"Ah enggak-enggak Yun, cuman aku hapal aja Kampung Parigi itu dimana, soalnya dulu pernah ke sana sama Bapak,” Kata Esih dengan nada yang malu . “Aduh, kok bisa pas KKN nya kesana ya, ada apa ini ya…..” Pikir Esih. “Hayo, melamun lagi, tuh tuh kan, kenapa jadi salting gitu Sih? ” “Jangan-jangan, ada sesuatu tuh disana, hayo cerita dong, jangan mendadak jadi salting begitu,” Kata Yuyun yang terus-menerus menggoda Esih di siang itu. “Ah kamu mah, engga kok gak ada apa-apa, asli deh sueeerr, ” Kata Esih sambil mengangkat kedua tangannya. “Aku kenal aja beberapa orang yang tinggal di Kampung Parigi Yun, salah satunya adik jurusan kita tuh, si Caca sama istrinya Euis. yang satu fakultas sama kita, dia anak Kades dari Kampung Parigi. Jadi kita punya akses lebih buat tanya-tanya tentang kampung itu dan bisa bikin program kerja lebih cepat dari mahasiswa lain. ” “Aku kenalin deh Yun sekarang, kebetulan aku kenal istrinya sewaktu ospek jurusan, dan kayaknya hari ini mereka lagi ada kelas
“Ahhh dah sampai juga nih di Kampung Parigi, udah dua belas jam kita di jalan, pegel banget sumpah nih badan, butuh seseorang yang memijatku malam ini, sepertinya eeeee…”“Eh Esih kemana kok ngilang?”“Yog, Mes, tahu Esih gak dimana, kok gak ada?” Kata Tama dengan tubuhnya yang kini dia regangkan di atas kasur kapuk yang di gelar di rumah tamu milik Pak Kades yang sengaja dia pinjamkan untuk mereka tinggal dalam beberapa bulan ini.“Noh lagi sama Pak Kades diluar, bukannya sopan ke Pak Kades dulu, ini malah langsung tiduran. ” Kata Yoga yang terlihat sedang mengeluarkan beberapa baju ganti di dalam tasnya pada saat itu.“Esih, Yuyun dan Citra, juga Epul. Nanti kalau ada hal yang didiskusikan untuk program kerja kalian, nanti bisa datang aja langsung ke Kantor Desa, atau kalau kalian mau agak nyantai bisa langsung ke rumah aja ya sambil ngopi. ” Kata Pak Kades dengan wibawanya yang terlihat jelas oleh mereka semua.“Sekarang kalian istirahat aja dulu, masalah sarapan nanti si Ibu nyuru
Kampung Parigi yang di datangi oleh para mahasiswa yang sedang KKN, rupanya berimbas kepada para warga Kampung Sepuh yang letaknya tepat berada di sebelah Kampung Parigi pada saat itu. Pak Kades yang menjadi mentor sekaligus teman diskusi dari para mahasiswa KKN yang sedang membuat program kerja disana, Pak Kades juga beberapa kali berkata bahwa selain Kampung Parigi ada Kampung Sepuh yang harus dibantu. Terutama perihal pendidikan, karena di tahun ini tidak ada warga Kampung Sepuh yang sekolah sampai SMA, terakhir total hanya ada empat orang dan mereka sudah lulus semua. Sehingga mereka juga ada program lain untuk mengajar anak-anak Kampung Sepuh atas permintaan Pak Kades, bersamaan dengan program-program lain yang mereka diskusikan untuk membantu Pak Kades selama berada di Kampung Parigi ini. Usulah Yoga agar membuat sebuah generator listrik untuk menerangi Kampung Parigi juga dimasukan dalam program kerja mereka, meskipun di dalam kelompok itu tidak ada mahasiswa kelistrikan. Yuy
Waktu yang aku habiskan bersama mereka sepertinya terjadi secara cepat dan begitu saja, mereka yang tadi siang menjelajah untuk mencari mata air di dalam hutan pun merasakan hal yang sama, rasa lelah rasa capek yang mereka rasakan membuat mereka kini terbaring lemas di dalam rumah yang Pak Kades malam ini.Hanya Esih, Epul dan Omes yang tampaknya masih bugar dan masih bisa beraktifitas seperti biasa. Sedangkan sisanya hanya terduduk di bawah kursi dengan kakinya yang diselonjorkan ke arah depan. Bahkan, Tama sampai meminta Pak Kades untuk meminta dipanggilkan tukang pijit karena baru kali ini dia berjalan berkilo-kilo meter dengan medan yang sulit untuk survei tentang mata air dan mendokumentasikannya untuk bahan laporan mereka.“Ah Yog, Yog, kamu mah ada-ada aja, udah kita KKN biasa aja program kerjanya, ngajar anak-anak SD kek, penyuluhan ke warga kek, atau bantu pedagang di pasar tumpah di deket terminal bayangan kek.”“Program ngalirin listrik ke warga kampung itu project yang ber
