Yumna sibuk memainkan ponselnya ketika dalam perjalanan menuju Gowa. Suasana yang macet membuatnya sedikit sumpek dan ingin muntah sehingga mulutnya tidak berhenti mengunyah gula-gula.Dia terus berbalas pesan dengan Cybele yang bertanya-tanya banyak hal sementara yang lain sibuk mengobrol. Yumna hanya sesekali menanggapi karena harus membereskan Cybele dulu.Yumna : Iya, bilang sama yang lain kalau pengajian diliburkan dulu sampai waktu yang tidak ditentukan. Mungkin sekitar satu minggu paling lama. Sudah aku jelaskan kemarin juga, kan?Cybele : Iya, Mbak, tapi mereka ndak ada yang percaya dan malah terus datang ke rumah mbaknya. Melihat keramaian, tetangga yang lain pada kepo kan ada apa? Bahkan Bu Retno sudah mengira Mbak Yum sakit dan dirujuk. Emang benar lagi liburan, kok ndak ada fotonya di story?Dengan kesal, Yumna menyalakan kamera ponsel dan memotret dari samping. Cybele tetap tidak percaya dan dengan bodohnya, Yumna menurut. Dia mengirim fotonya sendiri yang ada di Masjid K
Sepulang dari makam Sultan Hasanuddin, mereka langsung pulang ke hotel untuk mengambil barang, setelah itu langsung cek out, menuju ke pusat perbelanjaan oleh-oleh khas Makassar di Toko Oleh-Oleh Kota Daeng di Jalan Perintis Kemerdekaan di Sudiang.Di tempat itu lengkap dari makanan, minuman, baju dan segala macam oleh-oleh kerajinan dari Makassar. Harga terjangkau dengan banyak pilihan apalagi lokasinya dekat dengan bandara. Mas Kevin memang tidak pernah salah kalau memilih tempat.Mereka membeli baju yang ada tulisan Makassar supaya menjadi kenangan tersendiri. Mereka semua sibuk dan bisa jadi itu adalah yang pertama dan terakhir kali mereka bisa liburan bersama. Meskipun tidak seindah acara refreshing orang lain, tetap saja itu adalah momen paling berharga."Beliin buat ibu juga.""Nanti kita beli makanan juga, Mas, kita masukin ke tas biar aman."Setelah dari sana, waktu sangat cepat memisahkan mereka. Malam ini tiga sejoli itu memilih untuk lebih cepat ke bandara karena jam terba
Terlalu banyak yang datang dan pergi membuat luka dan senyum silih berganti menghampiri. Meskipun Yumna lelah, tetapi tidak boleh menunjukkannya pada Nurul apalagi mereka baru bertemu setelah tujuh tahun berlalu.Nurul sendiri masih merasa kikuk, seandainya ada Amel, pasti tidak akan seperti itu. Dia merasa iri pada Yumna yang bisa membawa masalahnya tanpa harus melakukan perbuatan jahat seperti yang dia lakukan dulu.Bukan hanya itu, Nurul bisa melihat bahwa tidak ada dendam di mata Yumna padahal awal mula segalanya berasa dari dia. Nurul bersyukur dan tidak menyesal kembali berkunjung ke Indonesia."Dengar-dengar, ada perempuan yang bernama Cybele mengusik kebahagiaanmu ya?""Iya, Nurul, tetapi itu dulu karena sekarang dia sudah sadar dan mau belajar ilmu agama. Masa lalunya kelam, dia terlalu banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Ketika diputuskan pacar malah menghabiskan malam dengan minum wine.""Aku boleh ketemu sama Cybele, nggak?""Kenapa?""Menurut pengalaman aku ya, kamu
