Share

Bab 107

Tangis Nurul mereda setelah menangis hampir setengah jam, sekarang pun dia memilih langsung keramas untuk menyegarkan pikiran. Sementara itu, Yumna memandangi undangan pernikahan itu.

Dia pernah mengira kalau namanya lah yang akan bersanding dengan nama Mas Ilham, tetapi kemudian digantikan oleh Nurul. Sekarang, sejarah kembali terulang, luka itu masih ada pada dua hati yang sama-sama pernah mengukir luka untuk Yumna.

"Kenapa, Yum?"

Yumna mengangkat kepala mengalihkan pandangannya dari undangan tersebut. "Nggak apa, Bu. Andai bisa berandai tentang jodoh, bagusnya mereka balikan saja."

"Sudah, jangan ingat hal seperti itu lagi, takutnya Nurul dengar dan sakit hati lagi."

Yumna mengangguk sambil mengulas senyum. Sementara ibunya berlalu masuk dapur karena jam sudah menunjuk angka sebelas siang. Dia menegur Yumna tadi karena tidak mau anaknya mengingat luka masa lalu lagi.

Sudah cukup banyak Yumna menderita. Bermula dari keluarga yang tidak kaya, Nurul, Syahdu, tetangga bahkan hampir saj
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status