KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 26. **POV RATNAMataku membulat melihat Bang Hadi datang bersama Mia. Tidak hanya itu Mia bahkan menggandeng tangan suamiku. Walau beberapa kali Bang Hadi menepisnya karena merasa tidak enak sudah melihatku. Mengapa dia harus datang bersama Mia? Apakah ini adalah rencana-nya. Aku lirik ibu mertua yang memasang wajah ceria setelah sebelumnya dia begitu ketus denganku saat menyuruh aku untuk mencuci pakaiannya. "Kalian sudah datang? Akhirnya kamu datang bersama Mia juga, Nak." Ibu mengulas senyum kepada keduanya. "Bagaimana keadaan Ayah, Bu?" tanya Bang Hadi yang terlihat cemas. Sesekali dia melirik ku karena merasa gusar. "Begitulah masih dirawat. Ibu berharap tidak terjadi penyakit yang serius dengan ayahmu." "Bu saya membawa oleh-oleh untuk ibu," kata Mia dengan wajah ceria. Dia melirikku seakan mengejekku. "Oh, ya." Ibu kemudian menarik tangan Mia untuk masuk ke ruangan. Sementara aku berada bersama Bang Hadi di luar. Aku sudah sangat geram dengan di
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 27. **PoV AuthorPerasaan Ratna hancur lebur melihat secara terang-terangan Hadi sedang berduaan dengan Mia. Ratna tahu dia di suruh datang ke sini untuk memanasi. Tetapi tetap saja sakit hati yang luar biasa dia rasakan. "Bang Hadi!" Hanya kata itu yang keluar dari bibir Ratna. "Ratna!" Hadi tak kalah terkejut melihat kedatangan istrinya secara tiba-tiba. Raut wajahnya begitu pias. tubuh Ratna bergetar karena melihat secara terang-terangan penghianatan di depan matanya. "Ratna! Aku bisa jelasin semua ini. Ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Tadi Mia jatuh dan kakinya sakit. aku hanya membantu Untuk meringankan sakit pada kakinya!" kata Hadi memberi penjelasan ke Ratna. "Cukup, Bang. Kamu masih bisa beralasan. Padahal aku melihat sendiri dengan mataku. Semuanya sudah jelas sejelas-jelasnya!" Saat itu tangan Hadi memegang Ratna agar tidak kabur tetapi Ratna sudah tidak peduli. Dia menyentak kasar tangan itu. Ratna lalu pergi begitu saja dari Hadi. Dia
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 28.**"Ke mana sebenarnya Mbak Ratna, Bang?" tanya Jelita ke Hadi. Hadi terduduk lemas memikirkan kemana Ratna dan anak-anaknya. istrinya itu sepertinya tidak main-main untuk pergi dari rumah. Padahal Ratna hanya salah paham padanya. "Aku sama sekali nggak tahu. Dia berkata akan pergi meninggalkanku. Aku berpikir dia berbohong pergi dari rumah tetapi sepertinya Ratna tidak main-main dengan masalah ini." "Apa maksudmu, Bang? Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa dia pergi dari rumah?!" Jelita mendatangi abangnya untuk bertanya lebih lanjut apa yang terjadi dengan kakak iparnya. Sebenarnya Jelita sudah merasa cocok dengan Ratna. Pikirannya dulu Ratna adalah istri yang gak berguna. Tetap Jelita salah dalam menilai kakak iparnya itu. Dia hanya termakan hasutan Ibunya dan Mia. "Dia hanya salah paham! Ketika itu Ratna datang ke rumah saat kamu sedang menjaga Bapak bersama Ibu di rumah sakit. Aku nggak tahu apa yang terjadi karena Mia mengeluh kakinya sakit sebab j