Sesuai janji, Cybele datang setelah sholat asar. Dia mengikuti Gus Hanan dari belakang sekalipun dirinya tidak memakai kendaraan. Gus Hanan sendiri memilih untuk istirahat karena besok harus ke pesantren tanpa boleh izin lagi.Nurul yang melihat kedatangan Cybele tersenyum seolah dia tidak tahu apa-apa. Yumna akhirnya bisa melihat bagaimana jika dua ekor ular saling bertemu atau bahkan saling menggigit."Ini siapa, Mbak?""Ini ...." Yumna tampak berpikir karena dia lupa lebih tua mana antara dirinya dengan Nurul. Akan tetapi, akhirnya dia menjawab asal. "Adikku.""Adik? Kok aku gak pernah liat dia ya, Mbak?""Baru pulang dari Amrik."Cybele tersenyum menatap Nurul. Ketika mereka saling menjabat tangan dan memperkenalkan diri, Cybele berkata, "iya, sih, lebih mirip ke Mas Dika.""Jadi begini, untuk tiga hari ke depan kita masih libur dan baru dimulai pada hari ke empat sesuai jadwal, yaitu sabtu. Nah, hari sabtu itu harus menyetor hafalan sesuai yang aku tentukan di kelas ula'. Infokan
Sesuai dengan perintah Nurul, pagi ini tepat pukul delapan Cybele datang dengan penuh keberanian. Dia mengetuk pintu rumah Yumna dan memintanya keluar. Nurul yang menyadari kedatangan Cybele segera memakai jilbab dan berlari ke luar.Setelah mata mereka beradu, Nurul langsung mengacungkan jempol ke Cybele sambil senyum-senyum. Yumna pun membuka pintu dan langsung ke luar begitu melihat Cybele datang."Tamu bukannya disuruh masuk malah diri sendiri yang keluar. Gak sopan banget kamu, Mbak!""Loh, iya, tuh. Kenapa kamu gak suruh Cybele masuk, Yum?" Nurul langsung menarik tangan Cybele dan masuk ke dalam rumah.Yumna yang melihat hanya melongo, lalu menyusul masuk. Dia sedikit kesal melihat Nurul dan Cybele terlihat bahagia sekali. Sementara Gus Hanan tidak mau keluar sejak tahu kalau yang datang adalah Cybele.Nurul membisikkan sesuatu di telinga Cybele, dia memintanya untuk lebih berani melawan Yumna. Gadis itu mengangguk dan langsung menatap penuh angkuh pada perempuan yang duduk di d
Mata Cybele berbinar-binar. Dia melihat tangan Gus Hanan merogoh saku baju kokonya dan mengeluarkan sebuah kotak panjang, lalu menyerahkannya untuk gadis itu."Aku harap kamu mau menerimanya. Bukalah!"Tangan Cybele langsung menyambar benda itu dan membukanya sambil merekahkan senyum. Gus Hanan menunduk. "Tolong terima itu dan pergilah dari sini. Aku tidak mau melihatmu lagi. Maaf karena sekali lagi kami memanfaatkanmu untuk membongkar kedokmu sendiri. Aku rasa uang itu cukup untukmu pergi dan tinggal jauh di luar kota. Semua yang kamu katakan tadi adalah kebohongan, Nurul bukan temanmu.""Apa?""Hanya cinta yang tulus yang selalu berakhir bahagia. Kamu memulainya dengan kepalsuaan, maka terimalah kekalahan itu."Hati Cybele tertohok, dia pikir Nurul adalah temannya. Rencananya gagal dan tidak ada harapan untuk bersama Gus Hanan. Dia mengangkat kepala dan menatap Nurul yang tersenyum padanya lantas berkata, "aku pernah melakukan kesalahan, membuat hati Yumna sakit dan aku tidak ingin
Begitu Gus Hanan pergi, Yumna langsung ke rumah ibunya. Dia juga penasaran apa yang Nurul lakukan di sana. Begitu sampai, ternyata mereka berdua sedang mengobrol tentang masa kecil Mas Dika.Yumna tidak ingin mengganggu sehingga melangkah cepat masuk ke kamar Mas Dika mencari album kemarin. Ah, ternyata album itu tergeletak manja di tempat tidur Mas Dika.Tangan kanan Yumna langsung meraih album itu dan membukanya perlahan. Yumna tampak bahagia sekali di semua foto yang ada. Bahkan ketika dirinya dipotret secara tidak sadar.Semua kenangan itu hanya akan menciptakan air mata du kemudian hari ketika semuanya akan menjadi mustahil untuk diulang. Yumna kembali membuka lembar selanjutnya dan melihat fotonya dengan Mas Dika."Sekarang kita sudah besar, Mas. Kita bukan anak kecil lagi dan aku selalu sayang sama kamu. Kelak, istrimu pasti beruntung memilikimu, anakmu akan bangga karena kamu adalah lelaki terbaik seperti ayah. Kamu yang penyayang dan perhatian pasti bisa membuat mereka senang
