Share

2 | Nerium Oleander

Penulis: Piipo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Matahari tidak pernah memunculkan dirinya di negeri ini, tapi Kyrena sama sekali tidak membenci nya sedikitpun. Dibandingkan matahari, negeri ini memiliki beribu-ribu matahari kecil di langitnya. Kalian tidak akan pernah bisa melihat pemandangan tersebut di negeri mana pun.

Pagi hari selalu ditandai dengan pembiasan cahaya bintang yang menari nari di atas langit, orang orang beraktivitas sebagaimana layaknya sambil membawa barang sihir yang menyala-nyala di sekitar mereka. Beberapa diantaranya bahkan memelihara monster kecil yang biasa di panggil Guardian.

Guardian itu sendiri bisa berbagi jenis monster, contohnya pixie, peri, naga kecil, dan monster berukuran kecil lainnya. Hanya di Drystan, manusia dan monster dapat hidup secara bersamaan, meskipun di kenyataan hampir setiap hari Drystan di serang oleh monster jahat. Tiap hari kerajaan akan menerima banyak laporan tentang orang-orang yang hilang, sebagian karena diculik oleh goblin atau terbunuh dalam pertempuran.

Kyrena memandangi kota dari jendela kamarnya, ada perasaan tidak rela di hati dia. Sebentar lagi dia akan meninggalkan Kerajaan ini dan itu membuatnya terlihat sedih, sementara Lucien dengan tegak berdiri di daun pintu memandangi wajah Kyrena yang tampak suram.

"Tuan Putri, apakah anda ingin berkeliling kota?" usul Lucien. Kyrena melihat ke arah Lucien, cukup lama untuk Kyrena berpikir,

"Apakah boleh?"

"Tentu saja Yang Mulia, jika itu bisa membuat anda senang saya akan menemani anda," jawab Lucien dengan senyuman hangat.

"Terimakasih, tapi sepertinya kita sudah tidak punya cukup waktu. Setidaknya kalimat kamu dapat menghiburku." Kyrena berdiri dari duduknya, mengambil beberapa buku kemudian menarik nafas yang panjang. Hatinya seperti tertimpa batu yang ukurannya sangat besar dan kakinya terasa berat untuk melangkah keluar dari kamar. Bagaimanapun ini pertama kalinya Kyrena meninggalkan Drystan selama dia hidup hingga umur 14 tahun, tidak pernah sekalipun dia pergi dari tempat kelahirannya.

"Aku akan kembali 6 bulan lagi kesini," ungkapnya sambil mengelus meja baca di sudut ruangan. Kyrena menatap dalam manik mata Lucien, kemudian tersenyum lembut, "Sudah saatnya kita berangkat."

***

Di sepanjang perjalanan Kyrena tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Didalam kereta kuda sudah ada Luna yang duduk menemaninya berseberangan, sementara Lucien memutuskan menaiki kuda miliknya untuk menjaga keamanan sang putri. "Kyrena, apakah kamu baik-baik saja?" tanya Luna dengan suara lembutnya. Kyrena hanya menggeleng, matanya terikat pada pemandangan diluar jendela. Dia menatap lamat-lamat setiap sudut Drystan dari kereta agar tidak akan melupakan negeri itu, 6 bulan adalah waktu yang cukup untuk melupakan sebuah tempat dan Kyrena tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika dia melupakan setiap detail negerinya.

"Kyre..." suara Luna terdengar lemas, ia khawatir dengan Kyrena. Luna menggenggam tangan Kyrena dengan lembut, mata ungunya menatap lekat Kyrena. "Aku tahu kamu sedang memikirkan banyak hal, karena itu sebelum berangkat aku aku memutuskan untuk membeli ini." Luna memasangkan sebuah gelang sihir di pergelangan tangan Kyrena.

Gelang yang di berikan Luna hanyalah gelang pasaran yang terbuat dari batang kayu kering dan terdapat batu kristal yang berbentuk bintang dengan warna hijau terang, semua orang bisa mendapatkan gelang seperti itu di Drystan. Tapi tujuan Luna membeli gelang murah tersebut bukan karena dia tidak memiliki cukup uang untuk membeli yang lebih bagus, dia membelinya karena ingin membantu Kyrena.

