Beranda / Fantasi / Kaisar Badai Petir Zera / Chapter 7. Naga Bintang

Share

Chapter 7. Naga Bintang

last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-30 08:36:24

Siang berdentang. Udara terasa hambar karena terik matahari sedang menggila. Dalam ruang pertemuan, udara terasa pengap dan berat.

"Jadi bukit itu telah dimurnikan, ya?" Tanya Kaijin kepada Kazen.

"Apa kamu tidak merasakannya? Padahal kamulah yang memasang penghalang dan formasi tingkat enam itu." Jawab Kazen dengan senyuman tipis.

"Aku merasakannya empat hari lalu, namun aku hanya acuh saja. Lagian mana ada orang bisa menghancurkan formasi yang kubuat." Timpal Kaijin.

"Memangnya kenapa jika formasi itu hancur dan bukit telah dimurnikan? Lagian tidak akan ada untung dan ruginya buat kita, bukan? Ryu bertanya datar sambil menyalakan rokoknya.

"Tentu ada untung dan ruginya bagi kita. Apa kamu ingat ketika peperangan 6 tahun lalu di bukit itu?" Kazen menepis perkataan Ryu.

"Kerugian yang kita dapati jika bukit itu telah dimurnikan adalah kawasan dan sumber daya. Sebab bukit itu bagaikan benteng kekuatan antara kegelapan dan cahaya. Ketika bukit itu menyimpan kegelapan, maka kekuatan Yang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 8. Blacksmith Bintang

    Malam mulai datang. Setelah kejadian heboh di sore tadi. Orang-orang banyak menyebarkan rumor di setiap penginapan dan restoran. Salah satu penginapan itu bernama Mawar Putih."Hei! Apa kamu lihat fenomena di sore tadi?" Seseorang sedang berbicara dengan teman di meja makannya."Iya, aku lihat. Fenoma yang sangat dahsyat. Apakah mungkin Sang Legenda akan terlahir kembali?" Tanya temannya kembali."Bisa jadi. Karena telah 1000 tahun cerita itu diturunkan secara turun-temurun disetiap keluarga yang ada di kerajaan ini." kata temannya satu lagi."Betul, pernah nenekku mengatakan dahulu bahwa suatu hari nanti akan terlahir kembali legenda yang akan melindungi kita semua dari kegelapan yang hampa. Dia adalah orang yang mempunyai aura dan mana dalam satu tubuh." Teman yang lain pun menambahkan perkataan temanya."Apakah mungkin aura dan mana bersatu dalam satu tubuh? Kebanyakan dari kita hanya mempunyai salah satu di antaranya.""Bisa jadi hal itu menjadi mungkin berkumpulnya dua energi itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 9. Pedang Levin

    Dalam ruangan yang penuh dengan semua karya Blacksmith, Zera dan Isaac masih menunggu. Sudah berlalu 3 jam sejak masuk toko itu. Tak lama sesudah itu, blacksmith itu menghampiri dan memperhatikan mereka dari dekat tanpa mereka sadari. Mulai dari kesinambungan mana dan aura, blacksmith itu menganggukkan kepalanya. "Ada yang bisa dibantu, Tuan?" Sapa Blacksmith itu kepada mereka. Zera dan Isaac pun terkejut dengan sapaan itu. Sebab mereka tidak merasakan hawa keberadaannya. "Sungguh hawa keberadaan yang sangat halus. Bahkan kami pun tak merasakannya." Kata hati Zera dan Isaac. "Ini, Tuan..." Belum sempat Zera melanjutkan perkataannya, blacksmith itu lansung memotong pembicaraan. "Panggil saja aku Pak Tua Bruq. Namaku Bruq Romander. Dari keluarga Romander ras Dwarf." Pak tua itu menepuk pakaiannya yang terkena debu. "Jadi apa ada yang bisa kubuantu buat kalian." Imbuhnya. "Bisakah kamu menyatukan isi dalam kotak ini dengan pedangku." Zera mengeluarkan sebuah kotak yang berukir lam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 10. Pedang Penyapu Kegelapan