Tangis Nurul mereda setelah menangis hampir setengah jam, sekarang pun dia memilih langsung keramas untuk menyegarkan pikiran. Sementara itu, Yumna memandangi undangan pernikahan itu.Dia pernah mengira kalau namanya lah yang akan bersanding dengan nama Mas Ilham, tetapi kemudian digantikan oleh Nurul. Sekarang, sejarah kembali terulang, luka itu masih ada pada dua hati yang sama-sama pernah mengukir luka untuk Yumna."Kenapa, Yum?"Yumna mengangkat kepala mengalihkan pandangannya dari undangan tersebut. "Nggak apa, Bu. Andai bisa berandai tentang jodoh, bagusnya mereka balikan saja.""Sudah, jangan ingat hal seperti itu lagi, takutnya Nurul dengar dan sakit hati lagi."Yumna mengangguk sambil mengulas senyum. Sementara ibunya berlalu masuk dapur karena jam sudah menunjuk angka sebelas siang. Dia menegur Yumna tadi karena tidak mau anaknya mengingat luka masa lalu lagi.Sudah cukup banyak Yumna menderita. Bermula dari keluarga yang tidak kaya, Nurul, Syahdu, tetangga bahkan hampir saj
EXTRA PART!!!____Cinta mengubah kekasaran menjadi kelembutan, mengubah orang tak berpendirian menjadi teguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan, dan cinta membawa perubahan-perubahan bagi siang dan malam.Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah yang terbaik untukmu! Dan karena itulah, qalbu seorang pecinta-Nya lebih besar daripada Singgasana-Nya.Air berkata kepada yang kotor, "Kemarilah." Maka yang kotor akan berkata, "Aku sungguh malu." Air berkata, "Bagaimana malumu akan dapat dibersihkan tanpa aku?Singa terlihat paling tampan ketika sedang mencari mangsa. Jualah kepandaianmu dan belilah kebingunganmu. Jika Anda jengkel terhadap setiap gesekan, bagaimana cermin Anda akan dipoles.Anda dilahirkan memiliki sayap, mengapa lebih memilih hidup merangkak. Cinta dan kelembutan adalah sifat manusia, amarah dan gairah nafsu adalah sifat binatang. Kau harus hidup di dalam cinta, sebab manusia yang mati tidak dapat melak
Bu Wenda terus berjoget ria sambil berteriak kalau dia adalah fans Yumna. Tidak ada yang mau menghentikan Bu Wenda yang semakin kehilangan kendali itu bahkan anaknya saja sudah menjauh ketika Nurul memberi isyarat."Kalian tahu? Aku sudah memfitnah Yumna mengatakan dia hamil, makanya Ilham memutus lamaran itu. Aku bilang dia mandul sampai stres dan keguguran. Kira-kira Yumna mau maafin aku nggak, ya? Ada yang tahu jawabannya?"Lagi, dia tertawa keras."Di sini ada yang bernama Yumna? Ah, aku rindu setengah mati kepada Yumna. Sebenarnya aku mengakui semua kesalahan itu dan mau meminta maaf, tetapi sudah keburu gengsi duluan. Andai tidak ada yang berdiri di sisi Yumna, aku pasti bisa meminta maaf sama dia. Aku malu karena ada Nurul, Amel dan suaminya.Kalian tahu kalau suami Yumna itu putra Kyai Sholeh? Makanya aku tidak suka kalau Yumna bahagia. Sekarang saja aku mau mencekik lehernya biar dia mati atau kita bawa bermain-main di taman. Aduh, Syahdu kasihan sekali karena dia harus menin
