Jum'at ini tetep up, karena untuk nembel tanggal 7 yang bolong. Hehe.. Jangan lupa like komen dan vote nya..
Tian Lin Tentu saja tidak akan pernah bisa melupakan bagaimana ekspresi wajah ketakutan dari para mayat penduduk Desa Mahoni. Hutang pembantaian yang dilakukan oleh para murid Sekte Pedang Malam harus dia lunaskan lengkap dengan bunganya.Mengingat kembali akan Desa Mahoni dan para penduduknya yang begitu ramah serta selalu tersenyum kepadanya membuat hati Tian Lin menjadi semakin dipenuhi amarah. Terlebih ketika mengingat kakek Jan dan nenek Yui yang telah merawatnya dengan sepenuh hati hingga dia selamat dari kematian setelah mengalami kecelakaan di dalam lorong dimensi. Dia ingin sekali cepat-cepat menuju ke sekte biadab itu dan menghancurkannya hingga tak tersisa guna melampiaskan segala kemarahan yang ada dalam hatinya.'Kalian para kultivator yang harusnya menjadi pelindung untuk manusia biasa yang lemah malah justru menjadikan mereka layaknya semut. Baiklah jika itu yang kalian yakini. Aku juga tidak akan menyembunyikan kekuatanku Dan akan menganggap kalian semua sebagai semut y
Perjalanan menuju Sekte Pedang Malam menggunakan pedang terbang milik Guru Za Ma berjalan dengan lancar. Saat ini rombongan mereka sedang berhenti untuk beristirahat di sebuah kota yang jaraknya tinggal dua hari perjalanan untuk sampai di tempat tujuan. Kota ini bernama Kota Chenshi dan merupakan kota cukup besar dengan penghuni lebih dari 10 juta penduduk.Guru Za Ma menyarankan untuk beristirahat sejenak karena dirinya memiliki sedikit urusan yang harus diselesaikan. Para generasi muda Kota Malong termasuk Tian Lin dipersilahkan untuk berjalan-jalan guna mengisi kekosongan mereka. Namun mereka juga diperingatkan untuk tidak membuat masalah karena penguasa kota ini kultivasinya berada di ranah yang hampir sama dengan Patriark Sekte Pedang Malam atau lebih tepatnya berada di Ranah Dewa Bumi Tahap Menengah.Tian Lin dan kesembilan generasi muda langsung mengangguk karena memang mereka tidak ingin membuat masalah apapun yang ujung-ujungnya hanya akan merepotkan mereka saja. Tian Lin dan
Semua orang langsung membubarkan diri dari lantai 3 Restoran Pasti Puas setelah mendengarkan seruan dari salah satu pengawal dari sosok pemuda yang di panggil Dou Lan. Mereka semua tentu tidak ingin menyinggung sosok tersebut karena dia merupakan putra kedua dari Patriark Sekte Pedang Malam yang terkenal sangat arogan.Pemuda ini merupakan sampah masyarakat yang seharusnya sudah sejak lama di buang. Dia tidak berbakat dalam hal kultivasi serta pemahaman berpedang, tidak seperti kakaknya yang merupakan salah satu diantara jenius yang begitu hebat. Kultivasi Dou Lan saat ini barulah di ranah Pendekar Berlian Awal dan pemahaman pedangnya bahkan jauh lebih buruk dari sekedar Niat Pedang atau bisa dikatakan sebagai seorang pemuda yang sangat amatir dalam hal menggunakan senjata.Dou Lan juga terkenal suka bersikap sesuka hati dan mudah emosi. Apapun yang diinginkan harus di tepati serta tidak menerima penolakan atau dia akan menggunakan nama keluarga serta Sekte Pedang Malam untuk menganca
"Potong lidahmu sendiri lalu pergi dari hadapanku!" Ucap Lin Hua dengan dingin. Aura bangsawannya yang merupakan Nona Muda Klan Lin segera terlihat dari Lin Hua saat ini.Dou Lan serta ketiga kamu udah bawahannya kini membeku karena merasakan tekanan mental dari aura milik gadis cantik layaknya Dewi itu. Mereka merasa seolah ingin bertekuk lutut dan menyembahnya sebagai seorang tuan. Namun karena ego yang begitu tinggi serta kebiasaannya yang menonjolkan nama kebesaran Sekte Pedang Malam, Dou Lan segera menghilangkan perasaan tersebut dan menatap tajam ke arah gadis cantik itu."Kau, jalang sialan! Beraninya semut sepertimu berlaga sombong di hadapan Tuan Muda ini?" Teriak Dou Lan yang emosinya sudah tidak bisa ia bendung lagi."Cepat tangkap lacur itu!" Lanjutnya menyuruh ketiga pengawalnya yang tersisa untuk menahan Lin Hua."Baik, Tuan Muda!" Patuh mereka lalu bergegas menyerang Lin Hua dengan sabetan pedang.Lin Hua yang mendapatkan serangan dari tiga arah berbeda masih tampak ten