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 29. **Mata Ratna membola melihat Hadi ada di sana. Sejujurnya dia malas bertemu dengan suaminya itu. Apalagi maunya? Bukankah Ratna sudah melepaskan dia. "Bang Hadi," cicit Ratna dengan suara parau. Ratna terdiam sesaat tetapi kesadarannya kembali untuk segera pergi dari Hadi. "Mau kemana kamu, Rat?!" tanya Hadi saat Ratna akan bergegas pergi. Hadi memegang tangan istrinya agar tidak lari. "Lepaskan aku, Bang!" Kata ratna dengan gusar. Tentu saja apa yang mereka lakukan dilihat oleh beberapa orang. "Aku hanya ingin penjelasan darimu. Mengapa kau tega lari? Apa yang kau lakukan di luar sana?" Mendengar itu Ratna berhenti meronta. Dia juga mengakui kalau sebenarnya dirinya bersalah karena sudah meninggalkan Hadi begitu saja. Tetapi rasa sakit itu begitu terasa. Dia juga seorang manusia dan wanita yang dikhianati. Mendengarkan pendapat beberapa orang yang mengatakan jika Hadi menikahinya hanya untuk move on dari Mia. Hadi menikahinya hanya untuk lari da
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 30. **Sudah dua minggu Ratna pergi dari rumah. Rumah Hadi terasa begitu lapang dengan tidak adanya anak-anak. Tidak ada Ratna yang cerewet lagi. Biasanya istrinya itu suka mengeluh jika dia pulang kerja."Ratna, apakah sudah kamu masak air mandi ku! Kerjaan kamu cuma main Hape aja!" saat itu Hadi berkata. "Sudah!" jawab Ratna. "Lala ... Jangan berantem dengan adik kamu. Kasih mainan sama Lily!" "Bang. Tahu gak harga minyak naik, telur naik. Semua naik, cabe, tomat dan bawang. Kamu tambahin napa uang belanja aku!" "Bang hari ini kita makan sambal tempe! Semua mahal!" "Jangan letakkan handuk sembarangan. Kalau ngambil bajunya yang bener, Bang. Aku udah setrika!" Hadi merasa merindukan suara-suara dari Ratna. Suara bertengkar kedua anaknya. Mereka sekarang tidak berada bersama dirinya. Kemarin Ratna pergi begitu saja dan dia tidak sempat bertanya di mana istrinya itu tinggal. "Bang, Ayo kita makan. Kamu beberapa hari ini terlambat makan." Jelita mendata
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 31. **Hadi menarik sudut bibirnya. Dia juga mengucek matanya karena melihat Ratna ada di kantornya. "Ratna!" cicitnya. "Istri lu, Bro?" tanya Benny. "Iya," jawab Hadi. Teman-teman Hadi memang tidak terlalu mengenal Ratna. Hadi jarang memposting foto istrinya di sosial media. Jika pun ada yang diposting. Hadi hanya memposting foto kedua anaknya. Entahlah mengapa dia seperti itu?Mungkin dulu menikah karena terpaksa. Sehingga selalu memandang Ratna dengan sebelah mata. Merasa tidak tertarik. Sehingga timbullah perasaan malu untuk memajang foto keluarga di sosial media. "Terima kasih lho, Mbak. Makanan nya enak. Saya bakal pesan lagi nih," kata Bu Tyas ke Ratna. Salah satu rekan kerjanya. Bu Tyas mengeluarkan uang lalu masuk ke kantor setelah mendapatkan bungkusan dari Ratna. "Kalau begitu Aku masuk dulu, Bro. Selesaikanlah masalahmu dengan dia." Benny menepuk bahu Hadi untuk bergegas masuk ke kantor. Dia juga sempat mengulas senyum ke Ratna sebelum masuk
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 32.**Hadi hanya menatap nanar kepergian istrinya itu. Dia ingin sekali mencegahnya. Tetapi Ratna sudah pergi dengan temannya. Hadi sendiri tidak tahu siapa wanita itu dengan lelaki itu. Sementara di dalam mobil Ratna merasa benar-benar galau. Apakah benar perbuatan yang telah dilakukannya? Apakah dia terlalu keras menghukum sang suami? Tetapi rasa rasanya Apa yang dilakukannya sudah sesuai karena Hadi sendiri yang lebih dulu berbuat salah. "Rat, Bagaimana hubunganmu dengan suamimu?" tanya Winda saat mereka sedang berada di dalam mobil. "Begitulah." Ratna hanya menggantung ucapannya. Winda melirik abangnya yang tengah berkendara. Sepertinya waktu tidak tepat untuk memperkenalkan mereka berdua. Walaupun sebenarnya Ratna sudah mengenal abangnya ketika mereka masih SMP dulu. "Bang Randy apa kabarnya?" tanya Ratna memecahkan kesunyian karena dia tahu mereka merasa tidak enak. "Baik, bagaimana kabar kamu?" tanya nya balik. "Aku merasa baik juga. Kata Winda
