Setelah bergumul dengan beberapa masalah pertemanan dan rumor-rumor aneh tentang Kyrena, akhirnya orang-orang di dalam istana mulai membuka hati mereka untuk mengenal orang-orang dari Drystan. Rumor-rumor yang salah tentang Drystan pun mulai berkurang, meskipun tidak sepenuhnya tetapi ini merupakan perkembangan yang baik dalam hubungan antara kedua negara tersebut.
Pagi ini Aron memanggil Kyrena ke ruang kerja nya.Dan pagi ini juga Kyrena merasa sedikit aneh dengan tingkah Lucien, tiba-tiba saja dia mengenakan pakaian formal selayaknya ajudan.Diperjalanan menuju ruang kerja Aron, Kyrena berjumpa lagi dengan Asteria setelah pesta minum teh beberapa hari yang lalu. Kali ini hanya mereka berdua dan tidak ada orang lain, karena itu Kyrena memutuskan untuk segera berbicara dan berterima kasih pada Asteria kali ini. Dia tidak tahu kapan pria itu akan muncul lagi di istana."Anu, terimakasih pangeran Asteria! Berkat ketulusan hati anda saya masih bernafas hingga sekarang." Kyrena berbicara seperti robot dan suaranya sangat lantang menarik banyak perhatian. Kemudian dia menunduk 90 derajat sebagai bentuk rasa terimakasih dan menutupi wajahnya yang memerah akibat malu.Asteria membulatkan matanya dengan kaget dan segera membungkuk kembali, ini terasa cukup canggung secara terus menerus setiap kali keduanya berjumpa."Anda tidak perlu sungkan, seharusnya saya yang meminta maaf karena tidak memperkenalkan identitas saya kepada anda dengan baik," ucap Asteria sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Tidak, untuk apa pangeran meminta maaf? Seharusnya Lucien yang meminta maaf!? Benar kan Lucien!?" Pria itu menunjuk dirinya sendiri untuk memastikan apa yang baru saja dia dengar, dan Kyrena sukses menginjak kaki Lucien dengan keras.Lucien menundukkan badannya secara terpaksa dan meminta maaf kepada Asteria, "Maafkan saya karena telah mengancam anda Yang Mulia, serta membuat anda terluka saat mencoba menyelamatkan Putri kami," ucapnya."Tuan Maeve tidak perlu sungkan, saya bisa mengerti alasan anda melakukannya. Mungkin saya yang terlalu berlebihan.""Memang benar." Lucien benar-benar tidak bisa mengontrol mulutnya sama sekali, dia mendapat pijakkan kedua dari Kyrena. Kali ini lebih keras hingga ujung jarinya mati rasa."Ah...Hahaha sepertinya memang begitu," sekarang keadaan semakin canggung diantara mereka.Hening beberapa saat hingga Asteria memutuskan untuk mulai berbicara terlebih dahulu sebelum keadaan lebih canggung lagi. "Karena saya belum memperkenalkan diri dengan baik pada tuan putri, maka izinkan saya untuk memperkenalkan diri saya sekali lagi. Perkenalkan nama saya Asteria Calin Emrys, putra kedua dari raja Allerick, dan pangeran Kedua dari Alvah." Asteria menjulurkan tangannya, dan dibalas oleh Kyrena."Kalau begitu, perkenalkan tuan Asteria. saya adalah Kyrena Yvaine, putri dari kerajaan Drystan." Keduanya saling terkunci menatap satu dengan yang lain, menunjukkan senyum terbaik yang mereka punya.***Setelah pertemuan yang cukup mengejutkan dengan Asteria, akhirnya Kyrena tiba di ruang kerja Aron. Tampaknya pria yang satu ini cukup sibuk karena seluruh ruangan penuh dengan buku-buku tebal dan kertas-kertas yang menggunung menutupi wajah. Kyrena terkekeh kecil, sepertinya dia teringat seseorang di tempat asalnya yang memiliki ruang kerja yang sama buruknya dengan milik Aron, penuh debu dan kertas.Aron menunjukkan wajahnya dari balik kertas dengan lucu, dan berdiri dari duduknya, dia tidak sadar sudah dari tadi Kyrena dan Lucien ada di ruangan nya."Maafkan aku karena tidak menyadari kehadiranmu," ucap Aron dengan rambut yang sedikit acak-acakan."Tidak apa-apa, sepertinya aku mengganggu waktu mu?""Tidak, sama sekali tidak. Ada yang harus ku diskusikan bersama denganmu, tapi seperti nya tidak disini." Ucap Aron sambil melirik mejanya yang penuh dengan dokumen-dokumen, Suara ketukan pintu