Ledakan energi yang cukup kuat terjadi saat serangan tapak raksasa berwarna emas milik salah satu dari ketiga penyerang menghantam tempat Ja Bu berada. Karena ledakan itu pula, debu debu berhamburan ke mana-mana sehingga membuat pandangan ketiga orang penyerang menjadi sangat terbatas. Akan tetapi senyuman lebar terpancar dari sudut bibir mereka bertiga karena salah satu dari mereka dapat melancarkan serangan yang menurut mereka sangatlah kuat.
"Saudara Gong! Apakah Ja Bu sudah tewas?" tanya salah satu di antara ketiga pemuda."Aku rasa demikian, saudara Qen. Tidak mungkin bagi seorang kultivator Ranah Raja Tahap Akhir dapat menahan seranganku secara mentah!" Jawab pemuda yang dipanggil Gong oleh pemuda sebelumnya yang bermarga Qen."Hmm.. Tapi kurasa ini terlalu cepat, bukan? Kita semua telah mengetahui bagaimana reputasi serta kekuatan dari Ja Bu. Kurasa dia masih hidup!" Pemuda ketiga justru memiliki pemikiran yang lain."Huh! Apa kau mulai meragukan tapak raksasa emas milikku, saudara Fui?" Pemuda bermarga Gong langsung tersinggung akan ucapan saudara ketiganya yang berasal dari Klan Fui. Niat membunuhnya juga sedikit merembes dari dalam tubuhnya."Tidak! Aku sama sekali tidak meragukan teknik tapak raksasa emasmu itu. Namun aku hanya berpikir bahwa ternyata selama ini reputasi Ja Bu hanyalah omong kosong belaka!" Dengan cepat pemuda yang memiliki marga Fui langsung mengelak akan ucapan sebelumnya untuk mengamankan posisinya agar tidak dibunuh oleh pemuda bermarga Gong itu. Namun tidak lama setelah dia baru saja selesai melontarkan omong kosongnya, sebuah suara gelak tawa terdengar dari balik debu yang berterbangan."HAHAHA.."Ya, suara tawa yang terbahak-bahak itu tentu saja adalah suara Ja Bu. Setelah beberapa saat kemudian, debu-debu yang beterbangan karena efek ledakan energi dari serangan tapak raksasa emas milik pemuda bermarga Gong menghilang karena tertiup angin dan dapat dilihat sosok Pemuda yang sedikit tampan sedang berdiri di sana dengan ekspresi wajah biasa saja namun senyuman di mulutnya memperlihatkan sebuah ejekan."Ternyata ada yang sedikit pintar diantara kalian bertiga! Kau pemuda bermarga Fui, aku memang tidak mudah dikalahkan oleh semut-semut seperti kalian!" Kata Ja Bu sembari menunjuk wajah pemuda bermarga Fui.Setelah itu, aura bertarung yang sangat kuat yang disertai dengan Niat Pedang yang belum sempurna meledak dari tubuh Ja Bu sehingga membuat ketiga pemuda itu merasa tertekan."Sudah waktunya bagi kalian untuk.." Ja Bu menghentikan ucapannya namun tubuhnya tiba-tiba menghilang dari tempatnya berada lalu muncul kembali tepat di hadapan ketiga pemuda yang memang saat ini mereka sedang berdiri tidak jauh-jauhan."MATI!" lanjut Ja Bu sembari menegaskan pedangnya secara horizontal.Swoosshhh...Energi pedang berbentuk bulan sabit raksasa yang dibaluti dengan elemen milik Ja Bu muncul dari ujung pedangnya dan melesat dengan sangat cepat mendahului kecepatan pemiliknya. Ketiga pemuda itu tentu saja sangat terkejut karena dengan jarak sedekat Itu, mustahil bagi mereka untuk melakukan gerakan menghindar. Lalu untuk menahan serangan, mereka sudah terlambat untuk melakukannya.Ya, mau tidak mau mereka hanya bisa dengan pasrah menerima serangan tersebut dan sangat menyesali keputusan yang mereka buat karena berani mengusik sosok yang sudah diakui kehebatannya.Sraaakkk!Booommm...Tubuh ketiga pemuda itu terpotong dengan rapi menjadi dua bagian sementara energi pedang Ja Bu masih terus meluncur ke belakang mereka hingga pada akhirnya menabrak sebuah bukit kecil dan menghancurkannya sampai luluh lantak."Hmm.. Jurus terkuatku ternyata hanya segini saja? Sial! Ini masih kalah jauh dari milik Tian Lin sialan itu!" Ucap Ja Bu lirih dan mengeluh akan jurus pedangnya padahal dia sudah berusaha sebisa mungkin untuk memaksimalkan pemahaman Niat Pedangnya.