Share

BAB 37

Penulis: Anisah97
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-17 08:24:22

KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU

BAB 37

PoV Author.

"Mbak Tuti, kenapa masaknya cuma sedikit? Saya kalau masak tidak pernah sedikit, dan pastinya masakan saya lebih banyak dari ini, apa stok lauk yang saya letakkan di tempat cuci piring tidak dimasak?" ucap Bu Jeni yang protes pada Mbak Tuti karena memasak hanya sedikit.

"Jelita yang memintanya, Bu. Ini saja sudah cukup untuk kita makan sampai malam, kenapa Ibu tampak marah sekali?" kata Jelita yang mendengar protes dari ibunya.

"Tidak, Nak. Maksud ibu itu gini, kalau masak sekali banyak, besoknya tidak perlu masak lagi, tinggal dipanasin saja lauknya, jadi Mbak Tuti tidak akan kecapek'an masak terus," kilah Bu Jeni. Padahal, kalau lauknya sedikit, Bu Jeni tidak bisa memberikan Bu Dira dan Zahra lauk lagi, dan Jelita sudah tahu itu.

"Mulai sekarang tidak gitu lagi, ya, Bu. Ibu tidak perlu khawatir, Mbak Tuti ini masih sangat muda, dia kuat kok masak setiap hari, ya, 'kan, Mbak?" Mbak Tuti mengangguk cepat menanggapi u
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 38

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 38PoV Bu Dira.Hari-hari kulewati dengan bahagia, bisa makan enak, semua cicilan sudah dibayar lunas, pokoknya hidupku sangat enak hanya makan dan tidur sepuasnya.Apa lagi yang harus aku pikirkan? Semua biaya hidup sudah ada yang menanggungnya.Entah kapan aku bisa sembuh? Pantatku sudah sangat panas karena hanya duduk dan berbaring saja.Seekor binatang yang sangat menjijikkan tiba-tiba terbang dan hinggap di kakiku. Spontan saja aku berdiri dan mengusir binatang itu dengan mengibaskan bajuku."Kecoak tidak punya otak!" geramku, marah sekali aku dibuatnya.Mataku membulat ketika melihat diriku dari pantulan cermin. Tanganku gemetar tidak percaya.Kecoak sialan itu membuatku berdiri. Aku sungguh tidak menyangka."Zahra! Zahra!" teriakku dengan hati yang berdebar-debar.Aku terus memanggil Zahra sambil melangkah maju mundur, aku tidak percaya dengan keajaiban yang sudah terjadi pada diriku. Setelah beberapa bulan berada di kursi s

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 39

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 39Aku sudah bersiap untuk menjalani rencanaku, tentunya dengan bantuan adikku, rencana yang sempat tertunda karena menunggu waktunya Ranti libur sekolah, karena tidak mungkin aku melakukannya sendiri.Aku dan Ranti harus bisa membuat Tante Dira berlari keluar dari rumahnya. Ibuku harus membuka matanya dan melihat kalau Tante Dira itu sudah sembuh."Kak, sudah beres nih," ucap Ranti."Lewat pintu samping, ya? Kakak akan pergi ke rumah Tante, untuk mengalihkan perhatian mereka, kamu susun yang banyak di setiap jendela dapur dan di jendela kamar Tante, oke?" Ranti mengangguk mantap.Satu karung besar berisi sabut kelapa dan satu karung besarnya lagi berisi bekas kotak telur. Itu sudah cukup membuat asap mengepul dan membuat rumah Tante Dira seolah-olah sedang kebakaran.Aku sudah berada di depan rumah Tante Dira. Aku langsung mengetuk pintu dan mengucapkan salam."Wa'alaikumsallam, Jelita, tumben datang lagi?" Zahra bertanya sambil m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 40

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 40PoV Author."Jelita, ada apa, Nak? Apa yang sakit?" Bu Jeni memegang kedua bahu Jelita dan menyuruhnya untuk duduk."Sakit, Bu. Pinggang Jelita rasanya mau lepas," ungkap Jelita sambil memegangi pinggangnya."Sepertinya, kamu akan segera melahirkan, Nak." Bu Jeni berujar dengan wajah yang terlihat langsung panik."Tapi, belum ada tanda-tanda seperti yang dokter katakan, Bu. Cuma sakit dibagian selangkangan dan pinggang, belum ada tanda-tandanya," ucap Jelita."Setiap orang tanda-tanda mau melahirkan itu beda-beda, Nak. Sebentar, Ibu telpon Ridwan, biar dia segera pulang dan kita langsung ke rumah sakit." Bu Jeni berlalu ke kamar.Jelita berjalan-jalan menuju dapur, rasa sakitnya semakin kuat saat dia hanya duduk dan berbaring."Kalau pun aku harus melahirkan hari ini, aku sudah siap." ucap Jelita sambil mengusap perutnya."Ridwan akan segera sampai," kata Bu Jeni yang kembali menghampiri Jelita."Do'a kan ya, Bu. Semoga Jelita s

