Beranda / Fantasi / Kaisar Badai Petir Zera / Chapter 10. Pedang Penyapu Kegelapan

Share

Chapter 10. Pedang Penyapu Kegelapan

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-04 21:58:34

Malam muncul dengan kedinginan pekat. Purnama telah menerang di langit malam. Tower Kehidupan di Pulau Terapung terdengar sangat riuh. Karena Raja kerajaan ini datang bersama pengawal elitnya yang tersembunyi di dalam kegelapan. Dengan terburu-buru, satu murid di tower itu mencari Tempest sang penguasa tower untuk memberitahukan kedatangan raja.

"Guru! Raja beserta pengawalnya datang ke sini." Kata murid itu kepada Tempest.

"Iya, aku telah mengetahuinya. Di mana raja sekarang?" Tanya Tempest.

"Dia berada di ruang tamu, guru." Jawab muridnya.

Mereka pun bersegera ke ruang tamu untuk menemui raja. Setelah sampai di dalam ruangannya.

"Maafkan aku, Yang Mulia. Aku tidak tahu akan kedatanganmu ke mari. Biasanya, Yang Mulia mengirim surat terlebih dahulu kepadaku untuk mengabari kedatanganmu." Kata Tempest sambil menundukkan kepalanya memberi hormat kepada raja.

"Tempest, temanku! Apakah salah, seorang teman datang untuk menemui temannya? Apakah kamu sendirian? Di mana Dewi Peda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 11. Teratai Petir Bintang Lembayung

    Dini hari. Udara terasa dingin seumpama es yang datang. Bulan masih nampak terang. Bagaikan lingkaran cincin menemani kedinginan dini hari. Gumpalan awan pun beriring dihembuskan angin.Zera terjaga dari tidurnya di sebuah kamar yang ia sewa selama 6 hari ini. Setelah mencuci muka, ia berjalan keluar penginapan dengan pedang yang terselip di pinggangnya untuk menghirup udara segar di pagi dini hari. Kemudian melangkah ke hutan yang pernah ia tempuh untuk melatih kemampuan pedangnya.Wajar jika Zera ingin berlatih karena semenjak ia menembus mana aura bintang 7 dan mendapatkan pedang baru, belum sekali pun ia meregangkan tubuhnya. Sehingga seluruh tubuhnya merasa kaku. Hal itu disebabkan karena Zera dan Isaac pergi mencari beberapa herba yang akan ia gunakan untuk membuat pil.Zera mulai melatih staminanya dengan berlari menggunakan Langkah Angin. Sebuah langkah cepat yang bergerak secepat angin. Langkah ini ia pelajari dari buku yang pernah diberikan oleh bibinya (Azzura). Karena bibi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 12. Jiwa 5 Elemen

    Dalam pertarungan itu, empat raja Spirit dan empat hewan suci datang menahan serangan Zera supaya tidak membabat semua hutan dan penghuninya. "Wahai Sang Kaisar Agung semua galaksi, tahanlah amarahmu dan berilah belas kasihmu terhadap semua penghuni hutan ini!" Suara mereka bergema ke seluruh hutan dan memohon pengampunan kepada Zera. Karena mereka melihat bayangan Kaisar Agung yang berada di atas Naga Bintang tunggangannya. Tubuh Zera pun berdiri melayang terbang dengan gagahnya dan memancarkan mana aura yang sangat kuat, sehingga semua penghuni hutan tunduk kepadanya. "Hei empat spirit alam, dan kau empat hewan! Beri pemahaman kepada makhluk telinga panjang yang sombong itu. Jangan sekali-kali mengusik ketenanganku. Aku bersikap lunak, bukan berarti aku takut. Jika tidak, akan kumusnahkan semua rasnya sehingga tidak akan pernah ada lagi di bintang ini." "Baik, Kaisar Agung. Akan kami ingat nasihatmu." Kata mereka. "Hei Vatsal! Apa kamu mau terus bersembunyi? Atau mau kucabut se

