Share

BAB 6. TEGA

last update Last Updated: 2024-11-23 13:00:18

"Kamu bisa istirahat di kamar yang itu!" Jari telunjuk Shena mengarah pada satu kamar yang membuat adik madunya itu nampak terkejut.

Vidya membelalak, ia terperangah tatkala Shena menunjuk sebuah kamar yang terletak di area belakang rumah.

Sebuah kamar kecil yang Vidya tahu itu adalah kamar Bi Sumi --- asisten rumah tangga di kediaman ini. Ruangan itu selalu dipakai Bi Sumi, jika dia menginap.

Shena tersenyum melihat Vidya yang tercengang, netranya menatap nanar pada adik madu yang selalu kurang ajar.

"Maksud Mbak Shena apa menunjuk-nujuk kamar Bi Sumi?" tanya Vidya. Nada bicaranya sedikit naik, seperti tidak terima.

Tertawa samar, Shena bersedekap dada. "Nggak usah pura-pura bodoh, Vidya. Aku tahu kamu paham maksduku."

"Jadi Mbak Shena nyuruh aku tidur di kamar pembantu? Ck, apa-apaan, aku nggak mau!" Vidya menyentak kesal.

Arya pun jadi ikut tidak terima. Dari sekian banyaknya ruangan, kenapa Shena memilih kamar pembantu.

"Kamu apa-apaan sih, Sayang? Kenapa dari sekian banyaknya kamar malah kamar Bi Sumi yang ditawarkan? Kenapa nggak di kamar tamu aja, seenggaknya kasih tempat," cerocos Arya pada istri pertamanya.

"Enak saja kalau bicara, jangan harap kalian bisa bahagia setelah membuatku menderita!" timpal Shena yang sudah berani menimpali suaminya.

"Memangnya ada berapa banyak kamar di rumah ini? Kamar di lantai atas milik Sheira, kamar sebelahnya untuk Mbak Ana dan Aulia jika mereka menginap. Barang pribadi mereka pun ada di sana. Lalu, kamar tamu sudah di tempati oleh ibumu, Mas Arya Sayang. Sekarang beliau sedang beristirahat di sana," lanjut Shena dengan entengnya.

Inilah balasan setimpal, bagi wanita perusak rumah tangga orang. Sekali pun Vidya menangis darah, Shena tidak akan merasa iba dan kasihan. Sebelum ia puas membalaskan dendam.

Kakak madunya itu tak mengindahkan, justru semakin melayangkan tatapan yang menghunus tajam.

"Aku nggak peduli kamu mau atau nggak. Begini saja, aku akan memberikanmu pilihan. Kamu tidur di kamar Bi Sumi atau di gudang? Atau mau tidur di luar?" tanya Shena memberikan pilihan.

Dia sengaja memberikan opsi itu, supaya Vidya sadar diri. Menurutnya, sikapnya tidak terlalu kejam. Justru itu tindakan pas. Gudang adalah tempat penampungan barang-barang bekas, tak jauh beda dengan Vidya yang menampung bekas Shena.

Vidya berdecak, menggeram kesal. "Kenapa aku ditempatkan dipenyimpanan barang bekas, hah?"

"Lho, emangnya kenapa? Kamu 'kan memang terbiasa pakai barang bekas. Jangankan barang, suamiku saja kamu pakai. Vidya ... Vidya ... kamu ini suka nggak tahu diri, masih mending aku menampung dirimu di rumah ini," papar Shena, suaranya begitu datar dan menusuk. Bak silet yang menyayat hati Vidya, membuat sang madu bungkam seketika.

Sekarang Vidya paham. Kenapa Shena mengizinkan ia tinggal di sini yang tak lain dan tak bukan adalah untuk membalas dendam.

Belum hilang rasa malunya saat ijab kabul pernikahan, dia harus dipermalukan oleh kakak madunya.

"Gimana? Kamu mau atau nggak? Kalau nggak mau pun nggak masalah, kamu bisa tidur di luar," sambungnya.

