Alice tersenyum ceria saat Kyrena menerima tawarannya. Dia memerintahkan beberapa pelayan untuk membawakan makan-makanan yang akan dihidangkan kepada para bangsawan dan mengajak Kyrena bersamanya untuk menghadiri acara minum teh itu.
Mereka berdua melewati taman mawar yang indah, di sebelah kirinya terdapat sungai buatan kecil dan air pancur. Di meja bundar sudah ada beberapa putri yang duduk dengan manis sambil memegang kipas, mereka semua memakai topi untuk menghindari cahaya matahari yang akan merusak riasan dan menggunakan gaun mewah. Saat Kyrena dan Alice datang bergabung,Serempak para wanita bangsawan tersebut berdiri dari duduknya dan mengucapkan salam kepada Alice, " Salam kepada Matahari yang Agung, Tuan Putri Alice." ucap mereka sambil mengangkat gaunnya sedikit ke atas sebagai bentuk kehormatan mereka pada keluarga kerajaan.Beberapa dari mereka melirik Kyrena yang merupakan wajah baru di Istana, dengan perasaan yang canggung Kyrena membungkuk badannya dan mengangkat gaun nya sedikit untuk memberikan salam kepada gadis-gadis tersebut."Teman-teman, biar aku perkenalkan tamu kehormatan kita. Tuan putri Kyrena Yvaine dari kerajaan Drystan."Alice mempersilahkan para bangsawan untuk duduk di tempatnya masing-masing, begitu juga dengan Kyrena. Setelah Alice mengenalkan dia, beberapa dari bangsawan memberikan reaksi yang berbeda, ada yang menunjukkan rasa ketakutan dan benci tetapi ada juga yang tampaknya cukup tertarik dengan Drystan seperti Zefanya."Kamu sangat cantik, seperti elf! Apakah semua orang Drystan cantik seperti dirimu Tuan putri?" tanyanya dengan semangat.Kyrena dengan senang hati menceritakan kalau orang-orang di tempat asalnya memiliki warna kulit yang hampir sama karena tidak ada matahari, meskipun begitu dia juga memuji kecantikan Zefanya dengan rambutnya yang semerah bunga mawar.Beberapa bangsawan lain juga mulai tertarik dengan cerita Kyrena, suasana berjalan dengan baik begitu saja hingga Leora menanyakan suatu hal pada Kyrena."Apa benar kalian hidup berdampingan dengan monster?" Kyrena tahu Leora tidak bermaksud untuk menyinggung, semua orang yang pertama kali bertemu dengan nya pasti selalu menanyakan hal yang sama dan Kyrena menghargai itu."Iya, kami hidup dengan beberapa monster disana, tidak semuanya. Ada beberapa monster yang dapat berbicara sesama manusia seperti elf dan peri, bahkan salah satu petinggi di kerajaan kami merupakan monster hybrida berkaki ular. Dia salah satu penasihat terbaik di kerajaan kami.""Lalu bagaimana dengan goblin?" sahut Alice.Kyrena terdiam sejenak, matanya melirik Luna yang tampak gemetar ketakutan."Kami tidak hidup dengan goblin, mereka memiliki koloni sendiri lagi pula goblin hanya monster kelas menengah," jawab Kyrena dengan sendu."Hmm... tapi kudengar goblin bisa berevolusi jadi hobgoblin. Apa lagi kalau mereka memiliki pemimpin bisa jadi koloni yang lumayan besar," lanjut Leora. Topik pembicaraan ini mulai beralih pada goblin. Kyrena tidak bisa menghentikan mereka, terutama itu terlihat tidak sopan. Luna mulai kesulitan untuk bernafas, dia berusaha untuk mengontrol traumanya.Tanpa disadari Asteria muncul membuat semua bangsawan disana berteriak histeris, beberapa diantaranya bersikap malu-malu. Asteria mengelus rambut Alice, "Sepertinya kalian sedang melakukan acara minum teh yah?" ucapnya dengan suara yang lembut.Gadis-gadis itu menjawab serempak dan mengajak Asteria untuk bergabung ke acara mereka, tetapi Alice menolak karena acara itu dibuat khusus untuk perempuan saja. Di keributan itu, tanpa sadar mata Kyrena dan Asteria bertemu, Kyrena yang mengingat kejadian semalam saat ia bersama dengan Aron membuatnya sedikit malu dan memerah dan dengan segera dia membuang tatapan nya ke arah yang