Share

Pulang

Aku mundur beberapa langkah saat tiba-tiba Mbak Ulfa tersungkur di kakiku seraya memohon mohon agar aku mengizinkannya menginap di rumah ini. Dan aku tetap pada pendirianku. Sekali tidak tetap tidak.

"Aku mohon, Nes. Izinkan aku dan Zanna di sini sebentar saja."

Embah kesambet setan apa kakakku ini. Dia yang biasanya angkuh tiba-tiba rela merendahkan diri seperti ini demi dapat izin inap.

Yang lebih membuatku tercengang aku melihat bahunya naik turun. Dia menangis? Seingatku, selama 23 tahun aku tidak pernah melihatnya menitikkan air mata kecuali saat aku dapat ranking satu di kelas dan dia dapat ranking dua dari belakang. Dia yang masih memakai seragam merah putih itu menangis meraung-raung minta tukar ranking denganku. Ada-ada saja dia.

Aku menghela napas. "Bukannya aku kejam, tetapi aku hanya takut Mbak Ulfa nggak bisa tidur dan akhirnya sakit? Siapa yang susah? Akuuuuu juga."

Sayup-sayup terdengar azan Magrib dari masjid yang tidak jauh dari rumah kami.

"Kamu dengar sendiri,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status