    Malam muncul dengan kedinginan pekat. Purnama telah menerang di langit malam. Tower Kehidupan di Pulau Terapung terdengar sangat riuh. Karena Raja kerajaan ini datang bersama pengawal elitnya yang tersembunyi di dalam kegelapan. Dengan terburu-buru, satu murid di tower itu mencari Tempest sang penguasa tower untuk memberitahukan kedatangan raja. "Guru! Raja beserta pengawalnya datang ke sini." Kata murid itu kepada Tempest. "Iya, aku telah mengetahuinya. Di mana raja sekarang?" Tanya Tempest. "Dia berada di ruang tamu, guru." Jawab muridnya. Mereka pun bersegera ke ruang tamu untuk menemui raja. Setelah sampai di dalam ruangannya. "Maafkan aku, Yang Mulia. Aku tidak tahu akan kedatanganmu ke mari. Biasanya, Yang Mulia mengirim surat terlebih dahulu kepadaku untuk mengabari kedatanganmu." Kata Tempest sambil menundukkan kepalanya memberi hormat kepada raja. "Tempest, temanku! Apakah salah, seorang teman datang untuk menemui temannya? Apakah kamu sendirian? Di mana Dewi Peda

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 11. Teratai Petir Bintang Lembayung

    Dini hari. Udara terasa dingin seumpama es yang datang. Bulan masih nampak terang. Bagaikan lingkaran cincin menemani kedinginan dini hari. Gumpalan awan pun beriring dihembuskan angin.Zera terjaga dari tidurnya di sebuah kamar yang ia sewa selama 6 hari ini. Setelah mencuci muka, ia berjalan keluar penginapan dengan pedang yang terselip di pinggangnya untuk menghirup udara segar di pagi dini hari. Kemudian melangkah ke hutan yang pernah ia tempuh untuk melatih kemampuan pedangnya.Wajar jika Zera ingin berlatih karena semenjak ia menembus mana aura bintang 7 dan mendapatkan pedang baru, belum sekali pun ia meregangkan tubuhnya. Sehingga seluruh tubuhnya merasa kaku. Hal itu disebabkan karena Zera dan Isaac pergi mencari beberapa herba yang akan ia gunakan untuk membuat pil.Zera mulai melatih staminanya dengan berlari menggunakan Langkah Angin. Sebuah langkah cepat yang bergerak secepat angin. Langkah ini ia pelajari dari buku yang pernah diberikan oleh bibinya (Azzura). Karena bibi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 12. Jiwa 5 Elemen

    Dalam pertarungan itu, empat raja Spirit dan empat hewan suci datang menahan serangan Zera supaya tidak membabat semua hutan dan penghuninya. "Wahai Sang Kaisar Agung semua galaksi, tahanlah amarahmu dan berilah belas kasihmu terhadap semua penghuni hutan ini!" Suara mereka bergema ke seluruh hutan dan memohon pengampunan kepada Zera. Karena mereka melihat bayangan Kaisar Agung yang berada di atas Naga Bintang tunggangannya. Tubuh Zera pun berdiri melayang terbang dengan gagahnya dan memancarkan mana aura yang sangat kuat, sehingga semua penghuni hutan tunduk kepadanya. "Hei empat spirit alam, dan kau empat hewan! Beri pemahaman kepada makhluk telinga panjang yang sombong itu. Jangan sekali-kali mengusik ketenanganku. Aku bersikap lunak, bukan berarti aku takut. Jika tidak, akan kumusnahkan semua rasnya sehingga tidak akan pernah ada lagi di bintang ini." "Baik, Kaisar Agung. Akan kami ingat nasihatmu." Kata mereka. "Hei Vatsal! Apa kamu mau terus bersembunyi? Atau mau kucabut se

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 13. Pohon Dunia

    Kokok ayam bersahutan membangunkan Zera. Dia beringsut turun dari dipannya dan membuka jendela kamar. Mentari belum terbit, langit pun masih terlihat gelap. Namun, temaram cahaya dari lampu minyak membantunya melihat pemandangan desa Elves. Sudah tiga hari sejak Zera tiba di desa ini. Isaac, Tifany dan Bruq pun juga datang ke desa ini karena merasakan energi yang sangat kuat. Namun, setelah mereka tahu bahwa energi itu milik Zera, barulah mereka agak tenang. Zera pun tersenyum sendiri ketika melihat ada orang yang khawatir tentang dirinya. Setelah tubuhnya merasa lebih baik dari hari sebelumnya, Zera pun turun dari rumah yang berada di atas pohon tempatnya tinggal yang disediakan oleh para Elves untuk kembali melatih tubuhnya. Setelah melatih tubuh dan menjernihkan pikiran, Zera kembali ke tempatnya tinggal. Didapatkannya Isaac, Tifany dan Bruq sudah menantinya untuk sarapan. "Maaf, apa sudah dari tadi kalian menungguku?" Tanya Zera kepada mereka setelah memasuki rumah itu. "Ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 14. Penguasa Malam Vier-Elv Melian

