalanginya sama sekali.
Swoosshhh...Tap!Tian Lin mendarat dengan mantap di sebuah hutan yang memiliki perbukitan kecil dan besar di dunia kecil buatan tersebut. Dia celingukan kesana kemari dan tidak mendapati seseorang pun di sana kecuali hanya seekor burung kecil yang tercipta dari untaian pecahan jiwa milik Tetua Pertama Klan Pa. Dia hanya menganggukkan kepala karena telah mengerti sepenuhnya akan pengaturan dari babak final turnamen generasi muda Kota Malong ini, karena sejujur ya dia juga pernah melakukan pengaturan yang sedemikian rupa pada saat dirinya masih berada di Alam Tingkat Rendah.'Hmm.. Dunia kecil buatan ini tidaklah buruk. Luasnya kira-kira 5.000 kilometer persegi dan cukup untuk menyimpan banyak harta ataupun memelihara monster beast dan hewan iblis. Kota Malong ini ternyata cukup menarik juga!' Tian Lin membatin setelah dia mengedarkan indra spiritualnya secara maksimal di dunia kecil buatan itu.Dunia kecil ini bisa dikatakan hampir mirip dengan dunia jiwa Tian Lin saat baru saja terbu
Ledakan energi yang cukup kuat terjadi saat serangan tapak raksasa berwarna emas milik salah satu dari ketiga penyerang menghantam tempat Ja Bu berada. Karena ledakan itu pula, debu debu berhamburan ke mana-mana sehingga membuat pandangan ketiga orang penyerang menjadi sangat terbatas. Akan tetapi senyuman lebar terpancar dari sudut bibir mereka bertiga karena salah satu dari mereka dapat melancarkan serangan yang menurut mereka sangatlah kuat."Saudara Gong! Apakah Ja Bu sudah tewas?" tanya salah satu di antara ketiga pemuda."Aku rasa demikian, saudara Qen. Tidak mungkin bagi seorang kultivator Ranah Raja Tahap Akhir dapat menahan seranganku secara mentah!" Jawab pemuda yang dipanggil Gong oleh pemuda sebelumnya yang bermarga Qen."Hmm.. Tapi kurasa ini terlalu cepat, bukan? Kita semua telah mengetahui bagaimana reputasi serta kekuatan dari Ja Bu. Kurasa dia masih hidup!" Pemuda ketiga justru memiliki pemikiran yang lain."Huh! Apa kau mulai meragukan tapak raksasa emas milikku, saud