Home / Romansa / KURUNGAN CINTA CEO KEJAM / Bab 19: Memanggil dokter

Share

Bab 19: Memanggil dokter

Author: Ra_ca
last update Huling Na-update: 2024-10-29 19:42:56

Xavier segera bergegas kembali kepanthos miliknya, jelas ia merasakan kekhawatiran, bagaimana tidak, wanita itu masih meringis kesakitan walau dalam keadaan tidurnya, seandainya ia tidak ada rapat penting pada pagi itu, mungkin ia bisa menemaninya, dan sedikit meluangkan waktu untuk menjaga wanita tersebut.

Tanggung jawab besar kepada perusahaannya, tidak bisa ia abaikan begitu saja, hanya karena sebuah rasa kasihannya terhadap seorang wanita yang telah ia tiduri. Ia pergi dari ruangan rapatnya dengan tergesa-gesa, meninggalkan Lucas dan sekretarisnya, untuk menyelesaikan kekacauan yang ada diruangan rapat.

Melaju sangat kencang dengan mengendarai mobil miliknya, membelah luasnya jalan, yang saat itu tidak terlalu ramai dengan laju kendaraan lain. Diperjalanan, ia segera menghubungi seorang dokter pribadinya, yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri, supaya dokter itu bisa secepatnya tiba kepenthos miliknya untuk memeriksa keadaan wanita itu.

.....................
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

  • KURUNGAN CINTA CEO KEJAM    Bab 20: jangan terlalu berani!

    Xavier hanya bisa terdiam seraya mengerutkan dahi, ia menatap Aurora dengan tatapan tidak percaya, bagaimana bisa wanita ini memasang ekspresi kesal, dan enggan, ketika ia melihat dirinya, sementara dia rela meninggalkan kesibukannya, hanya karena menghawatirkan wanita ini. "Aurora, istirahatlah dengan baik, jangan terlalu berani!" Tegas Xavier. Seketika Xavier berlalu pergi, meninggalkan kamar tersebut dengan ekspresi kesal yang tergambar jelas di wajahnya. Aurora hanya bisa menunduk pasrah, ia tahu dengan sangat jelas, apa yang dimaksud ucapan Xavier terhadap dirinya. "Nona, sebaiknya anda istirahat dengan baik, saya pamit terlebih dahulu." Dokter itu hanya bisa menghela napas panjang, seraya meninggalkan kamar tersebut. Disebuah ruangan pribadi milik sahabatnya, ia mengetuk pintu secara perlahan, ketika ia mendapati Xavier dengan wajah yang sangat masam, ia sedikit terkekeh tak percaya. "Hei, apakah kau sedang kesal, ayol

  • KURUNGAN CINTA CEO KEJAM    Bab 21: Lusi

    Xavier dengan raut wajah yang muram, ia kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaannya. Berkali-kali ia memijat dahinya, ia masih tidak habis pikir, apakah dirinya semenakutkan itu, apakah ia begitu jelek, hingga wanita itu tidak pernah menunjukan ekspresi kagum sedikitpun. "Temani aku minum malam ini!" Xavier berbicara di telepon kepada sahabatnya dengan nada dingin dan kesal. "Hei, kenapa lagi dengan nada bicara kamu itu?" sahut Nico sedikit bingung menatap ponsel miliknya. Tanpa menghiraukan pertanyaan sahabatnya, Xavier langsung memutus panggilan teleponnya, Nico hanya bisa berdecik sedikit kesal. "Cih, orang gila itu, selalu saja menghancurkan rencana siang dan malamku yang indah." Nico yang bermaksud untuk pergi berkencan, ia terpaksa harus membatalkan rencananya sendiri, dan menemani sahabatnya, yang saat ini seperti tengah kesal dengan kehidupan pribadinya. Tok! Tok! Tok! "Masuk!" Xavier menat

  • KURUNGAN CINTA CEO KEJAM    Bab 22 : Kau lupa, lupa kepadaku?