lain. Asteria berpamitan dengan Alice dan gadis-gadis lainnya karena masih ada urusan yang harus dikerjakannya.Dengan cepat topik berganti menjadi pria-pria idaman para gadis ini, termasuk di dalamnya Aron dan juga Asteria. Sepertinya mereka memang sangat terkenal di kalangan para bangsawan, bahkan mereka memiliki julukan seperti "Pria lembut tetapi kuat" atau "Pria tampan yang menjelajahi dunia."Swosh~Seperti biasa, Lucien selalu muncul di saat-saat yang tidak tepat."Wow! Dia seperti penyihir yang sangat luar biasa!" teriak Leora saat pertama kali melihat Lucien.Lucien tersenyum canggung dan membungkuk memberikan salam kepada para gadis bangsawan itu, membuat mereka semakin histeris dengan karisma yang keluar dari pria tampan seperti dia. Pria tinggi semampai dengan rambut merah gelapnya dan kulit yang terlihat pucat, sudah seperti pria vampir yang selalu muncul di novel-novel fantasi. Pria itu dengan mudah berhasil masuk kedalam jajaran pria yang akan di jadikan suami di masa depan mereka, bahkan dia telah mengalahkan kedua pangeran hanya dengan senyuman kecil namun menggigit dan tajam di hati para gadis.Lucien berbisik pada Kyrena kalau ada sebuah kiriman dari Drystan untuknya."Teman-teman, maafkan aku. Sepertinya aku harus pergi karena beberapa alasan, aku sangat senang bisa mengenal kalian semua, semoga di kedepannya kita dapat berkumpul bersama seperti ini lagi." Kyrena tulus mengatakan kalimat ini dari dalam hatinya, dia cukup menikmati waktu yang di habiskan nya bersama para gadis-gadis ini."Yang Mulia Putri Alice, saya pamit mengundurkan diri." Bersama dengan Luna dan Lucien, Kyrena pergi menjauhi taman itu dan segera kembali ke ruangan nya.Kyrena bertanya apakah Luna baik-baik saja, dan Luna merasa dirinya sudah cukup tenang sekarang. Tampaknya dia harus mulai berhati-hati saat akan membahas topik itu di depan banyak orang, lagi pula pertanyaan macam apa yang dilontarkan putri Alice? Seakan putri itu menjebak nya agar tampak buruk dihadapan para gadis, dia hanya mencoba untuk berpikir positif kalau putri itu tidak sengaja membicarakan topik tersebut.***Kyrena mengeluarkan busur dari kotak kiriman, dahinya mengerut tak kala melihat benda tersebut. Lucien juga mengangkat bahu saat melihat busur itu, dia tidak tahu sama sekali kalau yang dikirimkan adalah busur. Kyrena membaca pesan yang ditinggalkan Erzulie pada kotak.Setelah dia membacanya, inti dari surat itu mengatakan kalau busur tersebut merupakan busur turun temurun dari para putri Drystan. Biasanya busur ini di gunakan untuk melambangkan kedewasaan para putri sebagai lambang dari keikutsertaan seorang putri pada tatanan negara."Kalau begitu bukankah seharusnya pemanahan dilakukan sebelum melaksanakan debutante kan?" ucap Luna saat membaca tentang tradisi Drystan pada buku yang di bawa oleh Kyrena."Tapi seharusnya pemanahan ini dilakukan saat berumur 18, bukan 14 tahun. Lagian tradisi di Drystan dan Alvah pasti berbeda, bagaimana caraku melaksanakannya?" sangkal Kyrena."Sebaiknya busur ini disimpan saja, mungkin anda akan membutuhkan nya di saat waktu yang tidak terduga." saran Lucien.Setelah bergumul dengan beberapa masalah pertemanan dan rumor-rumor aneh tentang Kyrena, akhirnya orang-orang di dalam istana mulai membuka hati mereka untuk mengenal orang-orang dari Drystan. Rumor-rumor yang salah tentang Drystan pun mulai berkurang, meskipun tidak sepenuhnya tetapi ini merupakan perkembangan yang baik dalam hubungan antara kedua negara tersebut. Pagi ini Aron memanggil Kyrena ke ruang kerja nya. Dan pagi ini juga Kyrena merasa sedikit aneh dengan tingkah Lucien, tiba-tiba saja dia mengenakan pakaian formal selayaknya ajudan. Diperjalanan menuju ruang kerja Aron, Kyrena berjumpa lagi dengan Asteria setelah pesta minum teh beberapa hari yang lalu. Kali ini hanya mereka berdua dan tidak ada orang lain, karena itu Kyrena memutuskan untuk segera berbicara dan berterima kasih pada Asteria kali ini. Dia tidak tahu kapan pria itu akan muncul lagi di istana."Anu, terimakasih pangeran Asteria! Berkat ketulusan hati anda saya masih be