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 33. **Jelita terkejut melihat Hadi tiba-tiba tak sadarkan diri. Jelita segera menghampiri Hadi untuk membangunkannya agar segera sadar."Bang kamu kenapa? Bangun, Bang!" Kata jelita. Dia beberapa kali melakukannya tetapi Hadi tetap tidak sadarkan diri.karena panik Jelita lalu meminta bantuan kepada tetangga kiri dan kanan untuk melihat kondisi abangnya. Hingga akhirnya tetangga berdatangan untuk membantu Hadi.selanjutnya Hadi dilarikan ke rumah sakit atas intruksi dari Bapak RT setempat. Setelah mengunci pintu rumah, Jelita mengantar abangnya ke rumah sakit dibawa dengan mobil salah seorang warga.Sampai di rumah sakit Hadi mendapatkan perawatan di salah satu kamar. Dokter mengatakan jika Hadi menderita GERD serta tekanan darah rendah karena berbagai faktor. Hadi kini terbaring lemah di ruang perawatan. Jelita duduk memandangi kondisi abangnya. Jika dipikir-pikir sungguh sangat kasihan melihat dia seperti itu. Mungkin saja Ratna terlalu keras menghukumnya
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 40.**PoV Ratna"Bagaimana kondisi Ibu saya, Dok?" tanya suamiku ke Dokter yang memeriksa Ibu mertua. Dokter itu menepuk bahu Bang Hadi seakan memberikan dia kesabaran. Jelita seketika histeris. Aku dan dia berpelukan untuk saling menguatkan. "Maaf, Pak. Kami sudah berusaha semampunya tetapi tetap Allah yang punya kuasa." Dokter itu menghela napas serta turut berduka cita atas musibah yang kami hadapi. Bang Hadi menangis karena kehilangan kedua orang tuanya secara berturut-turut. Kami merasa tidak menyangka atas takdir yang telah terjadi dengan Ibu. Setelah kepergian Bapak, Ibu juga menyusul Bapak. Aku teringat ketika terakhir kali Ibu berkata agar aku memaafkannya. Sebenarnya aku juga memiliki kesalahan kepadanya. Karena mungkin sebagai menantu yang tidak sesuai harapannya. Aku sudah memaafkan Ibu jika dia memintanya. Padahal tanpa meminta nya pun aku sudah memaafkanmu. Aku selalu ikhlas dengan apa yang terjadi di hidupku. Tetapi lewat lantunan doa sem
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 39. **"Apa yang terjadi, Bang?" tanya Ratna ke suaminya sebab wajahnya sudah terlihat pias ketika menerima telepon dari Jelita. "Maaf, Sayang. Sepertinya kita tidak jadi pergi liburan. Kejadian sudah terjadi diluar keinginanku." Hadi terguncang mendengar kabar dari orang tuanya itu. "Kejadian apa? Mengapa kamu seperti sedih gini, Bang?!" Ratna menjadi panik melihat ekspresi wajah Hadi. "Ya, kita harus kembali lagi ke kampung karena Ada berita tidak mengenakkan. Ibu dan Bapak kecelakaan, sekarang di rawat di rumah sakit," kata Hadi dengan bibir yang bergetar. "Iya kah, Bang. Kalau begitu kita harus segera datang untuk melihatnya. Semoga saja kondisinya tidak apa-apa," ucap Ratna meredam rasa takut di pikiran sang suami. "Maaf, Sayang. Aku benar-benar minta maaf," kata Hadi lagi karena sudah menggagalkan hari liburan mereka sekeluarga. "Kenapa kamu minta maaf ini bukan kesalahan kamu, Bang." Ratna memeluk sang suami agar dia tidak merasa bersalah lagi.M
