Home / Thriller / KUTUKAN LELUHUR / BAB-191 MENEPUK

Share

BAB-191 MENEPUK

Author: pujangga manik
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Tak terasa, entah berapa lama waktu yang dilalui setelah aku terakhir kali bertemu dengan Mang Badru pada saat itu. Waktu semakin cepat berlalu membuatku melupakannya dengan kejadian yang sudah dia alami di malam itu.

Budi yang kini menjadi makhluk di Gunung Sepuh pun sudah tidak muncul lagi di depan warung ketika malam tiba, juga warga Kampung Sepuh juga mungkin sudah melupakan hal-hal yang terjadi kepada mereka.

Waktu yang terus berjalan dan mengalir seperti air, membuat semua orang terlena dengan apa yang sedang mereka kerjakan. Bahkan warga Kampung Sepuh pun sudah mulai terbiasa hidup kembali tanpa memikirkan kejadian-kejadian yang ada di kampung yang tentu saja bisa menghebohkan warga kampung akan kejadiannya.

Hari, bulan, tahun kini terlewati dengan cepat dan tanpa disadari oleh semua warga yang ada di kampung hingga hari ini.

Banyak sekali perubahan yang terjadi di kampung pada titik ini, Mas Parto kini hidup sendiri setelah sang istri meninggal dunia karena wabah demam berd
pujangga manik

Siapakah dia? vote dan komen ya, agar saya tetap semangat terima kasih

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yani Putrisari Msi
pasti esih ibu nya Ujang...klo tdk salah Thor ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB-192 KAMPUS

    Semua orang akan menjalani hidup sesuai dengan waktunya, waktu yang tidak terasa berjalan cepat juga dirasakan oleh orang-orang yang berada di perkotaan. Dan hal itu pun terjadi kepada salah satu orang yang kini sedang sibuk menyiapkan semester-semester akhirnya untuk bisa lulus dan menjadi sarjana di tahun depan.Sudah hampir semester lima dia habiskan untuk berkuliah di salah satu fakultas di universitas negeri ternama di Kota Bandung, salah satu kampus yang menjadi pilihan favorit bagi para masyarakat di Jawa Barat untuk mengenyam pendidikan setelah mereka lulus sekolah.Bahkan, Caca dan istrinya pun kuliah di kampus ini sekarang, kampus yang mempunyai dua kampus besar di Sumedang dan di Kota Bandung ini pun sudah menjadi tempat bagi orang-orang seperti mereka terutama bagi masyarakat kampung untuk menaikan derajatnya, karena mereka adalah satu dari sekian ratus warga yang berkuliah di kampung tersebut, sehingga apabila mereka lulus derajat mereka akan naik secara otomatis di mata

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 193-BERANGKAT

    "Ah enggak-enggak Yun, cuman aku hapal aja Kampung Parigi itu dimana, soalnya dulu pernah ke sana sama Bapak,” Kata Esih dengan nada yang malu . “Aduh, kok bisa pas KKN nya kesana ya, ada apa ini ya…..” Pikir Esih. “Hayo, melamun lagi, tuh tuh kan, kenapa jadi salting gitu Sih? ” “Jangan-jangan, ada sesuatu tuh disana, hayo cerita dong, jangan mendadak jadi salting begitu,” Kata Yuyun yang terus-menerus menggoda Esih di siang itu. “Ah kamu mah, engga kok gak ada apa-apa, asli deh sueeerr, ” Kata Esih sambil mengangkat kedua tangannya. “Aku kenal aja beberapa orang yang tinggal di Kampung Parigi Yun, salah satunya adik jurusan kita tuh, si Caca sama istrinya Euis. yang satu fakultas sama kita, dia anak Kades dari Kampung Parigi. Jadi kita punya akses lebih buat tanya-tanya tentang kampung itu dan bisa bikin program kerja lebih cepat dari mahasiswa lain. ” “Aku kenalin deh Yun sekarang, kebetulan aku kenal istrinya sewaktu ospek jurusan, dan kayaknya hari ini mereka lagi ada kelas