Suara langkah kaki Aron dan Jason terdengar di sepanjang lorong menuju kamar tidurnya. Di perjalanan Aron memerintahkan Jason agar menyediakan alat pemburu monster. "Tuan Aron, apakah menurut anda ini terlalu berlebihan?" "Tidak, kita harus menangkap monster itu, Ayahku menyetujuinya dan aku tidak bisa berbuat banyak.""Tetapi jika kita keberatan, kita bisa meminta bantuan pada nona Kyrena,""Ikuti saja perintahku." Langkah Aron berhenti, di hadang oleh Asteria yang bersama dengan Rafael. Aron tersenyum miring menatap adiknya, setelah sekian lama dia tidak menampakkan wajahnya di hadapan Aron. Aron bertanya-tanya apa yang membuat Asteria dengan begitu percaya diri tampil dan menghadang langkahnya, tetapi Asteria dengan santai memberikan hormat tanpa rasa bersalah sedikitpun. "Ada keperluan apa hingga seorang Asteria yang menolak melakukan tugas negaranya muncul di hadapanku?" Asteria mengangkat kedua tangannya dengan ekspresi
Kyrena berjalan bersama Aron mengelilingi hutan, tentu saja diikuti dengan beberapa prajurit bersama mereka. Jason dan Lucien sebagai tangan kanan mereka berdua kembali bertemu lagi. Berbeda dengan Aron dan Kyrena yang tampak mesra, sebagai prajurit yang di percaya pengawasan mereka sangat ketat, mereka berdua saling merasa terancam dan berwaspada satu dengan yang lainnya.Jason punya insting yang tinggi dalam mengenal seseorang, baginya Lucien cukup misterius dan seseorang yang sulit untuk di tebak. Sebaliknya, Lucien sangat waspada terhadap apapun yang ada di Alvah mengingat kalau Kyrena dan dirinya berada di kandang musuh kurang lebih selama 6 bulan.Aron menggenggam tangan Kyrena dengan erat saat melewati bebatuan licin, beberapa kali mereka juga tampak seperti kekasih yang sedang bertamasya ke hutan.
Kyrena masih tertidur dengan cantik diatas ranjang, sepertinya dia enggan membuka mata setelah kejadian Troll itu. Luna duduk di pinggir kasur sambil membersihkan tangan Kyrena dengan kain basah, dia merasa sedih melihat keadaan Kyrena saat ini tapi dia tidak bisa menunjukkannya.Kenyataannya insiden ini terjadi karena kerajaan mereka yang mengusulkan untuk melakukan tradisi debutante Drystan di Alvah, para warga justru menyalahkan Kyrena atas terlukanya pangeran Aron akibat permintaan itu. Setelah rombongan yang tersisa sampai di istana, Luna cukup terkejut mendapati Kyrena yang sudah tak sadarkan diri pangku oleh Aron. Sesampainya di istana Aron pun pingsan karena kehabisan tenaga, meskipun tidak lama setelahnya dia tersadar. Satu-satunya keadaan yang baik adalah Lucien, dia hanya mengalami luka ringan. Hal tersebut justru membuat Lucien marah pada dirinya sendiri karena t
Disinilah Kyrena dan Aron, duduk berhadap-hadapan yang sibuk dengan buku mereka masing-masing. Kyrena tampak cukup tertarik dengan buku yang dibacanya, sampai-sampai dia bisa tertawa kecil sendiri. Aron hanya menggeleng saat melihat tingkah Kyrena tetapi memutuskan untuk tidak menghentikannya, setelah kejadian itu Kyrena pantas untuk merasakan sedikit kebahagiaan.Seorang pelayan datang menyajikan beberapa kue keriang dan teh melati, entah mengapa pelayan tersebut diam berdiri di tempat untuk waktu yang lama sampai Aron terganggu oleh kehadiran pelayan tersebut. Aron menatap pelayan itu cukup lama hingga akhirnya pelayan tersebut menjauh dari tempat mereka duduk.Tangan Kyrena berusaha menggapai cookies yang ada di atas meja, tetapi tangannya hanya melayang-layang di udara. Aron tertawa melihat hal itu kemudian memberi