***Di tempat khusus yang disediakan pihak Kota Malong untuk tamu VIP, para beberapa sekte khususnya putusan yang berasal dari Sekte Pedang Malam merasa terkagum-kagum dengan teknik berpedang Ja Bu yang sangat kuat.Utusan Sekte Pedang Malam dapat menilai bahwa sebentar lagi pemuda yang selama ini dia kenal sangat akrab dengan pemuda bertopeng separuh wajah akan sepenuhnya memenuhi persyaratan untuk mencapai pemahaman Niat Pedang."Dia memang sangat luar biasa! Bakatnya cukuplah tinggi khususnya dalam hal berpedang!" Ucap utusan itu sembari mengangguk-anggukkan kepalanya tanda dirinya begitu puas akan penampilan Ja Bu."Kau benar sekali, senior! Aiih.. Sayang sekali Sekte Gagal Biru kami tidak dapat merekrutnya karena aku sangat yakin bahwa pemuda itu akan lebih tertarik masuk ke sekte milik senior!" Ujar utusan dari sekte lain."Hahaha.. Sekte Pedang Malam sepertinya memang sedang mendapatkan keberkahan luar biasa! Dengan bakat pemuda bertopeng bermarga Tian, lalu pemuda Ja Bu dan yang terakhir adalah gadis misterius bercadar hitam bernama Hua, aku yakin sekteku tidak lama lagi akan dipromosikan menjadi Sekte Besar! Aku salam pribadi akan berterima kasih kepada kalian khususnya untuk saudaraku dari Sekte Gagak Biru!" Utusan dari Sekte Pedang Malam berbicara panjang lebar dengan sangat antusias sembari tertawa terbahak-bahak tanpa melihat ekspresi masam dari utusan sekte lain."Ya.. Aku harap sekte kita akan saling berhubungan baik satu sama lain!" Ujar utusan dari Sekte Gagak Biru memaksakan mulutnya untuk tersenyum."Hahaha.. Itu sudah pasti!" Angguk utusan dari Sekte Pedang Malam dengan cepat meskipun dalam hatinya merasa begitu jijik dengan omong kosong utusan dari Sekte Gagak Biru itu.'Cih! Lihat saja nanti! Jika aku di promosikan menjadi Tetua karena telah membawa bibit unggulan, aku akan mengintruksikan orang-orang tua itu agar mengakuisisi Sekte Gagak Biru menjadi budak Sekte Pedang Malam!' Batin utusan dari Sekte Pedang Malam sembari tersenyum licik.________________________~Maaf karena sedikit, tapi bab ini author gratiskan~Tuan Putri Pa Nie saat ini sedang bertarung melawan hewan iblis macan hitam yang setara dengan kultivator Ranah Raja Tahap Akhir. Dia cukup sial untuk permulaan memasuki dunia kecil karena secara tidak sengaja di teleportasikan tepat di sarang kucing besar itu, padahal dunia kecil buatan ini merupakan djnia kecil milik klannya sendiri.Namun karena hal ini pula lah orang-orang yang menonton pertandingan babak final turnamen generasi muda Kota Malong serta para utusan dari berbagai sekte menjadi sangat puas sebab pihak panitia sungguh melempar 25 peserta di dunia kecil buatan itu secara acak tanpa di settingan kelicikan.Rooaaarrr...Booommm... Booommm...Ledakan energi Qi dan energi iblis terjadi saat itu juga ketika Putri Pa Nie dan hewan iblis Macan Hitam saling serang. Namun dapat dilihat jika kucing berjenis besar itu lebih unggul sehingga membuat tubuh gadis cantik terlempar beberapa meter dan menabrak pohon hingga roboh.Bamm!"Ugh!""Sial! Macan Hitam ini sangat sulit untuk di