terdengar lalu muncullah Jason, ajudan Aron."Apa yang anda katakan Yang mulia? Anda bisa mengatakannya disini, jangan menunda-nunda pekerjaan seperti saat anda menyelinap keluar kota dan meninggalkan seluruh pekerjaan anda," omel Jason yang sepertinya tidak tahu kalau Aron menyelinap keluar kota bersama dengan Kyrena."Maaf? Menyelinap keluar kota? Kalau begitu tuan putri Kyrena pergi bersama pangeran Aron secara rahasia? Saya berpikir pangeran Aron memang menyediakan waktunya saat itu?" Kali ini mulut keranjang milik Lucien yang bersuara.Aron memegang pelipisnya yang sakit akibat bocornya mulut Lucien, setidaknya perkataan Kyrena hari itu benar bahwa Lucien selalu mengawasinya dari titik buta mereka."I-Ini bukan waktu yang tepat yah," sahut Kyrena dengan tawa canggung.***Kyrena melihat Lucien dan Jason yang berdiri bersampingan, jauh dari tempatnya duduk bersama dengan Aron."Kamu sedang mengkhawatirkan nya?" tanya Aron mengikuti arah pandangan Kyrena."Sedikit.""Apa kamu tidak mengkhawatirkan ku?" Ucap Aron menggoda. Kyrena menolehkan wajahnya dengan pipi yang sedikit merona. Aron tertawa karena berhasil melihat ekspresi lucu Kyrena, setidaknya mereka berdua impas."Apa yang ingin kamu bicarakan dengan ku?""Ah, mengingat acara debutante ini merupakan debutante pertama dimana kedua kerajaan bergabung, beberapa petinggi dari Drystan mengajukan untuk menjalankan tradisi debutante mu bersamaan sebagai bentuk perdamaian antara kedua negara," ucap Aron. Akhirnya Kyrena mengerti alasan kenapa ibunya mengirimkan busur itu."Seharusnya tradisi ini dilaksanakan saat aku berumur 18 tahun, sepertinya karena aku berada diluar tempat asalku mereka memutuskan hal tersebut.""Begitu yah. Kami tidak keberatan sama sekali asalkan tidak menimbulkan keributan.""Tidak, ini hanya acara memanah dengan menggunakan sihir sebelum pesta debutante dimulai.""Baiklah, aku akan menyediakan barang barang yang kamu perlukan. Katakan saja padaku jika ada sesuatu yang mengganggumu saat menyiapkan acara tersebut,""Kita butuh monster sebagai targetnya," sela Kyrena sebelum Aron menyelesaikan kalimatnya."monster?""Iya, jenis monster apa saja, kemudian monster tersebut di ikat dan dibunuh menggunakan panah. Tradisi ini melambangkan kesiapan seorang putri untuk menanggung beban negara. Kamu tahu, negara ku seperti itu...." Kyrena kurang percaya diri saat harus memberitahukan tradisi ini secara detail kepada Aron. Aron mengangguk dan dia mengerti, beruntungnya pemuda ini menghargai tradisi yang ada di Drystan dan menyanggupinya."Aku akan memberitahukan padamu jika semuanya sudah selesai,""Terimakasih Aron,"Tangan Aron bergerak mengelus kepala Kyrena dengan lembut, "Tidak masalah." Kyrena dan Aron berjalan keluar dari tempat mereka berdiskusi, di tengah jalan Aron menanyakan suatu hal."Ngomong-ngomong, siapa sebenarnya ajudanmu itu? Dia terlalu tertutup, bahkan beberapa prajurit mengaku tidak tahu kalau kamu memiliki ajudan selama berada di sini.""Kamu akan terkejut saat tahu di kerajaan kami pun, sangat sedikit orang yang mengenal dirinya," jawab Kyrena. Ada beberapa Rahasia yang harus di jaga oleh Kyrena tentang orang-orang yang berada di bawah kekuasaan nya, termasuk fakta bahwa Lucien adalah salah satu penduduk asli dari kerajaan Alvah.***Lucien adalah salah satu korban dari peperangan yang terjadi antara kerajaan Alvah dan Drystan pada saat itu. Ia kehilangan kedua orang tuanya dan tinggal di panti asuhan yang ada di sudut kota, setiap hari Lucien melakukan tugas untuk mengambil kayu bakar di perbatasan hutan. Anak-anak yang lain tidak mau berteman dengannya karena rambutnya yang aneh dan sikapnya yang dingin. Akhirnya Lucien selalu menghabiskan waktu sendiri. Suatu saat ia tersesat dan melangkah lebih jauh kedalam hutan, langit sudah tampak gelap dan dia masih belum bisa menemukan jalan kembali menuju panti asuhan.Lucien