"Sudah berapa lama kita disini?" tanya Kyrena pada Luna yang mengekor di belakangnya."Mungkin sekitar 3 bulan?" jawab Luna. Setelah Kyrena melewati masa-masa sulit yang melelahkan, tidak bisa dipungkiri bahwa dia sudah cukup lama menetap di Alvah. Badannya mulai terbiasa dengan matahari dan kondisi di negara ini, tapi tentu saja gadis ini merasa rindu dengan tempatnya berasal. Burung-burung merpati datang menghampiri tempat duduk Kyrena saat ini yang penuh dengan remah-remah roti.Luna menyadari kalau temannya itu pasti mulai merasa bosan karena hanya bisa terus berada di dalam istana. Meskipun Kyrena tidak secara langsung berjumpa dengan raja Allerick, tetapi raja itu mengeluarkan perintah untuk tidak membiarkan putri dari kerajaan Drystan terluka lagi. Raja itu bahkan tidak segan-segan akan menghukum pra
"Tentu saja, aku membencinya. Sama seperti saat keluarga mereka membunuh ibuku."Alice tersenyum lebar saat Aron mengatakan kalimat yang selalu ditunggu-tunggu nya, dia mengeratkan pelukannya pada sang kakak dengan perasaan yang amat bahagia."Alice, kamu hampir mencekik kakakmu ini."Alice melepaskan pelukannya dan duduk di kursi beralaskan kulit hewan itu, ada perasaan menang terpancar dari ekspresi nya yang sekarang. "Aku akan jujur pada kakak, dia membuatku sungguh tidak nyaman berada di istanaku sendiri kak. Aku sangat ingin menyingkirkan nya," sinis Alice."Apa dia mengganggu mu?" tanya Aron mendekati adiknya itu."Tidak secara langsung, tapi dia sungguh
Alice menggigit ujung kukunya, suasana hatinya di penuhi dengan rasa gelisah karena kedua pelayan yang diperintahkan untuk menghancurkan gaun Kyrena belum juga memberinya pemberitahuan apapun."Kemana sih mereka ini!? Sebentar lagi acara debutante akan dimulai, tapi mereka tak kunjung datang!?" kesal Alice dengan suaranya yang meninggi.Gadis berambut putih ini bahkan belum mengganti pakaian memanahnya, sementara langit sudah tampak malu-malu mengintip dari balik gunung untuk menyambut sang bulan.Tok~ tok~"Silahkan masuk," ucap Alice dari balik pintu. Senyuman nya seketika merekah saat mendapati kedua pelayan itu sudah ada di hadapannya."Katakan, apa kalian
Asteria melangkahkan kakinya di tanah licin yang ada di Drystan. Kepalanya menengadah ke atas langit, ribuan bintang-bintang ada disana bagaikan hujan berkelap-kelip. Asteria takjub dengan Drystan, negara ini bahkan lebih maju dari Alvah. Ada butiran cahaya yang melayang-layang di seluruh kota, bila disentuh mereka akan bertambah banyak. Kota yang saat ini di injak oleh Asteria berada di atas danau, orang-orang di sekitar Asteria juga tambak berbeda dan terlihat unik. Ada orang-orang yang berterbangan di atas jalan setapak dengan sapu terbang maupun karpet ajaib. Orang-orang yang menaiki benda-benda ajaib itu berjalan teratur layaknya lalu lintas. Kebanyakan yang mengunakan benda itu adalah para penyihir tingkat menengah hinga para bangsawan baru. Bangsawan lainnya menggunakan naga sebagai transportasi.Orang-orang yang masih berjalan juga tidak kalah menakjubkan. Anak-anak bermain dengan naga yang memang punya ukuran kecil, ada juga yang terlihat sedang belajar menggunakan sihir. Par
Aron adalah orang yang paling menyesal membuat rencana berbahaya seperti ini. Tidak pernah terpikirkan olehnya jika Kyrena yang melawan Cerberus sendirian, entah apa yang akan terjadi padanya. Bahkan Aron sendiri mengalami luka yang dalam dari Cerberus itu. Yang lebih menyakitkan, dia merencanakan hal ini dengan kepalanya sendiri. Bagaimana bisa dia meletekkan Kyrena pad posisi yang mengerikan? Untung saja Aron ada disini. Meskipun samar, Aron masih sempat melihat wajah khawatir Kyrena. Sebenarnya tujuan Arom meletakkan Cerberus disitu untuk memastikan seberapa kuat sihir dari Kyrena. Seberapa pintarnya Kyrena dalam menyusun strategi, melakukan perlawanan, dan memimpin negaranya. Tapi dia tidak bisa. Apalagi mengingat Kyrena yang terluka saat di hutan, Aron tidak bisa lagi melihat Kyrena terluka secuilpun. Perasaan bersalah membuncah dari hatinya, ketika melihat gambaran Kyrena yang terbaring lemah di atas kasur hingga berhari-hari. Aron mengeluarkan seluruh tenagannya untuk bangki