Setelah meninggalkan Tuan Putri Kota Malong Pa Nie bersama dengan bangkai Macan Hitam, gadis bercadar hitam bernama Hua segera melesat ke tempat lain dan memburu cukup banyak monster beast ataupun hewan iblis lainnya. Dia juga beberapa kali menjumpai peserta lain dan menyuruh mereka untuk memberikan kristal inti dari buruan yang mereka dapatkan. Jika mereka tidak mau memberikannya secara baik-baik, maka gadis bercadar hitam bernama Hua tidak akan segan sama sekali untuk membunuh para peserta turnamen generasi muda. Dia hanya membutuhkan satu atau dua gerakan saja untuk menghabisi mereka yang tidak mau menurut.Satu hal yang membuat para peserta lain khususnya dari golongan bergender laki-laki bergidik ketakutan serta merasakan teror adalah gadis bercadar hitam bernama Hua itu hanya akan memberikan ancaman dan tidak segan-segan untuk membunuh golongan mereka tapi tidak untuk golongan para wanita. Para peserta dari golongan wanitanya akan dirampas kristal inti hasil perburuannya saja tan
Booommm...Sesosok wanita yang mengenakan pakaian serba putih tampak terlempar hingga terkapar di atas tanah akibat serangan dari peserta yang juga merupakan sosok wanita, namun wanita ini memakai hanfu serba biru langit yang cerah sehingga menambah kecantikannya."Uhuk!" Peserta wanita yang memakai pakaian serba putih batuk dan memuntahkan seteguk darah hingga mengotori pakaiannya yang bersih."Menyerah dan serahkan semua kristal inti milikmu atau aku tidak akan segan untuk membunuhmu!" Kata peserta wanita yang memakai hanfu biru langit cerah sembari mengacungkan pedangnya ke arah peserta turnamen wanita berbaju putih."Ugh! Tuan Putri Kota Malong memang cukup kuat seperti yang di rumorkan. Aku telah menggunakan seluruh kemampuanku namun bahkan Tuan Putri belum mengeluarkan separuh kekuatannya.." Kata peserta turnamen wanita berbaju putih sembari memegangi dadanya yang terasa sesak. Dia sadar diri tidak akan pernah bisa mengalahkan Tuan Putri Kota Malong Pa Nie karena bagaimanapun kek
Ja Bu masih selamat dari serangan mematikan Tian Lin Karena bagaimanapun pemuda itu masih berada di Ranah Raja Tahap Akhir, sedangkan sang penyerang hanya menggunakan kekuatan kultivator Ranah Raja Tahap Menengah saja. Namun masih selamat, dapat dilihat terdapat sebuah goresan kecil yang mengalir darah di leher Ja Bu, yang menandakan bahwa serangan tersebut bukanlah serangan yang main-main.Hal itu terjadi karena Ja Bu tidak berhasil membendung keseluruhan serangan tebasan Tian Lin yang mengandung Niat Pedang, sedangkan pemahamannya masih jauh tertinggal di bawah."Huh! Sangat mengerikan!" kata Ja Bu sembari mengelap bercak darah di lehernya."Hehehe.. Bagaimanapun kamu masih kalah dalam pemahaman pedangnya dan ini menjadi keunggulanku!" Sahut Tian Lin sembari tertawa terkekeh-kekeh.Ja Bu tidak membalas lagi ujaran Tian Lin. Dia justru menguatkan pijakan pada kuda-kudanya dan menggenggam erat gagang pedangnya. Aura kultivasi Ranah Raja Tahap Akhir yang sangat kuat juga meledak di dala