"Cukup, Shena! Kamu udah keterlaluan, kenapa kamu setega ini pada Vidya? Dia adik madumu!" Lagi, Arya protes.

"Tega, kamu bilang? Tegaan kalian yang sudah mengkhinati aku! Kamu sama Vidya nggak berkaca. Apa perlu aku bawakan kaca besar? Biar tahu diri!"

Daripada tidur di luar yang membuatnya kedinginan, Vidya tak ayal menimbang-nimbang.

Ia mengepalkan tangan, meredam kekesalannya. Tinggal bersama kakak madu ternyata tidak sesuai ekspektasinya.

"Ck, ya udah deh. Aku mau!" balas Vidya pada akhirnya. Lebih baik tidur di kamar pembantu, ketimbang di gudang yang nantinya banyak hewan seperti tikus berkeliaran.

"Nah gitu dong. Dari tadi kek jawabnya, aku nggak perlu lama-lama nunggu jawaban kamu. Lain kali jangan mempersulitku, Vidya. Sudah sana! Aku muak melihatmu lama-lama!" Shena mengusir, sembari mengibaskan tangan agar Vidya enyah dari hadapannya.

"Vidya, tunggu!" teriak Arya. Rupanya dia lebih memilih istri bin4lnya untuk dibujuk. Arya masuk, menyusul.

Wanita yang tengah hamil itu masuk dengan menghentak-hentakkan kakinya, lalu menutup pintu dengan kasar menimbulkan bunyi berdebam, menggema sekitar ruangan.

Shena sangat puas, melihat wajah tertekan madunya.

"Nggak perlu terburu-buru membalas dendam, akan kupastikan kamu akan semakin tertekan. Jangan mengharap kebahagiaan dan kebebasan, karena rumah ini adalah penjara derita bagimu, Vidya," gumam Shena. Melenggang pergi menuju kamarnya.

***

Butuh waktu beberapa jam lamanya bagi Arya untuk membujuk Vidya, akhirnya istri keduanya luluh juga. Malam harinya, sepasang suami istri itu keluar dari kamar, karena merasakan lapar.

Saat membuka tudung saji, di meja makan tidak menemukan apa-apa, tidak ada makanan sama sekali. Kebetulan ada Shena, yang sedang mengambil air minum di dapur.

"Sayang, kenapa nggak ada makanan?" tanya Arya.

"Oh, makanannya udah aku berikan pada Bi Sumi untuk dibawa pulang. Sayang jika nggak dimakan," balas Shena.

Mengembuskan napas kasar, Arya memegangi perutnya yang sudah meronta diberikan asupan. "Udah tahu aku belum makan, kenapa nggak disisakan, Sayang? Aku lapar. Buatkan makan malam," perintahnya.

Namun, Shena dengan tegas menolak. Enak saja, dia harus masak untuk suami dan madunya. Dikira Shena babu?

"Kenapa harus aku? Aku ngantuk, mau tidur, capek seharian ini menghadapi kalian. Kamu suruh aja tuh istri keduamu masak, jangan mau enak-enaknya aja!" Kata Shena, meletakkan gelas dan pergi begitu saja.

Vidya yang memang sudah malas hanya diam saja, menahan lapar. Arya menatap Vidya yang menatapnya juga.

"Kenapa diam? Cepat buatkan makan malam, aku udah lapar banget," keluh Arya. Pria itu mendaratkan bokongnya di kursi.

Arya mendongak, memerhatikan Vidya yang belum beranjak. "Vidya, kamu nggak dengar aku bilang apa barusan?"

"Aku nggak bisa masak, Mas. Selama ini aku selalu dimasakin sama Mbak Irma," jawab Vidya.

Menjambak rambut frustasi, ingin rasanya Arya mengomeli. Ternyata Vidya tidak bisa diandalkan, berbeda dengan Shena yang cekatan mengurus tugas rumah.

"Kamu itu perempuan, Vidya. Malu dong kalau nggak bisa masak!"