"Aron berhenti disana, Cerberus bukan mosnter yang mudah untuk dibunuh," Tegas Kyrena. "Kita tidak punya pilihan selain bertahan, Kyrena." Kyrena menggertak gigi ketika matanya tidak sengaja bertemu dengan Cerberus di depan sana. Cerberus liar itu bergerak secara perlahan mendekati Aron dan prajurit yang lain. Kyrena segera melepas jubah yang dia pakai, kemudian bersiap dengan sihir yang dia punya. Aron jelas tidak akan bisa menahan serangan dari Cerberus liar, tidak ada harapan dengan alat tempur dan pedang laras panjang. Cerberus itu menegendus-ngendus, kemudian menggerakkan ketiga kepalanya secara bersamaan. "Arggh ... ," erang Cerberus, menunjukkan giginya yang tajam. Aron sama sekali tidak gentar dan tetap pada posisinya. Cerberus itu mulai merasa terancam dengan pedang para prajurit, dia berjalan memutari formasi bertahan itu. Berbeda dengan Aron, beberapa prajurit merasa takut bahkan beberapa dari mereka tampak bergetar ketakutan. Cerberus itu mendekat pada prajurit yang
"Apa? Kau bilang apa?" Tanya Kyrena sambil mendekatkan telinganya pada wajah Asteria. "Aku tidak bilang apa-apa nona? Apa anda sedang mabuk?" "Aku tidak mabuk!" sarkas Kyrena dengan kesal, kemudian menjauh dari Asteria. Kyrena jadi penasaran tentang siapa pria itu, mungkin saja mereka akan bertemu lagi di masa depan. Namun ketika Kyrena berbalik pria itu sudah menghilang lenyap di makan bumi. "Kyrena? Apa yang kau lakukan sendiri disini?" Aron menepuk bahu Kyrena hingga membuat gadis itu tesadar. Kyrena menggeleng, "Ayo kita kembali ke kereta." *** Kyrena sebenarnya sudah memaksa Aron untuk masuk ke dalam kereta karena mereka sebentar lagi akan tiba di wilayah Drystan, pasti ada banyak monster disana. Tapi Aron tidak mendengarkan dan masih tetap memilih untuk menunggangi kuda. Semakin lama, langit yang semula biru berubah menjadi oranye. Orang-orang bisa melihat langit di wilayah Drystan dari kejauhan, sementara hutan-hutan belantara mulai sedikit menjadi hamparan rumput dan
Bertemu orang-orang menyebalkan seperti pria ini adalah hal yang paling di benci oleh Kyrena. mengingat betapa keras pria itu menginginkan benda tersebut, sepertinya dia ingin memberikan anting-anting itu pada seseorang yang sangat berharga. "Padahal itu barang milik wanita, seharusnya pria mengalah!" ketus Kyrena tidak suka. Baru kali ini Asteria melihat sifat egois Kyrena, dia sungguh ingin berteriak di depan wajah Kyrena kalau benda itu hendak dia berikan padanya. Padahal Asteria sudah lebih dulu tiba di desa ini menggunakan portal, kalau saja dia tidak perlu berlama-lama pasti dia tidak akan sempat bertemu dengan Kyrena. Hal yang gawat bila penyamarannya terbongkar di depan Kyrena, apalagi gadis itu ahli dalam sihir. "Hei nona, barang ini milik wanita pun bila aku sudah menyukainya maka aku akan membelinya." Asteria menerima anting-anting itu dan memberikan satu koin emas kepada sang penjual. Asteria mengedarkan pandangannya ke sekeliling mereka, dia baru sadar kalau Kyrena munc