Suara dentingan dua senjata terdengar begitu memekakkan telinga lalu di ikuti dengan suara hantaman tubuh di tanah yang begitu keras terdengar. Tubuh itu merupakan seorang pemuda yang cukup tampan dan saat ini terlihat memiliki wajah yang begitu muram. Ya, dia adalah Ja Bu yang terpental akibat menghadang serangan dari gadis bercadar hitam bernama Hua. Dia tidak menyangka bahwa kekuatannya berada di di jarak yang begitu jauh sehingga membuatnya tidak berdaya.'Sial! Ternyata apa yang dikatakan oleh saudara Tian benar! Dia sangat kuat dan sebelumnya aku merasakan sedikit sengatan listrik yang menandakan bahwa dia merupakan seorang shandian!' Batin Ja Bu dengan ekspresi wajah jeleknya."Hmm.. Hanya Ranah Raja Tahap Akhir biasa, kau terlalu berani, bocah Klan Ja! Baiklah.. Aku akan membunuhmu terlebih dahulu sebelum menghancurkan pemuda bertopeng separuh wajah itu!" Ujar gadis bercadar hitam yang tidak senang karena karena serangannya diblokir tiba-tiba oleh Ja Bu. Aura membunuhnya yang c
Trankkk! Trankkk!Booommm... Booommm...Pertarungan intens antara Tian Lin dan gadis bercadar hitam bernama Hua terus berlanjut hingga beberapa puluh menit lamanya. Keduanya terlihat begitu menakutkan di mana semua orang yang saat ini sedang menonton pertandingan mereka lewat layar virtual yang ada di tengah-tengah alun-alun Kota Malong.Para utusan dari beberapa sekte bahkan sampai membuka mulut mereka lebar-lebar karena tidak percaya dengan kekuatan pemuda dan pemudi misterius yang mengikuti acara turnamen generasi muda di kota terpencil dan antah-berantah ini. Terlebih, salah satu diantara mereka adalah seorang kultivator shandian yang melegenda.Namun mereka juga sedikit mengerutkan untuk meningkatkan melihat warna putih berwarna biru milik gadis bercadar hitam bernama Hua, karena memang setahu mereka tidak ada warna tersebut di jajaran keempat klan shandian yang ada di Dunia Lotus Putih."Petir berwarna biru? Apakah saudara mengetahui berasal sari klan mana wanita bercadar hitam b
Tian Lin menangis tersedu-sedu sembari terus memeluk Lin Hua yang terkejut. Dia tidak tahu mengapa pemuda bertopeng separuh wajah bermarkatian ini tiba-tiba memeluknya setelah melihat dengan jelas bagaimana bentuk wajahnya. Dia yang tertegun akhirnya sadar dan segera mendorong tubuh pemuda itu hingga melepaskan pelukannya."Hua'er.. Mengapa kau melepaskan pelukanku? Apa kau tidak merindukanku? Aku Ling Tian, kekasihmu!" Kata Tian Lin dengan jujur dan mengungkapkan identitas aslinya. Niat membunuhnya yang begitu kejam juga telah menghilang sepenuhnya saat dirinya menyadari bahwa gadis bercadar hitam nya merupakan sosok yang sangat ia kenali."Ling Tian? Maaf, tapi Aku tidak pernah mengenalmu dan tidak pernah memiliki seorang kekasih sepertimu!" Ujar Lin Hua dengan tanpa ragu. Dia juga bergerak mundur satu langkah agar pemuda bertopeng separuh wajah yang aneh itu tidak lagi mendekatinya."Apaa! Hua'er.."Tolong jangan panggil aku dengan sebutan itu, sebab aku tidak mengenalimu!" Ujar Li
"Tentu saja! Ini buktinya!" Jawab Lin Hua dengan cepat sembari memperlihatkan lencana emas milik anggota inti Klan Lin."Hmm.. Lalu siapa pak tua Lin Kai bagimu?" Tanya Tian Lin untuk kedua kalinya namun saat ini ekspresi wajah Lin Hua tampak berubah."Kau.. Darimana kau mengenali nama ayahku? Dan lagi.. Beraninya kau memanggilnya dengan sebutan pak tua!" Lin Hua justru balik bertanya kepada Tian Lin karena kata ayahnya Tidak semua orang mengetahui nama asli ayahnya kecuali hanya mereka saja yang memiliki hubungan dekat. Nadanya terdengar meninggi karena baru pertama kalinya ada seseorang terlebih merupakan anak muda yang berani menyebut ayahnya dengan sebutan seperti itu."Hehehe.. Untuk sekarang, kamu tidak perlu tahu mengenai alasan diriku mengenali ayahmu. Tapi mungkin jika kau mau ikut denganku untuk memasuki Sekte Pedang Malam, kau akan mendapatkan jawabannya!" Jawab Tian Lin sembari sedikit tertawa karena telah memikirkan mengenai beberapa trik kecil.Lin Hua cemberut saat mende