Vidya tersinggung, saat Arya membentaknya. "Kok kamu bentak-bentak aku sih, Mas? Bukannya itu tugas Bi Sumi!"

"Bi Sumi nggak ada, aku lapar sekarang. Masa harus nyuruh dia balik ke sini? Kamu jadi istri nggak ada inisiatifnya sama sekali."

"Sekarang kamu malah nyalahin aku! Aku itu istri kamu, bukan pembantu!" omel Vidya.

"Meskipun istri juga kayak Shena dong, dia bisa masak dan cekatan mengurus sua--"

"Halah, sudahlah, Mas. Aku paling nggak suka dibanding-bandingkan." Dengan segumpal sesak di dada, Vidya langsung berlari, lantaran sakit hati karena Arya malah bersungut-sungut padanya.

Sementara di dalam kamarnya, Shena merebahkan dirinya di atas pembaringan. Kamar yang biasa ditempati oleh dirinya dan sang suami, kini Shena tidur sendiri, tidak sudi jika Arya berada di sini.

"Selamat menikmati perdebatan pengantin baru," gumamnya. Ia tersenyum puas membayangkan pertengkaran di dapur.

Mata sembab Shena terpejam, ia mulai menyusul ke alam bawah sadar.

Arya mencari roti sebagai pengganjal lapar, setelah itu masuk ke dalam kamar Bi Sumi yang ditempati bersama dengan Vidya.

Baru masuk saja, dia sudah merasakan sesak. Karena kamar ini sempit dan juga tidak ada AC, hanya ada kipas angin saja, membuat Arya tidak betah berlama-lama. Namun, apalah daya, dia tidak bisa membantah Shena.

"Malam pertama yang aku kira akan bahagia, malah teriksa di tempat kumuh dan sempit seperti ini," gumam Arya.

"Selain itu, rambut Vidya yang dulu sangat indah, sekarang malah ...."

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 7. POV ARYA

    "Rambut Vidya yang dulu sangat indah, sekarang malah berantakan tak beraturan, membuatku tak lagi memiliki hasrat padanya.""Aargh!" Aku mengacak rambutku dengan kasar, ketika melihat Vidya yang sudah terlelap dalam tidurnya di kamar Bi Sumi yang sesak ini.Kenapa perasaanku jadi terganggu saat melihat rambut pendek Vidya yang terpotong sembarangan?Ah, ini semua adalah kesalahanku yang terburu-buru mengajak Vidya bercinta di rumah ini. Siapa sangka, Shena pulang dari luar kota lebih awal dan malah memergoki kami berdua."Vid, geser, Mas juga ngantuk, mau tidur!" Aku menggoyangkan tubuh Vidya yang matanya sudah terpejam."Ck! Mas Arya ganggu aja, sih. Aku ngantuk banget, Mas ...." Vidya meracau dengan mata yang masih tertutup rapat.Dulu, saat Vidya masih menjadi selingkuhanku, aku begitu menikmati ketika melihat wajahnya tertidur dengan lelap. Tapi sekarang, kecantikannya sudah luntur.Kalau saja dia tidak mengandung anakku, sudah pasti aku tak ingin menikahinya. Begitu dalam penyesa

    Last Updated : 2024-11-24
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 8. PERMAINAN KECIL

    "Mbak Shena, aku lapar! Mana makanan untukku dan Mas Arya?" Vidya melirik kakak madunya yang hendak berdiri menyimpan piring ke dapur."Masak sendiri, dong. Aku ini bukan babu kamu!" jawab Shena dengan senyum sinis yang terukir di bibirnya, mengejek Vidya yang raut wajahnya nampak masam.Wanita cantik berusia tiga puluh lima tahun tersebut segera ke dapur, dan meletakkan piring kotor itu di wastafel.Hatinya sedikit bergetar karena emosi, tapi dia menepis perasaan itu."Mas, jangan lupa pagi ini kita harus bertemu dengan klien. Cepat bersiap, atau mereka akan membatalkan kerjasama dengan kita!" Shena mengingatkan suaminya dengan nada tegas. Dia seolah ingin menyindir sang madu yang hanya seorang karyawan biasa, di butik cabang miliknya.Arya mengekor di belakang istri pertamanya dengan patuh, mengabaikan istri kedua yang masih mematung di ruang makan."Mas Arya, kamu mau ke mana? Aku ikut ...," rengek Vidya pada sang suami. Kemudian, wanita itu malah bergelayut manja di lengan Arya, b

