Share

BAB 41

Penulis: Anisah97
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU

BAB 41

PoV Author.

"Ibu, ini dokter Rudi yang Ridwan ceritakan itu, sekarang Ibu bisa bawa Tante ke sini, nanti akan dicek sampai dokter ini menemukan solusinya," ucap Ridwan.

Ridwan memperkenalkan temannya pada Bu Jeni, yang dimintanya untuk berpura-pura menjadi seorang dokter, untuk mengerjai Bu Dira.

"Ibu akan menjemput Tante Dira, kamu bawa dokternya ke dalam," kata Bu Jeni seraya membawa langkah untuk pergi ke rumah Bu Dira.

"Ibu, duduk di kursi roda sekarang, Ibu Jeni menuju ke sini," ucap Zahra, yang melihat dari celah jendela.

Bu Dira yang duduk berleha-leha diatas sofa langsung bergegas menuju ke kamarnya.

"Zahra," panggil Bu Jeni sambil mengetuk pintu.

Zahra memastikan ibunya sudah duduk di kursi roda, barulah dia menuju pintu utama dan membuka pintu.

"Mana Ibu kamu?" tanya Bu Jeni. "Ayo, kita ke rumah Ibu Jeni,"

"Memangnya ada apa, Ibu Jeni? Kenapa ibuku dibawa ke sana?" tanya Zahra heran.

"Ikut saja, nanti kamu akan tahu se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 42

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 42.PoV Author."Kamu tunggu di mobil, ya? Biar aku yang turun jemput Ibu." kata Ridwan, Jelita mengangguk sembari tersenyum ke arah suaminya.Satu bulan pasca melahirkan, Ibu mertua Jelita baru bisa datang karena harus menjaga Rindu yang tengah mabuk parah, karena bawaan hamil muda yang bila makan muntah, mencium bau masakan pun muntah.Jelita merasa sangat beruntung, saat hamil anak pertamanya, Jelita sama sekali tidak merasakan mabuk seperti yang dialami Rindu.Ibu mertua Jelita berjalan cepat ke arah mobil, senyumnya mengembang sambil membuka pintu mobil."Akhirnya, Ibu bisa bernafas lega sampai sini, mana cucu, Ibu. Ibu mau lihat," ucap Ibu mertua Jelita yang sudah duduk di belakang.Jelita melepaskan kain gendongan dan ingin menyerahkan Putra pada Ibu mertuanya."Memangnya, tidak apa-apa?" tanya Ibu mertua Jelita. Ia merasa tidak enak hati untuk menggendong cucunya karena dia baru datang dari luar."Memangnya, kenapa, Bu?" Je

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 43

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 43"Emasku banyak, emasku banyak, heh! Kalian lihat ini, emasku banyak 'kan?" Tante Dira tertawa sembari mengumpulkan kayu ranting yang sudah kering, lalu memamerkannya padaku dan Ibu.Setelah satu bulan kejadian Tante Dira menabrakkan diri saat motor melintas, Tante Dira terpaksa dirawat di rumah sakit jiwa. Sebab, sudah beberapa kali mendapati dirinya sedang menyakiti diri sendiri.Ada rasa bersalah sedikit saat melihat kondisi Tante Dira saat ini. Gara-gara emas perhiasan itu, Tante Dira menjadi kehilangan akal sehat. Dia gila karena memikirkan emas perhiasan yang sudah kembali kepada ibuku."Semua ini gara-gara kamu, Jelita. Ibuku menjadi gila karena kamu!" ucap Zahra dengan air matanya yang berjatuhan. Aku memutar bola mata malas mendengarnya, tidak habis-habisnya dia menyalahkanku."Ck! Jadi, ini hanya gara-gara aku? Bukan gara-gara kamu? Makanya, jadi anak itu harus berguna, jangan cuma makan tidur tanpa bekerja, bikin susah