"Ini bisa sedikit mengobati kerinduan mu saat disana nanti pada Drystan." Matanya membentuk bulan sabit, Luna tersenyum cantik melihat gelang itu tampak indah dipakai oleh Kyrena. Hati Kyrena menghangat menatap benda kecil itu di pergelangan tangan nya, rasa takutnya akan melupakan Drystan menguap ke udara dan dia sangat bersyukur karena memiliki teman seperti Luna yang perhatian.

"Terimakasih Luna, kamu yang terbaik." Kyrena menarik Luna kedalam pelukannya, dan Luna pun membalaskan pelukan hangat itu.

Didalam pelukan itu Kyrena menguatkan tekadnya, ia berjanji tidak akan mempermalukan nama kerajaan yang dibawanya ke Alvah. Kyrena berjanji, ia akan membawa kabar baik untuk kerajaannya. 'Acara yang saat ini kuhadiri bukan hanya sebatas debutante biasa, aku harus bisa membuat Drystan bangga.' batinnya dengan yakin.

***

Setelah 14 hari perjalanan, akhirnya kereta kuda berhenti tepat dibawah pohon cemara yang besar. Mereka memutuskan untuk mendirikan tenda di perbatasan Drystan dan Alvah, disamping itu Lucien dengan cekatan mendirikan tenda untuk Kyrena dan Luna memanaskan makanan dengan sihirnya.

"Tidak bisakah aku turut membantu?" kesal Kyrena pada kedua temannya itu, ralat satu teman dan satu lagi ajudan nya.

"Bagaimanapun anda tidak boleh melakukan tugas sederhana seperti ini, anda harus siap siaga dalam situasi apapun Yang Mulia," jawab Lucien dengan dingin. Kyrena menunjukkan ekspresi jengkel dengan jawaban Lucien, pria ini tidak pernah menggunakan hati dan perasaannya saat berbicara. "Kau berbicara sopan padaku, Tapi kalimat mu itu selalu saja menyakitkan hatiku," kesalnya.

"Jika saya bersikap lembut pada Yang Mulia, yang akan anda lakukan berikutnya adalah melanggar semua peraturan yang ada tuan Putri,"

"Lucien!? Padahal saat di istana kamu berkata padaku kalau sesuatu dapat membuatku bahagia kau akan melakukan apapun!" rengek Kyrena.

"Tidak bila harus mengorbankan keselamatan anda, Yang mulia." Lucien bersikap Tegas dengan wajahnya yang menjengkelkan, sungguh Kyrena ingin melayangkan sepatu nya pada wajah tampan ajudan nya itu. Bukan hanya menjengkelkan tapi Lucien juga sangat keras kepala, entah mengapa gadis ini bisa bertahan dengan ajudan sepertinya dan Kyrena mulai sering menanyakan hal ini pada dirinya sendiri.

"Oh ya? Mungkin aku bisa mati bila mendirikan tenda atau sekedar memanaskan makanan!" Kyrena menjulurkan lidahnya mengejek Lucien. Luna hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah mereka dari kejauhan. "Mari makan!" katanya menyihir piring-piring terbang keatas batang pohon besar yang di jadikan meja untuk mereka makan, tidak perlu waktu lama bagi Luna untuk memanaskan makanan dengan sihir dan menghidangkan makanan mereka. Dia pun melayangkan beberapa makanan untuk kedua kusir yang duduk terpisah dengan mereka dan membantu Kyrena dengan membersihkan tempat duduk putri itu.

"Lucien, tinggalkan itu dan ikutlah makan bersama kami," titah Luna. Lucien menolak, dia lebih memilih menjaga keamanan disekitar mereka dibandingkan makan. "Jangan lupakan tata krama, Lucien."

Mendengar hal itu Lucien pun segera duduk bergabung dengan keduanya meskipun dia sedikit tidak rela dari ekspresinya yang cukup menghibur Kyrena. Ketiganya menikmati makanan dengan seksama tanpa bersuara sedikitpun.