yang masih kecil saat itu sudah kehabisan tenaga dan hampir menjadi santapan monster hingga dia berhasil diselamatkan oleh tuan Marquess Maeve, setelah merawatnya tentu saja Lucien menjadi lemah karena tidak terbiasa dengan keadaan yang ada di Drystan. Akhirnya tuan Marquess berjanji akan mengantarkan Lucien kembali ke panti asuhannya. Saat mereka sampai di panti asuhan itu, Lucien sadar bahwa tidak ada yang perduli padanya ataupun sekedar mencari dan mengkhawatirkan nya. Hal tersebut membuat hati anak itu terluka dan memutuskan untuk tidak kembali ke panti asuhan tersebut, dia kembali bersama tuan Marquess ke mansion.Lucien mulai merasakan sakit dan halusinasi yang luar biasa, hingga akhirnya Ratu Erzulie memberikan mantra agar Lucien dapat bertahan hidup di Drystan. Perlahan-lahan Lucien kecilpun tumbuh menjadi pria remaja, badannya sudah terbiasa dengan keadaan Drystan. Marquess Maeve memutuskan untuk memberikan nama bangsawannya pada Lucien sebagai bentuk kasih sayang, Lucien tumbuh dewasa seperti anaknya sendiri. Saat dia berumur 13 tahun, ayah angkatnya yang merupakan kepala keluarga dari Maeve meninggal dunia karena wabah penyakit. Lucien akhirnya memutuskan untuk mengabdikan diri pada kerajaan, dan menjadi prajurit dengan kekuatan sihir yang hebat.Pertama kalinya dia bertemu dengan Kyrena saat berusia 7 tahun, Erzulie mempercayakan putrinya pada Lucien yang berusia 15 tahun. Saat itulah Kyrena mengenal Lucien yang pendiam dan dingin.***Malam sudah tiba, dan Kyrena sudah mengenakan baju tidur. Dia masih terjaga dengan buku di tangannya. Saat hendak mencari pulpen untuk menulis, Kyrena mendapati buka bersampul biru tua di atas meja baca. Kyrena tersenyum lebar saat tahu bahwa buku tersebut ditulis oleh Lucien untuknya, buku yang berisikan daftar orang-orang yang ada didalam istana Alvah. Mulai dari nama, rambut, dan kebiasaan-kebiasaan mereka yang selalu di perhatikan oleh Lucien. Sepertinya Kyrena lupa, meskipun Lucien adalah orang yang misterius, pendiam, dan menjengkelkan, tetapi Lucien punya caranya sendiri untuk bisa membantu dan membuat Kyrena bahagia.Suara langkah kaki Aron dan Jason terdengar di sepanjang lorong menuju kamar tidurnya. Di perjalanan Aron memerintahkan Jason agar menyediakan alat pemburu monster. "Tuan Aron, apakah menurut anda ini terlalu berlebihan?" "Tidak, kita harus menangkap monster itu, Ayahku menyetujuinya dan aku tidak bisa berbuat banyak.""Tetapi jika kita keberatan, kita bisa meminta bantuan pada nona Kyrena,""Ikuti saja perintahku." Langkah Aron berhenti, di hadang oleh Asteria yang bersama dengan Rafael. Aron tersenyum miring menatap adiknya, setelah sekian lama dia tidak menampakkan wajahnya di hadapan Aron. Aron bertanya-tanya apa yang membuat Asteria dengan begitu percaya diri tampil dan menghadang langkahnya, tetapi Asteria dengan santai memberikan hormat tanpa rasa bersalah sedikitpun. "Ada keperluan apa hingga seorang Asteria yang menolak melakukan tugas negaranya muncul di hadapanku?" Asteria mengangkat kedua tangannya dengan ekspresi
Kyrena berjalan bersama Aron mengelilingi hutan, tentu saja diikuti dengan beberapa prajurit bersama mereka. Jason dan Lucien sebagai tangan kanan mereka berdua kembali bertemu lagi. Berbeda dengan Aron dan Kyrena yang tampak mesra, sebagai prajurit yang di percaya pengawasan mereka sangat ketat, mereka berdua saling merasa terancam dan berwaspada satu dengan yang lainnya.Jason punya insting yang tinggi dalam mengenal seseorang, baginya Lucien cukup misterius dan seseorang yang sulit untuk di tebak. Sebaliknya, Lucien sangat waspada terhadap apapun yang ada di Alvah mengingat kalau Kyrena dan dirinya berada di kandang musuh kurang lebih selama 6 bulan.Aron menggenggam tangan Kyrena dengan erat saat melewati bebatuan licin, beberapa kali mereka juga tampak seperti kekasih yang sedang bertamasya ke hutan.