"Huh! Jangan pernah berharap kami akan membiarkanmu pergi melewati kami berdua!" Yin-Yin juga berkata dengan sinis sembari membuat kuda-kuda bela diri untuk bersiap-siap menyerang Mogui Long.Hal yang sama juga dilakukan oleh Xu Yuan karena menurut pendapat mereka berdua dengan kehadiran sosok seperti Mogui Long dalam pertarungan tuan muda Ling Tian-nya pasti akan mengganggu dan membuatnya tidak dapat bergerak bebas untuk menghabisi Mogui Hen.Mogui Long menggertakkan giginya kuat-kuat karena merasa begitu kesal dengan kedua orang yang menghadangnya ini. Dengan mata merah yang dipenuhi dengan Niat Membunuh, dirinya lalu melepaskan kekuatan sejatinya dengan tanpa berpikir dua kali lagi. "Pembukaan darah naga! Transformasi Naga Iblis Sejati!" Teriak Mogui Long lalu dari tubuhnya memancar aura yang sangat kuat lalu secara perlahan tubuhnya itu membengkak menjadi sangat besar dan terus membesar hingga berukuran raksasa. GROOOAAAARRR!Hanya dalam waktu kurang dari 10 detik saja Mogui Long
"Ini.." Mogui Hen tidak bisa berkata-kata apapun lagi ketika merasakan kekuatan yang teramat besar memancar dari dalam tubuh Ling Tian. Tubuhnya merasa sedikit bergetar dan tertekan karena pemuda tampan itu tidak hanya meledakkan petir tanpa warna saja, namun dia juga mengaktifkan garis darah Kaisar Naga Bayangan yang kini telah terbuka separuh atau 50%.Bisa dikatakan kali ini Ling Tian benar-benar sangat serius untuk menghadapi Mogui Hen yang telah berani menyakiti Leluhur Tua serta keluarganya.Tatapan mata Ling Tian menjadi sangat tajam seperti Naga Sejati dan pedang pusaka tingkat saint miliknya terkepal dengan sangat erat. Dengan kecepatan tertinggi yang dapat di lakukannya, dia melesat menerjang Mogui Hen untuk menghabisinya.Zheep!Sebagai seorang Dewa Binatang Iblis yang setara dengan pemilik garis darah Dewa Binatang Suci serta kekuatannya yang asli telah mencapai Ranah Dewa Langit Tahap Akhir, Mogui Hen tentu masih dapat melihat kecepatan Ling Tian yang di luar nalar manusi
Perang yang terjadi di wilayah kekuasaan Klan Huo telah berlangsung selama berhari-hari dengan begitu sengit dan tidak terelakan lagi akan kehancuran di sekitarnya. Nyatanya meskipun Tetua Agung Sekte Racun Laoshu Du telah bergabung dengan Tetua Pertama Organisasi Misterius masih belum dapat menyudutkan Long Yuan yang telah naik ke Ranah Dewa Tahap Akhir. Ini menunjukkan betapa kuat dan hebatnya pemilik dari darah binatang suci Naga Langit yang dulunya menjadi bawahan daripada Kaisar Dewa Ling.Long Yuan dengan tombak pusaka tingkat saint miliknya dapat bertarung imbang dengan kedua orang itu meskipun dirinya lebih condong dalam posisi yang bertahan. Ya, itu sangat wajar karena bagaimanapun dirinya juga seorang kultivator yang memiliki kelemahan dan juga rasa lelah. Dia tokoh yang overpower dan juga tidak dapat mati seperti halnya sang protagonis utama. "Long Yuan, menyerahlah dan hentikan perlawanan sia-siamu itu!" Ujar Laoshu Du dengan senyuman kejam terpancar dari sudut bibirnya.