    Last Updated : 2024-11-26
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 9. POV VIDYA

    Betapa sialnya nasibku di tahun ini. Ramalan si kakek tua itu rupanya meleset. Dia bilang tahun ini aku akan menjadi istri dari pria kaya raya. Faktanya? Ternyata semua butik itu adalah milik si Shena –-- wanita seumuran kakakku yang masih rela menjadi istri tua untuk dipoligami.Sungguh aneh, kenapa takdirku bisa begini? Sejak Mas Arya dan Mbak Shena pergi mengurus butik, aku merasa bingung bagaimana mengisi waktuku.Dengan langkah gontai, aku memutuskan untuk menyalakan televisi dan menonton siaran favorit di ruang keluarga. Toh, hidup sebagai nyonya di rumah ini lumayan menyenangkan. Tidak perlu bekerja, cukup minta uang pada suami jika ingin berbelanja. Namun, sebelum aku sempat terlarut dalam acara gosip kesukaanku, tiba-tiba kudengar teriakan melengking dari luar. Sungguh mengganggu ketenangan!"Vidyaaaa!" seru wanita tua itu dari ruang tamu. Ah, betapa menyesakkannya suara teriakan si nenek itu menyeruak, menghantam telingaku."Heh, wanita

    Last Updated : 2024-11-26
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 10. JANGAN HINA VIDYA

    "Nenek ...! Sheira kangen banget sama Nenek," seru gadis kecil berusia lima tahun itu, bersemangat melompat ke arah Bu Surti yang baru saja membuka pintu ruang tamu.Matanya yang bening bersinar penuh dengan keceriaan khas anak-anak, seolah menemukan harta karun yang selama ini hilang."Aduh, cucu kesayangan Nenek ini tinggal di rumah Budhe kayanya tambah gemuk, ya? Sampai gembil, nih pipinya," goda Bu Surti. Wanita paruh baya itu menjawil pipi Sheira dengan gemas dan penuh kasih sayang."Tenang aja, kalau Sheira di rumah Budhe, pasti Budhe bikinin kamu kue terus setiap hari, ya, Sayang?" ujar Ana --- kakak kandung Arya. Wanita itu mengusap lembut pucuk rambut keponakannya dengan penuh kehangatan.Gadis cilik itu tersenyum bahagia dan mengangguk, lalu melangkah masuk ke rumah yang sudah dua minggu ditinggalnya untuk liburan ke rumah sang Budhe.Langkahnya makin ringan, seolah menemukan kembali kebahagiaan."Ana, mana adikmu?" Tanya Bu Surti dengan pandangan tajam, menyapu sekeliling h

    Last Updated : 2024-11-27
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 11. MAKAN DI LUAR

    "Mas, mereka benar-benar tega banget sama aku. Padahal kan aku udah capek-capek masak untuk mereka, tapi keluarga kamu seolah belum bisa menerima aku sepenuhnya ...," rengek Vidya dengan mata berkaca-kaca, memeluk lengan kekar Arya dengan erat.'Lihat saja, dramaku pasti berhasil membuat Mas Arya membelaku di hadapan kalian semua!' Vidya bermonolog dalam hatinya.Shena yang menyaksikan adegan menjijikan itu, tak bisa menahan rasa jengkel.Ia menghela napas kesal, memutar bola matanya dengan malas, dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.Meskipun merasa ilfeel dengan penampilan Vidya yang berantakan, Arya merasa kasihan pada istri mudanya yang terus-menerus diperlakukan rendah oleh kakak dan adik perempuannya sendiri."Vid, sebelum kita makan siang, coba kamu mandi dulu biar segar. Setelah itu, ikut bergabung bersama kami, ya?" Ucap Arya dengan lembut.Vidya masih tetap bergelayut manja, ingin terlihat mesra di hadapan kel