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 13. Pohon Dunia

    Kokok ayam bersahutan membangunkan Zera. Dia beringsut turun dari dipannya dan membuka jendela kamar. Mentari belum terbit, langit pun masih terlihat gelap. Namun, temaram cahaya dari lampu minyak membantunya melihat pemandangan desa Elves. Sudah tiga hari sejak Zera tiba di desa ini. Isaac, Tifany dan Bruq pun juga datang ke desa ini karena merasakan energi yang sangat kuat. Namun, setelah mereka tahu bahwa energi itu milik Zera, barulah mereka agak tenang. Zera pun tersenyum sendiri ketika melihat ada orang yang khawatir tentang dirinya. Setelah tubuhnya merasa lebih baik dari hari sebelumnya, Zera pun turun dari rumah yang berada di atas pohon tempatnya tinggal yang disediakan oleh para Elves untuk kembali melatih tubuhnya. Setelah melatih tubuh dan menjernihkan pikiran, Zera kembali ke tempatnya tinggal. Didapatkannya Isaac, Tifany dan Bruq sudah menantinya untuk sarapan. "Maaf, apa sudah dari tadi kalian menungguku?" Tanya Zera kepada mereka setelah memasuki rumah itu. "Ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 14. Penguasa Malam Vier-Elv Melian

    Zera dan rekannya yang dipandu Kepala Desa telah tiba di dekat Pohon Dunia. Para Elves pun menyusul mereka dari belakang untuk melihat hal yang sama. Diamatilah pohon itu oleh Zera. Dan memang betul apa yang telah dikatakan oleh Tetua Elves, bahwa salah satu dari akar Pohon Dunia memang menjadi hitam pekat namun tidak rapuh. Hitamnya bagaikan gelap malam yang diganduli awan hitam tebal yang akan menuruni hujan. Namun, Zera, Isaac, Tifany dan Bruq tidak merasakan sama sekali energi terkontaminasi yang disebutkan oleh Tetua Elves. Tadi Zera hanya merasakan energi yang berbeda dari para Elves. Kemudian Zera secara spontan memegang akar yang berwarna hitam gelap itu. Dialirinya akar itu dengan mana auranya dan berusaha mengangkat akar itu keluar. Sebelum akar itu keluar, Zera hampir menghabiskan semua energinya. Melihat hal demikian, Bruq, Isaac dan Tifany juga mengaliri mana dan aura mereka ke tubuh Zera untuk membantu Zera memulihkan energi yang hampir habis itu. Tetua Elves juga

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 15. Siap Siaga

    Babel Loza mendesah, ia sangat sadar bahwa peperangan akan terjadi dalam 1 minggu. Ia sangat khawatir tentang rakyatnya. Karena peperangan akan banyak merenggut nyawa. Surat jawaban yang ia berikan kepada utusan negara luar, sekarang menjadi beban baginya. Karena, selain dari urusan luar, masalah dari dalam pun juga tumbuh. Dia sekarang tidak mau ambil pusing tentang urusan dari dalam. Yang tampak baginya adalah bagaimana cara untuk mencegah korban yang banyak antara kedua belah pihak. Sebab yang akan Babel Loza lawan adalah negara yang berisi manusia yang sama dengannya. Jika ia berperang untuk melawan monster, maka ia akan mati-matian untuk ikut serta dan membakar semangat pasukannya. Tetapi sekarang ia akan melawan musuh dari jenis ras yang sama. Jika tidak melawan musuh itu, ia dan rakyatnya akan disuruh tunduk oleh ras sama dengannya kepada Raja Kegelapan. Bagaikan memakan buah Simalakama. Dalam pikiran berat itu terdengarlah orang mengetok pintu ruang kerjanya. Tok Tok Tok.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 17. Sembilan Jenderal

    Satu hari sebelum perang terjadi. Namun, sudah bergemuruh hebat. Para penduduk sudah dievakuasi ke Kuil Tomouka agar mereka tidak terlibat. Para wanita dan anak-anak serta orang yang sudah tua renta diungsikan. Sebab, hal itu sudah menjadi kode etik dalam peperangan. Kerajaan Maqdis sudah siap dalam perang ini. Baik secara fisik ataupun mental. Tak ada lagi yang harus dikhawatirkan. Setelah menyusun strategi yang begitu matang, pasukan kerajaan mengadakan upacara pelepasan yang dipimpin oleh Raja Babel Loza. Dalam pelepasan itu, raja membakar semangat prajurit untuk mencapai puncaknya. "Rakyatku yang tercinta! Di luar sana sudah berdiri tenda-tenda pasukan dari tiga kerajaan. Mereka siap akan melumpuhkan kita, sehingga kerajaan kita akan hilang dari daratan Benua Cengal. Mereka cukup yakin dengan kekuatannya. Padahal mereka berada di ras yang sama seperti kita. Mereka menyuruh kita untuk tunduk kepada kegelapan. Tetapi aku memberikan jawaban bahwa kita tidak akan tunduk seperti mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 16. Langit dan Bumi