Setelah menyelesaikan hidangan makan malam mereka, Luna dan Kyrena memutuskan untuk masuk ke dalam tenda mereka masing-masing dan beristirahat. Sementara itu Lucien mengeluarkan sebuah kantong yang didalamnya terdapat pasir ajaib, pria ini menyebarkan pasir tersebut mengitari wilayah tenda mereka kemudian membacakan mantra pelindung sihir agar mereka terjaga dari hewan buas dan para monster. Setelah berhasil memasang pelindung, ia melompat memanjat pohon dan memutuskan untuk memejamkan matanya di salah satu ranting pohon agar menjaga diri untuk tetap siap dan waspada pada segala ancaman yang tidak tahu pasti kapan akan datang.

Malam itu, rombongan putri Kyrena beristirahat dengan tenang.

***

Berbeda dengan ibukota Drystan, di perbatasan cahaya matahari tampak menyilaukan bagi Kyrena, dia dan Luna terbangun dari tidur. Kyrena keluar dari tenda, mendapati Lucien tidak ada di sekeliling tenda mereka, dia hanya berpikir mungkin saja ajudan nya itu sedang menyegarkan diri di sumber air atau menangkap ikan untuk di konsumsi.

"Menurut mu kemana dia pergi?" tanya Kyrena pada Luna yang masih setengah sadar. Luna menjawab, "Tidak tahu. Sebaiknya Kyrena kembali saja ke dalam tenda dan beristirahat lebih lama karena sebentar lagi kita akan memulai perjalanan."

Luna memandangi Alvah dari tempatnya, kerajaan itu sangat menyilaukan hingga membuat matanya kesakitan. Ada rasa kekhawatiran yang besar di hati Luna, dia takut mereka tidak terbiasa dengan cahaya matahari. Bukan hanya karena cahaya nya, tapi tekanan udara, budaya, dan kondisi fisik mereka pastilah sangat berbeda dengan orang-orang Drystan.

"Ah, aku ingat! Di sekitar perbatasan ada bunga hias yang tumbuh dengan indah. Aku akan mengambilkan nya untuk Luna!" seru Kyrena. Suara Kyrena mengintrupsi Luna dan tersadar dari lamunan nya.

"Tidak perlu Kyre...na," belum sempat Luna menyelesaikan kalimatnya, Kyrena sudah berlari menjauhi tenda.

"Ah tidak, Lucien akan marah padaku jika begini."

***

Setelah lama berkeliling mencari taman yang dimaksud olehnya, Kyrena akhirnya mendapati bunga yang ia cari.Bunganya amat cantik dengan ukuran kecil, kelopaknya berwarna putih dengan ujung nya yang berwarna merah muda. Dia mengeluarkan kantong tangan yang sudah disiapkan, dan mulai memetik bunga-bunga kecil itu. Nantinya Kyrena berniat akan membuat mahkota bunga untuk Luna, dia juga mengambil beberapa helai daun, bunga dan batang dari tumbuhan tersebut.

Crak~

Kyrena mendengar sebuah langkah kaki yang mendekat. Ia membalikkan badan perlahan-lahan dan mendapati pria asing berdiri tegak dengan busur dan panah yang menarget padanya, dengan segera Kyrena bersikap siaga dan mulai mengeluarkan mantra milik nya.

Pria bernetra biru itu menatap Kyrena dengan tajam, namun entah mengapa setelahnya tatapan dia melembut pada gadis yang berdiri di hadapannya.

"Tenang! Aku tidak mencoba menyakiti mu, maafkan aku. Kupikir kamu monster yang keluar dari perbatasan." Pria itu mengangkat kedua tangan dan menjatuhkan senjata nya di bawah tanah.

"Kau siapa?"

"Asteria ..."

