Trank! Trank!Srak! Srak!"Aaakkkhh.." "Aaakkkhh.."Tian Lin yang sedang menghabisi ratusan murid senior dan puluhan guru pembimbing dari Sekte Pedang Malam tiba-tiba merasakan bahwa dirinya telah terkurung dalam sebuah domain pedang. Tubuhnya terasa seperti teriris-iris namun karena sejak awal kekuatan fisiknya berada di tingkatan tertinggi dan tidak mungkin dapat dilukai kecuali hanya menggunakan senjata khusus, dia tidak mengalami luka lecet sedikit pun."Domain pedang? Lumayan juga!" Ucapnya lalu melanjutkan aksi pembantaiannya.Sraiing!Jreesshh..."Aaakkkhh.." "Tidaaak! Tolong jangan bunuh aku.."Para murid senior dan guru pembimbing di Sekte Pedang Malam terus berteriak kesakitan karena anggota tubuh mereka putus satu persatu. Patriark Dou Zhi dan para Tetua Tertinggi menjadi semakin kalap hingga terlihat ekspresi wajah mereka saat ini seolah-olah ingin menelan Tian Lin hidup-hidup. Mereka semakin mempercepat terbangnya untuk menghalau pembantaian tersebut.Trankkk!Bhuusshh..
"Hmm..? Jadi kalian ingin main keroyokan setelah tahu bagaimana tangguhnya aku?" Tian Lin berucap sembari menaikkan sudut bibirnya. Dia melambaikan tangan sedikit sehingga sebuah pusaran angin berwarna putih keemasan tercipta di atasnya dan sosok gadis cantik muncul dari dalam pusaran tersebut.Swoosshhh...Zheep!"Salam, Tuan Muda!" Ucap gadis itu sembari menangkupkan kedua tangannya untuk menunjukkan rasa hormat kepada Tian Lin."Hehe.. Yin-Yin, aku ada sedikit tugas untukmu! Kau lenyapkan semut-semut yang menggunakan pedang ini, sehingga aku dapat bertarung dengan pria tua yang di sana itu!" Ucap Tian Lin sembari menunjuk ke arah Patriark Dou Zhi.Dan benar! Gadis cantik yang tiba-tiba muncul dari pusaran angin berwarna putih keemasan itu tidak lain adalah Yin-Yin, anggota Gerbang Langit Ling!Yin-Yin menatap jijik ke arah Tetua Agung Sekte Pedang Malam dan sembilan lainnya. Mereka hanyalah sampah Ranah Dewa Bumi Tahap Akhir dan Menengah saja. Sedangkan dirinya sendiri telah menero
Patriark Sekte Pedang Malam berteriak keras karena merasakan rasa sakit yang teramat mendalam karena kedua kakinya tertebas akibat melakukan gerakan tidak sengaja karena keterkejutannya dengan Tian Lin yang tiba-tiba menciptakan sebuah Dunia Pedang. Ini melupakan pukulan mental yang sangat mengerikan sekali bagi siapapun pengguna senjata pedang, khususnya mereka yang telah mencapai pemahaman lumayan tinggi dalam berpedang.Rasa sakit yang dirasakan oleh Patriark Dou Zhi tidak hanya di bagian kakinya saja namun juga di hatinya. Bagaimana mungkin tidak demikian? Seorang bocah yang tidak dikenal di kalangan orang-orang atas yang ada di Benua Hitam dan kekuatannya hanya berada di Ranah Dewa Tahap Awal saja tiba-tiba muncul di hadapannya dengan pemahaman tertinggi dalam menggunakan senjata pedang. Ini tentu tidak bisa diterima olehnya."K-kau.. Kau Dewa Pedang.." Ucap Patriark Dou Zhi dengan terbata-bata."Yaa.. Bisa dikatakan aku adalah Dewa Pedang saat ini, karena pemahamanku telah mencap
"Hehehe.. Apa kau akan mengancamku? Bagaimana jika aku telah membunuh gadis kecil itu?" Tiba-tiba Tetua Agung Sekte Pedang Malam tertawa sinis dan memberikan ancaman baik kepada Tian Lin, entah apa tujuannya padahal dia saat ini dalam kondisi yang terdesak."Kau.. Bajingan sialan!" Tian Lin yang awalnya emosi dalam hatinya sudah sedikit mereda kini tiba-tiba menjadi memuncak kembali karena pria tua di hadapannya malah justru memberikan ancaman.Zheep!Pemuda bertopeng separuh wajah atau Tian Lin langsung menghilang dari tempatnya dan muncul dalam satu kedipan mata di hadapan si pria tua atau Tetua Agung Sekte Pedang Malam dan mencengkeram lehernya dengan sangat kuat. Niat membunuhnya yang begitu kelam dan mendalam diarahkan secara langsung ke orang itu sehingga kultivator Ranah Dewa Bumi Tahap Akhir tersebut memuntahkan banyak darah dari mulutnya dan tidak berdaya sama sekali.Tidak hanya sampai di situ saja, Tian Lin juga memberikan serangan elemen kepadanya sehingga orang terkuat ke