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 194-PERKENALAN

    “Ahhh dah sampai juga nih di Kampung Parigi, udah dua belas jam kita di jalan, pegel banget sumpah nih badan, butuh seseorang yang memijatku malam ini, sepertinya eeeee…”“Eh Esih kemana kok ngilang?”“Yog, Mes, tahu Esih gak dimana, kok gak ada?” Kata Tama dengan tubuhnya yang kini dia regangkan di atas kasur kapuk yang di gelar di rumah tamu milik Pak Kades yang sengaja dia pinjamkan untuk mereka tinggal dalam beberapa bulan ini.“Noh lagi sama Pak Kades diluar, bukannya sopan ke Pak Kades dulu, ini malah langsung tiduran. ” Kata Yoga yang terlihat sedang mengeluarkan beberapa baju ganti di dalam tasnya pada saat itu.“Esih, Yuyun dan Citra, juga Epul. Nanti kalau ada hal yang didiskusikan untuk program kerja kalian, nanti bisa datang aja langsung ke Kantor Desa, atau kalau kalian mau agak nyantai bisa langsung ke rumah aja ya sambil ngopi. ” Kata Pak Kades dengan wibawanya yang terlihat jelas oleh mereka semua.“Sekarang kalian istirahat aja dulu, masalah sarapan nanti si Ibu nyuru

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 195-MATA AIR

    Kampung Parigi yang di datangi oleh para mahasiswa yang sedang KKN, rupanya berimbas kepada para warga Kampung Sepuh yang letaknya tepat berada di sebelah Kampung Parigi pada saat itu. Pak Kades yang menjadi mentor sekaligus teman diskusi dari para mahasiswa KKN yang sedang membuat program kerja disana, Pak Kades juga beberapa kali berkata bahwa selain Kampung Parigi ada Kampung Sepuh yang harus dibantu. Terutama perihal pendidikan, karena di tahun ini tidak ada warga Kampung Sepuh yang sekolah sampai SMA, terakhir total hanya ada empat orang dan mereka sudah lulus semua. Sehingga mereka juga ada program lain untuk mengajar anak-anak Kampung Sepuh atas permintaan Pak Kades, bersamaan dengan program-program lain yang mereka diskusikan untuk membantu Pak Kades selama berada di Kampung Parigi ini. Usulah Yoga agar membuat sebuah generator listrik untuk menerangi Kampung Parigi juga dimasukan dalam program kerja mereka, meskipun di dalam kelompok itu tidak ada mahasiswa kelistrikan. Yuy

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 196-TERSENYUM SENDIRI

    Waktu yang aku habiskan bersama mereka sepertinya terjadi secara cepat dan begitu saja, mereka yang tadi siang menjelajah untuk mencari mata air di dalam hutan pun merasakan hal yang sama, rasa lelah rasa capek yang mereka rasakan membuat mereka kini terbaring lemas di dalam rumah yang Pak Kades malam ini.Hanya Esih, Epul dan Omes yang tampaknya masih bugar dan masih bisa beraktifitas seperti biasa. Sedangkan sisanya hanya terduduk di bawah kursi dengan kakinya yang diselonjorkan ke arah depan. Bahkan, Tama sampai meminta Pak Kades untuk meminta dipanggilkan tukang pijit karena baru kali ini dia berjalan berkilo-kilo meter dengan medan yang sulit untuk survei tentang mata air dan mendokumentasikannya untuk bahan laporan mereka.“Ah Yog, Yog, kamu mah ada-ada aja, udah kita KKN biasa aja program kerjanya, ngajar anak-anak SD kek, penyuluhan ke warga kek, atau bantu pedagang di pasar tumpah di deket terminal bayangan kek.”“Program ngalirin listrik ke warga kampung itu project yang ber

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 197-KERESEK

    Para makhluk biasanya dibagi dalam beberapa jenis, yaitu para makhluk yang seringkali menghasut para manusia yang lain atau para makhluk yang seringkali menakut-nakuti manusia yang dilihatnya ketika malam hari. Atau, ada makhluk yang seringkali menjadi pendamping para manusia. Seperti yang terjadi di dalam keluarga Pak Uki dan Esih. Para makhluk itu bernama khodam, yaitu makhluk pendamping dari manusia yang seringkali mengikuti kemana mereka pergi dan mereka ditugaskan untuk menjaga manusia itu dari marabahaya. Para khodam ini bisa diperintahkan, asal kita tahu cara memerintahkannya. Para paranormal yang menyerang bapak hingga dia tidak bernyawa pun adalah perbuatan para khodam yang diperintahkan untuk menyerang warung seperti yang terjadi dalam beberapa tahun yang lalu. Namun, ada juga yang mempunyai perintah yang mutlak. Seperti salah satu makhluk yang ada di depanku ini, salah satu makhluk yang mungkin saja sama dengan apa yang kulihat dari dalam mimpi itu. Auranya yang terpanca