Kemarahan yang begitu besar memenuhi hati Tian Lin. Dia menjadi sangat tidak sabar untuk memporak-porandakan sekte di depannya, namun dirinya harus terlebih dahulu menemukan Tian Ru'er.Tetua atau guru pelataran luar Sekte Pedang Malam Za Ma yang tidak mengetahui mengenai rencana mengerikan Tian Lin segera mengarahkan kesepuluh generasi muda Kota Malong itu menuju tempat administrasi untuk pendaftaran. Para generasi muda itu hanya mengangguk patuh dan mengikuti Tetua itu tanpa banyak bertanya.Mereka mengikuti beberapa prosedur yang berlaku di Sekte Pedang Malam dan pada akhirnya masing-masing telah mendapatkan lencana atau tanda pengenal yang menunjukkan bahwa saat ini mereka telah resmi menjadi anggota sekte.Guru Za Ma meminta salah satu murid senior di pelataran luar untuk menunjukkan tempat sementara untuk mereka bersepuluh sementara dirinya sendiri langsung pergi ke Paviliun Tetua dimana para Petinggi Sekte Pedang Malam tinggal untuk memberikan laporan. Dia begitu bersemangat ka
Patriark dan para Tetua terkejut karena jika apa yang dikatakan oleh Tetua pelataran luar Za Ma itu benar maka mereka tidak bisa lagi membayangkan bagaimana nasib Sekte Pedang Malam karena telah menyinggung seseorang yang tidak seharusnya mereka singgung.Brak!Boommm...Patriark Dou Zhi menggebrak meja di depannya hingga hancur menjadi debu karena saat ini dia benar-benar sangat marah. Dia marah karena putranya yang terkenal dengan sebutan sampah masyarakat telah berani berbuat onar seenak jidatnya. Dia juga menyesal karena sejak awal tidak mencabut hak istimewa anak keduanya itu sehingga membuatnya menjadi sombong dan berbuat semena-mena, padahal dia hanyalah sampah yang sama sekali tidak patut untuk dipandang.Namun penyesalan tetap hanya tinggal penyesalan karena sekarang dia benar-benar pusing dan tidak tahu harus berbuat apa untuk meredakan emosi dari Klan Lin."Sialan anak bangsat itu!" Teriaknya dengan marah."Patriark! Apa yang harus kita lakukan? Kita baru saja menemukan anak
Suasana berubah menjadi sangat kacau ketika melihat Tetua yang kultivasinya berada di Ranah Setengah Dewa Tahap Menengah dapat dihancurkan dengan begitu mudah hanya menggunakan sebuah niat membunuh saja. Lin Hua juga sama terkejutnya dengan yang lainnya karena tidak menyangka bahwa ternyata kekuatan dari pemuda bertopeng separuh wajah bermarga Tian sangatlah menakutkan.Swush!Sebilah pedang pusaka tingkat saint dengan warna layaknya pelangi tiba-tiba muncul di genggaman Tian Lin. Pedang itu berdengung lembut namun memancarkan aura yang sangat tajam sehingga siapapun yang merasakannya akan ketakutan."Hari ini, Sekte Pedang Malam akan mendapatkan karma! Hyaaat!" Teriaknya sembari membuat gerakan menebas secara horizontal hingga energi pedang berbentuk bulan sabit muncul dari bilah pedangnya dan memotong apapun yang dilewatinya, termasuk tubuh Tuan Muda kedua Sekte Pedang Malam menjadi dua bagian.Swoosshhh...Booommm..."Aaakkkhh.."Teriakan memilukan segera terbesar dari orang-orang