Bab terkait

  • KYRENA : Putri Kegelapan   3 | Emrys

    "Kau siapa?" "Asteria, aku warga dari Alvah. Aku tidak sadar saat sedang berburu sudah melewati perbatasan," jawab pria itu. Kyrena menatap pria itu cukup lama, hingga perlahan ia menurunkan siaganya. "Kamu tersesat?" tanya Kyrena. Pria bernama Asteria itu mengangguk dan menurunkan kedua tangannya. Tepat saat Kyrena ada pada jangkauannya, tanpa sadar Kyrena sudah terlebih dahulu memelintir pergelangan tangan Asteria kebelakang badan pria itu. "Aku tidak akan tertipu oleh mu," ucap Kyrena dengan bangga. Tetapi kenyataannya, tenaga dia tidak lebih kuat dari Asteria dan dengan cepat pria itu membalikkan keadaan. Mata panah yang dipegang oleh Asteria berdekatan dengan leher Kyrena. "Kamu dari Alvah?" nafas Asteria terasa sangat dekat di telinga Kyrena. Disaat-saat seperti ini Kyrena tidak bisa menggunakan sihir, apalagi matahari sudah bersinar terang di langit sedangkan tanpa bintang, mantra yang bisa digunakan olehnya sangat terbatas. I

  • KYRENA : Putri Kegelapan   4 | Alvah

    Kyrena melangkah mendekati Luna yang tampak khawatir, saat gadis berambut ungu itu menangkap siluet Kyrena dengan cepat dia berlari mendekat. Luna memegang bahu Kyrena kemudian membulatkan matanya untuk melihat keadaan Kyrena, dari ujung rambut hingga ke ujung kaki terus seperti itu sebanyak 3 kali. Luna menghela nafas saat mendapati Kyrena tidak terluka sedikitpun dan mengelus dadanya, ia seketika merasa lega dan jantungnya kembali berdetak normal. Kyrena melebarkan pandangannya dan mencari Lucien, yang sepertinya belum muncul sedari tadi. "Dia belum kembali?""Belum. Dibandingkan itu, kamu harus segera memberitahukan ku kemana saja kamu!? Aku takut terjadi sesuatu padamu!" tegas Luna. "Aku hanya memetik bunga, aku ingin membuat mahkota saat dijalan nanti," jawab Kyrena dengan bahagia. Luna tidak bisa memarahinya, selama di perjalanan Kyrena cenderung menunjukkan raut wajah yang suram, kalau seperti ini Luna sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Bagaimanapu

  • KYRENA : Putri Kegelapan   5 | Diandorra Savea

    Cahaya Matahari menyadarkan Kyrena dari tidurnya. Saat terbangun dari tidurnya, dia sudah berlumuran dengan keringat dingin sebesar biji jagung, kulitnya tampak semakin pucat dan dia sulit mengendalikan tubuhnya. "Kyrena, lihat itu!" tunjuk Luna pada jendela dengan heboh. Kyrena melirik dengan ujung mata, Istana Alvah tampak sangat megah dan berkilau ditengah-tengah air. Di depan gerbang utama terdapat patung manusia yang menyiramkan air mencerminkan kesuburan.Seekor burung dengan bulu emas terbang mengitari kereta kuda mereka, mengeluarkan suara merdu nya yang gagah seakan menyambut kedatangan gerombolan Kyrena. Ditengah jalan menuju kastil, sebuah sungai buatan mengalir dengan tenang dan terdapat ikan-ikan hias yang melompat lompat memamerkan sirip nya yang berwarna-warni. Kyrena merasa sangat takjub dengan pemandangan luar biasa dari kastil bersinar itu. Puncak ujung kastil itu tepat di tengah matahari yang bersinar terang menunjukkan kemegahan yang

  • KYRENA : Putri Kegelapan   6 | Nyx

    Langkah kaki Erzulie bergema di sepanjang lorong menuju ruangan raja. Ketika para prajurit melihat Ratu yang muncul dengan ekspresi marah, mereka tidak berani melakukan apapun. Iyan bahkan tidak sempat membukakan pintu untuk Erzulie, wanita itu langsung saja menerobos pintu dan membanting nya. "Beritahukan aku alasan yang bagus. Mengapa harus Kyrena?" tuntut Erzulie dengan keras. Wajah raja yang duduk di kursi kebesarannya itu tertutup oleh sejumlah dokumen dan kertas dimana-mana. Dia adalah sosok pemimpin Drystan, Yang Mulia Raja Khrysaor Yvaine. Erzulie masih berdiri di hadapan pria itu dengan posisi yang sama, sementara Khrysaor sama sekali tidak memperdulikan keberadaan ratu itu. Erzulie mengetuk meja pria itu, tetapi yang di dapati hanyalah lirikan dari sudut kacamatanya. "Yang Mulia Raja, Yang Mulia Ratu sedang berbicara pada anda," ucap Iyan yang berusaha menengahi keduanya. Khrysaor melepaskan kacamata yang sedari t