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 41

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 41PoV Author."Ibu, ini dokter Rudi yang Ridwan ceritakan itu, sekarang Ibu bisa bawa Tante ke sini, nanti akan dicek sampai dokter ini menemukan solusinya," ucap Ridwan.Ridwan memperkenalkan temannya pada Bu Jeni, yang dimintanya untuk berpura-pura menjadi seorang dokter, untuk mengerjai Bu Dira."Ibu akan menjemput Tante Dira, kamu bawa dokternya ke dalam," kata Bu Jeni seraya membawa langkah untuk pergi ke rumah Bu Dira."Ibu, duduk di kursi roda sekarang, Ibu Jeni menuju ke sini," ucap Zahra, yang melihat dari celah jendela.Bu Dira yang duduk berleha-leha diatas sofa langsung bergegas menuju ke kamarnya."Zahra," panggil Bu Jeni sambil mengetuk pintu.Zahra memastikan ibunya sudah duduk di kursi roda, barulah dia menuju pintu utama dan membuka pintu."Mana Ibu kamu?" tanya Bu Jeni. "Ayo, kita ke rumah Ibu Jeni,""Memangnya ada apa, Ibu Jeni? Kenapa ibuku dibawa ke sana?" tanya Zahra heran."Ikut saja, nanti kamu akan tahu se

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 42

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 42.PoV Author."Kamu tunggu di mobil, ya? Biar aku yang turun jemput Ibu." kata Ridwan, Jelita mengangguk sembari tersenyum ke arah suaminya.Satu bulan pasca melahirkan, Ibu mertua Jelita baru bisa datang karena harus menjaga Rindu yang tengah mabuk parah, karena bawaan hamil muda yang bila makan muntah, mencium bau masakan pun muntah.Jelita merasa sangat beruntung, saat hamil anak pertamanya, Jelita sama sekali tidak merasakan mabuk seperti yang dialami Rindu.Ibu mertua Jelita berjalan cepat ke arah mobil, senyumnya mengembang sambil membuka pintu mobil."Akhirnya, Ibu bisa bernafas lega sampai sini, mana cucu, Ibu. Ibu mau lihat," ucap Ibu mertua Jelita yang sudah duduk di belakang.Jelita melepaskan kain gendongan dan ingin menyerahkan Putra pada Ibu mertuanya."Memangnya, tidak apa-apa?" tanya Ibu mertua Jelita. Ia merasa tidak enak hati untuk menggendong cucunya karena dia baru datang dari luar."Memangnya, kenapa, Bu?" Je

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 43

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 43"Emasku banyak, emasku banyak, heh! Kalian lihat ini, emasku banyak 'kan?" Tante Dira tertawa sembari mengumpulkan kayu ranting yang sudah kering, lalu memamerkannya padaku dan Ibu.Setelah satu bulan kejadian Tante Dira menabrakkan diri saat motor melintas, Tante Dira terpaksa dirawat di rumah sakit jiwa. Sebab, sudah beberapa kali mendapati dirinya sedang menyakiti diri sendiri.Ada rasa bersalah sedikit saat melihat kondisi Tante Dira saat ini. Gara-gara emas perhiasan itu, Tante Dira menjadi kehilangan akal sehat. Dia gila karena memikirkan emas perhiasan yang sudah kembali kepada ibuku."Semua ini gara-gara kamu, Jelita. Ibuku menjadi gila karena kamu!" ucap Zahra dengan air matanya yang berjatuhan. Aku memutar bola mata malas mendengarnya, tidak habis-habisnya dia menyalahkanku."Ck! Jadi, ini hanya gara-gara aku? Bukan gara-gara kamu? Makanya, jadi anak itu harus berguna, jangan cuma makan tidur tanpa bekerja, bikin susah