Ucapan Tian Lin ini sebenarnya hanya untuk basa-basi saja karena menyerahkan atau tidak menyerahkan Putri angkatnya, maka nasib Sekte Pedang Malam akan tetap dia hancurkan. Dia setelah melihat cukup banyak murid serta guru pembimbing di tempat ini dan hampir keseluruhannya memiliki niat membunuh yang cukup besar yang menandakan bahwa mereka semua adalah para pembunuh yang kejam.Untuk menguatkan hal itu, dia menyandarkan juga perilaku Tuan Muda kedua Sekte Pedang Malam Dou Lan sebagai alasan yang meskipun hanya seorang sampah namun sikapnya begitu mendominasi dan cukup kejam alias dengan mudahnya menyarankan untuk membunuh."Hanya bocah ingusan Ranah Dewa Tahap Awal saja berani bersikap sombong di hadapan kami! katakan siapa Putri angkatmu agar aku dapat membunuhnya sekarang! Atau jangan-jangan kau hanya mengada-ada dan sengaja membuat keributan di sekte kami!" Teriak Tetua Agung Sekte Pedang Malam yang sangat marah karena sikap pemuda bertopeng separuh wajah."Mengada-ada? Hahahaha..
"Huh! Jangan pernah berharap kami akan membiarkanmu pergi melewati kami berdua!" Yin-Yin juga berkata dengan sinis sembari membuat kuda-kuda bela diri untuk bersiap-siap menyerang Mogui Long.Hal yang sama juga dilakukan oleh Xu Yuan karena menurut pendapat mereka berdua dengan kehadiran sosok seperti Mogui Long dalam pertarungan tuan muda Ling Tian-nya pasti akan mengganggu dan membuatnya tidak dapat bergerak bebas untuk menghabisi Mogui Hen.Mogui Long menggertakkan giginya kuat-kuat karena merasa begitu kesal dengan kedua orang yang menghadangnya ini. Dengan mata merah yang dipenuhi dengan Niat Membunuh, dirinya lalu melepaskan kekuatan sejatinya dengan tanpa berpikir dua kali lagi. "Pembukaan darah naga! Transformasi Naga Iblis Sejati!" Teriak Mogui Long lalu dari tubuhnya memancar aura yang sangat kuat lalu secara perlahan tubuhnya itu membengkak menjadi sangat besar dan terus membesar hingga berukuran raksasa. GROOOAAAARRR!Hanya dalam waktu kurang dari 10 detik saja Mogui Long
"Ini.." Mogui Hen tidak bisa berkata-kata apapun lagi ketika merasakan kekuatan yang teramat besar memancar dari dalam tubuh Ling Tian. Tubuhnya merasa sedikit bergetar dan tertekan karena pemuda tampan itu tidak hanya meledakkan petir tanpa warna saja, namun dia juga mengaktifkan garis darah Kaisar Naga Bayangan yang kini telah terbuka separuh atau 50%.Bisa dikatakan kali ini Ling Tian benar-benar sangat serius untuk menghadapi Mogui Hen yang telah berani menyakiti Leluhur Tua serta keluarganya.Tatapan mata Ling Tian menjadi sangat tajam seperti Naga Sejati dan pedang pusaka tingkat saint miliknya terkepal dengan sangat erat. Dengan kecepatan tertinggi yang dapat di lakukannya, dia melesat menerjang Mogui Hen untuk menghabisinya.Zheep!Sebagai seorang Dewa Binatang Iblis yang setara dengan pemilik garis darah Dewa Binatang Suci serta kekuatannya yang asli telah mencapai Ranah Dewa Langit Tahap Akhir, Mogui Hen tentu masih dapat melihat kecepatan Ling Tian yang di luar nalar manusi
Perang yang terjadi di wilayah kekuasaan Klan Huo telah berlangsung selama berhari-hari dengan begitu sengit dan tidak terelakan lagi akan kehancuran di sekitarnya. Nyatanya meskipun Tetua Agung Sekte Racun Laoshu Du telah bergabung dengan Tetua Pertama Organisasi Misterius masih belum dapat menyudutkan Long Yuan yang telah naik ke Ranah Dewa Tahap Akhir. Ini menunjukkan betapa kuat dan hebatnya pemilik dari darah binatang suci Naga Langit yang dulunya menjadi bawahan daripada Kaisar Dewa Ling.Long Yuan dengan tombak pusaka tingkat saint miliknya dapat bertarung imbang dengan kedua orang itu meskipun dirinya lebih condong dalam posisi yang bertahan. Ya, itu sangat wajar karena bagaimanapun dirinya juga seorang kultivator yang memiliki kelemahan dan juga rasa lelah. Dia tokoh yang overpower dan juga tidak dapat mati seperti halnya sang protagonis utama. "Long Yuan, menyerahlah dan hentikan perlawanan sia-siamu itu!" Ujar Laoshu Du dengan senyuman kejam terpancar dari sudut bibirnya.