  • KYRENA : Putri Kegelapan   7 | Alice

    Disepanjang jalan menuju Istana, Kyrena mengutuk dirinya sendir. Kenapa sama sekali tidak terpikirkan olehnya bahwa Asteria itu adalah pangeran? Maksudnya, pria itu bahkan berkata kalau mereka pasti akan bertemu lagi bukan?Gadis bersurai hitam itu juga masih kesal dengan tawa mengejek Aron dibelakangnya. Kyrena tidak bisa menyembunyikan wajah yang menahan malu, sepertinya ia harus segera bertemu dengan Asteria dan berterimakasih. Tetapi Aron memberitahukan padanya bahwa Asteria adalah pangeran yang paling jarang berada di istana, dia bisa pergi berbulan-bulan dari istana dan kembali hanya untuk mengambil barang penting saja. Sungguh pangeran yang tidak berbakti pada negara."Sudahlah, kamu sudah lebih dari cukup tertawa," ucap Kyrena dengan suara kecil. Aron menggeleng, sebelum matahari terbenam akhirnya mereka sudah sampai di pintu gerbang sebelah timur. Kedua prajurit yang bertugas saat itu tampak sedikit kaget melihat Aron berjalan bersama tuan putri

  • KYRENA : Putri Kegelapan   8 | Tea Party

    Alice tersenyum ceria saat Kyrena menerima tawarannya. Dia memerintahkan beberapa pelayan untuk membawakan makan-makanan yang akan dihidangkan kepada para bangsawan dan mengajak Kyrena bersamanya untuk menghadiri acara minum teh itu. Mereka berdua melewati taman mawar yang indah, di sebelah kirinya terdapat sungai buatan kecil dan air pancur. Di meja bundar sudah ada beberapa putri yang duduk dengan manis sambil memegang kipas, mereka semua memakai topi untuk menghindari cahaya matahari yang akan merusak riasan dan menggunakan gaun mewah. Saat Kyrena dan Alice datang bergabung, Serempak para wanita bangsawan tersebut berdiri dari duduknya dan mengucapkan salam kepada Alice, " Salam kepada Matahari yang Agung, Tuan Putri Alice." ucap mereka sambil mengangkat gaunnya sedikit ke atas sebagai bentuk kehormatan mereka pada keluarga kerajaan. Beberapa dari mereka melirik Kyrena yang merupakan wajah baru di Istana, dengan perasaan yang canggung Kyrena membungk

  • KYRENA : Putri Kegelapan   9 | Lucien Maeve

    Setelah bergumul dengan beberapa masalah pertemanan dan rumor-rumor aneh tentang Kyrena, akhirnya orang-orang di dalam istana mulai membuka hati mereka untuk mengenal orang-orang dari Drystan. Rumor-rumor yang salah tentang Drystan pun mulai berkurang, meskipun tidak sepenuhnya tetapi ini merupakan perkembangan yang baik dalam hubungan antara kedua negara tersebut. Pagi ini Aron memanggil Kyrena ke ruang kerja nya. Dan pagi ini juga Kyrena merasa sedikit aneh dengan tingkah Lucien, tiba-tiba saja dia mengenakan pakaian formal selayaknya ajudan. Diperjalanan menuju ruang kerja Aron, Kyrena berjumpa lagi dengan Asteria setelah pesta minum teh beberapa hari yang lalu. Kali ini hanya mereka berdua dan tidak ada orang lain, karena itu Kyrena memutuskan untuk segera berbicara dan berterima kasih pada Asteria kali ini. Dia tidak tahu kapan pria itu akan muncul lagi di istana."Anu, terimakasih pangeran Asteria! Berkat ketulusan hati anda saya masih be

  • KYRENA : Putri Kegelapan   10 | Aron (1)