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 198-KELUAR MALAM

    Sudah beberapa hari ini, para warga Kampung Sepuh dan Kampung Parigi, serta kampung-kampung yang masih masuk wilayah Pak Kades kini terlihat sibuk. Mereka meluangkan waktunya setelah pulang dari sawah untuk membantu para mahasiswa KKN yang sedang membuat saluran irigasi untuk persawahan mereka.Sebuah saluran irigasi kecil yang nantinya akan di pasang turbin untuk bisa mengaliri listrik agar kampung mereka bisa terang benderang. Meskipun, mereka hanya dapat jatah beberapa lampu saja apabila hal itu sudah selesai dikerjakan.Yuyun dan Citra benar-benar mengerahkan semua kemampuan finansial dan koneksinya kali ini, mereka berharap program kerja ini akan benar-benar mendongkrak nilai IPK mereka, sehingga mereka rela untuk mengeluarkan segala hal yang dibutuhkan untuk memberikan dukungan bagi para warga dari mulai peralatan, generator, mesin, hingga seseorang yang ahli dibidang kelistrikan untuk mereka bawa dan mengajarkan warga kampung tentang mekanisme turbin yang mereka pasang.Meskipu

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 199-BERDIRI DI DEPAN WARUNG

    KrekeeeekSuara pintu yang berdecit ketika Tama menutup pintu rumah Mang Yayat kini terdengar dengan sangat pelan oleh kedua telinganya, mungkin karena saat ini dia berada di suatu kampung yang sangat sunyi dan sepi. Sehingga suara yang kecil saja bisa terdengar oleh dirinya sehingga hal itu membuatnya sedikit agak kaget.Rumah Mang Yayat berada di paling depan di Kampung Sepuh, sehingga Tama dengan jelas bisa melihat pepohonan yang menjulang tinggi di sebelah rumah Mang Yayat, yang menjadi pembatas antara Kampung Sepuh dan jalanan yang menembus ke jalan provinsi di depan sana.Pepohonan karet dan kayu jati yang para warga tanam, dan akan dipanen di waktu-waktu tertentu terlihat seram ketika malam tiba. Apalagi ketika sinar dari lampu minyak tidak bisa menyinari semua kegelapan yang ada di sekeliling Tama, sehingga membuat Tama agak ragu untuk melangkah, bahkan beberapa kali dia mengurungkan niatnya dan berbalik untuk membuka kembali pintu rumah yang sudah dia tutup sebelumnya.Namun,

Latest chapter

  • KUTUKAN LELUHUR   Extra bab-TAMAT

    Pemakaman Kampung Sepuh kini lebih ramai daripada biasa, meskipun sekarang sudah masuk hari kedua lebaran di tahun 2022. Namun masih banyak orang-orang yang berdatangan dan berziarah ke makam keluarga dan teman mereka di kampung ini. Kampung Sepuh yang awalnya sepi tiba-tiba mendadak ramai, para warga yang bekerja di kota-kota besar kini kembali pulang untuk menikmati suasana lebaran yang kini lebih bebas dari dua tahun sebelumnya, sehingga para warga yang dulu tidak bisa mudik akibat pandemi kini bisa pulang ke rumah dan berkumpul kembali dengan keluarga mereka yang menunggunya di kampung. Sedangkan aku (penulis), kini sedang duduk di samping makam Bu Esih, Pak Amat, juga Pak Darsa dan leluhurnya di pemakaman Kampung Sepuh. Ku lihat pula beringin yang di dalam cerita Warung Tengah Malam terbakar habis kini sudah mulai tumbuh daun-daun baru, dan mungkin saja beberapa tahun lagi beringin yang ada di pemakaman itu sudah kembali tumbuh dan rindang seperti sedia kala. “Oh jadi begitu Ma

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 283-WARUNG TENGAH MALAM

    Beberapa kali aku mengalami kejadian yang seperti ini, batuk-batuk dan muntah darah, lalu dibarengi oleh mata yang berkunang-kunang dan akhirnya aku terjatuh dan tidak sadarkan diri di tanah.Tubuhku semakin menua, staminaku tidak lagi seperti dulu, mungkin inilah kekurangan dari manusia. Mereka tidak bisa mempertahankan stamina ketika umurnya sudah semakin tua. Sehingga, sehebat apapun mereka, tetap saja apabila stamina mereka di kuras habis maka akan ambruk juga.Esih yang curiga dengan keadaanku kini semakin khawatir akan keadaanku menyarankan aku untuk tidak terus-menerus mencari jawaban dari misteri ini ke Gunung Sepuh.Namun, meskipun aku sudah melepas Ujang untuk tinggal di kota besar dan tidak mengharapkan dia pulang kembali ke Kampung Sepuh ini. Tetap saja, rasa khawatir akan kutukan ini masih saja memenuhi pikiranku pada saat itu.Meskipun kondisiku semakin melemah, tapi aku tidak putus asa. Apalagi kini aku mempunyai teman sekaligus sahabat, yaitu Aki Karma. Pemimpin sebuah