Leluhur Tua Klan Huo yang identitas aslinya adalah Pangeran Mahkota Kekaisaran Langit Ling Dong menuruti permintaan Xu Yuan dan mundur untuk mengobati luka-luka yang dideritanya akibat pertarungan tidak seimbang dengan Mogui Hen.Sudut bibir Xu Yuan memancarkan senyuman tipis ketika menatap Mogui Hen yang sangat marah oleh aksinya serta kedatangannya yang tiba-tiba ini. Bagaimana tidak? Mogui Hen adalah sosok naga iblis yang terkenal saat kebal terhadap racun namun ketika merasakan racun milik orang satu ini Dia mendapatkan intuisi dari refleks tubuhnya bahwa tubuhnya ini akan dalam kondisi berbahaya ketika terkena racunnya.Selain itu, Mogui Hen juga gagal untuk membunuh Leluhur Tua Klan Huo yang mana adalah tonggak paling penting untuk memenangkan peperangan yang terjadi kali ini.Dengan suara mendalam, Mogui Hen kembali bertanya, "Katakan, siapa kau?"Xu Yuan masih tersenyum dan tidak mengundurkannya sama sekali. Dengan santai atau bahkan lebih terkesan ke arah mengejek Mogui Hen,
Sementara itu di sisi lain, Ling Tian yang sebelumnya menghilang dari hadapan saudara dan saudarinya saat ini sedang terlihat duduk bersila di ruangan khusus yang ada di menara kultivasi Istana Suci sembari memejamkan mata dan menyerap esensi petir yang terkandung di dalam Batu Petir Surgawi.Meskipun elemen petirnya sudah berada di tingkat tertinggi yaitu pada tingkatan petir abadi alias petir tanpa warna, terlihat aura yang memancar dari dalam tubuhnya terus meningkat dari waktu ke waktu dan mendekati penerobosan pada ranah kultivasi Dewa Tahap Akhir.Dia terus fokus dan konsentrasi agar penerobosannya nanti berjalan dengan lancar dan tanpa ada halangan suatu apapun. Ling Tian sangat senang karena dia mendapatkan sebuah sumber daya seperti Batu Petir Surgawi, namun kesenangannya itu tidaklah pada tempat yang tepat karena saat ini posisi dan situasinya sedang tidak memungkinkan baginya untuk berbahagia.Mengingat Klan Huo ternyata adalah anggota keluarga Ling, Ling Tian menjadi sanga
Lima Tetua yang menjadi bawahan dari Mogui Long juga ikut terkejut ketika melihat pasukan yang dibawa oleh Istana Suci untuk membantu klan shandian Huo ini menghancurkan mereka. Namun sudut bibir kelima orang tersebut bersama dengan tuannya memancarkan istrinya tipis karena di seluruh wilayah Klan Huo saat ini telah terpasang susunan formasi array kurungan kutukan darah yang sangat kuat. Butuh banyak kekuatan Ranah Dewa Tahap Akhir untuk menghancurkannya, sedangkan menurut pengetahuan yang ada Istana Suci hanya memiliki satu orang saja yang ada pada tingkatan tersebut dan orang itu tidak lain adalah sang pimpinan tertinggi, Wei Hun."He-he-he.. Bukankah mereka hanya akan dapat menjadi penonton saja, Yang Mulia?" Tetua Pertama Organisasi Misterius bertanya dengan senyuman mengejek."Tentu saja! Bahkan aku dengan kekuatanku saat ini akan sedikit kesulitan untuk menghancurkan susunan formasi array kurungan pengorbanan darah ini. Lalu bagaimana dengan orang-orang bodoh dan lemah yang bera