    Suara langkah kaki Aron dan Jason terdengar di sepanjang lorong menuju kamar tidurnya. Di perjalanan Aron memerintahkan Jason agar menyediakan alat pemburu monster. "Tuan Aron, apakah menurut anda ini terlalu berlebihan?" "Tidak, kita harus menangkap monster itu, Ayahku menyetujuinya dan aku tidak bisa berbuat banyak.""Tetapi jika kita keberatan, kita bisa meminta bantuan pada nona Kyrena,""Ikuti saja perintahku." Langkah Aron berhenti, di hadang oleh Asteria yang bersama dengan Rafael. Aron tersenyum miring menatap adiknya, setelah sekian lama dia tidak menampakkan wajahnya di hadapan Aron. Aron bertanya-tanya apa yang membuat Asteria dengan begitu percaya diri tampil dan menghadang langkahnya, tetapi Asteria dengan santai memberikan hormat tanpa rasa bersalah sedikitpun. "Ada keperluan apa hingga seorang Asteria yang menolak melakukan tugas negaranya muncul di hadapanku?" Asteria mengangkat kedua tangannya dengan ekspresi

Bab terbaru

  • KYRENA : Putri Kegelapan   47 | Asteria

    Asteria melangkahkan kakinya di tanah licin yang ada di Drystan. Kepalanya menengadah ke atas langit, ribuan bintang-bintang ada disana bagaikan hujan berkelap-kelip. Asteria takjub dengan Drystan, negara ini bahkan lebih maju dari Alvah. Ada butiran cahaya yang melayang-layang di seluruh kota, bila disentuh mereka akan bertambah banyak. Kota yang saat ini di injak oleh Asteria berada di atas danau, orang-orang di sekitar Asteria juga tambak berbeda dan terlihat unik. Ada orang-orang yang berterbangan di atas jalan setapak dengan sapu terbang maupun karpet ajaib. Orang-orang yang menaiki benda-benda ajaib itu berjalan teratur layaknya lalu lintas. Kebanyakan yang mengunakan benda itu adalah para penyihir tingkat menengah hinga para bangsawan baru. Bangsawan lainnya menggunakan naga sebagai transportasi.Orang-orang yang masih berjalan juga tidak kalah menakjubkan. Anak-anak bermain dengan naga yang memang punya ukuran kecil, ada juga yang terlihat sedang belajar menggunakan sihir. Par

  • KYRENA : Putri Kegelapan   46 | Pity

    Aron adalah orang yang paling menyesal membuat rencana berbahaya seperti ini. Tidak pernah terpikirkan olehnya jika Kyrena yang melawan Cerberus sendirian, entah apa yang akan terjadi padanya. Bahkan Aron sendiri mengalami luka yang dalam dari Cerberus itu. Yang lebih menyakitkan, dia merencanakan hal ini dengan kepalanya sendiri. Bagaimana bisa dia meletekkan Kyrena pad posisi yang mengerikan? Untung saja Aron ada disini. Meskipun samar, Aron masih sempat melihat wajah khawatir Kyrena. Sebenarnya tujuan Arom meletakkan Cerberus disitu untuk memastikan seberapa kuat sihir dari Kyrena. Seberapa pintarnya Kyrena dalam menyusun strategi, melakukan perlawanan, dan memimpin negaranya. Tapi dia tidak bisa. Apalagi mengingat Kyrena yang terluka saat di hutan, Aron tidak bisa lagi melihat Kyrena terluka secuilpun. Perasaan bersalah membuncah dari hatinya, ketika melihat gambaran Kyrena yang terbaring lemah di atas kasur hingga berhari-hari. Aron mengeluarkan seluruh tenagannya untuk bangki

  • KYRENA : Putri Kegelapan   45 | Cerberus

    "Aron berhenti disana, Cerberus bukan mosnter yang mudah untuk dibunuh," Tegas Kyrena. "Kita tidak punya pilihan selain bertahan, Kyrena." Kyrena menggertak gigi ketika matanya tidak sengaja bertemu dengan Cerberus di depan sana. Cerberus liar itu bergerak secara perlahan mendekati Aron dan prajurit yang lain. Kyrena segera melepas jubah yang dia pakai, kemudian bersiap dengan sihir yang dia punya. Aron jelas tidak akan bisa menahan serangan dari Cerberus liar, tidak ada harapan dengan alat tempur dan pedang laras panjang. Cerberus itu menegendus-ngendus, kemudian menggerakkan ketiga kepalanya secara bersamaan. "Arggh ... ," erang Cerberus, menunjukkan giginya yang tajam. Aron sama sekali tidak gentar dan tetap pada posisinya. Cerberus itu mulai merasa terancam dengan pedang para prajurit, dia berjalan memutari formasi bertahan itu. Berbeda dengan Aron, beberapa prajurit merasa takut bahkan beberapa dari mereka tampak bergetar ketakutan. Cerberus itu mendekat pada prajurit yang