    Aurora yang merasa sudah merasa baikan akan kondisi dirinya, ia menyadari bahwa waktu sudah sangat larut, bahkan sebentar lagi akan menjelang pagi, namun Xavier belum juga kembali, tidak mungkin terjadi sesuatu bukan."Kemana pria itu, kenapa belum juga kembali?" gumamnya seraya ia memandangi jendela, melihat dan menunggu kedatangan mobil milik Xavier. Seharian beristirahat, membuat matanya terjaga dikala malam hari. Tanpa sadar ia mulai terbiasa, menunggu kepulangan pria itu dan menyambutnya. Aurora berjalan keluar dari kamarnya, ia melangkah menyusuri anak tangga."Nona, kenapa anda belum tidur?" Pak Nan yang juga masih menunggu kepulangan Xavier, ia merasa sedikit cemas, berkali-kali ia mondar-mandir dari lantai atas ke lantai bawah, begitupun sebaliknya. Pak Nan telah menghubungi Lucas, namun Xavier mengatakan bahwa ia ada urusan pribadi, dan tidak ingin dibuntuti siapapun. "Emm... itu. Pak, apakah tuan belum kembali?" tanya Aurora memberanikan diri

  • KURUNGAN CINTA CEO KEJAM    Bab 23: Seribu pertanyaan. Apa yang sudah aku perbuat?

    Merasa sedikit canggung dan penuh tanya dengan kalimat terakhir yang di ucapkan oleh Xavier, Nico yang saat ini tengah terbaring di kursi, tepat di sampingnya Xavier. Ia mencoba bangkit seraya memijat dahi dan juga kepalanya. Seolah-olah ia merasakan pusing yang sangat hebat. Pandangannya berpura-pura seperti terlihat kabur. "Uh ... kepalaku sakit sekali." Nico menyandarkan tubuhnya diatas sofa, memijat ujung pundaknya seraya menyipitkan sebelah mata. Memandang kedepan, berpura-pura memastikan siapa yang saat ini berada di ruangan tersebut."Pak Nan, apakah itu kamu?" ujarnya bertanya seperti orang linglung. "Ya, ini saya. Tuan muda Nico ini pereda mabuk, silahkan!" sahut pak Nan menjawab, seraya menyodorkan minuman perdeda mabuk. "Dasar tukang akting." ujar Pak Nan, di dalam hatinya. Tanpa merubah ekspresinya sedikitpun. Nico yang sudah mengenal sikap dan sifat Pak Nan, ia hanya tersenyum licik di ujung bibirnya, seraya menerima minuman yang di berikan lelaki

  • KURUNGAN CINTA CEO KEJAM    Bab 24: Tabir masa lalu

    Suara cicitan burung di pagi hari, rasa dahaga di tenggorokannya, membuat Xavier tersadar. Mau tidak mau, walau kepalanya sungguh terasa berat, dia memaksakan diri untuk bergerak. "Uh ... ini kamarku?" Xavier memeriksa sekitarnya. ia melirik jam di atas nakas. "Sudah siang." Gumamnya.Dia mencoba beranjak dari atas ranjangnya, disibakan selimbutnya ke sebelah dirinya. Namun betapa terjetunya, ketika dia melihat Aurora yang tengah tertidur di samping ranjangnya.Wanita itu terlelap dalam keadaan duduk di kursi, dan separuh bagian atas tubuhnya terlengkup di atas ranjang samping Xavier"Apakah wanita ini, semalaman tidur dalam posisi seperti ini?" ujar Xavier menatap dalam wanita tersebut. Matanya melihat, dan memastikan baju yang saat ini dia kenakan, tentunya sudah berbeda dengan pakaiannya semalam, batinnya bertanya-tanya, sejak kapan wanita jahat ini perhatian terhadap dirinya. Xavier hanya terdiam dengan posisi tubuhn