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 44

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 44Zahra turun dari motor sambil berlari dan memanggil nama Zita. Dia di jemput oleh Sinta di tempatnya bekerja.Aku menangis saat Zahra langsung membuka penutup wajah Zita, dan langsung memeluknya sambil meraung."Anak bod0h! Kau menuruti perintahku, hah? Kau memang tidak berguna, Zita! Bikin malu dan ... hu-hu-hu!" racau Zahra sambil meraung pilu. "Bangun! Bangun, Zita! Kakak mohon, bangun sekarang juga! Ikuti perintahku!" Zahra berteriak histeris, aku sangat sedih mendengar dan melihatnya seperti sekarang."Zahra, kamu yang sabar, istighfar dan sebut nama Allah." Tante Nur merangkul pundak Zahra, dan memintanya untuk melepaskan jasad Zita."Tidak! Ini pasti mimpi!" Zahra kembali berteriak histeris dan pingsan di samping tempat Zita berbaring."Kasihan, Zahra pasti sangat syok, karena tadi pagi, saya mendengar mereka berdua berantem adu mulut, Zahra menyuruh Zita untuk pergi dari dunia saat dia akan pergi bekerja, dan sekarang, Z

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 45

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU BAB 45PoV Author."Assalamualaikum!" ucap salam dari luar pagar membuat Jelita dan Bu Jeni menoleh bersamaan.'Tumben datang, ada apa ya?' batin Jelita."Sebentar, Ibu Jeni buka pintu pagarnya dulu," kata Bu Jeni sembari membawa langkah menuju pagar dan membukakan pintu pagarnya."Itu ada adik Putra, ganteng banget pagi-pagi sudah mandi," ucap Zahra, yang berbicara pada Embun.Dua Minggu setelah kepergian Zita, baru sekali ini Zahra datang ke rumah Bu Jeni dengan menggendong keponakannya. Wajah Zahra sudah tidak tampak sesedih kemarin. Mungkin Zahra sudah bisa menerima kenyataan bahwa Zita sudah tiada.Zahra melepaskan sendalnya dan naik keatas gazebo. Dia duduk bersila kaki sembari memangku Embun yang terlihat takut saat lepas dari genggaman tangan Zahra."Apa kalian sedang sibuk?" tanya Zahra."Tidak, kebetulan lagi santai," jawab Jelita sambil membuka tutup botol dan menenggak air minum. Jelita merasa tidak nyaman saat Zahra tiba

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 46

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 46PoV Ridwan."Seharusnya kamu mikir dulu, Mas. Jangan buru-buru mau beli rumah itu, apa kamu tidak takut?" ucap istriku, disaat kami berdua sudah berada di dalam kamar."Mas mau bikin kontrakan, Sayang. Nanti, tinggal direnovasi biar lebih besar dan bagus, itu juga untuk tabungan anak-anak kita nanti, lagian takut kenapa coba?" Aku mengusap kepalanya dan mencium wangi rambutnya yang panjang. Sudah menjadi kebiasaanku saat kami berada di dalam kamar. Jelita bergidik geli saat aku meniup telinganya."Hmm ... tidak salah sih kalau kamu mau bikin kontrakan, tapi ... rumah itu 'kan bekas orang gantung diri," ucapnya sambil tersenyum. "Tidak akan ada apa-apa, Sayang. Sekarang, kamu tidur duluan, malam ini, Putra biar Mas yang jagain." ucapku sembari mencium kening Jelita. Dia mengangguk dan membalas mencium pipiku.Setelah mempunyai anak, kami lebih sering bergadang malam. Maka dari itu, kami bergiliran untuk berjaga malam, kehadiran

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 47

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU BAB 47PoV Author.Jelita keluar dari dalam kamar dengan menggenggam tangan suaminya. Jelita percaya dengan apa yang dikatakan suaminya walau pun parfum Zahra melekat di kulit tubuh Ridwan.Saat kaki mereka berdua menginjak lantai teras, Paman Doni langsung melayangkan pukulan di pipi Ridwan. Paman Doni terlihat sangat murka setelah Zahra mengadu kepadanya. Paman Doni langsung menuding dan memaki Ridwan tanpa berhenti."Apa yang Paman lakukan? Hentikan!" Jelita berteriak dan menghalangi pamannya untuk berbuat kekerasan kepada suaminya lagi."Dia sudah memper kosa sepupumu, Jelita! Biar Paman memberikan dia pelajaran!" hardiknya sambil mendorong tubuh Jelita ke samping."Jangan, Paman! Paman tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, jangan main hakim sendiri! Suamiku tidak bersalah!" sergah Jelita sambil mendorong tubuh pamannya."Kamu lebih percaya dengan orang lain dibandingkan dengan sepupumu sendiri? Apa kamu tidak mempunyai rasa sim