Leluhur Tua Klan Huo yang identitas aslinya adalah Pangeran Mahkota Kekaisaran Langit Ling Dong menuruti permintaan Xu Yuan dan mundur untuk mengobati luka-luka yang dideritanya akibat pertarungan tidak seimbang dengan Mogui Hen.Sudut bibir Xu Yuan memancarkan senyuman tipis ketika menatap Mogui Hen yang sangat marah oleh aksinya serta kedatangannya yang tiba-tiba ini. Bagaimana tidak? Mogui Hen adalah sosok naga iblis yang terkenal saat kebal terhadap racun namun ketika merasakan racun milik orang satu ini Dia mendapatkan intuisi dari refleks tubuhnya bahwa tubuhnya ini akan dalam kondisi berbahaya ketika terkena racunnya.Selain itu, Mogui Hen juga gagal untuk membunuh Leluhur Tua Klan Huo yang mana adalah tonggak paling penting untuk memenangkan peperangan yang terjadi kali ini.Dengan suara mendalam, Mogui Hen kembali bertanya, "Katakan, siapa kau?"Xu Yuan masih tersenyum dan tidak mengundurkannya sama sekali. Dengan santai atau bahkan lebih terkesan ke arah mengejek Mogui Hen,
Sementara itu di sisi lain, Ling Tian yang sebelumnya menghilang dari hadapan saudara dan saudarinya saat ini sedang terlihat duduk bersila di ruangan khusus yang ada di menara kultivasi Istana Suci sembari memejamkan mata dan menyerap esensi petir yang terkandung di dalam Batu Petir Surgawi.Meskipun elemen petirnya sudah berada di tingkat tertinggi yaitu pada tingkatan petir abadi alias petir tanpa warna, terlihat aura yang memancar dari dalam tubuhnya terus meningkat dari waktu ke waktu dan mendekati penerobosan pada ranah kultivasi Dewa Tahap Akhir.Dia terus fokus dan konsentrasi agar penerobosannya nanti berjalan dengan lancar dan tanpa ada halangan suatu apapun. Ling Tian sangat senang karena dia mendapatkan sebuah sumber daya seperti Batu Petir Surgawi, namun kesenangannya itu tidaklah pada tempat yang tepat karena saat ini posisi dan situasinya sedang tidak memungkinkan baginya untuk berbahagia.Mengingat Klan Huo ternyata adalah anggota keluarga Ling, Ling Tian menjadi sanga
Lima Tetua yang menjadi bawahan dari Mogui Long juga ikut terkejut ketika melihat pasukan yang dibawa oleh Istana Suci untuk membantu klan shandian Huo ini menghancurkan mereka. Namun sudut bibir kelima orang tersebut bersama dengan tuannya memancarkan istrinya tipis karena di seluruh wilayah Klan Huo saat ini telah terpasang susunan formasi array kurungan kutukan darah yang sangat kuat. Butuh banyak kekuatan Ranah Dewa Tahap Akhir untuk menghancurkannya, sedangkan menurut pengetahuan yang ada Istana Suci hanya memiliki satu orang saja yang ada pada tingkatan tersebut dan orang itu tidak lain adalah sang pimpinan tertinggi, Wei Hun."He-he-he.. Bukankah mereka hanya akan dapat menjadi penonton saja, Yang Mulia?" Tetua Pertama Organisasi Misterius bertanya dengan senyuman mengejek."Tentu saja! Bahkan aku dengan kekuatanku saat ini akan sedikit kesulitan untuk menghancurkan susunan formasi array kurungan pengorbanan darah ini. Lalu bagaimana dengan orang-orang bodoh dan lemah yang bera