  • KURUNGAN CINTA CEO KEJAM    Bab 25: Pertaruhan. Suamiku

    "Hoam ...." Aurora yang masih menguap merasakan ngantuk, seketika ia menutup mulutnya. Ketika ia sadari Xavier tengah duduk di sampingnya, menatap dirinya dengan tajam. "Kenapa kamu ada di sini?" spontan Aurora bertanya, dengan keadaannya yang masih sedikit linglung. "Ini tempat tidurku." Jawab Xavier dingin.Aurora memperhatikan sekelilingnya, benar saja, ruangan ini adalah kamar pribadi Xavier. Kenapa dia bisa berbaring di atas ranjang pria ini. Matanya terbelalak, ketika dia mengingat hal apa saja yang terjadi malam tadi. Aurora melirik Xavier dengan ujung matanya, dia ingin bertanya mengenai ucapan yang selalu Xavier gumamkan, ketika pria itu berada dalam keadaan mabuk."Sudahlah, tidak perlu di pikirkan." Ujarnya dalam hati. "Kenapa, apa ada yang ingin kamu tanyakan?" tanya Xavier menelisik ke dalam matanya. "T-tidak," sahutnya gelagapan. Mendengar jawaban Aurora, Xavier hanya mengerutk

  • KURUNGAN CINTA CEO KEJAM    Bab 26 : Ke kantor xavier.

    Aurora sedikit tercengang, ia sungguh tidak mengerti dengan apa yang saat ini Xavier pikirkan. Bukankah pernikahan ini hanya sebuah kontrak semata, dia juga semula yang menegaskan jangan pernah muncul di halayak ramai. Lalu apa yang saat ini pria itu pikirkan. 'Menyuruhku mengantar makan siang ke kantor? yang benar saja' pikirnya bingung. 'Sudahlah. Pria itu memang tuannya, raja segala keputusan. Terserah dia ingin apa' Seraya menunggu sup itu matang dengan benar, Aurora sedikit larut dalam pikirannya sendiri. "Kamu mendengarku tidak?" tanya Xavier, karena sepertinya Aurora tidak mendengarkan dengan baik. "Ah ... saya mendengarnya. Sebentar saya tengah mencicipi masakannya terlebih dahulu." Ujarnya beralasan. "Baiklah, minta pak Nan untuk mengantar. berpakaian yang bagus!" walau ucapannya tegas, namun nada bicaranya saat ini sedikit lebih lembut. "Saya mengerti, saya tutup teleponnya, ya?" Walau dengan p

  • KURUNGAN CINTA CEO KEJAM    Bab 27 - Perdebatan Aurora dan Lusi part 1

    Xavier terdiam menatap wajah Aurora bingung, sebenarnya apa yang telah terjadi, kenapa dia melupakan banyak hal, tentang cerita dan kisah lalu kehidupan dirinya."Baiklah. Aku masih ada pekerjaan. Kamu bisa menungguku di sini terlebih dahulu," ujar Xavier setelah selesai makan siang, buatan Aurora. "Apa tidak apa-apa, jika aku menunggu di sini?" tanya Aurora sedikit ragu. "Memangnya kenapa?" tanya balik Xavier seraya sedikit mengerutkan dahinya. "T-tidak apa-apa," jawab Aurora sedikit canggung."Baiklah, lakukan apapun yang kau mau, tunggu aku selesai bekerja!" tegas Xavier seraya bangkit dari tempat duduknya. Dia berdiri merapihkan jas dan dahinya, berlalu pergi meninggalkan ruangan kantornya, diikuti oleh Luxas dari belakang. Sementara Aurora yang sedikit bosan, dia memutuskan untuk membaca buku yang ada di ruangan kerja Xavier. ***Lusi yang sudah sedari pagi menunggu balasan dari Xavier, namun tidak juga kunjung datang, dia memutuskan untuk menemui Xavier kembali di kantorny