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 48

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU BAB 48'Aku harus kabur dari mereka, aku tidak mau dipenjara. Tidak! Aku tidak mau hidup menderita dengan mendekam di penjara! Madesu itu tidak boleh hidup bahagia, aku tidak rela dia hidup bahagia!' batin Zahra.Dia mencari-cari cara agar terlepas dan keluar dari penjara. Baru satu jam dia berada di dalam sana, Zahra sudah seperti orang gila yang tidak tahu duduk diam sambil berteriak meminta kepada polisi untuk membebaskannya."Paman! Lepaskan aku, Paman!" Zahra berteriak saat melihat Paman Doni datang ke kantor polisi untuk memberikan keterangan dan bukti-bukti cctv yang sudah disalin Ridwan ke dalam ponsel.Ridwan memercayai Paman Doni untuk membuat Zahra agar diberi hukuman yang setimpal atas perbuatannya yang mengancam keselamatan anaknya dan juga Jelita, serta tuduhan yang dilakukannya terhadap Ridwan."Paman sudah sangat kecewa denganmu, Zahra. Paman jadi menanggung malu dan hampir kehilangan pekerjaan karena ulahmu," ucap Pam

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 49

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 49PoV Author "Paman," panggil Rindu, sambil berjalan di lorong rumah sakit dengan perasaan cemas."Rindu, kamu pulang?" tanya Paman Doni yang melihat ke belakang."Gimana keadaan Kak Jelita, Paman? Apa dia baik-baik saja?" Rindu balik bertanya sambil menatap Paman Doni."Apa abang iparmu belum menceritakannya?" "Rindu belum pulang ke rumah, Paman. Rindu dari bandara langsung ke sini, Ibu yang memberitahu kalau Kak Jelita dirawat di rumah sakit ini," ucap Rindu."Dokter bilang, kakakmu mengalami gegar otak, tapi jangan khawatir, dia pasti baik-baik saja.""Apa Zahra sudah dipenjara?" Paman Doni langsung menunduk saat mendengar pertanyaan Rindu."Zahra belum ditemukan, dia melarikan diri." jawab Paman Doni.Rindu berlalu dan masuk ke dalam kamar rawat inap. Rindu mengusap air matanya saat melihat sang Kakak tercinta terbaring diatas ranjang rumah sakit."Jangan lama-lama sakitnya, jangan bikin semua orang khawatir, Kakak harus cep

Bab terbaru

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 30

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBab 30PoV Suci."Apa kalian sudah menemukan ibunya Marni?" tanya Mas Teguh sesaat aku dan Mas Azka baru sampai di lobby rumah sakit."Kami belum menemukannya, menurut informasi dari mantan suaminya dulu, ibunya Marni sudah pindah dari kampungnya, setelah menjual rumah dan tanahnya," jelas Mas Azka sesuai dengan apa yang dikatakan laki-laki yang mengaku mantan suaminya Marni."Kalau tidak salah, namanya Azril," lanjut Mas Azka."Iya, namanya Azril, Mas." Aku membenarkan ucapan Mas Azka."Di mana kalian bertemu dengan Azril?" tanya Mas Teguh, sepertinya Mas Teguh sudah mengenal pria itu, dari pertanyaannya saja sudah bisa kutebak."Di kampung Marni, itu pun ketemunya tidak sengaja, saat kami menanyakan ibunya Marni, kamu sudah kenal?""Ya, aku sudah kenal. Jadi, gimana ini?" tanya Mas Teguh dengan gelisah."Tidak punya cara lain, kita sebar foto Marni ke sosmed, siapa tahu ada tetangga baru ibunya yang melihat postingan itu," usul Azka.

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 29

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 29Teguh bersahur dan berbuka puasa pertama tanpa Bu Sukma, teguh sedih melihat kursi yang selalu Bu Sukma duduki. Sebak di dada Teguh saat mengingat Ibunya yang sudah pergi meninggalkannya.Tiada siapa yang menemaninya sahur dan berbuka puasa. Teguh sendiri menyiapkan segala sesuatu.Sudah beberapa hari ini Teguh tidak pergi ke rumah Azka. Teguh hanya tidak mau menambahkan masalah, bila Ia terus datang ke rumah Azka untuk melihat anak-anaknya.Tok!Tok!Tok!Suara ketukan dan bel berbunyi membuat Teguh urung untuk menyuap nasi ke dalam mulutnya. Entah siapa yang datang disaat hari sudah magrib? Teguh berlalu ke depan untuk membukakan pintu utama."Mas Teguh." "Marni! Ngapain kamu datang ke sini lagi!" bentak Teguh saat melihat Marni sudah berdiri di ambang pintu rumahnya."Mas, bantu aku, aku sudah disiksa sama calon suamiku dan anak buahnya," ucap Marni mengiba kepada Teguh."Kau pergi dari sini! Kita tidak punya urusan apa-apa l