Sebelum meleset menuju ke arah di mana Yin-Yin berada, Tian Lin terlebih dahulu mendatangi para pemuda yang melakukan pembantaian terhadap penduduk Desa Mahoni. Dia menguliti keenam pemuda itu menggunakan Niat Pedangnya dan menyiksa jiwa mereka dengan Jiwa Pedangnya.Dia tidak menghiraukan teriakan-teriakan memilukan dari keenam pemuda itu karena untuk memuaskan hati yang begitu mendendam terhadap mereka dia harus bertindak demikian."Aaakkkhh.. Ampuun..""Sakiit! Ampuni aku..""Tolong bunuh saja aku! Bunuh aku..""Bagaimana rasanya di intimidasi oleh orang yang lebih kuat dari kalian, hah? Nikmat bukan? Kalian parah kultivator busuk berani-beraninya menghabisi orang-orang yang telah aku anggap sebagai keluarga! Aku tidak akan memberikan kematian mudah untuk kalian dan akan menyiksa kalian di dalam Dunia Pedangku!" Ujar Tian Lin dengan kejamnya meski dia tahu mereka tidak akan mendengarkan ucapannya karena rasa sakit yang menyiksa tubuh serta jiwa mereka akan menghilangkan fokus pende
Lin Hua berkata dengan ragu-ragu karena jika ucapan ini sampai terdengar oleh salah satu anggota inti Klan Lin, maka dia akan mendapatkan sebuah hukuman berat karena tidak mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh para leluhur, yang mana mengharuskan bagi seluruh anggota klan untuk membinasakan siapapun yang berani menyinggung atau menyakiti mereka tanpa terkecuali."Hmm..? Mengapa kamu terdengar begitu ragu, Hua'er?" Tanya Tian Lin sembari mengangkat satu alisnya."Emm.. Itu.." Lin Hua lalu menjelaskan mengenai peraturan yang telah ditetapkan oleh leluhur Klan Lin yang diketahuinya. Namun karena merasa bahwa peraturan itu terlalu mengerikan dan berimbas kepada orang-orang yang tidak bersalah, maka hatinya terdapat sebuah pertentangan.Lin Hua sendiri sebenarnya masih tidak ingin dipanggil seperti itu oleh pemuda bertopeng separuh wajah di hadapannya. Namun setelah mengatakan berulang kali akan ketidaksenangannya dan tidak membawakan hasil sama sekali bahkan justru pemuda itu sema
Tian Lin tertawa terkekeh-kekeh karena Lin Hua yang begitu menggemaskan. Gadis itu benar-benar terlihat sangat mirip dan bahkan tidak ada bedanya dengan kekasihnya yang juga bernama Hua. Tian Lin ingin sekali mencubit pipinya namun dia menahannya karena tidak ingin gadis itu membencinya, sebab dia kini telah memahami bahwa keduanya merupakan pribadi yang berbeda.Namun satu hal yang mengganjal dalam benak Tian Lin adalah apakah mungkin Lin Hua ini merupakan kloningan yang sama seperti dengan Lian Hua kekasihnya. Dia masih belum bisa mengetahuinya karena kekuatannya saat ini sangatlah rendah untuk dapat memastikannya. Hanya saja satu hal yang membuatnya cukup yakin adalah elemen petir yang dimiliki oleh Lin Hua ini berbeda dengan anggota klan lainnya yang memiliki warna hijau. Lin Hua justru memiliki kandungan berwarna biru yang cerah seperti langit."Mengapa kau malah tertawa?" Kesal Lin Hua."Haha.. Hua'er, apakah kau akan percaya jika aku mengatakan bahwa aku bukan berasal dari duni