    Last Updated : 2024-11-27
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 12. PINJAM BAJU

    Arya masih duduk mematung, pandangan kosongnya menyapu meja makan yang telah tersaji menu masakan istri mudanya."Sayang, aku udah selesai mandi, tap--" ucapan Vidya terhenti ketika matanya menyadari bahwa hanya suaminya yang ada di ruang makan itu."Mas, mana mereka? Keluarga kamu nggak jadi makan siang?" Tanya Vidya dengan lirih, seraya menatap hidangan yang tersentuh sebatas mencicip dan dibiarkan begitu saja.Rasa kesal dan penuh kecewa terpancar dari wajahnya."Makanan aku nggak enak, ya?" Vidya meneguk ludah dengan susah payah, menahan tangis yang menguras tenaga. Punggung tangannya menyeka sudut mata yang basah.'Sialan! Udah dipaksa buat masak banyak, ternyata cuma buat dicicipin doang!' Vidya mengumpat dalam hatinya.Arya tersenyum tipis dan menggenggam erat telapak tangan istri mudanya itu."Enak, Sayang, jangan berpikir seperti itu. Buktinya, mereka mau makan masakanmu. Cuma, mereka nggak habiskan karena ingin

    Last Updated : 2024-11-28
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 13. SINDIRAN KARYAWAN BUTIK

    "Mas, kenapa kita harus pakai taksi online, sih?" Vidya bertanya dengan wajah cemberut, menatap mobil pribadi yang biasa dikemudikan oleh suaminya, terparkir di garasi.Taksi online yang mereka tumpangi tengah melaju dengan kecepatan sedang."Apa kamu nggak mau menggunakan mobil itu untuk membawaku, Mas?""Mobil itu milik Shena. Sudahlah, jangan protes, atau kamu turun sekarang dan aku nggak akan pernah antar kamu ke salon!" Arya menjawab dengan tegas, sekaligus memberikan ancaman pada istri mudanya itu.Vidya hanya bisa mengerucutkan bibirnya, berharap Arya akan merayu saat ia sedang merajuk seperti sekarang. Namun, pria itu tak menggubris rajukan Vidya.Tatapan mata Arya hanya tertuju pada jalanan yang akan menuju salon.Sesampai di tempat tujuan, Vidya merasa kecewa karena sang suami membawanya ke sebuah salon sederhana."Mas, kamu serius, ngajak aku ke tempat ini?" Vidya mendengus kesal, dengan perasaan kecewa yang b

    Last Updated : 2024-11-28
  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 14. CEPAT KEMBALIKAN!

    Setelah melakukan perawatan rambut dan memborong pakaian di butik cabang, Arya dan juga Vidya kembali ke rumah dengan biasa-biasa saja.Bagaimana tidak, para karyawan tadi sangat menjengkelkan Vidya. Mereka dengan berani melontarkan makian saat posisi Vidya sudah menjadi istri Arya.Niat hati ingin menyenangkan diri, malah justru sebaliknya. Vidya harus terus menerima gunjingan orang-orang tentangnya dan lebih membela Shena.'Apa-apa Shena, apa istimewanya sih, Mbak Shena itu? Dibanding aku, ya masih mending aku, lah. Buktinya aja Mas Arya milih aku,' batin Vidya menggerutu dalam hati.Keduanya berjalan menuju ruang tamu. Vidya menggaetkan tangannya ke lengan Arya begitu mesra. "Aku nggak mau tahu, ya, Mas. Kapan-kapan kamu harus bawa aku ke butik pusat. Supaya aku bisa pilih pakaian bagus dan tampil cantik. Kalau aku cantik, 'kan bisa nyenengin kamu. Biar enak gitu dipandang," kata Vidya, keukeuh dengan keinginannya.Arya hanya bisa mengiyakan saja. Pusing sekali mendengar omelan Vi