Kyrena masih tertidur dengan cantik diatas ranjang, sepertinya dia enggan membuka mata setelah kejadian Troll itu. Luna duduk di pinggir kasur sambil membersihkan tangan Kyrena dengan kain basah, dia merasa sedih melihat keadaan Kyrena saat ini tapi dia tidak bisa menunjukkannya.Kenyataannya insiden ini terjadi karena kerajaan mereka yang mengusulkan untuk melakukan tradisi debutante Drystan di Alvah, para warga justru menyalahkan Kyrena atas terlukanya pangeran Aron akibat permintaan itu. Setelah rombongan yang tersisa sampai di istana, Luna cukup terkejut mendapati Kyrena yang sudah tak sadarkan diri pangku oleh Aron. Sesampainya di istana Aron pun pingsan karena kehabisan tenaga, meskipun tidak lama setelahnya dia tersadar. Satu-satunya keadaan yang baik adalah Lucien, dia hanya mengalami luka ringan. Hal tersebut justru membuat Lucien marah pada dirinya sendiri karena t
Disinilah Kyrena dan Aron, duduk berhadap-hadapan yang sibuk dengan buku mereka masing-masing. Kyrena tampak cukup tertarik dengan buku yang dibacanya, sampai-sampai dia bisa tertawa kecil sendiri. Aron hanya menggeleng saat melihat tingkah Kyrena tetapi memutuskan untuk tidak menghentikannya, setelah kejadian itu Kyrena pantas untuk merasakan sedikit kebahagiaan.Seorang pelayan datang menyajikan beberapa kue keriang dan teh melati, entah mengapa pelayan tersebut diam berdiri di tempat untuk waktu yang lama sampai Aron terganggu oleh kehadiran pelayan tersebut. Aron menatap pelayan itu cukup lama hingga akhirnya pelayan tersebut menjauh dari tempat mereka duduk.Tangan Kyrena berusaha menggapai cookies yang ada di atas meja, tetapi tangannya hanya melayang-layang di udara. Aron tertawa melihat hal itu kemudian memberi
"Sudah berapa lama kita disini?" tanya Kyrena pada Luna yang mengekor di belakangnya."Mungkin sekitar 3 bulan?" jawab Luna. Setelah Kyrena melewati masa-masa sulit yang melelahkan, tidak bisa dipungkiri bahwa dia sudah cukup lama menetap di Alvah. Badannya mulai terbiasa dengan matahari dan kondisi di negara ini, tapi tentu saja gadis ini merasa rindu dengan tempatnya berasal. Burung-burung merpati datang menghampiri tempat duduk Kyrena saat ini yang penuh dengan remah-remah roti.Luna menyadari kalau temannya itu pasti mulai merasa bosan karena hanya bisa terus berada di dalam istana. Meskipun Kyrena tidak secara langsung berjumpa dengan raja Allerick, tetapi raja itu mengeluarkan perintah untuk tidak membiarkan putri dari kerajaan Drystan terluka lagi. Raja itu bahkan tidak segan-segan akan menghukum pra
"Tentu saja, aku membencinya. Sama seperti saat keluarga mereka membunuh ibuku."Alice tersenyum lebar saat Aron mengatakan kalimat yang selalu ditunggu-tunggu nya, dia mengeratkan pelukannya pada sang kakak dengan perasaan yang amat bahagia."Alice, kamu hampir mencekik kakakmu ini."Alice melepaskan pelukannya dan duduk di kursi beralaskan kulit hewan itu, ada perasaan menang terpancar dari ekspresi nya yang sekarang. "Aku akan jujur pada kakak, dia membuatku sungguh tidak nyaman berada di istanaku sendiri kak. Aku sangat ingin menyingkirkan nya," sinis Alice."Apa dia mengganggu mu?" tanya Aron mendekati adiknya itu."Tidak secara langsung, tapi dia sungguh