Di Klan Huo.BOOOMMMM... BOOOMMMM...BOOOMMMM...Situasi yang terjadi di wilayah kekuasaan klan shandian itu benar-benar sangat lah kacau balau. Suara ledakan yang menghancurkan serta meluluhlantahkan sebuah tempat tinggal untuk orang-orang Klan Huo selalu terdengar dan tidak kunjung berhenti.Leluhur Tua Huo Dong atau yang memiliki nama asli Ling Dong saat ini sedang terlihat saling serang dengan sosok pemuda yang memakai pakaian serba hitam seperti assassin yang tidak lain adalah Mogui Hen. Dia terlihat begitu tertekan saat bertarung melawannya meskipun seluruh kemampuan berpedang serta elemen petirnya yang menghancurkan dengan begitu dahsyat telah diarahkan.BOOOMMMM... BOOOMMMM... Trark!DUUUAAARRR!BOOOMMMM... BOOOMMMM...Mogui Hen, dia hanya tersenyum tipis ketika menyaksikan betapa tertekannya posisi yang dialami oleh lawannya. Namun dia tetap meneruskannya hingga dirinya berhasil memperoleh beberapa kesempatan yang membuatnya dapat melukai orang tua terkuat di klan shandian H
"A-apaaaaaa!"Semua orang terkejut secara serentak tanpa terkecuali. Bahkan Wei Hun yang biasanya adalah sosok yang selalu tenang dalam setiap hal kali ini tidak dapat mempertahankannya dan berdiri dari tempat duduknya sebelumnya."Bocah! Kau jangan bercanda!" Long Yuan yang juga merupakan sosok yang berasal dari Alam Dewa sekaligus bawahan langsung dari Kaisar Dewa Ling dan harus terpaksa turun ke Alam Tingkat Rendah untuk menyelamatkan garis darah dan keturunannya agar tidak menghilang sepenuhnya karena terbantai segera bertanya sembari memegangi kerah baju Tetua itu. Auranya yang berada di Ranah Dewa Tahap Akhir bahkan ikut meledak karena kabar ini. Dia tentunya menginginkan kejelasan."Tentu saja saya tidak bercanda, Tuan Long Yuan! Leluhur Tua kami yang biasa di panggil Huo Dong adalah putra mahkota Kekaisaran Langit yang ada di Alam Dewa. Nama Huo adalah nama samaran saja untuk kami, karena beliau takut jika orang-orang yang berasal dari Alam Dewa akan masih memburu keturunan Kai
Bhuusshh...Sebuah aura Ranah Dewa Tahap Menengah yang cukup kuat meledak dari dalam tubuh Tetua mata-mata luar Klan Huo itu yang menandakan bahwa dirinya telah berhasil mendapatkan keberuntungan berupa terobosan kultivasi setelah disembuhkan luka-lukanya oleh Ling Tian menggunakan buah abadi, Buah Bodhi.Tidak lama kemudian, Tetua itu pun membuka matanya dan langsung berdiri menghadap Ling Tian dan saudara-saudarinya seraya menangkupkan kedua tangannya untuk menunjukkan rasa hormat."Terima kasih kami ucapkan, Tuan Muda dan semuanya," ucapnya dengan tulus."Tidak perlu terlalu sopan, Tetua! Bisakah sekarang anda menceritakan apa yang terjadi kepada Klan Huo dan siapa sebenarnya sekte dan kekaisaran yang berani menyerang kalian?" Meski sudah tahu mengenai perihal Organisasi Misterius yang menjadi poros semua masalah di Klan Huo, Ling Tian tetap menanyakannya.Wajah si Tetua mata-mata luar Klan Huo itu langsung menjadi suram ketika mendengar pertanyaan yang diajukan oleh pemuda tampan