    Last Updated : 2024-11-30

Latest chapter

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 78. BERTEMU ERVAN

    Arya duduk di tepi ranjang, menatap wajah kecil Arvi yang terlelap. Jari-jarinya mengusap pelan rambut bocah itu, perasaan sayang bercampur dengan kekecewaan yang sulit ia ungkapkan. Sudah hampir dua bulan ia menjalani peran sebagai ayah bagi Arvi, menganggapnya sebagai darah daging sendiri, tapi kenyataan yang Vidya sembunyikan begitu menyakitinya.Ia menarik napas dalam, lalu menoleh sekilas ke arah Vidya yang masih duduk di sofa, sibuk dengan ponselnya. Perempuan itu tampak lelah. Sejak semalam, Vidya tak berhenti memperhatikannya, seolah takut ia akan pergi begitu saja.Arya tahu bahwa Vidya bisa merasakan sikap dinginnya. Ia tak lagi berbicara dengan nada lembut, tak lagi menatap istrinya dengan kehangatan seperti dulu. Semua terasa berbeda sejak rahasia itu terungkap.Setelah beberapa saat, Arya bangkit dari kursinya. Ia mengambil jaket yang tergantung di sandaran kursi dan melangkah ke arah pintu.Vidya langsung menoleh."Kamu mau ke mana, Mas?" tanya wanita itu, suaranya terde

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 77. VIDYA MARAH

    Shena merasakan darahnya mendidih mendengar ucapan Arya. Matanya menatap tajam ke arah pria itu, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari mulutnya."Apa maksudmu dengan mengatakan aku tidak bisa merawat anakku sendiri?" suaranya bergetar, menahan kemarahan yang siap meledak. "Sejak kapan kau peduli, Mas? Sebelum kita bercerai, di mana kau saat Sheira sakit? Di mana kau saat dia menangis mencari ayahnya?"Arya mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. "Jangan membalikkan keadaan, Shena. Aku tidak pernah menelantarkan Sheira!"Shena tertawa miris. "Oh, ya? Lalu kenapa selama ini kau tidak pernah menanyakan keadaannya? Kenapa harus menunggu sampai dia terbaring di ranjang rumah sakit baru kau muncul dan bersikap seperti seorang ayah yang bertanggung jawab?"Arya terdiam. Ia tahu Shena benar. Tapi egonya tak membiarkannya mengakui kesalahannya begitu saja."Aku tidak tahu dia sakit," jawab Arya akhirnya, suaranya sedikit melembut. "Jika aku tahu, aku tidak akan tinggal di

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 76. SHEIRA MASUK RUMAH SAKIT

    Arya ingin mengomel lebih banyak, tapi tangis Arvi kembali pecah. Ia menambah kecepatan mobilnya.Sesampainya di rumah sakit, seorang perawat segera membawa Arvi ke ruang pemeriksaan. Arya dan Vidya bergegas mengikuti, wajah mereka penuh kecemasan.Seorang dokter anak datang tak lama kemudian. Wanita berusia sekitar 40-an itu memeriksa Arvi dengan saksama, menyentuh dahinya, membuka popoknya, lalu memeriksa tenggorokannya dengan senter kecil."Demamnya tinggi, hampir 39 derajat. Sejak kapan mulai rewel begini?" tanya dokter itu sambil mencatat sesuatu di clipboard."Sejak tadi siang, Dok," jawab Vidya dengan cepat. "Tapi dari tadi malam Arvi udah mulai susah tidur."Dokter mengangguk. "Apakah dia masih mau menyusu?"Vidya menggeleng. "Nggak, Dok. Aku udah coba berkali-kali, tapi dia nolak terus."Dokter terlihat berpikir sejenak, lalu berkata, "Dari gejalanya, kemungkinan besar ini infeksi saluran pernapasan atas. Biasanya pada bayi seusia ini, bisa disebabkan oleh virus atau bakteri.