Hari selasa yang cerah ketika Gus Hanan baru pulang mengajar di masjid, Yumna langsung menariknya masuk kamar dengan wajah berseri-seri."Mas, hari ini ingat hari apa?""Hari selasa?"Yumna menggeleng. Gus Hanan mencoba menebak bahkan hampir sepuluh kali tebakan, tetapi belum juga berhasil. Dengan sedikit kesal, Yumna memberi tahu kalau hari ini Gus Hanan genap berusia 27 tahun."Ah iya, mas udah 27 tahun hari ini. Aduh, kok sampai lupa ya?""Daaaan ... aku punya hadiah ulang tahun buat Mas Hanan.""Hadiah? Qur'an? Kitab? Atau kecupan lagi kayak tahun kemarin?"Sekali lagi Yumna menggeleng. Gus Hanan menyerah tidak mampu menebak. Dia akhirnya memeluk sang istri, berusaha membujuk untuk langsung menunjukkan hadiah itu saja.Yumna mengurai pelukan suaminya, dia merogoh saku gamis dan menunjukkan sebuah benda berwarna putih dan biru. "Aku hamil, Mas. Selamat, kamu akan menjadi ayah!""Alhamdulillah, kamu serius, Dek?"Yumna mengangguk, sesuatu yang sejuk mengalir membasahi pipinya. "Dan
Mereka sudah tiba, tetapi Amel tidak bisa singgah karena Ozil sudah mencarinya sejak tadi. Begitu mobil hitam itu sudah melaju pergi, seseorang kemudian menghampiri mereka berempat."Aku turut bahagia karena melihat Nurul kembali. Ternyata dia yang menyebar berita itu, tetapi aku yang harus diusir." Bu Wenda datang bersama anak gadisnya.Nurul melihat ponsel gadis itu menyalah, dia pun tersenyum tipis dan memberitahu Yumna lewat isyarat sementara Mas Dika dan Gus Hanan diminta masuk saja karena bisa menangani mereka berdua.Begitu tinggal mereka berempat saja di pinggir jalan, Nurul langsung mendekat ke gadis itu agar suaranya lebih jelas dalam rekaman. "Ya, aku yang menyebarkan berita itu. Gimana rasanya harus disalahkan padahal bukan kita yang melakukannya?""Kurang ajar!""Tidak, aku tidak kurang ajar Bu Wenda. Semua orang sudah tahu kalau dalang di balik semua masalah yang ada adalah Bu Wenda sendiri karena sangat iri pada Yumna. Kesalahan Bu Wenda kan bukan hanya gosip, tetapi su
Pada hari pernikahan Mas Ilham tepat hari sabtu, mereka semua berkumpul di rumah Yumna dengan baju seragam meskipun Amel dan Kevin beda motif asalkan warnanya sama. Mereka telat pesan atau mungkin sebut saja Nurul terlalu cepat memesan karena tidak mau ayahnya ingkar janji.Untuk ketiga perempuan itu semuanya membawa kado, sementara laki-laki mengantongi amplop saja. Mereka semua memakai baju yang hampir sama. Hari ini Nurul terlihat sangat cantik.Sebelum berangkat, dia meminum segelas air dulu untuk menenangkan diri. Luka dalam hatinya dibalut sedemikian rupa. Mereka berpasang-pasangan kecuali Mas Dika yang harus kembali memerankan perannya.Jika dulu dia pura-pura berpasangan dengan Yumna, sekarang bersama Nurul. Mas Dika tersenyum pada adiknya yang selama ini dia benci, tetapi kini mulai membuka hati untuk menerimanya."Nanti sama Mas Dika aja biar mereka mengira kamu juga punya pasangan. Pokoknya nanti jangan pernah masang muka sedih, harus mengalihkan pikiranmu dari Mas Ilham. J
Sesampainya di rumah, mereka berdua terkejut oleh kedatangan Amel. Sepertinya hari akan semakin panjang karena kedatangan Amel yang membawa banyak makanan. Sekalipun mereka sudah dewasa, tetapi yang namanya perempuan kadang bertingkah seperti anak-anak."Ozil mana, Mel?""Sama neneknya, dia gak mau ikut tadi karena keasyikan main sama sepupunya."Yumna mengangguk, dia senang sekali melihat banyak gorengan termasuk ayam geprek di depannya. Mereka kumpul di ruang tengah karena tidak mau diganggu oleh tamu. Hari yang menyenangkan setelah bertemu Mas Ilham.Masalah itu Yumna ceritakan pada Amel bukan untuk memancing amarahnya, tetapi seorang perempuan sangat sulit untuk menyimpan masalahnya sendiri apalagi jika sudah lama dan terbiasa saling berbagi cerita dengan sahabat."Mas Ilham kok bego banget, ya? Masa dia mau jatuh ke jurang yang sama?""Gak tahu tuh. Udah aku bilangin juga karena aku sebagai orang ketiga di masa lalu itu serius, nyeselnya sampe sekarang, nyeseknya sampe ke hati. A