Lin Hua dan Tian Lin berhenti melesat saat gadis kecil berusia sekitar 7 tahunan di atas gendongan tersebut menanyakan hal tersebut. Ekspresi wajah kedua muda-mudi itu saling berlawanan, Lin Hua kikuk sedangkan Tian malah justru tersenyum lebar.Tian Lin secara tidak langsung harus berterima kasih pada putri kecilnya karena telah memaksa Lin Hua dalam posisi ini, sebab sekarang dapat di lihat ada rona kemerahan di wajah gadis cantik layaknya Dewi tersebut yang menandakan dia mungkin mulai menyukainya.Lin Hua awalnya memang sangat membenci Tian Lin yang merupakan seorang Niao kuat. Namun setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri pemuda itu memiliki banyak sekali elemen dan salah satunya adalah elemen petir, meskipun dia tidak dapat melihat dengan jelas warna dari petir tersebut, tapi setidaknya dia juga merupakan golongan orang shandian."I-ibu?" Lin Hua tidak bisa berkata apa-apa lagi karena keterkejutannya."Benar! Kata ayah ibuku itusangat cantik dan kamu juga sangat cantik sek
"Huh! Jangan pernah berharap kami akan membiarkanmu pergi melewati kami berdua!" Yin-Yin juga berkata dengan sinis sembari membuat kuda-kuda bela diri untuk bersiap-siap menyerang Mogui Long.Hal yang sama juga dilakukan oleh Xu Yuan karena menurut pendapat mereka berdua dengan kehadiran sosok seperti Mogui Long dalam pertarungan tuan muda Ling Tian-nya pasti akan mengganggu dan membuatnya tidak dapat bergerak bebas untuk menghabisi Mogui Hen.Mogui Long menggertakkan giginya kuat-kuat karena merasa begitu kesal dengan kedua orang yang menghadangnya ini. Dengan mata merah yang dipenuhi dengan Niat Membunuh, dirinya lalu melepaskan kekuatan sejatinya dengan tanpa berpikir dua kali lagi. "Pembukaan darah naga! Transformasi Naga Iblis Sejati!" Teriak Mogui Long lalu dari tubuhnya memancar aura yang sangat kuat lalu secara perlahan tubuhnya itu membengkak menjadi sangat besar dan terus membesar hingga berukuran raksasa. GROOOAAAARRR!Hanya dalam waktu kurang dari 10 detik saja Mogui Long
"Ini.." Mogui Hen tidak bisa berkata-kata apapun lagi ketika merasakan kekuatan yang teramat besar memancar dari dalam tubuh Ling Tian. Tubuhnya merasa sedikit bergetar dan tertekan karena pemuda tampan itu tidak hanya meledakkan petir tanpa warna saja, namun dia juga mengaktifkan garis darah Kaisar Naga Bayangan yang kini telah terbuka separuh atau 50%.Bisa dikatakan kali ini Ling Tian benar-benar sangat serius untuk menghadapi Mogui Hen yang telah berani menyakiti Leluhur Tua serta keluarganya.Tatapan mata Ling Tian menjadi sangat tajam seperti Naga Sejati dan pedang pusaka tingkat saint miliknya terkepal dengan sangat erat. Dengan kecepatan tertinggi yang dapat di lakukannya, dia melesat menerjang Mogui Hen untuk menghabisinya.Zheep!Sebagai seorang Dewa Binatang Iblis yang setara dengan pemilik garis darah Dewa Binatang Suci serta kekuatannya yang asli telah mencapai Ranah Dewa Langit Tahap Akhir, Mogui Hen tentu masih dapat melihat kecepatan Ling Tian yang di luar nalar manusi
Perang yang terjadi di wilayah kekuasaan Klan Huo telah berlangsung selama berhari-hari dengan begitu sengit dan tidak terelakan lagi akan kehancuran di sekitarnya. Nyatanya meskipun Tetua Agung Sekte Racun Laoshu Du telah bergabung dengan Tetua Pertama Organisasi Misterius masih belum dapat menyudutkan Long Yuan yang telah naik ke Ranah Dewa Tahap Akhir. Ini menunjukkan betapa kuat dan hebatnya pemilik dari darah binatang suci Naga Langit yang dulunya menjadi bawahan daripada Kaisar Dewa Ling.Long Yuan dengan tombak pusaka tingkat saint miliknya dapat bertarung imbang dengan kedua orang itu meskipun dirinya lebih condong dalam posisi yang bertahan. Ya, itu sangat wajar karena bagaimanapun dirinya juga seorang kultivator yang memiliki kelemahan dan juga rasa lelah. Dia tokoh yang overpower dan juga tidak dapat mati seperti halnya sang protagonis utama. "Long Yuan, menyerahlah dan hentikan perlawanan sia-siamu itu!" Ujar Laoshu Du dengan senyuman kejam terpancar dari sudut bibirnya.