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 75. ARVI DEMAM

    Arya menghela napas panjang saat mobilnya melaju di jalan raya yang mulai ramai oleh kendaraan sore itu. Matanya masih terlihat kosong, pikirannya terus dipenuhi oleh bayangan Shena dan Sheira yang kini tampak bahagia bersama Ervan. Dadanya sesak, tapi ia berusaha mengabaikan perasaan itu.Di sampingnya, Anna melirik Arya sekilas. Ia bisa melihat betapa terpukulnya sang adik tahu bahwa tak ada gunanya terus membahas hal itu sekarang. Yang terpenting, Arya harus menenangkan diri dan tidak bertindak gegabah."Arya, tolong antar ke rumah Mbak saja. Hari ini Mas Lukman mau mengantar Luna ke rumah," ucap Anna dengan lembut, menyebut nama putrinya.Arya mengangguk tanpa banyak bicara. Ia tahu betapa pentingnya momen itu bagi Anna. Setelah perceraian, Anna dan mantan suaminya memang sepakat untuk tetap berbagi waktu dengan Luna, meskipun hubungan mereka tidak bisa dibilang baik."Tapi setelah itu, kamu langsung pulang, ya?" lanjut Anna, menatap Arya dengan khawatir.Arya hanya diam, tidak me

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 74. PENYESALAN ARYA

    Dua minggu telah berlalu sejak Arya dan Anna menyerahkan sampel DNA ke laboratorium di rumah sakit. Selama dua minggu ini, Arya mencoba menjalani hari-harinya seperti biasa. Ia tetap bekerja, tetap pulang ke rumah setiap malam, dan tetap berusaha untuk bersikap normal di hadapan Vidya. Tapi jauh di dalam hatinya, ada sebuah ketakutan yang terus menghantui. Pagi itu, ponselnya bergetar saat ia sedang duduk di meja makan, menyeruput kopi yang terasa hambar di lidahnya. Layar ponsel menampilkan nama sebuah rumah sakit. Saat itu pula, jantungnya langsung terasa berdetak lebih cepat."Halo?" suaranya terdengar sedikit bergetar._"Selamat pagi, Bapak Arya. Kami dari bagian laboratorium Rumah Sakit Sumber Medika. Hasil tes DNA Anda sudah keluar dan bisa diambil hari ini."_Mendengar informasi tersebut, Arya menelan ludahnya. "Baik, nanti siang akan saya ambil."Setelah menutup telepon, Arya menatap kosong ke depan. Vidya, yang sejak tadi duduk di seberangnya sambil menggendong Arvi, menyada

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 73. TES DNA

    "Cuma apa?" potong Arya dengan cepat. "Cuma mau memastikan Arvi selalu ada di dekatmu, biar aku nggak punya kesempatan buat bawa dia ke rumah sakit?""Mas Arya!" Vidya terperanjat. "Aku cuma … aku cuma nggak mau ada masalah dalam rumah tangga kita! Aku takut semuanya hancur!"Arya tertawa pendek, penuh kepahitan. "Semuanya hancur? Kamu pikir aku nggak takut? Aku juga nggak mau rumah tangga ini berantakan, Vidya! Sudah cukup rumah tanggaku dengan Shena berantakan gara-gara kamu muncul dalam hidup aku. Aku juga nggak mau hidup dalam kebohongan!"Vidya terdiam. Ia ingin membela diri, tetapi hatinya dipenuhi ketakutan."Aku nggak minta banyak, Vid," lanjut Arya dengan suaranya yang lebih lirih, tapi tetap terdengar tegas. "Aku cuma mau kepastian. Kalau memang Arvi adalah anak kandungku, aku sangat bersyukur dan akan tetap mencintaimu dengan sepenuh hati. Tapi kalau ternyata bukan ...."Arya menatap istrinya dengan tajam. "Aku nggak tahu apa aku masih bisa bertahan dalam rumah tangga yang