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 28

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 28PoV Author."Sari, kamu masuk dan tolong mandiin Zulaikha, ya, jangan beri Bu Suci melakukan pekerjaan sendirian, saya takut Istri saya sakit karena kecapek'an," ucap Azka pada Sari yang sedang menyirami bunga di teras."Baik, Pak," sahut Sari sambil mematikan keran air dan menggulung selangnya."Oh, ya, Sari. Ini uang, kamu belikan sayur katuk dan ayam kampung ya, katuknya dibening dan ayam kampungnya di sop seperti biasa," pesan Azka pada Sari. Sari mengangguk sambil menerima dua lembar uang merah dari Azka.Azka pernah mendengar dari almarhumah Bu Sukma, bahwa sayur katuk bisa memproduksi Asi lebih banyak, begitu juga dengan sop ayam kampung. Itulah sebabnya, Azka selalu mengusahakan untuk menyediakan makanan itu, ditambah Suci harus menyusui dua anak sekaligus."Sudah mau berangkat kerja, ya, Pak?" tanya Sari. Azka mengangguk dan berlalu untuk pergi ke pabrik."Mbok, Pak Azka perhatian sekali ya, aku kepengen suami seperti pa

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 27

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 27PoV Suci."Masak apa, hm? Bau masakan istriku enak sekali," ucap Mas Azka sambil menarik kursi meja makan. Lalu memperhatikan satu persatu hidangan yang sudah tersedia di atas meja makan."Cumi asam manis sama sop ayam kampung," sahutku. Menu favorit sewaktu Ibu mertuaku masih ada di dunia ini. Aku sangat merindukannya.Aku menyendokkan nasi dan lauk untuknya. Kemudian aku duduk untuk menemaninya makan."Sebelum bulan puasa nanti, kita ziarah ke makam Ibu, ya, Mas." "Iya, Sayang, nanti kita ziarah dan malam bangun sahurnya kita tidur di rumah Eyang, Kok cuma ngeliatin? Nggak ikut makan?""Aku sudah makan, sambil masak sambil makan.""Ini kamu masak sendirian?" "Dibantu sama Sari," jawabku sambil menuangkan air putih untuknya."Jangan kecapek'an, Sayang, Yusuf lagi aktif-aktifnya itu, kamu fokus ke anak kita aja, urusan dapur dan rumah biar menjadi tugas Mbok Nem dan Sari aja," ucap Mas Azka seraya mengusap punggung tanganku.Ob

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 26

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 26PoV Author."Berikan saja anak itu pada ayahnya, aku tidak mau kamu membawa anakmu itu tinggal denganku, kamu tahu sendiri kan, kalau aku tidak mau direpotkan atau mendengarkan suara tangisan anak bayi, kepalaku bisa sakit kalau mendengarnya menangis," ucap Pria yang bernama Danu, yang menjalin hubungan dengan Marni."Bagaimana caranya? Mantan suamiku itu pasti tidak mau bertemu denganku, lalu? Bagaimana caranya aku memberikan anaknya ini." "Tenang saja, sepulang dari rumah sakit, kita ke rumah mantan suamimu, setelah itu, baru kita pergi ke luar kota menemui orang tuaku dan kita menikah di sana," ucap Danu, terdengar meyakinkan namun diiringi dengan senyum miring."Baik." Marni tersenyum senang.________"Rumahnya sepi, sepertinya tidak ada orang," ucap Marni sambil melihat ke arah rumah yang ada di seberang jalan.Rumah yang pernah memberikan kehidupan yang nyaman sewaktu Marni berpura-pura menjadi pembantu."Pintu pagarnya ka