Leluhur Tua Klan Huo yang identitas aslinya adalah Pangeran Mahkota Kekaisaran Langit Ling Dong menuruti permintaan Xu Yuan dan mundur untuk mengobati luka-luka yang dideritanya akibat pertarungan tidak seimbang dengan Mogui Hen.Sudut bibir Xu Yuan memancarkan senyuman tipis ketika menatap Mogui Hen yang sangat marah oleh aksinya serta kedatangannya yang tiba-tiba ini. Bagaimana tidak? Mogui Hen adalah sosok naga iblis yang terkenal saat kebal terhadap racun namun ketika merasakan racun milik orang satu ini Dia mendapatkan intuisi dari refleks tubuhnya bahwa tubuhnya ini akan dalam kondisi berbahaya ketika terkena racunnya.Selain itu, Mogui Hen juga gagal untuk membunuh Leluhur Tua Klan Huo yang mana adalah tonggak paling penting untuk memenangkan peperangan yang terjadi kali ini.Dengan suara mendalam, Mogui Hen kembali bertanya, "Katakan, siapa kau?"Xu Yuan masih tersenyum dan tidak mengundurkannya sama sekali. Dengan santai atau bahkan lebih terkesan ke arah mengejek Mogui Hen,
Sementara itu di sisi lain, Ling Tian yang sebelumnya menghilang dari hadapan saudara dan saudarinya saat ini sedang terlihat duduk bersila di ruangan khusus yang ada di menara kultivasi Istana Suci sembari memejamkan mata dan menyerap esensi petir yang terkandung di dalam Batu Petir Surgawi.Meskipun elemen petirnya sudah berada di tingkat tertinggi yaitu pada tingkatan petir abadi alias petir tanpa warna, terlihat aura yang memancar dari dalam tubuhnya terus meningkat dari waktu ke waktu dan mendekati penerobosan pada ranah kultivasi Dewa Tahap Akhir.Dia terus fokus dan konsentrasi agar penerobosannya nanti berjalan dengan lancar dan tanpa ada halangan suatu apapun. Ling Tian sangat senang karena dia mendapatkan sebuah sumber daya seperti Batu Petir Surgawi, namun kesenangannya itu tidaklah pada tempat yang tepat karena saat ini posisi dan situasinya sedang tidak memungkinkan baginya untuk berbahagia.Mengingat Klan Huo ternyata adalah anggota keluarga Ling, Ling Tian menjadi sanga
Lima Tetua yang menjadi bawahan dari Mogui Long juga ikut terkejut ketika melihat pasukan yang dibawa oleh Istana Suci untuk membantu klan shandian Huo ini menghancurkan mereka. Namun sudut bibir kelima orang tersebut bersama dengan tuannya memancarkan istrinya tipis karena di seluruh wilayah Klan Huo saat ini telah terpasang susunan formasi array kurungan kutukan darah yang sangat kuat. Butuh banyak kekuatan Ranah Dewa Tahap Akhir untuk menghancurkannya, sedangkan menurut pengetahuan yang ada Istana Suci hanya memiliki satu orang saja yang ada pada tingkatan tersebut dan orang itu tidak lain adalah sang pimpinan tertinggi, Wei Hun."He-he-he.. Bukankah mereka hanya akan dapat menjadi penonton saja, Yang Mulia?" Tetua Pertama Organisasi Misterius bertanya dengan senyuman mengejek."Tentu saja! Bahkan aku dengan kekuatanku saat ini akan sedikit kesulitan untuk menghancurkan susunan formasi array kurungan pengorbanan darah ini. Lalu bagaimana dengan orang-orang bodoh dan lemah yang bera