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 38. **"Kamu mau apa?" tanya Ratna saat Hadi sudah mengunci pintu kamar. Tidak ada kasur di rumah kontrakan mereka. Ratna hanya menggelar kasur lipat yang beralaskan ambal biasa untuk dia dan dua anaknya tidur. "Sayang, kamu tidur di lantai?" tanya Hadi pasalnya dia memang tidak pernah masuk ke kamar Ratna karena Hadi hanya datang beberapa kali untuk bersilaturahmi. "Kami pakai kasur lipat. Kenapa kamu bilang gak pake kasur," kata Ratna cemberut. "Rat, maafkan aku. Aku udah banyak sekali nyakitin kamu. Kamu pasti marah dan benci sama aku. Kesalahanku Pasti sangat besar kepadamu." Hadi membelai rambut istrinya untuk memberikan dia kasih sayang. "Lupakanlah. Aku perlahan mencoba untuk memaafkanmu," kata Ratna. "Kenapa uang yang aku beri nggak kamu belikan kasur. Uang itu bebas kamu gunakan untuk keperluan keluarga kita. Aku berjanji akan berubah mulai dari sekarang." "Apakah ini jujur atau hanya obral cinta?" tanya Ratna. "Ini jujur, Sayang. Apalagi yang
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 37. **"Jadi kamu udah berani itung-itungan sama Ibu. Ibu nggak nyangka ternyata kamu orang yang seperti ini. Ibu pikir kamu adalah perempuan yang baik!" kata Ibu ke Mia. Mia mencebik pada mereka berdua. "Ibu pikir? jadi hanya dalam pikiran ibu aja setelah melihat ibu merasa aku jahat, gitu!""Tentu saja. Kamu tidak sepantasnya melakukan ini. Orang tua kamu pasti akan kecewa bila tahu anaknya seperti ini.""Mama aku di kampung tahu kok aku seperti apa. Jadi ibu nggak perlu terlalu mempermasalahkan urusanku! yang penting Ibu bayar aja utang sama aku karena aku memberikannya tidak gratis!" kata Mia lagi dengan sinis. "Halo, Sayang. Ada apa?" seorang pria mendatangi Mia begitu saja. Lelaki itu langsung memeluk Mia dan menunjukkan kemesraan dihadapan ibu dan Jelita. "Siapa dia Mia?" tanya Ibu ketika mereka mengurai pelukannya. "Apa sih, sibuk banget ngurusin urusan orang!" Mia mendengkus ke Ibu. "Jadi seperti ini kelakuan kamu di kota. Ibu sangat menyesal ka
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 36. **Mata Ibu mendelik mendengar penuturan Hadi. Pasti Ratna sudah menaruh guna-guna kepada anaknya itu. "Kamu sadar apa yang kamu ucapkan, Nak? Kamu tahu restu orang tua adalah diatas segalanya. Dulu Ibu kasihan sama kamu karena kamu uring-uringan setelah Mia meninggalkan kamu. Tetapi sekarang ia menjadi janda dan ibu nggak suka dengan Ratna!" kata Ibunya ketus. "Bu, Kenapa Ibu menjadi anak kecil seperti ini? Bukankah bagus Bang Hadi bersama Ratna kembali. Jangan memperkeruh suasana dan menyuruh pasangan berpisah, Bu. Gak baik. Karena pernikahan itu sakral bukan permainan." Jelita menimpali dia menyela perkataan ibunya. Ibu melayangkan pandangan ke Jelita. "Kamu baru aja tinggal di kota. Tetapi kenapa sikap kamu soalnya begini, Jelita? Pakai ngajari Ibu segala kamu pikir Ibu nggak ngerti, Apa!" kata Ibunya ketus gak terima ucapan Jelita. Jelita hanya mendengkus mendengar tutur Ibunya. "Bu, aku lagi sakit. Tolong jangan memperkeruh suasana seperti apa y
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 35. **Mata Ratna melebar melihat kedatangan Ibu mertuanya. Apalagi ketika tangannya masih dipegang oleh Hadi. Ratna dengan kasar menyentakkan nya. "Ibu!" Sahut Hadi ketika Ibunya sudah berada di depannya. Netra wanita paruh baya itu menatap Ratna dengan sengit. Aura ketidaksukaan tergambar jelas dari wajahnya. "Kata Jelita kalian bertengkar. Ibu dengar Ratna akan menggugat kamu ke pengadilan agama. Apakah itu benar?" tanya Ibunya dengan wajah garang. Ratna hanya diam. Karena baru datang saja Ibunya sudah menunjukkan sikap yang begitu tidak bersahabat. Bagaimana bisa dia menyapa dan bersikap baik kepada mertuanya jika sikapnya seperti itu. "Tidak, Bu. Aku dan Ratna akan memperbaiki pernikahan kami. Aku tidak ingin rumah tanggaku hancur karena dengan susah payah membangunnya hingga memiliki dua anak." Hadi menjawab dengan lemah. Ibunya bahkan tidak bertanya bagaimana kondisinya membuat Hadi sedikit kecewa."Ratna! Kamu jawab Ibu. Apakah kamu mau bercerai