    Setelah perjalanan panjang, Zera dan keempat rekannya akhirnya tiba di Kota Panja. Kota sebelah Timur dari Kerajaan Maqdis. Mereka pun berhenti di alun-alun kota, tepat di sebelah air mancur. Pada saat itu menjelang tengah hari, matahari terasa panas dan bersinar dari sela-sela awan yang tebal. Kemudian mereka berjalan melewati keramaian di alun-alun, lalu menyusuri deretan bangunan dan berhenti di sebuah bar yang terpampang papan nama Tujuh Bintang Merdeka. Zera pun membaca papan nama itu sedangkan rekan-rekannya telah masuk duluan sambil memilih meja yang akan ditempati. Setelah mendapat meja, mereka pun duduk. Tidak lama, pelayan bar itu datang menghampiri mereka dan bertanya, "Mau pesan minuman?" "Ya, bawakan kami minuman dan makanan khas kota ini untuk porsi 5 orang," kata Isaac. "Baiklah." Jawab pelayan itu. Dan ketika pelayan itu mau pergi, Bruq berkata. "Tunggu sebentar." Sapa Bruq. "Ada apa?" Kata pelayan itu. "Bawakan juga arak dan daging," kata Bruq. "Baik," kata s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 18. Kemenangan

    Perang mulai berkecamuk setelah perang tanding. Pasukan Kerajaan Maqdis membagi empat kelompok. Adapun Tower Kehidupan yang dipimpin oleh Tempest berada di garis depan, dan bertarung bersama dengan Jenderal Kuo. Merupakan kelompok pertama yang membawa pasukan sebanyak 1500 orang. Mereka berdua beserta pasukannya mengahadapi pasukan dari Arakat dan langsung bertemu dengan dua jenderalnya. Pertempuran sengit pun terjadi, ketika sedaging peperangan sedang terjadi, Jenderal Kuo bertemu dengan Jenderal Kur Niaji. Mereka berdua merupakan ahli pedang tingkat master. "Bagaimana kabarmu, Kuo? Apa kamu masih tertambat pada aura bintang 8?" Sapa Kur Niaji dengan nada merendahkan. "Kur Niaji, kamu tak beda dengan dulu. Seperti anjing yang selalu menggonggong bila bertemu dengan orang." Kuo membalas katanya. "Bagaimana kalau kita selesaikan urusan yang telah lama terbengkalai?" Imbuhnya sambil mengarahkan pedang kepada Kur Niaji. "Aku juga ingin menyelesaikan urusan kita yang telah tertunda. H

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17

Bab terbaru

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 45. Kebenaran di Balik Dunia

    Azzumar dan Azzura pun memulai perjalanan mereka untuk melihat dunia dari segi sisi yang berbeda. Banyak yang telah mereka lihat, dimulai dari Kerajaan Rael, Kerajaan Arakat, dan Kerajaan Goris. Mereka berdua memasuki semua kerajaan itu, dan melihat sisi gelap dari sebuah kehidupan. Terutama, tentang sebuah hukum yang ada di setiap kerajaan, hukum dan peraturannya bagaikan sebuah benang laba-laba. Kuat kepada mangsa yang kecil, namun tidak berkutik melihat mangsa yang besar. Begitulah mereka berdua melihat semua hukum dan peraturan yang berada di setiap kerajaan yang mereka lalui. Azzumar dan Azzura melihat para bangsawan yang melakukan tindakan elegal, seperti penjualan manusia, barang yang terlarang untuk kehidupan, dan bahkan memonopoli harga pasar serta korupsi yang menjadi-jadi, dibiarkan saja oleh hukum. Jika pun mereka ditangkap, besoknya mereka kembali dilepaskan. Sedangkan, mereka yang rakyat jelata yang tidak ada mata pencaharian kecuali menebang kayu bakar dan dijual, mer

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 44. Pesan Teman

    Seminggu sudah pertempuran terjadi. Setelah kembali dari Gunung Cimuri, Tempest dan Azzura langsung membantu semua rekan yang ikut dalam pertempuran. Akademi Bintang telah hancur dari Kerajaan Maqdis, akibat pertempuran itu. Banyak para rekan akademi yang mati dan terluka. Bukan hanya mereka, tetapi penduduk dan tentara kerajaan juga banyak yang mati dan terluka. Bisa dikatakan, korban yang mati mencapai 10000 jiwa, sedangkan yang terluka mencapai 15000 jiwa. Baik dari murid akademi ataupun dari penduduk dan tentara. Di pihak kerajaan mendapatkan kemalangan yang tinggi dari pertempuran melawan invasi iblis dan monster. Soalnya, raja dari kerajaan Maqdis, mati dalam pertempuran sengit itu. Dia dibunuh oleh 3 kapten iblis ketika pertempuran terjadi. Sehingga Babel Loza langsung diangkat menjadi raja oleh para menteri untuk menggantikan ayahnya. Adapun Shazin dan Louyi tidak mempunyai luka yang parah, namun mereka berdua kehabisan energi karena intensnya pertarungan yang mereka hadapi.

