Setelah kepergian dari Sang Dewi Petir Emas, suasana di ruang tamu istana Kekaisaran Tian mendadak menjadi hening. Ketiganya masih mencerna semua hal yang baru saja terjadi, dimulai dari kedatangan kultivator kuat dari Benua Tengah, pengakuan anggota Istana Suci, lalu yang paling mengejutkan adalah identitas asli dari putra kedua Kekaisaran Tian mereka. Ini sangat mengejutkan bahkan terlalu mengejutkan untuk orang-orang kecil dari Benua Barat seperti mereka bertiga.Siapa yang tidak kenal dengan kelompok atau organisasi baru di Benua Tengah yang memiliki nama Istana Suci? Mereka adalah kelompok baru namun merupakan salah satu raksasa yang begitu mengerikan. Bahkan baru-baru ini salah satu dari petinggi Istana Suci dengan terang-terangan menghina serta mengejek Tetua Agung Sekte Racun di Benua Barat atau lebih tepatnya saat di pelelangan yang di adakan oleh Paviliun Dagang cabang Kota Handong. Leluhur Tua dan Kaisar Tian Lei bahkan ada di sana saat itu dan identitas mereka yang merupak
Tian Lin tentu sangat percaya diri akan kemampuannya yang dapat mengalahkan semua peserta turnamen karena bagaimanapun dia adalah seorang kultivator Ranah Dewa yang di akui. Dia bahkan bisa mengalahkan Tetua Keempat Klan Lin yang sangat terkenal akan kehebatan serta kemahirannya dalam teknik berpedang. Bisa dikatakan juga saat ini Tian Lin merupakan salah satu orang dari jajaran orang-orang terkuat yang ada di Dunia Lotus Putih.Sedangkan untuk masalah wanita bercadar hitam yang identitasnya masih misterius dan hanya mengaku nama Hua tanpa menyandangkan gelarnya, dia telah mengetahui dengan jelas akan kekuatannya. Tapi apa? Tetua Keempat Klan Lin saja yang sudah berada di Ranah Dewa Langit Tahap Awal bisa dia kalahkan, lalu mengapa Tian Lin harus repot-repot untuk memikirkan gadis bercadar hitam itu? Hal yang sangat tidak masuk akal baginya!Tian Lin yang sudah memutuskan untuk membuat lelaki tua itu untuk menjadi kaya hari ini maka tidak akan ada yang bisa menghalanginya sama sekali.
Swoosshhh...Tap!Tian Lin mendarat dengan mantap di sebuah hutan yang memiliki perbukitan kecil dan besar di dunia kecil buatan tersebut. Dia celingukan kesana kemari dan tidak mendapati seseorang pun di sana kecuali hanya seekor burung kecil yang tercipta dari untaian pecahan jiwa milik Tetua Pertama Klan Pa. Dia hanya menganggukkan kepala karena telah mengerti sepenuhnya akan pengaturan dari babak final turnamen generasi muda Kota Malong ini, karena sejujur ya dia juga pernah melakukan pengaturan yang sedemikian rupa pada saat dirinya masih berada di Alam Tingkat Rendah.'Hmm.. Dunia kecil buatan ini tidaklah buruk. Luasnya kira-kira 5.000 kilometer persegi dan cukup untuk menyimpan banyak harta ataupun memelihara monster beast dan hewan iblis. Kota Malong ini ternyata cukup menarik juga!' Tian Lin membatin setelah dia mengedarkan indra spiritualnya secara maksimal di dunia kecil buatan itu.Dunia kecil ini bisa dikatakan hampir mirip dengan dunia jiwa Tian Lin saat baru saja terbu
Ledakan energi yang cukup kuat terjadi saat serangan tapak raksasa berwarna emas milik salah satu dari ketiga penyerang menghantam tempat Ja Bu berada. Karena ledakan itu pula, debu debu berhamburan ke mana-mana sehingga membuat pandangan ketiga orang penyerang menjadi sangat terbatas. Akan tetapi senyuman lebar terpancar dari sudut bibir mereka bertiga karena salah satu dari mereka dapat melancarkan serangan yang menurut mereka sangatlah kuat."Saudara Gong! Apakah Ja Bu sudah tewas?" tanya salah satu di antara ketiga pemuda."Aku rasa demikian, saudara Qen. Tidak mungkin bagi seorang kultivator Ranah Raja Tahap Akhir dapat menahan seranganku secara mentah!" Jawab pemuda yang dipanggil Gong oleh pemuda sebelumnya yang bermarga Qen."Hmm.. Tapi kurasa ini terlalu cepat, bukan? Kita semua telah mengetahui bagaimana reputasi serta kekuatan dari Ja Bu. Kurasa dia masih hidup!" Pemuda ketiga justru memiliki pemikiran yang lain."Huh! Apa kau mulai meragukan tapak raksasa emas milikku, saud