Alice menggigit ujung kukunya, suasana hatinya di penuhi dengan rasa gelisah karena kedua pelayan yang diperintahkan untuk menghancurkan gaun Kyrena belum juga memberinya pemberitahuan apapun."Kemana sih mereka ini!? Sebentar lagi acara debutante akan dimulai, tapi mereka tak kunjung datang!?" kesal Alice dengan suaranya yang meninggi.Gadis berambut putih ini bahkan belum mengganti pakaian memanahnya, sementara langit sudah tampak malu-malu mengintip dari balik gunung untuk menyambut sang bulan.Tok~ tok~"Silahkan masuk," ucap Alice dari balik pintu. Senyuman nya seketika merekah saat mendapati kedua pelayan itu sudah ada di hadapannya."Katakan, apa kalian
Semua tamu undangan seketika diam saat pintu utama aula itu terbuka lebar, menampakkan siluet seorang pria gagah.Tampaklah Lucien dengan setelan jasnya yang berwarna hitam melangkah masuk kedalam aula.Suasana menjadi hening seketika saat mereka melihat seseorang di balik tubuh gagah Lucien. Tidak salah lagi jika itu adalah Kyrena.Jika Alice disebut-sebut sebagai bentukkan dari seorang Dewi, maka para tamu undangan sepakat untuk mengatakan bahwa Kyrena adalah titisan dari sang bulan. Bagaimana tidak, mereka terpesona dengan kecantikan Kyrena yang tampak tidak nyata, apalagi bulan menerangi Kyrena seakan memberikan berkat dan karunia pada gadis itu.Kyrena dibaluti dengan gaun berwarna hijau yang memamerkan tubuh bagian belakangnya, menampakkan kulit putih pucat yang tam
Asteria melangkahkan kakinya di tanah licin yang ada di Drystan. Kepalanya menengadah ke atas langit, ribuan bintang-bintang ada disana bagaikan hujan berkelap-kelip. Asteria takjub dengan Drystan, negara ini bahkan lebih maju dari Alvah. Ada butiran cahaya yang melayang-layang di seluruh kota, bila disentuh mereka akan bertambah banyak. Kota yang saat ini di injak oleh Asteria berada di atas danau, orang-orang di sekitar Asteria juga tambak berbeda dan terlihat unik. Ada orang-orang yang berterbangan di atas jalan setapak dengan sapu terbang maupun karpet ajaib. Orang-orang yang menaiki benda-benda ajaib itu berjalan teratur layaknya lalu lintas. Kebanyakan yang mengunakan benda itu adalah para penyihir tingkat menengah hinga para bangsawan baru. Bangsawan lainnya menggunakan naga sebagai transportasi.Orang-orang yang masih berjalan juga tidak kalah menakjubkan. Anak-anak bermain dengan naga yang memang punya ukuran kecil, ada juga yang terlihat sedang belajar menggunakan sihir. Par
Aron adalah orang yang paling menyesal membuat rencana berbahaya seperti ini. Tidak pernah terpikirkan olehnya jika Kyrena yang melawan Cerberus sendirian, entah apa yang akan terjadi padanya. Bahkan Aron sendiri mengalami luka yang dalam dari Cerberus itu. Yang lebih menyakitkan, dia merencanakan hal ini dengan kepalanya sendiri. Bagaimana bisa dia meletekkan Kyrena pad posisi yang mengerikan? Untung saja Aron ada disini. Meskipun samar, Aron masih sempat melihat wajah khawatir Kyrena. Sebenarnya tujuan Arom meletakkan Cerberus disitu untuk memastikan seberapa kuat sihir dari Kyrena. Seberapa pintarnya Kyrena dalam menyusun strategi, melakukan perlawanan, dan memimpin negaranya. Tapi dia tidak bisa. Apalagi mengingat Kyrena yang terluka saat di hutan, Aron tidak bisa lagi melihat Kyrena terluka secuilpun. Perasaan bersalah membuncah dari hatinya, ketika melihat gambaran Kyrena yang terbaring lemah di atas kasur hingga berhari-hari. Aron mengeluarkan seluruh tenagannya untuk bangki