"Ide apa, Mas?""Nah, sebagian perempuan kan kalau mendapat darah keluar lebih lima belas hari itu langsung menentukan bahwa 15 hari haid dan selebihnya istihadhoh, ya kan?"Yumna mengangguk."Nah, kamu adakan hari khusus untuk membahas masalah darah itu biar mereka yang tadinya bingung dan ragu, menjadi yakin dan tahu darah apa yang keluar itu. Mas tidak bisa ngejelasinnya karena nanti ada pertanyaan pasti malu untuk dipertanyakan. Nah kalau sesama perempuan kan enak. Gimana?""Ya boleh, Mas, tapi aku mau pahami ulang dulu dan latihan menjelaskan di depan kamu. Kalau ada salah-salah kan aku yang kena dosanya juga, Mas.""Woke siap, kalau gitu mas mau menyiapkan materi khutbah dulu buat hari jumat nanti. Kamu ngelakuin apa aja deh bebas."Yumna mengangguk cepat, dia lalu menemui Nurul di rumah ibunya karena merasa bosan dan jenuh sendirian. Makanya dia memiliki ide untuk menjual makanan saja daripada tidak ada kegiatan seperti sekarang toh lokasi di depan rumah lumayan luas apalagi ka
Di malam hari, Gus Hanan duduk dengan istrinya di meja makan padahal makanan sudah tidak terhidang lagi di sana. Lelaki itu menopang wajah dengan kedua tangannya karena merasa kurang komunikasi dengan para murid yang keluar begitu saja.Padahal seharusnya seorang guru harus menanyakan keadaan muridnya juga yang apabila tidak hadir atau malah memilih mengundurkan diri. Saat itu memang Gus Hanan bertanya, tetapi mereka hanya diam, lalu besoknya tidak ada kabar lagi."Mungkin bagusnya kala ngajar di rumah aja biar gak ada cerita miring lagi?""Jangan dulu, Mas. Kamu harus bicara sama panitia masjid dulu. Bisa jadi bukan mereka pelakunya, tetapi jamaah atau orang lain yang mau nama kamu buruk di mata semua orang, Mas. Baru satu orang, kan, yang ngomong kayak gitu?""Entah sejak kapan iuran pengajian itu diadakan. Mas jadi semaki kepikiran padahal selama ini ikhlas dan tidak pernah berpikir untuk memintai mereka bayaran walau sekali dalam setahun."Yumna juga bingung sendiri, ingin mencari
Pernyataan Cinta—Jalaluddin Rumi—Kau yang telah menutup rapat bibirku, tariklah misaiku ke dekat-MuApakah maksud-Mu? Mana kutahu?Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selaluKukunyah lagi memamah kepedihan mengenang-MuBagai unta memamah biak makanannya, dan bagai unta yang geram mulutku berbusaMeskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara, di hadirat kasih aku jelas nyataAku bagai benih di bawah tanah, aku menanti tanda musim semiHingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi***Nurul tersadar dari kesedihannya setelah Yumna mengingatkan kalau dia harus memperbaiki hubungan dengan Allah agar rasa kecewa dari berharap lebih itu beringsut hilang.Dia menyeka air matanya, menelan kesedihan itu dan mengganti dengan senyuman. Nurul kembali merasakan bagaimana menjadi Yumna ketika harus ditinggalkan oleh orang yang sudah lama ditunggu untuk bersatu.Karma itu tidak ada, tetapi balasan atas perbuatan selalu ada. Nurul menyesal dan sekali lagi merintih memohon ma