  • KYRENA : Putri Kegelapan   44 | Aishiteru

    "Apa? Kau bilang apa?" Tanya Kyrena sambil mendekatkan telinganya pada wajah Asteria. "Aku tidak bilang apa-apa nona? Apa anda sedang mabuk?" "Aku tidak mabuk!" sarkas Kyrena dengan kesal, kemudian menjauh dari Asteria. Kyrena jadi penasaran tentang siapa pria itu, mungkin saja mereka akan bertemu lagi di masa depan. Namun ketika Kyrena berbalik pria itu sudah menghilang lenyap di makan bumi. "Kyrena? Apa yang kau lakukan sendiri disini?" Aron menepuk bahu Kyrena hingga membuat gadis itu tesadar. Kyrena menggeleng, "Ayo kita kembali ke kereta." *** Kyrena sebenarnya sudah memaksa Aron untuk masuk ke dalam kereta karena mereka sebentar lagi akan tiba di wilayah Drystan, pasti ada banyak monster disana. Tapi Aron tidak mendengarkan dan masih tetap memilih untuk menunggangi kuda. Semakin lama, langit yang semula biru berubah menjadi oranye. Orang-orang bisa melihat langit di wilayah Drystan dari kejauhan, sementara hutan-hutan belantara mulai sedikit menjadi hamparan rumput dan

  • KYRENA : Putri Kegelapan   43 | Destiny

    Bertemu orang-orang menyebalkan seperti pria ini adalah hal yang paling di benci oleh Kyrena. mengingat betapa keras pria itu menginginkan benda tersebut, sepertinya dia ingin memberikan anting-anting itu pada seseorang yang sangat berharga. "Padahal itu barang milik wanita, seharusnya pria mengalah!" ketus Kyrena tidak suka. Baru kali ini Asteria melihat sifat egois Kyrena, dia sungguh ingin berteriak di depan wajah Kyrena kalau benda itu hendak dia berikan padanya. Padahal Asteria sudah lebih dulu tiba di desa ini menggunakan portal, kalau saja dia tidak perlu berlama-lama pasti dia tidak akan sempat bertemu dengan Kyrena. Hal yang gawat bila penyamarannya terbongkar di depan Kyrena, apalagi gadis itu ahli dalam sihir. "Hei nona, barang ini milik wanita pun bila aku sudah menyukainya maka aku akan membelinya." Asteria menerima anting-anting itu dan memberikan satu koin emas kepada sang penjual. Asteria mengedarkan pandangannya ke sekeliling mereka, dia baru sadar kalau Kyrena munc

  • KYRENA : Putri Kegelapan   42 | Path

    "Kita berhenti di desa terakhir sebelum tiba di perbatasan." Perintah Aron pada rombongan Kyrena. Begitu sampai di depan pintu desa, Kyrena yang tidak tahu apa-apa tentu saja bingung. Saat Kyrena menyibakkan gorden kereta, wajah Aron sudah terpampang jelas sedang menatap padanya. Aron tersenyum manis, kemudian membuka pintu kereta, "Mau turun?" tawar Aron sambil memberikan tangannya. Kyrena tidak mengerti mengapa dia harus turun, tapi menolak kebaikan Aron sangat tidak baik, jadi dia meraih tangan pria itu dan turun dari sana. Kyrena ingin bertanya lebih jelas, tapi seketika dia terpana dengan keramaian di desa itu. "Meskipun ibukota merayakan hari berkabung, desa ini mempunyai izin khusus untuk karnaval bintang tari." Ucap Aron melihat pemandangan yang sama dengan Kyrena. "Festival ini tidak selalu bisa di rayakan. Katanya bintang tari selalu membawakan keberuntungan ke desa ini setiap kali mereka muncul." Kyrena memang tahu soal bintang tari yang dimaksud Aron, itu adalah saat-saa