Pinakabagong kabanata

  • KURUNGAN CINTA CEO KEJAM    Bab 29- Memprovokasi Xavier

    Aurora menarik napas panjangnya yang dalam dan berat. Dia menggelengkan kepalanya seraya merubah ekspresi yang semula datat. Raut wajah Aurora kini berubah ramah kembali, dengan senyuman tipis yang menghiasi ujung bibirnya. "Nona Lusi, apakah pria seperti Xavier ... bisa menjadi milik anda seorang?" ujar Aurora bertanya dengan santai. Lusi mengerutkan dahinya, jelas dia tahu dengan pasti. Pria seperti Xavier yang selalu menjadi incaran para wanita, tidak akan cukup dengan satu wanita. Namum rasa ingin menguasai itu tidak bisa dia kendalikan. Xavier hanya boleh menjadi miliknya seorang. Aurora menyunggingkan kembali senyum tipisnya. "Sepertinya anda sadar akan hal itu. Kalau begitu jangan terlalu rakus, Nona." Aurora kembali mengingatkan. "Dasar jalang gila, berani sekali kau mengatakan aku rakus. Kau tidak tahu seberapa istimewa hubungan kami," ujarnya seraya mendelikkan bola matanya. "Ouw, lalu apakah Nona Lusi tahu seberapa istimewa hubungan kami?" jawab Aurora dengan melempark

  • KURUNGAN CINTA CEO KEJAM    Bab 28 - Perdebatan Aurora dan Lusi part 2

    Aurora sejenak terdiam, dia menarik napas panjang dan kembali menghembuskannya berat. Dia setidaknya memang berhutang budi kepada Xavier, tapi bukan berarti dia bisa di tindas begitu saja oleh orang lain, bahkan tidak dia kenali. "Nona, ketika anda memanggilnya dengan sebutan namanya, apakah itu tandanya oramg lain tidak boleh memanggilnya seperti itu?" tanya Aurora masih dengan ekspresi, dan nada bicaranya yang tenang. Semua orang yang melihat, dan tengah memperhatikan kejadian saat ini, mereka semua tercengang heran, tak menyangka. "Siapa wanita yang baru saja ke luar dari ruangan presdir itu?" tanya seorang karyawan di ujung sana, yang sedari awal sudah memperhatikan kejadiannya seperti apa. "Entahlah, tadi saya melihat. Asisten pribadi Luxas, bahkan menjemputnya hingga lobi," jawab seorang karyawan di sampingnya. "Benarkah? Itu artinya, status wanita cantik itu bukan orang biasa. Atau mungkin dia adalah wanita baru presdir?" salah satu karyawan lain menimpali perbincangan dua

  • KURUNGAN CINTA CEO KEJAM    Bab 27 - Perdebatan Aurora dan Lusi part 1

    Xavier terdiam menatap wajah Aurora bingung, sebenarnya apa yang telah terjadi, kenapa dia melupakan banyak hal, tentang cerita dan kisah lalu kehidupan dirinya."Baiklah. Aku masih ada pekerjaan. Kamu bisa menungguku di sini terlebih dahulu," ujar Xavier setelah selesai makan siang, buatan Aurora. "Apa tidak apa-apa, jika aku menunggu di sini?" tanya Aurora sedikit ragu. "Memangnya kenapa?" tanya balik Xavier seraya sedikit mengerutkan dahinya. "T-tidak apa-apa," jawab Aurora sedikit canggung."Baiklah, lakukan apapun yang kau mau, tunggu aku selesai bekerja!" tegas Xavier seraya bangkit dari tempat duduknya. Dia berdiri merapihkan jas dan dahinya, berlalu pergi meninggalkan ruangan kantornya, diikuti oleh Luxas dari belakang. Sementara Aurora yang sedikit bosan, dia memutuskan untuk membaca buku yang ada di ruangan kerja Xavier. ***Lusi yang sudah sedari pagi menunggu balasan dari Xavier, namun tidak juga kunjung datang, dia memutuskan untuk menemui Xavier kembali di kantorny

  • KURUNGAN CINTA CEO KEJAM    Bab 26 : Ke kantor xavier.