Tuan Putri Pa Nie saat ini sedang bertarung melawan hewan iblis macan hitam yang setara dengan kultivator Ranah Raja Tahap Akhir. Dia cukup sial untuk permulaan memasuki dunia kecil karena secara tidak sengaja di teleportasikan tepat di sarang kucing besar itu, padahal dunia kecil buatan ini merupakan djnia kecil milik klannya sendiri.Namun karena hal ini pula lah orang-orang yang menonton pertandingan babak final turnamen generasi muda Kota Malong serta para utusan dari berbagai sekte menjadi sangat puas sebab pihak panitia sungguh melempar 25 peserta di dunia kecil buatan itu secara acak tanpa di settingan kelicikan.Rooaaarrr...Booommm... Booommm...Ledakan energi Qi dan energi iblis terjadi saat itu juga ketika Putri Pa Nie dan hewan iblis Macan Hitam saling serang. Namun dapat dilihat jika kucing berjenis besar itu lebih unggul sehingga membuat tubuh gadis cantik terlempar beberapa meter dan menabrak pohon hingga roboh.Bamm!"Ugh!""Sial! Macan Hitam ini sangat sulit untuk di
Setelah meninggalkan Tuan Putri Kota Malong Pa Nie bersama dengan bangkai Macan Hitam, gadis bercadar hitam bernama Hua segera melesat ke tempat lain dan memburu cukup banyak monster beast ataupun hewan iblis lainnya. Dia juga beberapa kali menjumpai peserta lain dan menyuruh mereka untuk memberikan kristal inti dari buruan yang mereka dapatkan. Jika mereka tidak mau memberikannya secara baik-baik, maka gadis bercadar hitam bernama Hua tidak akan segan sama sekali untuk membunuh para peserta turnamen generasi muda. Dia hanya membutuhkan satu atau dua gerakan saja untuk menghabisi mereka yang tidak mau menurut.Satu hal yang membuat para peserta lain khususnya dari golongan bergender laki-laki bergidik ketakutan serta merasakan teror adalah gadis bercadar hitam bernama Hua itu hanya akan memberikan ancaman dan tidak segan-segan untuk membunuh golongan mereka tapi tidak untuk golongan para wanita. Para peserta dari golongan wanitanya akan dirampas kristal inti hasil perburuannya saja tan
Booommm...Sesosok wanita yang mengenakan pakaian serba putih tampak terlempar hingga terkapar di atas tanah akibat serangan dari peserta yang juga merupakan sosok wanita, namun wanita ini memakai hanfu serba biru langit yang cerah sehingga menambah kecantikannya."Uhuk!" Peserta wanita yang memakai pakaian serba putih batuk dan memuntahkan seteguk darah hingga mengotori pakaiannya yang bersih."Menyerah dan serahkan semua kristal inti milikmu atau aku tidak akan segan untuk membunuhmu!" Kata peserta wanita yang memakai hanfu biru langit cerah sembari mengacungkan pedangnya ke arah peserta turnamen wanita berbaju putih."Ugh! Tuan Putri Kota Malong memang cukup kuat seperti yang di rumorkan. Aku telah menggunakan seluruh kemampuanku namun bahkan Tuan Putri belum mengeluarkan separuh kekuatannya.." Kata peserta turnamen wanita berbaju putih sembari memegangi dadanya yang terasa sesak. Dia sadar diri tidak akan pernah bisa mengalahkan Tuan Putri Kota Malong Pa Nie karena bagaimanapun kek
Ja Bu masih selamat dari serangan mematikan Tian Lin Karena bagaimanapun pemuda itu masih berada di Ranah Raja Tahap Akhir, sedangkan sang penyerang hanya menggunakan kekuatan kultivator Ranah Raja Tahap Menengah saja. Namun masih selamat, dapat dilihat terdapat sebuah goresan kecil yang mengalir darah di leher Ja Bu, yang menandakan bahwa serangan tersebut bukanlah serangan yang main-main.Hal itu terjadi karena Ja Bu tidak berhasil membendung keseluruhan serangan tebasan Tian Lin yang mengandung Niat Pedang, sedangkan pemahamannya masih jauh tertinggal di bawah."Huh! Sangat mengerikan!" kata Ja Bu sembari mengelap bercak darah di lehernya."Hehehe.. Bagaimanapun kamu masih kalah dalam pemahaman pedangnya dan ini menjadi keunggulanku!" Sahut Tian Lin sembari tertawa terkekeh-kekeh.Ja Bu tidak membalas lagi ujaran Tian Lin. Dia justru menguatkan pijakan pada kuda-kudanya dan menggenggam erat gagang pedangnya. Aura kultivasi Ranah Raja Tahap Akhir yang sangat kuat juga meledak di dala