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 282-BEKERJA KERAS

    Tak terasa, obrolan yang terjadi di warung itu kini aku simpan dalam pikiranku. Rasa ingin menyelesaikan sesuatu yang seharusnya aku selesaikan dengan segera akhirnya membuatku semakin memaksakan diriku untuk masuk ke dalam Gunung Sepuh di setiap harinya. Bahkan saking seringnya, ketika ada tamu yang meminta bantuan untuk permasalahan yang dia miliki, dia harus menungguku pulang terlebih dahulu atau nanti aku akan mendatangi rumahnya ketika mereka tidak menemukanku di warung atau dirumah pada saat itu. Hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun tak terasa aku lewati. Aku sudah mencoba berbagai cara, bahkan kini warung seringkali aku tinggalkan dan ketika aku pulang ketika pagi tiba, aku melihat warung tampak berantakan, karena mungkin para makhluk yang datang tidak menemukan ku di dalam warung untuk aku layani pada malam itu. Aku yang kini lebih bisa menerima para makhluk yang ada tinggal di luar Gunung Sepuh, aku seringkali bertanya kepada mereka tentang situasi Gunu

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 281-SEKOLAH

    Ujang, anak yang aku sayangi rupanya tumbuh dengan sehat dan kuat. Aku dan Esih sepakat untuk tidak memberitahu kepadanya tentang warung ini yang sebenarnya.Dia yang selalu bertanya setiap malam ketika dirinya tidak boleh ke warung ketika malam tiba, dan pertanyaan itu dijawab oleh Esih bahwa aku yang menjaga warung setiap malam harus berjuang keras untuk bisa menyekolahkan dirinya sehingga membuka warung di pagi dan siang hari pun tidaklah cukup untuk bisa menyekolahkan dia ke jenjang yang lebih tinggi.Apalagi, ketika malam tiba, Esih seringkali memberikan cerita pengantar tidur, mencoba memberinya cerita-cerita seram seperti tentang tuyul, genderuwo, pocong, kuntilanak, juga para makhluk-makhluk yang seringkali menculik manusia, ketika Ujang masih belum tidur di dalam rumah meskipun malam sudah larut.Esih tahu, bukannya dia menakut-nakuti Ujang, tapi Esih sengaja memberikan cerita itu agar Ujang bisa tertidur dan tidak menanyakan lagi tentang kondisi warung serta kejanggalan-keja

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 280-GELANG

    Malam ini, aku sengaja keluar meninggalkan warung dan membiarkannya tampak kosong. Aku sudah tidak tahu terakhir kali aku meninggalkan warung. Terakhir kali aku meninggalkan warung, ketika Wawan menghilang di persawahan ketika sedang bermain dengan teman-temannya, dan akhirnya aku menemukan tubuhnya yang tampak sedang di asuh oleh salah satu makhluk yang bernama kalong wewe yang menganggap Wawan adalah anaknya. Aku berusaha mengambilnya kembali, meskipun perjuangan tampak tidak mudah, karena aku harus melewati Leuwi Jurig yang dipenuhi oleh makhluk yang bernama lulun samak ketika malam tiba. Meskipun begitu, akhirnya Wawan selamat. Aku menggendongnya ke Kampung Sepuh tepat ketika pagi menjelang, ketika para kelelawar kembali ke Gunung Sepuh untuk beristirahat dan mentari pagi dengan sinarnya yang merah ke kuning-kuningan muncul di belakang Gunung Sepuh yang menjulang di pagi itu. Kini, aku kembali keluar. Mencoba sesuatu yang mungkin saja bisa membantuku untuk mencari keberadaan ma