    Zera dan rekannya yang dipandu Kepala Desa telah tiba di dekat Pohon Dunia. Para Elves pun menyusul mereka dari belakang untuk melihat hal yang sama. Diamatilah pohon itu oleh Zera. Dan memang betul apa yang telah dikatakan oleh Tetua Elves, bahwa salah satu dari akar Pohon Dunia memang menjadi hitam pekat namun tidak rapuh. Hitamnya bagaikan gelap malam yang diganduli awan hitam tebal yang akan menuruni hujan. Namun, Zera, Isaac, Tifany dan Bruq tidak merasakan sama sekali energi terkontaminasi yang disebutkan oleh Tetua Elves. Tadi Zera hanya merasakan energi yang berbeda dari para Elves. Kemudian Zera secara spontan memegang akar yang berwarna hitam gelap itu. Dialirinya akar itu dengan mana auranya dan berusaha mengangkat akar itu keluar. Sebelum akar itu keluar, Zera hampir menghabiskan semua energinya. Melihat hal demikian, Bruq, Isaac dan Tifany juga mengaliri mana dan aura mereka ke tubuh Zera untuk membantu Zera memulihkan energi yang hampir habis itu. Tetua Elves juga

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 15. Siap Siaga

    Babel Loza mendesah, ia sangat sadar bahwa peperangan akan terjadi dalam 1 minggu. Ia sangat khawatir tentang rakyatnya. Karena peperangan akan banyak merenggut nyawa. Surat jawaban yang ia berikan kepada utusan negara luar, sekarang menjadi beban baginya. Karena, selain dari urusan luar, masalah dari dalam pun juga tumbuh. Dia sekarang tidak mau ambil pusing tentang urusan dari dalam. Yang tampak baginya adalah bagaimana cara untuk mencegah korban yang banyak antara kedua belah pihak. Sebab yang akan Babel Loza lawan adalah negara yang berisi manusia yang sama dengannya. Jika ia berperang untuk melawan monster, maka ia akan mati-matian untuk ikut serta dan membakar semangat pasukannya. Tetapi sekarang ia akan melawan musuh dari jenis ras yang sama. Jika tidak melawan musuh itu, ia dan rakyatnya akan disuruh tunduk oleh ras sama dengannya kepada Raja Kegelapan. Bagaikan memakan buah Simalakama. Dalam pikiran berat itu terdengarlah orang mengetok pintu ruang kerjanya. Tok Tok Tok.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14

Bab terbaru

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 56. Demon Slayer

    Zhuan dan Vatsal pun pergi ke arah pintu keluar dunia kecil ini. Setelah mereka berdua pergi, kedua orang itupun langsung memeluk Zera. Zera pun merasa bingung dengan apa yang mereka berdua lakukan. "Kamu telah besar ya, nak." Kata orang itu sambil mengusap kepalanya. "Maaf, kamu siapa? Kenapa aku merasakan sesuatu yang dekat denganmu?" Tanya Zera. "Oh iya, kamu belum pernah melihat kami berdua. Tetapi kami selalu mengawasimu." Kata salah seorangnya lagi. "Namaku Azzumar Rahil, yang dulu terkenal dengan sebutan si Harimau Petir." Kata Azzumar sambil tersenyum ramah. "Dan, aku Louyi Grader, yang dulu disebut dengan Saintes Bintang." Kata Louyi sambil menangis terharu. Mendengar nama itu, Zera pun bingung antara senang dan sedih. "Jangan bercanda, ayah dan ibuku telah lama meninggal akibat melawan pasukan kegelapan." Kata Zera sambil menahan perasaannya. "Kami berdua memang telah lama mati. Ini adalah kehendak yang kami tinggalkan di kalung ruby yang kamu pakai itu, sebelum kami

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 55. Tombak 7 Lautan Bintang

    Pertempuran semakin mencekam antara pasukan kegelapan melawan tentara aliansi empat kerajaan. Dromid yang memimpin pasukan iblis di sayap kiri, ditahan Alwen yang melancarkan serangan dengan menyeruduk semua pasukan Dromid. Dromid pun menebaskan pedangnya dengan niat membunuh yang kuat. "Apa menurutmu aku tidak bisa mengalahkanmu, kehendak Gill?" Kata Dromid sambil menyerang dengan enam tangannya. "Iblis sialan, berhentilah memanggilku dengan sebutan itu. Aku adalah Alwen Sang Penguasa Tombak yang akan menghancurkanmu." Jawab Alwen sambil menggerakkan tombaknya menepis serangan Dromid. "Aku akui kamu mempunyai nyali yang kuat, bocah. Tapi itu saja tidak cukup, Teknik Iblis Asura, Enam Pedang Penghapus Cahaya." Dromid pun menebaskan enam senjatanya yang telah dialiri aura hitam pekat ke arah Alwen. "Tak usah kamu banyak bacot, aku akan melawanmu sampai hancur tak bersisa. Teknik Tombak, Tebasan Tujuh Tornado Lautan Mengamuk." Datanglah tujuh pusaran angin yang diikuti air membentuk