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 43. Tujuh Bintang Penyegel Iblis

    Mereka berempat pun tiba di Hutan Kematian. Enes tidak sempat menghindari formasi teleport itu. Sehingga membuatnya datang ke tempat tandus itu bersama dengan Azzumar dan dua rekannya. Adapun Louyi tidak ikut teleport bersamanya, karena ia membantu memberikan buff kepada Shazin dan semua orang untuk menghancurkan iblis dan monster yang menginvasi akademi. "Tsk. Kalian bertiga cukup berani melawanku, Sang Raja Kegelapan ini." Kata Enes. "Kamu bukanlah Raja Kegelapan, kamu hanya iblis yang memakai tubuh temanku, sama seperti kita bertemu untuk pertama kali." Jawab Azzumar dengan melancarkan serangan pertamanya. "Gehaha, aku cukup terkejut bahwa kamu masih bisa hidup sampai sekarang Bocah Petir. Sudah sebelas tahun kita tidak bertemu." Kata Enes sambil menangkis serangan dari Azzumar. "Azzura, Tempest, ayo kita selesaikan iblis ini." Kata Azzumar, dan mengeluarkan kedua pedangnya. "Ayo..." Jawab mereka. Kemudian mereka bertiga melancarkan serangan untuk menghadapi Lucifer yang mema

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 42. Hari Kelulusan

    Waktu terus berjalan tanpa henti. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan pun berganti tahun. Tepatnya sudah 11 tahun para murid berada di akademi. Banyak yang sudah lulus dari akademi ini. Dan rombongan pada tahun ini adalah mereka yang mendapatkan perhatian dari seluruh pihak akademi. Baik instruktur maupun para senior darinya. Bisa dikatakan rombongan tahun ini adalah rombongan terbaik di atas yang terbaik. Karena kontribusi mereka menjadi acuan dalam perkembangan dari Kerajaan Maqdis, dan menjadi sorotan dari semua kerajaan yang berada di Benua Cengal. Di ruang serbaguna, telah berkumpul para lulusan dari akademi dan orangtua dari mereka juga berkumpul. Setelah memberikan pengumuman dan penghargaan bagi mereka yang lulus, mereka boleh menetap di akademi sebagai tenaga pengajar atau berkelana kian kemari. Dan bisa juga mengembangkan kemampuan yang mereka miliki untuk sebuah warisan bagi mereka yang menghendakinya. "Azzumar! Apa kamu mempunyai tujuan setelah ini?"

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 41. Perpisahan

    Pagi mulai mengepak. Semua aktivitas sudah berjalan seperti biasa. Baik bagi penduduk, begitu juga pada mereka yang sedang mengasah kemampuannya di akademi. Enes telah bangun dari tidurnya. Dia mendapati dirinya di dalam ruang perawatan, dan penuh dengan perban yang membalut tubuhnya yang terluka. "Apa kamu sudah bangun, Bulan Gelap?" Terdengar suara yang tidak asing baginya sedang menyapanya. "Oh, Harimau Bodoh, kamu sudah sembuh ya?" Jawab Enes. "Hei hei, lihat dulu siapa yang berbaring." Kata Azzumar dengan nada ketus. "Bagaimana keadaanmu saat ini?" Tanyanya. "Sudah mendingan daripada tadi malam." Jawab Enes. "Memangnya siapa kamu lawan, sehingga membuatmu seperti ini?" Tanya Azzumar lagi. "Sesuatu yang kuat," jawabnya singkat. "Bagaimana kalau kita melakukan latih tanding, nanti?" Tanya Enes dengan penasaran. "Tubuhmu aja seperti ini. Hei, aku tidak mau ya dibilang menang nantinya karena kondisimu." Kata Azzumar. "Kita akan latih tanding dua hari lagi di dalam hutan, bag

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 40. Kembalinya Harimau Petir