Para makhluk biasanya dibagi dalam beberapa jenis, yaitu para makhluk yang seringkali menghasut para manusia yang lain atau para makhluk yang seringkali menakut-nakuti manusia yang dilihatnya ketika malam hari. Atau, ada makhluk yang seringkali menjadi pendamping para manusia. Seperti yang terjadi di dalam keluarga Pak Uki dan Esih. Para makhluk itu bernama khodam, yaitu makhluk pendamping dari manusia yang seringkali mengikuti kemana mereka pergi dan mereka ditugaskan untuk menjaga manusia itu dari marabahaya. Para khodam ini bisa diperintahkan, asal kita tahu cara memerintahkannya. Para paranormal yang menyerang bapak hingga dia tidak bernyawa pun adalah perbuatan para khodam yang diperintahkan untuk menyerang warung seperti yang terjadi dalam beberapa tahun yang lalu. Namun, ada juga yang mempunyai perintah yang mutlak. Seperti salah satu makhluk yang ada di depanku ini, salah satu makhluk yang mungkin saja sama dengan apa yang kulihat dari dalam mimpi itu. Auranya yang terpanca
Sudah beberapa hari ini, para warga Kampung Sepuh dan Kampung Parigi, serta kampung-kampung yang masih masuk wilayah Pak Kades kini terlihat sibuk. Mereka meluangkan waktunya setelah pulang dari sawah untuk membantu para mahasiswa KKN yang sedang membuat saluran irigasi untuk persawahan mereka.Sebuah saluran irigasi kecil yang nantinya akan di pasang turbin untuk bisa mengaliri listrik agar kampung mereka bisa terang benderang. Meskipun, mereka hanya dapat jatah beberapa lampu saja apabila hal itu sudah selesai dikerjakan.Yuyun dan Citra benar-benar mengerahkan semua kemampuan finansial dan koneksinya kali ini, mereka berharap program kerja ini akan benar-benar mendongkrak nilai IPK mereka, sehingga mereka rela untuk mengeluarkan segala hal yang dibutuhkan untuk memberikan dukungan bagi para warga dari mulai peralatan, generator, mesin, hingga seseorang yang ahli dibidang kelistrikan untuk mereka bawa dan mengajarkan warga kampung tentang mekanisme turbin yang mereka pasang.Meskipu
KrekeeeekSuara pintu yang berdecit ketika Tama menutup pintu rumah Mang Yayat kini terdengar dengan sangat pelan oleh kedua telinganya, mungkin karena saat ini dia berada di suatu kampung yang sangat sunyi dan sepi. Sehingga suara yang kecil saja bisa terdengar oleh dirinya sehingga hal itu membuatnya sedikit agak kaget.Rumah Mang Yayat berada di paling depan di Kampung Sepuh, sehingga Tama dengan jelas bisa melihat pepohonan yang menjulang tinggi di sebelah rumah Mang Yayat, yang menjadi pembatas antara Kampung Sepuh dan jalanan yang menembus ke jalan provinsi di depan sana.Pepohonan karet dan kayu jati yang para warga tanam, dan akan dipanen di waktu-waktu tertentu terlihat seram ketika malam tiba. Apalagi ketika sinar dari lampu minyak tidak bisa menyinari semua kegelapan yang ada di sekeliling Tama, sehingga membuat Tama agak ragu untuk melangkah, bahkan beberapa kali dia mengurungkan niatnya dan berbalik untuk membuka kembali pintu rumah yang sudah dia tutup sebelumnya.Namun,
Sebuah hawa dingin yang menusuk kulit kini kembali terjadi di dalam warung, lampu-lampu minyak yang menyala kini mendadak redup seperti tertiup angin yang entah darimana. Benda-benda itu seperti tidak bisa mempertahankan cahayanya ketika ada sesuatu yang terjadi di warung tempat aku berdiam diri di malam ini. Aku yang sibuk membaca kembali catatan-catatan yang sudah aku tulis selama beberapa tahun ini di dalam warung, seketika langsung berdiri dan menoleh ke arah luar, dan tak lama aku pun menyimpan kembali catatan tersebut di atas lemari uang yang ada di sebelahku. Aku berjalan secara perlahan ke arah depan, di saat lampu-lampu minyak yang menerangiku kini memancarkan cahaya yang sedikit redup, bahkan barang-barang dagangan yang menggantung di warung mendadak bergerak sendiri, warung seolah-olah bergetar dengan hebat pada saat itu. Sehingga, aku yakin akan ada sesuatu yang datang ke warung dengan niat yang tidak baik. Aku yakin hal itu terjadi atas apa yang aku lakukan tadi siang.