Di Klan Huo.BOOOMMMM... BOOOMMMM...BOOOMMMM...Situasi yang terjadi di wilayah kekuasaan klan shandian itu benar-benar sangat lah kacau balau. Suara ledakan yang menghancurkan serta meluluhlantahkan sebuah tempat tinggal untuk orang-orang Klan Huo selalu terdengar dan tidak kunjung berhenti.Leluhur Tua Huo Dong atau yang memiliki nama asli Ling Dong saat ini sedang terlihat saling serang dengan sosok pemuda yang memakai pakaian serba hitam seperti assassin yang tidak lain adalah Mogui Hen. Dia terlihat begitu tertekan saat bertarung melawannya meskipun seluruh kemampuan berpedang serta elemen petirnya yang menghancurkan dengan begitu dahsyat telah diarahkan.BOOOMMMM... BOOOMMMM... Trark!DUUUAAARRR!BOOOMMMM... BOOOMMMM...Mogui Hen, dia hanya tersenyum tipis ketika menyaksikan betapa tertekannya posisi yang dialami oleh lawannya. Namun dia tetap meneruskannya hingga dirinya berhasil memperoleh beberapa kesempatan yang membuatnya dapat melukai orang tua terkuat di klan shandian H
"A-apaaaaaa!"Semua orang terkejut secara serentak tanpa terkecuali. Bahkan Wei Hun yang biasanya adalah sosok yang selalu tenang dalam setiap hal kali ini tidak dapat mempertahankannya dan berdiri dari tempat duduknya sebelumnya."Bocah! Kau jangan bercanda!" Long Yuan yang juga merupakan sosok yang berasal dari Alam Dewa sekaligus bawahan langsung dari Kaisar Dewa Ling dan harus terpaksa turun ke Alam Tingkat Rendah untuk menyelamatkan garis darah dan keturunannya agar tidak menghilang sepenuhnya karena terbantai segera bertanya sembari memegangi kerah baju Tetua itu. Auranya yang berada di Ranah Dewa Tahap Akhir bahkan ikut meledak karena kabar ini. Dia tentunya menginginkan kejelasan."Tentu saja saya tidak bercanda, Tuan Long Yuan! Leluhur Tua kami yang biasa di panggil Huo Dong adalah putra mahkota Kekaisaran Langit yang ada di Alam Dewa. Nama Huo adalah nama samaran saja untuk kami, karena beliau takut jika orang-orang yang berasal dari Alam Dewa akan masih memburu keturunan Kai
Bhuusshh...Sebuah aura Ranah Dewa Tahap Menengah yang cukup kuat meledak dari dalam tubuh Tetua mata-mata luar Klan Huo itu yang menandakan bahwa dirinya telah berhasil mendapatkan keberuntungan berupa terobosan kultivasi setelah disembuhkan luka-lukanya oleh Ling Tian menggunakan buah abadi, Buah Bodhi.Tidak lama kemudian, Tetua itu pun membuka matanya dan langsung berdiri menghadap Ling Tian dan saudara-saudarinya seraya menangkupkan kedua tangannya untuk menunjukkan rasa hormat."Terima kasih kami ucapkan, Tuan Muda dan semuanya," ucapnya dengan tulus."Tidak perlu terlalu sopan, Tetua! Bisakah sekarang anda menceritakan apa yang terjadi kepada Klan Huo dan siapa sebenarnya sekte dan kekaisaran yang berani menyerang kalian?" Meski sudah tahu mengenai perihal Organisasi Misterius yang menjadi poros semua masalah di Klan Huo, Ling Tian tetap menanyakannya.Wajah si Tetua mata-mata luar Klan Huo itu langsung menjadi suram ketika mendengar pertanyaan yang diajukan oleh pemuda tampan