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 279-BERTAHAN

    Kehidupan Kampung Sepuh akhirnya berjalan kembali seperti biasa, para warga kembali ke ladang dan sawahnya setiap pagi, dan akan mampir ke warung untuk mengobrol dan bercengkrama tentang apa yang terjadi di hari itu, pada sore harinya sepulang dari ladang dan sawah. Banyak hal yang mereka ceritakan, tentang kejadian-kejadian yang ada di sekitar mereka, tentang berita-berita politik yang susah sekali sampai ke tempat mereka, juga tentang gosip-gosip yang ada di sekitar mereka. Rokok dan kopi serta jajanan dan cemilan-cemilan menemani mereka ketika berkumpul di depan warung di sore itu. Rusdi, Darman , Parman, juga warga lainnya berkumpul dan saling bercengkrama satu sama lain. Sebuah hal yang jarang terjadi di kota-kota besar menurut Darman. Darman yang kembali lagi setelah bertahun-tahun tinggal di kota kini merasakan kembali kehangatan warga Kampung Sepuh yang masih akrab dengannya, Darman pun seringkali membicarakan situasi politik pada saat itu yang kacau balau, banyak pabrik ya

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 278-PUAS

    Rasa dingin yang menusuk kulit kini aku rasakan kembali di depan warung yang sangat sunyi dan sepi ini, kejadian yang terjadi dalam seminggu yang lalu membuatku banyak berpikir tentang apa yang aku hadapi di dalam Gunung Sepuh yang gelap itu. Fuhhhhhhhh Asap tebal mengepul keluar dari mulutku, aku yang kembali beraktifitas seperti biasa kini duduk di depan warung seperti biasa. Menikmati suasana malam yang ada di depan warung ini sambil menghisap rokok kretek yang menjadi teman satu-satunya bagiku di setiap malamnya. Aku kembali banyak melamun atas kejadian yang menimpaku pada saat itu, keilmuan yang aku pelajari dan aku asah, rupanya masih belum cukup untuk menjaga keluargaku, bahkan untuk menjaga Kampung Sepuh yang sudah dipercayakan oleh leluhurku sewaktu dia mendapatkan kutukan ini. Apalagi, dibalik rasa senang dan haru ketika Ujang lahir di dunia ini, ada rasa khawatir yang semakin lama semakin besar, rasa yang muncul apabila dia harus menjadi seseorang yang sepertiku, terkeka

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 272-BUKAN MIMPI

    “Enggak, enggak, enggak, kamu bukan manusia, kamu bukan karyawanku!”“Mana karyawanku semua, karyawan yang shift malam yang seharusnya bekerja di tempat ini sekarang?”Doni benar-benar panik karena di depannya terlihat sebuah sosok yang tidak dia kenali, wajahnya yang tampak hancur kini terlihat jelas ketika cahaya dari korek apinya menyinari dirinya dari dekat.Doni beberapa kali berteriak memanggil karyawan yang seharusnya bekerja di shift malam pada malam ini, tubuhnya yang awalnya tidak bergerak kini mendadak kaku sehingga dia tidak melarikan diri dan keluar dari ruangan produksi tersebut.“Kenapa, Bapak tidak mengakui kami sebagai karyawan lagi?” Kata sosok itu yang kini tersenyum dengan giginya yang hancur dan menyisakan beberapa gigi yang masih tersisa di dalam wajahnya yang remuk dan tidak berbentuk itu.“Bapak tidak ingat, aku adalah orang yang terkena mesin ini Pak sehingga wajahku hancur, aku seperti didorong oleh sesuatu yang membuat kepalaku terkena mesin press dan mening

  • KUTUKAN LELUHUR   BAB 271-PABRIK

    Sudah beberapa hari ini, Doni termenung di meja kerjanya, surat-surat resign yang dia terima dari bagian HRD pabriknya kini berserakan di mejanya.Semenjak kejadian itu, karyawan Doni banyak sekali yang mengundurkan diri, tidak hanya karyawan produksi yang selama ini mengawasi mesin-mesin besar untuk pabriknya, namun banyak juga staf-staf di divisi tertentu yang tiba-tiba resign dengan berbagai alasan.Meja Doni kini tampak berantakan, kertas-kertas coretan yang bertumpuk dengan file-file berkas tentang laporan penjualan yang kini menurun akibat kekurangan staf dan pekerja kini memenuhi sebagian meja kerjanya pada saat itu.Alat-alat tulis yang awalnya rapi pun kini berserakan tidak karuan, Doni yang awalnya menyukai kerapihan dan kesempurnaan kini mendadak tidak peduli dengan ruangan kerjanya sendiri. Bahkan, dia lebih banyak termenung sekarang, menyesali semua perbuatannya yang dia lakukan beberapa hari yang lalu.Jujur, dia bukan menyesal karena dia melakukan hal itu, namun dia men

DMCA.com Protection Status