Di Klan Huo.BOOOMMMM... BOOOMMMM...BOOOMMMM...Situasi yang terjadi di wilayah kekuasaan klan shandian itu benar-benar sangat lah kacau balau. Suara ledakan yang menghancurkan serta meluluhlantahkan sebuah tempat tinggal untuk orang-orang Klan Huo selalu terdengar dan tidak kunjung berhenti.Leluhur Tua Huo Dong atau yang memiliki nama asli Ling Dong saat ini sedang terlihat saling serang dengan sosok pemuda yang memakai pakaian serba hitam seperti assassin yang tidak lain adalah Mogui Hen. Dia terlihat begitu tertekan saat bertarung melawannya meskipun seluruh kemampuan berpedang serta elemen petirnya yang menghancurkan dengan begitu dahsyat telah diarahkan.BOOOMMMM... BOOOMMMM... Trark!DUUUAAARRR!BOOOMMMM... BOOOMMMM...Mogui Hen, dia hanya tersenyum tipis ketika menyaksikan betapa tertekannya posisi yang dialami oleh lawannya. Namun dia tetap meneruskannya hingga dirinya berhasil memperoleh beberapa kesempatan yang membuatnya dapat melukai orang tua terkuat di klan shandian H
"A-apaaaaaa!"Semua orang terkejut secara serentak tanpa terkecuali. Bahkan Wei Hun yang biasanya adalah sosok yang selalu tenang dalam setiap hal kali ini tidak dapat mempertahankannya dan berdiri dari tempat duduknya sebelumnya."Bocah! Kau jangan bercanda!" Long Yuan yang juga merupakan sosok yang berasal dari Alam Dewa sekaligus bawahan langsung dari Kaisar Dewa Ling dan harus terpaksa turun ke Alam Tingkat Rendah untuk menyelamatkan garis darah dan keturunannya agar tidak menghilang sepenuhnya karena terbantai segera bertanya sembari memegangi kerah baju Tetua itu. Auranya yang berada di Ranah Dewa Tahap Akhir bahkan ikut meledak karena kabar ini. Dia tentunya menginginkan kejelasan."Tentu saja saya tidak bercanda, Tuan Long Yuan! Leluhur Tua kami yang biasa di panggil Huo Dong adalah putra mahkota Kekaisaran Langit yang ada di Alam Dewa. Nama Huo adalah nama samaran saja untuk kami, karena beliau takut jika orang-orang yang berasal dari Alam Dewa akan masih memburu keturunan Kai
Bhuusshh...Sebuah aura Ranah Dewa Tahap Menengah yang cukup kuat meledak dari dalam tubuh Tetua mata-mata luar Klan Huo itu yang menandakan bahwa dirinya telah berhasil mendapatkan keberuntungan berupa terobosan kultivasi setelah disembuhkan luka-lukanya oleh Ling Tian menggunakan buah abadi, Buah Bodhi.Tidak lama kemudian, Tetua itu pun membuka matanya dan langsung berdiri menghadap Ling Tian dan saudara-saudarinya seraya menangkupkan kedua tangannya untuk menunjukkan rasa hormat."Terima kasih kami ucapkan, Tuan Muda dan semuanya," ucapnya dengan tulus."Tidak perlu terlalu sopan, Tetua! Bisakah sekarang anda menceritakan apa yang terjadi kepada Klan Huo dan siapa sebenarnya sekte dan kekaisaran yang berani menyerang kalian?" Meski sudah tahu mengenai perihal Organisasi Misterius yang menjadi poros semua masalah di Klan Huo, Ling Tian tetap menanyakannya.Wajah si Tetua mata-mata luar Klan Huo itu langsung menjadi suram ketika mendengar pertanyaan yang diajukan oleh pemuda tampan