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 25

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 25PoV Teguh.Suara orang terdengar ramai, karena malam ini banyak anak yatim-piatu yang datang. Para tetangga juga datang untuk mendoakan ibuku. Aku memilih berada di dalam kamar. Malas bila harus keluar kamar dan mendengar pembicaraan orang-orang terhadapku.Tok!Tok!Tok!"Teguh, orang-orang sudah pada datang, kamu harus keluar untuk bantu-bantu mengangkat makanannya." Aku menutup kuping ketika mendengar suara Eyang.Aku tetap tidak mau keluar.________"Bawa saja semua yang ada di dalam rumah ini, jangan tinggalkan satu barang apa pun, biar Teguh mencarinya sendiri kalau dia butuh!" Suara Tante Erni terdengar saat aku baru membuka pintu kamar. Semua tamu dan tetangga sudah pulang ke rumah mereka masing-masing."Tidak usah Tante, di rumah kami sudah lengkap semuanya. Kami hanya membawa isi yang ada di dalam kamar Azka dan Suci saja," sahut Azka."Oh, ya? Baguslah kalau begitu, kalau gitu aku mau minta perhiasan Ibu, aku mau menju

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 24

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 24PoV Suci.Hari ini, setelah berziarah ke makam Ibu mertua, aku dan Mas Azka menuju ke perumahan yang sudah kami beli untuk tempat tinggal kami nanti.Setelah menempuh perjalanan cukup jauh. Akhirnya, kami tiba di kawasan perumahan elit di Jakarta. Awalnya aku sempat protes. Sebab, tempatnya terlalu jauh kalau ingin pergi ke rumah Eyang. Ya, tempat berlabuh kami sekarang adalah ke rumah Eyang. Setelah kami keluar dari rumah Ibu, mungkin akan jarang kami berkunjung ke sana, bisa jadi tidak akan pernah berkunjung karena Ibu tidak ada lagi di sana.Karena keinginan Mas Azka yang sudah memimpikan ingin memiliki rumah mewah hasil dari keringatnya sendiri, membuatku menyetujui untuk membelinya."Bagus kan?" tanya Mas Azka, yang kini lekat memandangku."Bagus, tapi, jauh juga ya, kalau harus bolak balik pergi ke pabrik," jawabku, dan kembali mengucapkan kata jauh."Tidak masalah, yang penting kamu suka, kamu suka, 'kan?""Iya, aku suka

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 23

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 23PoV Author."Suci 'kan sangat dekat sekali dengan Bu Sukma. Makanya, Suci sangat terpukul dengan meninggalnya Bu Sukma, bisa dikatakan meninggalnya mendadak begini, saya juga kaget pas Pak Tejo memberitahu tentang meninggalnya Bu Sukma," ucap seorang tetangga pada Eyang dan beberapa tetangga yang lainnya.Para tetangga berdatangan ke rumah Bu Sukma untuk mendoakan almarhumah Bu Sukma."Iya, saya juga kaget kok. Bu Sukma itu terkenal baiknya sama menantu, beliau juga sering bilang kalau sudah menganggap Suci sebagai anak bukannya menantu, Suci juga sangat dekat dengan Bu Sukma, sudah seperti Ibu dan anak, pokoknya klop banget kalau melihat mereka berdua. Jaman sekarang sangat susah untuk melihat mertua dan menantu akur seperti almarhumah dan Suci.""Mertua seperti Bu Sukma itu langka. Benar kata Pak ustadz, yang baik pasti akan pergi lebih dulu. Ibaratnya bunga, mana yang cantik pasti itu yang akan dipetik dulu.""Mau bagaimana

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 22

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 22"Masak apa Suci? Baunya enak sekali, bikin Tante lapar mencium baunya.""Masak cumi asam manis Tante, Ibu minta dibuatin, kepengen katanya.""Baguslah, Tante senang mendengarnya, Tante minta dikit ya cuminya." Tante Erni menyendok nasi dan mengambil lauk yang masih berada di dalam wajan."Banyak itu Tante, ambil aja lagi, sengaja masak lebih biar semua bisa makan siang sekalian," kataku."Ambilkan Ibu makan juga Er, ngiler liat cuminya." Aku mengambil piring untuk Ibu makan dan Eyang. Aku bersyukur sebab Ibu sudah mau meminta makan, itu artinya Ibu sudah mulai sembuh."Apa itu, Sari?" tanyaku, saat melihat Sari memasukkan sesuatu ke dalam plastik hitam yang dibawanya dari dalam kamar Ibu mertua."Itu ... Tadi Nyonya muntah lagi.""Muntah lagi?" "Iya, dan Nyonya bilang tidak mau makan karena selera untuk makannya jadi hilang," jelas Sari, aku langsung berlari menuju kamar Ibu mertua.Ibu mertua tampak lesu, terbaring lemas sambi

DMCA.com Protection Status