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 72. SEMAKIN CURIGA

    "Aku setuju tes DNA dilakukan besok," ucap Arya akhirnya.Anna tersenyum tipis, akhirnya sang adik menyetujui. "Bagus kalau kamu sudah yakin.""Tapi, ada masalah," lanjut Arya dengan nada serius. "Aku nggak punya uang cukup buat tesnya, Mbak."Anna mengerutkan kening, menatap adiknya dengan penuh selidik. "Memangnya, kamu butuh berapa?""Aku belum cek biaya pastinya, Mbak. Tapi, tes DNA di rumah sakit itu pasti nggak murah," Arya mengusap tengkuknya dengan canggung. "Makanya aku mau minta bantuanmu, Mbak. Bisa nggak, aku pinjam uang dulu?"Anna menatap Arya lekat-lekat, memastikan apakah adiknya benar-benar serius. Ia tahu kondisi keuangan Arya memang sedang sulit. Sebagai sopir taksi online, penghasilannya pas-pasan, apalagi sekarang Vidya sudah tidak bekerja semenjak menikah dengan Arya."Aku nggak masalah bantuin kamu," jawab Anna akhirnya. "Tapi, kalau hasilnya nanti beneran nunjukin kalau Arvi bukan anak kamu, apa kamu berani ambil tindakan?"Mendengar itu, Arya terdiam. Pertanya

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 71. BERHASIL

    Setelah masuk ke dalam kamar, Vidya langsung mengunci pintunya rapat-rapat. Ia bahkan memastikan jendela juga terkunci. Ia tak mau ada seorang pun yang masuk atau mencoba mengambil sesuatu dari dalam kamar ini.Sementara itu, di luar kamar, Anna berdiri bersedekap dengan ekspresi dingin. Ia sudah menduga Vidya akan melakukan hal ini, mengurung diri bersama dengan bayinya. Namun, kali ini ia tidak akan tinggal diam.Anna menunggu di luar kamar dengan penuh kesabaran. Ia memperhatikan setiap gerak-gerik Vidya, mengamati apakah ada celah yang bisa dimanfaatkan.Ternyata, usahanya tidak sia-sia.Ketika sore mulai menjelang, Anna mendengar suara kunci kamar yang diputar. Ia segera berpura-pura sedang sibuk dengan ponselnya. Namun, ekor matanya tetap mengawasi.Vidya keluar dari kamar dengan wajah sedikit lelah, tetapi ekspresi tegang masih jelas terlihat di wajahnya.Anna memperhatikan dengan saksama."Kenapa dia keluar kamar?" pikirnya.Saat Vidya berjalan menuju kamar mandi, Anna memperh

  • KUJADIKAN KAU BABU JIKA INGIN JADI MADUKU   BAB 70. VIDYA TAMPAK ANEH

    Siang itu, suasana rumah masih terasa tegang. Vidya terus-terusan menempel pada Arvi, seolah tak ingin bayi itu lepas dari gendongannya. Bahkan, saat makan pun, ia tetap menggendong sang putra.Arya yang duduk di meja makan hanya bisa menatap istrinya dengan pandangan penuh tanya. Sejak pagi, Vidya tampak semakin aneh. Ia tidak membiarkan siapa pun menyentuh Arvi, bahkan Arya sendiri.Saat tangan Arya terulur ingin mengusap kepala bayinya, Vidya langsung memundurkan tubuhnya sedikit, menghindar tanpa terlihat mencolok."Kamu kenapa, Vid?" tanya Arya akhirnya, dengan suaranya yang datar, dan sorot matanya yang menatap tajam.Vidya tersentak, lalu terkekeh kecil. "Nggak kenapa-napa, Mas. Aku cuma lagi menikmati waktu sama Arvi."Arya mengangkat alis, merasa tidak percaya. "Bahkan aku aja nggak boleh gendong Arvi? Sejak kapan kamu kayak gini?"Vidya berusaha tersenyum, meskipun hatinya terasa dag-dig-dug. "Bukan gitu, Mas. Arvi kan masih kecil. Aku nggak mau dia rewel kalau digendong ora

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status