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 54. Kembalinya Kaisar Iblis

    Peperangan pun tertahan selama seminggu, karena kedua belah pihak telah kehilangan banyak pasukan. Dalam masa itu, Tempest membuka saluran komunikasi ke Istana Tashrif untuk memberi tahu mereka apa yang telah terjadi selama perang. Ia pun memberitahukan semuanya ke putra mahkota, dan bersiap untuk hal-hal yang tidak terduga nantinya. Tempest pun menyuruh semua menteri untuk langsung mengangkat putra mahkota menjadi raja Kerajaan Maqdis. Hal itupun langsung diterima oleh orang yang berada di istana. Besoknya pun diselenggarakanlah penobatan putra mahkota menjadi raja di depan semua penduduk yang telah dievakuasi ke ibukota. Maka dengan resmi diangkatlah Pijai Loza menjadi raja kerajaan ini. * Seminggu sudah berlalu dari gencatan senjata, keluarlah tiga jenderal iblis memimpin pasukannya untuk kembali menyerang pasukan Tempest. Pasukan yang mereka bawa kali ini sangatlah kuat dan mendominasi. Namun, begitu juga dengan pasukan yang berada di pihak Tempest, kali ini Bruq dan dua rekann

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 53. Enam Jendral Iblis

    Enes dan Ryu pun ikut serta bersama para iblis dalam melancarkan serangannya untuk menghantam Isaac dan Alwen. Ryu yang telah kembali ke bentuk naganya, mendaratkan serangan yang kuat di arahkan ke Tempest dan Azzura. "Hantaman Cakar Naga Hitam Mengamuk." Naga Hitam Ryu pun memberikan pukulan kepada Tempest dan Azzura yang sedang berada dalam barier untuk memulihkan energi mana dan auranya. "Tidak akan kubiarkan itu terjadi," Alwen pun berlari ke arah mereka. Namun, para iblis menahannya. "Pelindung Kehidupan Ilahi," terbukalah sebuah energi memperkuat barier penghalang dari Tempest. "Ini,,, energi ini sangat murni dan kuat. Apakah Lucia juga datang untuk memberikan bantuan?" Tanya Azzura. "Panah Api Kehendak Phoenix," meluncurlah serangan anak panah yang dibalut mana api yang sangat kuat mengenai sayap kiri Ryu. Kemudian, membakar sebagian kecil dari sayap itu. "Urgh, serangan yang menyakitkan." Kata Ryu sambil mundur ke belakang. Adapun serangan panah itu, juga memberikan dam

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 52. Portal Iblis

    Dalam ruang bawah tanah, Rukame telah menarik barier penghalangnya. Karena, semua pewaris kehendak sudah selesai mengultivasi teknik mereka. "Aku rasa, sudah waktunya bagi kalian untuk tampil di panggung sebenarnya. Karena para prajurit kerajaan sudah habis dilumat kegelapan di medan perang. Begitu juga dengan rajanya." Kata Rukame. "Apakah sesuatu telah terjadi ketika kami berkultivasi, senior?" Tanya Bruq. "Benar, peperangan telah terjadi antara Gaffar melawan 4 kerajaan. Sudah lebih satu minggu perang itu terjadi. Kerajaan yang beraliansi dengan Maqdis telah melarikan diri dari peperangan. Sehingga seluruh pasukan kerajaan telah musnah, begitu juga dengan raja dan jenderalnya." Rukame menjelaskan. "Isaac dan Alwen telah berangkat dari tadi untuk mencegah mereka terlalu jauh." Sambungnya. "Kalau begitu, kami akan ikut melawan pasukan Enes," kata Bruq. "Memang harus demikian, jika kerajaan ini jatuh, maka Benua Cengal akan dikuasai oleh kegelapan. Maka dari itu, tolong selamatka

