KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 44Zahra turun dari motor sambil berlari dan memanggil nama Zita. Dia di jemput oleh Sinta di tempatnya bekerja.Aku menangis saat Zahra langsung membuka penutup wajah Zita, dan langsung memeluknya sambil meraung."Anak bod0h! Kau menuruti perintahku, hah? Kau memang tidak berguna, Zita! Bikin malu dan ... hu-hu-hu!" racau Zahra sambil meraung pilu. "Bangun! Bangun, Zita! Kakak mohon, bangun sekarang juga! Ikuti perintahku!" Zahra berteriak histeris, aku sangat sedih mendengar dan melihatnya seperti sekarang."Zahra, kamu yang sabar, istighfar dan sebut nama Allah." Tante Nur merangkul pundak Zahra, dan memintanya untuk melepaskan jasad Zita."Tidak! Ini pasti mimpi!" Zahra kembali berteriak histeris dan pingsan di samping tempat Zita berbaring."Kasihan, Zahra pasti sangat syok, karena tadi pagi, saya mendengar mereka berdua berantem adu mulut, Zahra menyuruh Zita untuk pergi dari dunia saat dia akan pergi bekerja, dan sekarang, Z
KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU BAB 45PoV Author."Assalamualaikum!" ucap salam dari luar pagar membuat Jelita dan Bu Jeni menoleh bersamaan.'Tumben datang, ada apa ya?' batin Jelita."Sebentar, Ibu Jeni buka pintu pagarnya dulu," kata Bu Jeni sembari membawa langkah menuju pagar dan membukakan pintu pagarnya."Itu ada adik Putra, ganteng banget pagi-pagi sudah mandi," ucap Zahra, yang berbicara pada Embun.Dua Minggu setelah kepergian Zita, baru sekali ini Zahra datang ke rumah Bu Jeni dengan menggendong keponakannya. Wajah Zahra sudah tidak tampak sesedih kemarin. Mungkin Zahra sudah bisa menerima kenyataan bahwa Zita sudah tiada.Zahra melepaskan sendalnya dan naik keatas gazebo. Dia duduk bersila kaki sembari memangku Embun yang terlihat takut saat lepas dari genggaman tangan Zahra."Apa kalian sedang sibuk?" tanya Zahra."Tidak, kebetulan lagi santai," jawab Jelita sambil membuka tutup botol dan menenggak air minum. Jelita merasa tidak nyaman saat Zahra tiba
KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 46PoV Ridwan."Seharusnya kamu mikir dulu, Mas. Jangan buru-buru mau beli rumah itu, apa kamu tidak takut?" ucap istriku, disaat kami berdua sudah berada di dalam kamar."Mas mau bikin kontrakan, Sayang. Nanti, tinggal direnovasi biar lebih besar dan bagus, itu juga untuk tabungan anak-anak kita nanti, lagian takut kenapa coba?" Aku mengusap kepalanya dan mencium wangi rambutnya yang panjang. Sudah menjadi kebiasaanku saat kami berada di dalam kamar. Jelita bergidik geli saat aku meniup telinganya."Hmm ... tidak salah sih kalau kamu mau bikin kontrakan, tapi ... rumah itu 'kan bekas orang gantung diri," ucapnya sambil tersenyum. "Tidak akan ada apa-apa, Sayang. Sekarang, kamu tidur duluan, malam ini, Putra biar Mas yang jagain." ucapku sembari mencium kening Jelita. Dia mengangguk dan membalas mencium pipiku.Setelah mempunyai anak, kami lebih sering bergadang malam. Maka dari itu, kami bergiliran untuk berjaga malam, kehadiran
KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU BAB 47PoV Author.Jelita keluar dari dalam kamar dengan menggenggam tangan suaminya. Jelita percaya dengan apa yang dikatakan suaminya walau pun parfum Zahra melekat di kulit tubuh Ridwan.Saat kaki mereka berdua menginjak lantai teras, Paman Doni langsung melayangkan pukulan di pipi Ridwan. Paman Doni terlihat sangat murka setelah Zahra mengadu kepadanya. Paman Doni langsung menuding dan memaki Ridwan tanpa berhenti."Apa yang Paman lakukan? Hentikan!" Jelita berteriak dan menghalangi pamannya untuk berbuat kekerasan kepada suaminya lagi."Dia sudah memper kosa sepupumu, Jelita! Biar Paman memberikan dia pelajaran!" hardiknya sambil mendorong tubuh Jelita ke samping."Jangan, Paman! Paman tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, jangan main hakim sendiri! Suamiku tidak bersalah!" sergah Jelita sambil mendorong tubuh pamannya."Kamu lebih percaya dengan orang lain dibandingkan dengan sepupumu sendiri? Apa kamu tidak mempunyai rasa sim
KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU BAB 48'Aku harus kabur dari mereka, aku tidak mau dipenjara. Tidak! Aku tidak mau hidup menderita dengan mendekam di penjara! Madesu itu tidak boleh hidup bahagia, aku tidak rela dia hidup bahagia!' batin Zahra.Dia mencari-cari cara agar terlepas dan keluar dari penjara. Baru satu jam dia berada di dalam sana, Zahra sudah seperti orang gila yang tidak tahu duduk diam sambil berteriak meminta kepada polisi untuk membebaskannya."Paman! Lepaskan aku, Paman!" Zahra berteriak saat melihat Paman Doni datang ke kantor polisi untuk memberikan keterangan dan bukti-bukti cctv yang sudah disalin Ridwan ke dalam ponsel.Ridwan memercayai Paman Doni untuk membuat Zahra agar diberi hukuman yang setimpal atas perbuatannya yang mengancam keselamatan anaknya dan juga Jelita, serta tuduhan yang dilakukannya terhadap Ridwan."Paman sudah sangat kecewa denganmu, Zahra. Paman jadi menanggung malu dan hampir kehilangan pekerjaan karena ulahmu," ucap Pam
KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 49PoV Author "Paman," panggil Rindu, sambil berjalan di lorong rumah sakit dengan perasaan cemas."Rindu, kamu pulang?" tanya Paman Doni yang melihat ke belakang."Gimana keadaan Kak Jelita, Paman? Apa dia baik-baik saja?" Rindu balik bertanya sambil menatap Paman Doni."Apa abang iparmu belum menceritakannya?" "Rindu belum pulang ke rumah, Paman. Rindu dari bandara langsung ke sini, Ibu yang memberitahu kalau Kak Jelita dirawat di rumah sakit ini," ucap Rindu."Dokter bilang, kakakmu mengalami gegar otak, tapi jangan khawatir, dia pasti baik-baik saja.""Apa Zahra sudah dipenjara?" Paman Doni langsung menunduk saat mendengar pertanyaan Rindu."Zahra belum ditemukan, dia melarikan diri." jawab Paman Doni.Rindu berlalu dan masuk ke dalam kamar rawat inap. Rindu mengusap air matanya saat melihat sang Kakak tercinta terbaring diatas ranjang rumah sakit."Jangan lama-lama sakitnya, jangan bikin semua orang khawatir, Kakak harus cep
KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 50"Ya Allah, Rindu." lirih Riswan.Riswan sangat terkejut saat pulang dari membeli nasi bungkus untuk Ridwan, dan mendapati keadaan istri yang sangat dicintainya itu sudah terbaring di ranjang rumah sakit dengan tangan yang terpasang selang infus."Jangan kabari Ibu tentang hal ini, Abang takut Ibu syok mendengar nya," ucap Ridwan yang duduk di kursi sambil memijit pelipisnya. Ia sangat tidak menyangka dengan kebrutalan Zahra yang sudah merenggut nyawa calon keponakannya."Kita harus cepat bergerak, Bang. Aku tidak rela kalau pembunuh calon anakku hidup bebas di luaran sana!" Riswan mengepalkan tangannya seolah ingin meninju pembunuh calon anaknya."Assalamualaikum!" Bu Jeni baru tiba di rumah sakit. Air matanya yang belum kering menangisi nasib anak sulungnya, kini kembali ditambah lagi dengan kesedihan melihat keadaan Rindu."Wa'alaikumsallam, Ibu datang dengan siapa?" tanya Ridwan."Ibu naik angkot, apa kata dokter? Rindu baik-
KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 51PoV Dwi.Jam sudah menunjukkan angka tiga pagi. Aku belum bisa tidur karena terus memikirkan langkah yang akan kuambil besok. Nyawa kedua orang tuaku berada di dalam ancaman Zahra. Aku tidak mau melakukan hal yang membuat keselamatan orang tuaku terancam.Aku tidak menyangka kalau Zahra sejahat itu. Dia begitu ingin membuat Jelita menderita. Jujur, aku memang sangat kecewa dan marah dengan Jelita. Karena dia mengabaikanku saat aku meminta bantuan, bayiku sampai kehilangan nyawa karena terlambat mendapatkan pertolongan medis. Tapi, aku tidak bisa untuk membalas perbuatan Jelita dengan melenyapkan bayinya.Tapi, bagaimana caranya mengatasi Zahra? Dia sudah mengancamku dan memperlihatkan kepadaku foto orang suruhannya yang sudah berada di halaman rumah orang tuaku.Jika aku nekad melawan atau pun membantah perintahnya, maka, orang suruhannya akan langsung melakukan perintah Zahra untuk menghabisi nyawa orang tuaku.Tidak, aku tidak