"Kita berhenti di desa terakhir sebelum tiba di perbatasan." Perintah Aron pada rombongan Kyrena. Begitu sampai di depan pintu desa, Kyrena yang tidak tahu apa-apa tentu saja bingung. Saat Kyrena menyibakkan gorden kereta, wajah Aron sudah terpampang jelas sedang menatap padanya. Aron tersenyum manis, kemudian membuka pintu kereta, "Mau turun?" tawar Aron sambil memberikan tangannya. Kyrena tidak mengerti mengapa dia harus turun, tapi menolak kebaikan Aron sangat tidak baik, jadi dia meraih tangan pria itu dan turun dari sana. Kyrena ingin bertanya lebih jelas, tapi seketika dia terpana dengan keramaian di desa itu. "Meskipun ibukota merayakan hari berkabung, desa ini mempunyai izin khusus untuk karnaval bintang tari." Ucap Aron melihat pemandangan yang sama dengan Kyrena. "Festival ini tidak selalu bisa di rayakan. Katanya bintang tari selalu membawakan keberuntungan ke desa ini setiap kali mereka muncul." Kyrena memang tahu soal bintang tari yang dimaksud Aron, itu adalah saat-saa
Asteria membenarkan letak masker kain yang melorot karena kerasnya hembusan angin. Siapapun tidak akan tahu kalau pria dengan baju lusuh itu adalah seorang pangeran, bahkan rambutnya yang pirang sudah berubah warna menjadi cokelat. Mereka berangkat dari istana saat matahari sudah terbenam. Dibelakang Asteria, ada Rafael yang mengekor menggunakan kuda hitam. "Bagaimana jika kita beristirahat Yang Mulia, lagi pula besok hari kita bisa menggunakan sihir portal untuk tiba di Drystan lebih dulu," Rafael tidak pernag setuju kalau Asteria turun tangan kedalam masalah seperti ini. Tentu saja sejak dulu majikannya itu tidak pernah mendengarkan apa yang dia katakan, angin badai bahkan juka dewa Zeus marah dan meluluh lantakkan bumi pun pangeran itu tidak akan mundur dari medan perang. Bukan hanya sekali Asteria mendapati luka yang parah, pria itu bahkan hampir merenggang nyawa karena berusaha menjadi penengah antar kedua suku di bagian barat, hampir mati saat melawan monster mitos, dan hampir
"Kenapa ibunda sangat menyukai bunga ini?" tanya Aron kecil sambil melirik bunga putih yang ada di genggaman ratu Faye. Aron tidak begitu tertarik tentang tumbuh-tumbuhan, dia juga tidak tertarik dengan hal-hal indah, dia hanya suka berkutat dengan banyak kertas dan mengurung diri di dalam perpustakaan berhari-hari. Aron kecil tidak bisa mengerti mengapa ibunya sangat menyukai bunga liar yang tumbuh di atas gunung, padahal ada lebih banyak bunga langkah dan unik yang di lingkungan kerajaan. "Kamu tahu kalau bunga ini memiliki arti kesetiaan. Mereka tidak mudah hancur dan abadi, hidupnya panjang dan warnanya indah." Ratu itu memberikan satu tangkai bunga tersebut pada Aron kecil. Aron terus mengekor kemanapun ibunya pergi, tapi dia masih tidak mengerti mengapa tumbuhan memiliki arti seperti itu. Terdengar seperti mitos di telinganya, dan Aron tidak menyukai kebahagiaan semu yang dihasilkan dari mitos, mungkin Asteria yang lebih mempercayainya. "Tapi aku tidak menyukai ini ibunda, ke
Kyrena akhirnya berhasil mendapat bross dengan ukiran Edelwiss itu dari Alice. Awalnya Alice tidak mengerti mengapa Kyrena meminta Bross itu seletah menolak membantu, namun Kyrena berkata kalau dia berubah pikiran. Hari ini adalah terakhir kalinya Kyrena bertemu dengan Aron, entah kapan dia bisa bertemu dengan pangeran itu lagi. Bisa saja di masa depan Aron sudah memiliki pasangan, tapi setidaknya pria itu akan mengingat dirinya saat melihat bross itu. Sejatinya Edelwiss memiliki arti kesetiaan. Kyrena tidak akan memberikannya sebagai hadiah ulang tahun, dia akan memberikannya sebagai hadiah perpisahan. Dengan perasaan ragu-ragu dia mengetuk pintu ruangan Aron dan membukanya. Aron yang semula sibuk dengan pikirannya kemudian merapikan posisi duduknya, "Apa aku mengganggu?" tanya Kyrena dari balik pintu. Aron mendekat dan membiarkan Kyrena masuk, "Untuk apa bertanya hal seperti itu? Bahkan jika aku sibuk, kau tidak akan menggangguku, lagipula hari ini terakhir kalinya aku bisa melih