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 34.**Mereka berdua berjalan menuju ruangan Hadi. Mia merasa percaya diri karena Hadi akan memilihnya. Walaupun beberapa waktu lalu Hadi marah kepadanya sebab melihat dia sedang manggung dan menggunakan pakaian seksi. Beberapa kali Mia menghubungi Hadi untuk memberikan lelaki itu penjelasan. Hadi juga mengangkat teleponnya dan berkata dia tidak marah lagi. Hubungan mereka tetap baik sebagai saudara. Entah mengapa setelah dicampakkan. Mia masih ingin berjuang karena tidak mau kalah dengan Ratna. Padahal banyak lelaki yang menggodanya. apalagi melihat dirinya yang tampil seksi sangat banyak lelaki yang menginginkan Mia. Tetapi Mia tidak pernah tertarik dengan mereka. Karena tidak ada yang berwajah tampan dan rupawan. Mia Hanya memanfaatkan uang mereka saja. Menemani mereka minum alkohol sampai mabuk lalu mengambil uangnya. Ratna sendiri merasa gusar dengan apa yang dia katakan. Padahal jelas dengan mata kepalanya sendiri dia melihat Hadi dengan Mia di ranjan
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 33. **Jelita terkejut melihat Hadi tiba-tiba tak sadarkan diri. Jelita segera menghampiri Hadi untuk membangunkannya agar segera sadar."Bang kamu kenapa? Bangun, Bang!" Kata jelita. Dia beberapa kali melakukannya tetapi Hadi tetap tidak sadarkan diri.karena panik Jelita lalu meminta bantuan kepada tetangga kiri dan kanan untuk melihat kondisi abangnya. Hingga akhirnya tetangga berdatangan untuk membantu Hadi.selanjutnya Hadi dilarikan ke rumah sakit atas intruksi dari Bapak RT setempat. Setelah mengunci pintu rumah, Jelita mengantar abangnya ke rumah sakit dibawa dengan mobil salah seorang warga.Sampai di rumah sakit Hadi mendapatkan perawatan di salah satu kamar. Dokter mengatakan jika Hadi menderita GERD serta tekanan darah rendah karena berbagai faktor. Hadi kini terbaring lemah di ruang perawatan. Jelita duduk memandangi kondisi abangnya. Jika dipikir-pikir sungguh sangat kasihan melihat dia seperti itu. Mungkin saja Ratna terlalu keras menghukumnya
KUPULANGKAN UANG SUAMIKU 32.**Hadi hanya menatap nanar kepergian istrinya itu. Dia ingin sekali mencegahnya. Tetapi Ratna sudah pergi dengan temannya. Hadi sendiri tidak tahu siapa wanita itu dengan lelaki itu. Sementara di dalam mobil Ratna merasa benar-benar galau. Apakah benar perbuatan yang telah dilakukannya? Apakah dia terlalu keras menghukum sang suami? Tetapi rasa rasanya Apa yang dilakukannya sudah sesuai karena Hadi sendiri yang lebih dulu berbuat salah. "Rat, Bagaimana hubunganmu dengan suamimu?" tanya Winda saat mereka sedang berada di dalam mobil. "Begitulah." Ratna hanya menggantung ucapannya. Winda melirik abangnya yang tengah berkendara. Sepertinya waktu tidak tepat untuk memperkenalkan mereka berdua. Walaupun sebenarnya Ratna sudah mengenal abangnya ketika mereka masih SMP dulu. "Bang Randy apa kabarnya?" tanya Ratna memecahkan kesunyian karena dia tahu mereka merasa tidak enak. "Baik, bagaimana kabar kamu?" tanya nya balik. "Aku merasa baik juga. Kata Winda