    Aurora sedikit tercengang, ia sungguh tidak mengerti dengan apa yang saat ini Xavier pikirkan. Bukankah pernikahan ini hanya sebuah kontrak semata, dia juga semula yang menegaskan jangan pernah muncul di halayak ramai. Lalu apa yang saat ini pria itu pikirkan. 'Menyuruhku mengantar makan siang ke kantor? yang benar saja' pikirnya bingung. 'Sudahlah. Pria itu memang tuannya, raja segala keputusan. Terserah dia ingin apa' Seraya menunggu sup itu matang dengan benar, Aurora sedikit larut dalam pikirannya sendiri. "Kamu mendengarku tidak?" tanya Xavier, karena sepertinya Aurora tidak mendengarkan dengan baik. "Ah ... saya mendengarnya. Sebentar saya tengah mencicipi masakannya terlebih dahulu." Ujarnya beralasan. "Baiklah, minta pak Nan untuk mengantar. berpakaian yang bagus!" walau ucapannya tegas, namun nada bicaranya saat ini sedikit lebih lembut. "Saya mengerti, saya tutup teleponnya, ya?" Walau dengan p

  • KURUNGAN CINTA CEO KEJAM    Bab 25: Pertaruhan. Suamiku

    "Hoam ...." Aurora yang masih menguap merasakan ngantuk, seketika ia menutup mulutnya. Ketika ia sadari Xavier tengah duduk di sampingnya, menatap dirinya dengan tajam. "Kenapa kamu ada di sini?" spontan Aurora bertanya, dengan keadaannya yang masih sedikit linglung. "Ini tempat tidurku." Jawab Xavier dingin.Aurora memperhatikan sekelilingnya, benar saja, ruangan ini adalah kamar pribadi Xavier. Kenapa dia bisa berbaring di atas ranjang pria ini. Matanya terbelalak, ketika dia mengingat hal apa saja yang terjadi malam tadi. Aurora melirik Xavier dengan ujung matanya, dia ingin bertanya mengenai ucapan yang selalu Xavier gumamkan, ketika pria itu berada dalam keadaan mabuk."Sudahlah, tidak perlu di pikirkan." Ujarnya dalam hati. "Kenapa, apa ada yang ingin kamu tanyakan?" tanya Xavier menelisik ke dalam matanya. "T-tidak," sahutnya gelagapan. Mendengar jawaban Aurora, Xavier hanya mengerutk

  • KURUNGAN CINTA CEO KEJAM    Bab 24: Tabir masa lalu

    Suara cicitan burung di pagi hari, rasa dahaga di tenggorokannya, membuat Xavier tersadar. Mau tidak mau, walau kepalanya sungguh terasa berat, dia memaksakan diri untuk bergerak. "Uh ... ini kamarku?" Xavier memeriksa sekitarnya. ia melirik jam di atas nakas. "Sudah siang." Gumamnya.Dia mencoba beranjak dari atas ranjangnya, disibakan selimbutnya ke sebelah dirinya. Namun betapa terjetunya, ketika dia melihat Aurora yang tengah tertidur di samping ranjangnya.Wanita itu terlelap dalam keadaan duduk di kursi, dan separuh bagian atas tubuhnya terlengkup di atas ranjang samping Xavier"Apakah wanita ini, semalaman tidur dalam posisi seperti ini?" ujar Xavier menatap dalam wanita tersebut. Matanya melihat, dan memastikan baju yang saat ini dia kenakan, tentunya sudah berbeda dengan pakaiannya semalam, batinnya bertanya-tanya, sejak kapan wanita jahat ini perhatian terhadap dirinya. Xavier hanya terdiam dengan posisi tubuhn

  • KURUNGAN CINTA CEO KEJAM    Bab 23: Seribu pertanyaan. Apa yang sudah aku perbuat?