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 51. Serangan Jiwa

    Dalam perang yang tidak seimbang itu, Tempest dan Azzura beserta pasukan kerajaan yang tersisa, sudah merasa putus asa. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya pasukan kegelapan mengalahkan jumlah dari pasukan kerajaan yang tersisa. Dan ditambah dengan pasukan aliansi kerajaan melarikan diri dari medan perang. Dalam situasi yang tidak menguntungkan itu, ketika Enes ingin memberikan serangan jangkauan luas yang ditargetkan kepada Tempest, datanglah sebuah serangan yang menepis serangan dari Enes, dan memberikan gravitasi yang kuat. Sehingga membuatnya terjatuh, begitu juga dengan naga hitam yang ditungganginya. * "Apa kamu tidak apa-apa, Pak Tua?" Tanya orang itu sambil membantunya berdiri. "Urgh, kamu siapa, nak?" Tanya Tempest sambil memegang tangannya. "Sihirmu sangat mirip dengan profesor Rukam." Sambungnya. "Maksud anda leluhurku, Pak Tua? Namaku Isaac Radian, seorang penyihir bintang." Jawab Isaac dengan singkat, karena akan ada serangan yang datang kepada mereka. "Nanti kita

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 50. Jarak Yang Jauh

    Di ruang bawah tanah, Isaac dan rekannya hampir selesai mengultivasi kitab kuno yang diberikan oleh Rukame. Hal ini ditunjukkan oleh energi mereka yang telah memadat, dan mencapai puncak bintang 10 dalam mana dan aura. Jika mereka berhasil, maka mana dan aura mereka akan menembus batasan menuju Alam Sage. ** Melihat serangannya dibelokkan oleh Kazen, Tempest menyadari bahwa semua jenderal pasukan kerajaan Maqdis yang ikut perang telah mati. Ditambah dengan Raja Babel Loza yang ikut menyusul mereka, semua pasukan militer kerajaan telah mencapai putus asa yang tidak tertahankan. Seolah-olah mereka telah pasrah tentang diri mereka untuk mempertahankan tanah airnya dari invasi iblis dan monster yang dipimpin Raja Kegelapan. "Keinginanmu itu hanya untuk menguasai semua benua ini, bukan?" Kata Tempest. "Kalau kamu sudah tahu, untuk apalagi kamu bertanya, Tempest? Aku akan menguasai seluruh benua ini, dan akan kumulai dari kerajaan ini. Gehaha. Jika kerajaan yang kuat telah jatuh, maka k

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 49. Ryu si Naga Hitam

    Dalam aura hitam yang pekat, akhirnya Ryu berubah menjadi makhluk besar bersayap dan mempunyai sisik yang hitam pekat. Adapun tombak miliknya, langsung menyatu dengan tubuhnya. Sehingga membuat sebuah inti naga yang belum matang. Kepakan sayapnya langsung menghempaskan semua pasukan dari Kerajaan Maqdis dan tiga kerajaan yang mendukungnya. "Hei Tempest, Azzura! Apa kamu yakin membiarkannya dan melawanku? Gehaha... Kalau begitu semua pasukan itu, akan binasa lho... Gehaha." Kata Enes dengan suara yang senang. "Dasar bajingan, apa yang telah kamu perbuat kepadanya, sehingga berubah menjadi monster seperti itu?" Tanya Tempest. Getaran yang dibuat Ryu pun semakin kuat ketika ia mengepakkan sayapnya dan terbang ke langit. "Hahahaha, inilah kekuatanku yang sebenarnya. Inilah puncak dari kekuatan itu. Hahahaha." Teriak Ryu sambil terbang. Kemudian dia mengeluarkan nafasnya. Dengan seketika, prajurit yang terkena nafas itupun membeku. Tidak hanya prajurit, monster yang berada di dekatnya

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 48. Hancurnya Kota Panja

    Perang masih berlanjut dan berkecamuk dengan sangat hebat. Kedua belah pasukan sudah sedaging peperangan, terdengar bunyi suara pedang saling beradu. Pasukan kerajaan didorong mundur oleh pasukan monster yang menggila."Kazen, aku akan mengahadapimu dengan segenap kekuatanku." Kata Kuo dengan memasang auranya."Aku pun juga begitu, Kuo. Aku tidak menyangka bisa beradu pedang denganmu. Tetapi, pertemuan ini menjadi pertemuan pertama dan terakhir bagi kita." Jawab Kazen dengan mengeluarkan auranya."Maka dari itu, mari kita lakukan salam kenal kita. Gerakan pertama, Tarian Pedang Api Harimau Putih." Kuo pun membuat langkah pertama untuk menyerang Kazen."Aku selalu siap, Tebasan Pedang Api Harimau Hitam." Kazen dengan cepat menangkis serangan pedang Kuo.Pancaran energi dan serangan mereka berdua pun beradu. Setiap pedang mereka berdua beradu, Kazen dan Kuo pun bisa melihat kenangan lama yang mereka alami. Kezen melihat kenangan Kuo, dan Kuo pun menelisik kenangan dari Kazen. Sehingga m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status