"Aron berhenti disana, Cerberus bukan mosnter yang mudah untuk dibunuh," Tegas Kyrena. "Kita tidak punya pilihan selain bertahan, Kyrena." Kyrena menggertak gigi ketika matanya tidak sengaja bertemu dengan Cerberus di depan sana. Cerberus liar itu bergerak secara perlahan mendekati Aron dan prajurit yang lain. Kyrena segera melepas jubah yang dia pakai, kemudian bersiap dengan sihir yang dia punya. Aron jelas tidak akan bisa menahan serangan dari Cerberus liar, tidak ada harapan dengan alat tempur dan pedang laras panjang. Cerberus itu menegendus-ngendus, kemudian menggerakkan ketiga kepalanya secara bersamaan. "Arggh ... ," erang Cerberus, menunjukkan giginya yang tajam. Aron sama sekali tidak gentar dan tetap pada posisinya. Cerberus itu mulai merasa terancam dengan pedang para prajurit, dia berjalan memutari formasi bertahan itu. Berbeda dengan Aron, beberapa prajurit merasa takut bahkan beberapa dari mereka tampak bergetar ketakutan. Cerberus itu mendekat pada prajurit yang
"Apa? Kau bilang apa?" Tanya Kyrena sambil mendekatkan telinganya pada wajah Asteria. "Aku tidak bilang apa-apa nona? Apa anda sedang mabuk?" "Aku tidak mabuk!" sarkas Kyrena dengan kesal, kemudian menjauh dari Asteria. Kyrena jadi penasaran tentang siapa pria itu, mungkin saja mereka akan bertemu lagi di masa depan. Namun ketika Kyrena berbalik pria itu sudah menghilang lenyap di makan bumi. "Kyrena? Apa yang kau lakukan sendiri disini?" Aron menepuk bahu Kyrena hingga membuat gadis itu tesadar. Kyrena menggeleng, "Ayo kita kembali ke kereta." *** Kyrena sebenarnya sudah memaksa Aron untuk masuk ke dalam kereta karena mereka sebentar lagi akan tiba di wilayah Drystan, pasti ada banyak monster disana. Tapi Aron tidak mendengarkan dan masih tetap memilih untuk menunggangi kuda. Semakin lama, langit yang semula biru berubah menjadi oranye. Orang-orang bisa melihat langit di wilayah Drystan dari kejauhan, sementara hutan-hutan belantara mulai sedikit menjadi hamparan rumput dan
Bertemu orang-orang menyebalkan seperti pria ini adalah hal yang paling di benci oleh Kyrena. mengingat betapa keras pria itu menginginkan benda tersebut, sepertinya dia ingin memberikan anting-anting itu pada seseorang yang sangat berharga. "Padahal itu barang milik wanita, seharusnya pria mengalah!" ketus Kyrena tidak suka. Baru kali ini Asteria melihat sifat egois Kyrena, dia sungguh ingin berteriak di depan wajah Kyrena kalau benda itu hendak dia berikan padanya. Padahal Asteria sudah lebih dulu tiba di desa ini menggunakan portal, kalau saja dia tidak perlu berlama-lama pasti dia tidak akan sempat bertemu dengan Kyrena. Hal yang gawat bila penyamarannya terbongkar di depan Kyrena, apalagi gadis itu ahli dalam sihir. "Hei nona, barang ini milik wanita pun bila aku sudah menyukainya maka aku akan membelinya." Asteria menerima anting-anting itu dan memberikan satu koin emas kepada sang penjual. Asteria mengedarkan pandangannya ke sekeliling mereka, dia baru sadar kalau Kyrena munc
"Kita berhenti di desa terakhir sebelum tiba di perbatasan." Perintah Aron pada rombongan Kyrena. Begitu sampai di depan pintu desa, Kyrena yang tidak tahu apa-apa tentu saja bingung. Saat Kyrena menyibakkan gorden kereta, wajah Aron sudah terpampang jelas sedang menatap padanya. Aron tersenyum manis, kemudian membuka pintu kereta, "Mau turun?" tawar Aron sambil memberikan tangannya. Kyrena tidak mengerti mengapa dia harus turun, tapi menolak kebaikan Aron sangat tidak baik, jadi dia meraih tangan pria itu dan turun dari sana. Kyrena ingin bertanya lebih jelas, tapi seketika dia terpana dengan keramaian di desa itu. "Meskipun ibukota merayakan hari berkabung, desa ini mempunyai izin khusus untuk karnaval bintang tari." Ucap Aron melihat pemandangan yang sama dengan Kyrena. "Festival ini tidak selalu bisa di rayakan. Katanya bintang tari selalu membawakan keberuntungan ke desa ini setiap kali mereka muncul." Kyrena memang tahu soal bintang tari yang dimaksud Aron, itu adalah saat-saa