    Merasa sedikit canggung dan penuh tanya dengan kalimat terakhir yang di ucapkan oleh Xavier, Nico yang saat ini tengah terbaring di kursi, tepat di sampingnya Xavier. Ia mencoba bangkit seraya memijat dahi dan juga kepalanya. Seolah-olah ia merasakan pusing yang sangat hebat. Pandangannya berpura-pura seperti terlihat kabur. "Uh ... kepalaku sakit sekali." Nico menyandarkan tubuhnya diatas sofa, memijat ujung pundaknya seraya menyipitkan sebelah mata. Memandang kedepan, berpura-pura memastikan siapa yang saat ini berada di ruangan tersebut."Pak Nan, apakah itu kamu?" ujarnya bertanya seperti orang linglung. "Ya, ini saya. Tuan muda Nico ini pereda mabuk, silahkan!" sahut pak Nan menjawab, seraya menyodorkan minuman perdeda mabuk. "Dasar tukang akting." ujar Pak Nan, di dalam hatinya. Tanpa merubah ekspresinya sedikitpun. Nico yang sudah mengenal sikap dan sifat Pak Nan, ia hanya tersenyum licik di ujung bibirnya, seraya menerima minuman yang di berikan lelaki

  • KURUNGAN CINTA CEO KEJAM    Bab 22 : Kau lupa, lupa kepadaku?

    Aurora yang merasa sudah merasa baikan akan kondisi dirinya, ia menyadari bahwa waktu sudah sangat larut, bahkan sebentar lagi akan menjelang pagi, namun Xavier belum juga kembali, tidak mungkin terjadi sesuatu bukan."Kemana pria itu, kenapa belum juga kembali?" gumamnya seraya ia memandangi jendela, melihat dan menunggu kedatangan mobil milik Xavier. Seharian beristirahat, membuat matanya terjaga dikala malam hari. Tanpa sadar ia mulai terbiasa, menunggu kepulangan pria itu dan menyambutnya. Aurora berjalan keluar dari kamarnya, ia melangkah menyusuri anak tangga."Nona, kenapa anda belum tidur?" Pak Nan yang juga masih menunggu kepulangan Xavier, ia merasa sedikit cemas, berkali-kali ia mondar-mandir dari lantai atas ke lantai bawah, begitupun sebaliknya. Pak Nan telah menghubungi Lucas, namun Xavier mengatakan bahwa ia ada urusan pribadi, dan tidak ingin dibuntuti siapapun. "Emm... itu. Pak, apakah tuan belum kembali?" tanya Aurora memberanikan diri

  • KURUNGAN CINTA CEO KEJAM    Bab 21: Lusi

    Xavier dengan raut wajah yang muram, ia kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaannya. Berkali-kali ia memijat dahinya, ia masih tidak habis pikir, apakah dirinya semenakutkan itu, apakah ia begitu jelek, hingga wanita itu tidak pernah menunjukan ekspresi kagum sedikitpun. "Temani aku minum malam ini!" Xavier berbicara di telepon kepada sahabatnya dengan nada dingin dan kesal. "Hei, kenapa lagi dengan nada bicara kamu itu?" sahut Nico sedikit bingung menatap ponsel miliknya. Tanpa menghiraukan pertanyaan sahabatnya, Xavier langsung memutus panggilan teleponnya, Nico hanya bisa berdecik sedikit kesal. "Cih, orang gila itu, selalu saja menghancurkan rencana siang dan malamku yang indah." Nico yang bermaksud untuk pergi berkencan, ia terpaksa harus membatalkan rencananya sendiri, dan menemani sahabatnya, yang saat ini seperti tengah kesal dengan kehidupan pribadinya. Tok! Tok! Tok! "Masuk!" Xavier menat

DMCA.com Protection Status