Share

68

Ada keheningan saat tatapan kedua pria tersebut saling bertemu. Baik Rojali maupun pria yang berada di ambang pintu itu sama-sama tak bergerak dari tempatnya. Kemudian, saat petir menyambar dan Rojali bangkit dari posisi berdoanya, tiba-tiba saja pria berambut gondrong itu menjatuhkan tubuhnya.

“Jangan bunuh saya! Jangan bunuh saya!” pekik pria itu sembari menutup kedua telinga.

Rojali mendekat meski masih belum mengerti maksudnya. Ia ikut berjongkok, tetapi pria di depannya mundur hingga menabrak dinding bilik.

“Saya salah! Saya salah! Tapi jangan bunuh saya!” teriak pria berpakaian lusuh itu.

“Apa ... kamu yang sudah nolong saya?” tanya Rojali. Saat tangannya akan menepuk bahu pria itu, ia malah didorong menjauh.

Pria itu mengangguk dengan cepat. Wajahnya tampak ketakutan dengan bola mata bergerak ke sekeliling seperti orang linglung. Pipinya sudah bersimbah air mata sedang tubuhnya basah oleh air hujan. &

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status