    Setelah semua persiapan selesai, Rukam dan semua instruktur berkumpul dalam ruang perawatan. Enes, Shazin dan semua teman yang lain, ikut serta dalam penyembuhan ini. Racikan dari Bunga Inti Naga dituangkan ke dalam wadah besar yang telah diisi dengan air. Dan sebuah botol kecil yang terdapat saripati dari bunga itupun diminumkan ke Azzumar. Setelah itu mereka merendam Azzumar ke dalam wadah obat itu. Dalam keadaan tubuh yang tidak sadarkan diri yang direndam di wadah obat, Rukam mengalirkan mananya ke dalam tubuh Azzumar. "Ayo alirkan semua mana dan aura kalian ke dalam tubuhnya, mana dan aura kalian akan dinetralkan oleh cairan ini dan jangan takut, tidak akan terjadi apa-apa kepadanya." Perintah Profesor Rukam kepada semua instruktur dan murid yang berada dalam ruang perawatan itu. Mereka pun mengalirkan mana dan auranya ke dalam tubuh Azzumar. Sehingga semua mana dan aura yang berada di sekitarnya meledak kembali, kemudian menyatu dalam tubuhnya dan dinetralkan oleh kalung yan

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 39. Raja Dari Segala Naga

    Malam kelam yang pecahnya getaran hebat dari Hutan Kesaksian membuat Desa Kutau dan Kota Panja dilanda kepanikan. Begitu juga dengan Akademi Bintang. Para murid yang berada di asramanya, terbang berhamburan ke tengah halaman. Karena getaran itu, adalah getaran terkuat yang selama ini mereka ketahui. Tetapi, Enes dan Shazin tidak mengetahui getaran yang terjadi di malam ini. Karena mereka tertidur begitu lelap disebabkan letih dan lelah yang membebani tubuh mereka. Di atas langit luas yang di temani bintang gemintang berkelipan, dan bulan yang menyinari malam. Nampaklah sosok seekor hewan putih bersayap, terbang dengan kecepatan tinggi melintasi cakrawala malam. Terbang dengan gagahnya, kedua sayapnya mempunyai 7 warna yang indah. Kulitnya dipenuhi sisik yang kuat, dan ekornya yang panjang laksana gergaji besar. Ia terbang mengarah ke timur dari kerajaan Maqdis. Di tempat lain yaitunya Hutan Kematian, terlihat juga seekor hewan besar bersayap. Mempunyai warna hitam pekat yang gelap

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 38. Kunci Semua Cahaya

    Enes dan Shazin memacu tunggangannya. Selepas dari misi, mereka menyempatkan kembali ke hutan kesaksian dan mengembalikan hewan suci milik Elves. Kemudian berjalan kaki untuk pergi ke akademi, dan mereka membawa anak kecil yang bernama Ryu bersama mereka."Bagaimana kabarmu di desaku?" Tanya Shazin sambil berjalan bersama Enes."Kabarku baik, dan mereka semua juga baik kepadaku." Jawab Ryu."Bagaimana ceritanya, kamu bisa bersama dengan kelompok pemburu itu?" Sela Enes. Ryu pun hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Enes."Kalau kamu tidak ingin memberitahu kami, tidak apa-apa." Kata Enes sambil menggaruk kepalanya."Anu.. Kami sebelumnya adalah seorang petani di sebuah desa kecil yang bernama Mildar berada di kerajaan Goris. Kami hidup bahagia walaupun memakan apa adanya. Tetapi, ketika perang terjadi antara kerajaan Goris dan Arakat, keluarga kami di bunuh oleh tentara Arakat dan menjadikanku sebagai rampasan dari peperangan. Adapun pemburu kemarin yang tuan bunuh itu, adalah par

  • Kaisar Badai Petir Zera   Chapter 37. Gunung Cimuri

    Hari masih subuh, tapi Enes sudah bangun dan menunggu. Dia membawa semua keperluan untuk memasuki Hutan Pinus. Pakaiannya masih sama dengan yang dikenakan kemarin. Pedangnya diselipkan di antara ikat pinggang. Tak lama kemudian, Shazin pun keluar dari kamarnya dengan semua perlengkapannya."Apa dari tadi kamu menungguku?" Tanya Shazin yang keluar dari kamarnya."Tidak," jawabnya singkat."Kalau begitu, mari kita pergi." Kata Shazin.Mereka pun keluar dari rumah yang disediakan goblin, dan melanjutkan perjalanannya. Sementara itu, para goblin tetap menundukkan kepalanya hingga mereka berdua tidak kelihatan.*Setelah lewat tengah hari, mereka berdua akhirnya sampai di Hutan Pinus. Hutan itu tumbuh subur. Dan di tengah hutan itu, terlihatlah sebuah gunung yang menjulang. Enes menyadari bahwa hutan ini tidak biasa. Ia merasakan banyak energi negatif yang keluar dari hutan.Ada banyak celah jalan yang luas dari hutan, dan banyak jalan yang bisa ditempuh di hutan ini, tapi tidak semuanya a

DMCA.com Protection Status