  • KYRENA : Putri Kegelapan   41 | Two Prince

    Asteria membenarkan letak masker kain yang melorot karena kerasnya hembusan angin. Siapapun tidak akan tahu kalau pria dengan baju lusuh itu adalah seorang pangeran, bahkan rambutnya yang pirang sudah berubah warna menjadi cokelat. Mereka berangkat dari istana saat matahari sudah terbenam. Dibelakang Asteria, ada Rafael yang mengekor menggunakan kuda hitam. "Bagaimana jika kita beristirahat Yang Mulia, lagi pula besok hari kita bisa menggunakan sihir portal untuk tiba di Drystan lebih dulu," Rafael tidak pernag setuju kalau Asteria turun tangan kedalam masalah seperti ini. Tentu saja sejak dulu majikannya itu tidak pernah mendengarkan apa yang dia katakan, angin badai bahkan juka dewa Zeus marah dan meluluh lantakkan bumi pun pangeran itu tidak akan mundur dari medan perang. Bukan hanya sekali Asteria mendapati luka yang parah, pria itu bahkan hampir merenggang nyawa karena berusaha menjadi penengah antar kedua suku di bagian barat, hampir mati saat melawan monster mitos, dan hampir

  • KYRENA : Putri Kegelapan   40 | Zero

    "Kenapa ibunda sangat menyukai bunga ini?" tanya Aron kecil sambil melirik bunga putih yang ada di genggaman ratu Faye. Aron tidak begitu tertarik tentang tumbuh-tumbuhan, dia juga tidak tertarik dengan hal-hal indah, dia hanya suka berkutat dengan banyak kertas dan mengurung diri di dalam perpustakaan berhari-hari. Aron kecil tidak bisa mengerti mengapa ibunya sangat menyukai bunga liar yang tumbuh di atas gunung, padahal ada lebih banyak bunga langkah dan unik yang di lingkungan kerajaan. "Kamu tahu kalau bunga ini memiliki arti kesetiaan. Mereka tidak mudah hancur dan abadi, hidupnya panjang dan warnanya indah." Ratu itu memberikan satu tangkai bunga tersebut pada Aron kecil. Aron terus mengekor kemanapun ibunya pergi, tapi dia masih tidak mengerti mengapa tumbuhan memiliki arti seperti itu. Terdengar seperti mitos di telinganya, dan Aron tidak menyukai kebahagiaan semu yang dihasilkan dari mitos, mungkin Asteria yang lebih mempercayainya. "Tapi aku tidak menyukai ini ibunda, ke

  • KYRENA : Putri Kegelapan   39 | Let's Falling In Love

    Kyrena akhirnya berhasil mendapat bross dengan ukiran Edelwiss itu dari Alice. Awalnya Alice tidak mengerti mengapa Kyrena meminta Bross itu seletah menolak membantu, namun Kyrena berkata kalau dia berubah pikiran. Hari ini adalah terakhir kalinya Kyrena bertemu dengan Aron, entah kapan dia bisa bertemu dengan pangeran itu lagi. Bisa saja di masa depan Aron sudah memiliki pasangan, tapi setidaknya pria itu akan mengingat dirinya saat melihat bross itu. Sejatinya Edelwiss memiliki arti kesetiaan. Kyrena tidak akan memberikannya sebagai hadiah ulang tahun, dia akan memberikannya sebagai hadiah perpisahan. Dengan perasaan ragu-ragu dia mengetuk pintu ruangan Aron dan membukanya. Aron yang semula sibuk dengan pikirannya kemudian merapikan posisi duduknya, "Apa aku mengganggu?" tanya Kyrena dari balik pintu. Aron mendekat dan membiarkan Kyrena masuk, "Untuk apa bertanya hal seperti itu? Bahkan jika aku sibuk, kau tidak akan menggangguku, lagipula hari ini terakhir kalinya aku bisa melih

DMCA.com Protection Status