Asteria membenarkan letak masker kain yang melorot karena kerasnya hembusan angin. Siapapun tidak akan tahu kalau pria dengan baju lusuh itu adalah seorang pangeran, bahkan rambutnya yang pirang sudah berubah warna menjadi cokelat. Mereka berangkat dari istana saat matahari sudah terbenam. Dibelakang Asteria, ada Rafael yang mengekor menggunakan kuda hitam. "Bagaimana jika kita beristirahat Yang Mulia, lagi pula besok hari kita bisa menggunakan sihir portal untuk tiba di Drystan lebih dulu," Rafael tidak pernag setuju kalau Asteria turun tangan kedalam masalah seperti ini. Tentu saja sejak dulu majikannya itu tidak pernah mendengarkan apa yang dia katakan, angin badai bahkan juka dewa Zeus marah dan meluluh lantakkan bumi pun pangeran itu tidak akan mundur dari medan perang. Bukan hanya sekali Asteria mendapati luka yang parah, pria itu bahkan hampir merenggang nyawa karena berusaha menjadi penengah antar kedua suku di bagian barat, hampir mati saat melawan monster mitos, dan hampir
"Kenapa ibunda sangat menyukai bunga ini?" tanya Aron kecil sambil melirik bunga putih yang ada di genggaman ratu Faye. Aron tidak begitu tertarik tentang tumbuh-tumbuhan, dia juga tidak tertarik dengan hal-hal indah, dia hanya suka berkutat dengan banyak kertas dan mengurung diri di dalam perpustakaan berhari-hari. Aron kecil tidak bisa mengerti mengapa ibunya sangat menyukai bunga liar yang tumbuh di atas gunung, padahal ada lebih banyak bunga langkah dan unik yang di lingkungan kerajaan. "Kamu tahu kalau bunga ini memiliki arti kesetiaan. Mereka tidak mudah hancur dan abadi, hidupnya panjang dan warnanya indah." Ratu itu memberikan satu tangkai bunga tersebut pada Aron kecil. Aron terus mengekor kemanapun ibunya pergi, tapi dia masih tidak mengerti mengapa tumbuhan memiliki arti seperti itu. Terdengar seperti mitos di telinganya, dan Aron tidak menyukai kebahagiaan semu yang dihasilkan dari mitos, mungkin Asteria yang lebih mempercayainya. "Tapi aku tidak menyukai ini ibunda, ke
Kyrena akhirnya berhasil mendapat bross dengan ukiran Edelwiss itu dari Alice. Awalnya Alice tidak mengerti mengapa Kyrena meminta Bross itu seletah menolak membantu, namun Kyrena berkata kalau dia berubah pikiran. Hari ini adalah terakhir kalinya Kyrena bertemu dengan Aron, entah kapan dia bisa bertemu dengan pangeran itu lagi. Bisa saja di masa depan Aron sudah memiliki pasangan, tapi setidaknya pria itu akan mengingat dirinya saat melihat bross itu. Sejatinya Edelwiss memiliki arti kesetiaan. Kyrena tidak akan memberikannya sebagai hadiah ulang tahun, dia akan memberikannya sebagai hadiah perpisahan. Dengan perasaan ragu-ragu dia mengetuk pintu ruangan Aron dan membukanya. Aron yang semula sibuk dengan pikirannya kemudian merapikan posisi duduknya, "Apa aku mengganggu?" tanya Kyrena dari balik pintu. Aron mendekat dan membiarkan Kyrena masuk, "Untuk apa bertanya hal seperti itu? Bahkan jika aku sibuk, kau tidak akan menggangguku, lagipula hari ini terakhir kalinya aku bisa melih