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 44

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 44Zahra turun dari motor sambil berlari dan memanggil nama Zita. Dia di jemput oleh Sinta di tempatnya bekerja.Aku menangis saat Zahra langsung membuka penutup wajah Zita, dan langsung memeluknya sambil meraung."Anak bod0h! Kau menuruti perintahku, hah? Kau memang tidak berguna, Zita! Bikin malu dan ... hu-hu-hu!" racau Zahra sambil meraung pilu. "Bangun! Bangun, Zita! Kakak mohon, bangun sekarang juga! Ikuti perintahku!" Zahra berteriak histeris, aku sangat sedih mendengar dan melihatnya seperti sekarang."Zahra, kamu yang sabar, istighfar dan sebut nama Allah." Tante Nur merangkul pundak Zahra, dan memintanya untuk melepaskan jasad Zita."Tidak! Ini pasti mimpi!" Zahra kembali berteriak histeris dan pingsan di samping tempat Zita berbaring."Kasihan, Zahra pasti sangat syok, karena tadi pagi, saya mendengar mereka berdua berantem adu mulut, Zahra menyuruh Zita untuk pergi dari dunia saat dia akan pergi bekerja, dan sekarang, Z

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 45

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU BAB 45PoV Author."Assalamualaikum!" ucap salam dari luar pagar membuat Jelita dan Bu Jeni menoleh bersamaan.'Tumben datang, ada apa ya?' batin Jelita."Sebentar, Ibu Jeni buka pintu pagarnya dulu," kata Bu Jeni sembari membawa langkah menuju pagar dan membukakan pintu pagarnya."Itu ada adik Putra, ganteng banget pagi-pagi sudah mandi," ucap Zahra, yang berbicara pada Embun.Dua Minggu setelah kepergian Zita, baru sekali ini Zahra datang ke rumah Bu Jeni dengan menggendong keponakannya. Wajah Zahra sudah tidak tampak sesedih kemarin. Mungkin Zahra sudah bisa menerima kenyataan bahwa Zita sudah tiada.Zahra melepaskan sendalnya dan naik keatas gazebo. Dia duduk bersila kaki sembari memangku Embun yang terlihat takut saat lepas dari genggaman tangan Zahra."Apa kalian sedang sibuk?" tanya Zahra."Tidak, kebetulan lagi santai," jawab Jelita sambil membuka tutup botol dan menenggak air minum. Jelita merasa tidak nyaman saat Zahra tiba

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12

Bab terbaru

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   Akhir kebahagiaan

    "Janin kembarnya berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, beratnya normal, semua sehat dan normal, bulan depan jangan lupa datang lagi, ya? Bulan depan sudah bisa ditentukan tanggal berapa operasi sesarnya," ucap Dokter, yang menangani kelahiran anak pertamaku dulu.Dua tahun pernikahanku dengan Mas Azka, aku pikir, aku akan lama hamilnya, seperti hamil Yusuf, yang memakan waktu bertahun-tahun untuk menunggu kehadirannya di dalam rahimku.Mas Azka tidak pernah menanyakan soal anak. Dia sangat perhatian dan pengertian, tidak pernah menuntut dan memaksa keinginan.Sekarang, aku sudah hamil lagi, kehamilan kembar yang sama sekali tidak pernah aku bayangkan. Mas Azka menggenggam jemariku, mengucap syukur saat aku memberitahu tentang kehamilanku waktu itu."Rumah pasti akan semakin ramai setelah bayi kita lahir," ucap Mas Azka seraya mengusap perutku.Sepulangnya dari rumah sakit, Mas Azka mengajakku untuk singgah di warung pinggir jalan. Warung menjual mie ayam bakso adalah makanan kegem

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 32

    37PoV author."Jadi kapan kalian akan menikah?" tanya ibunya Ranti. Saat Teguh mengantar mereka pulang ke rumah setelah makan malam bersama di rumah eyangnya."Habis lebaran ini, gimana?" sahut Ranti sambil menatap Teguh dari pantulan cermin."Aku ikut saja," kata Teguh sambil fokus menyetir mobil."Iya, habis lebaran ini saja menikahnya, Ibu tidak mau ya? Kalau Teguh bawa kamu ke sana ke sini dengan enaknya, lebih cepat kalian menikah maka lebih baik," sambung ibunya Ranti."Ibu setuju secepat itu karena apa? Apa karena tadi Eyang bilang mobil ini dan rumah tadi adalah milik Teguh?" tanya ayahnya Ranti."Bapak mikir apa? Apa Bapak pikir, Ibu ini mata duitan dan harta gitu? Wajarlah Ibu bersikap seperti tadi, Ibu hanya tidak mau anak kita satu-satunya jatuh ketangan duda kere, makanya Ibu ingin memastikan yang sebenar-benarnya," sahut ibunya Ranti."Jadi, butuh berapa banyak uang untuk membuat pesta pernikahan kami?" tanya Teguh, setelah mobilnya berhenti tepat didepan rumah calon me

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 31

    BAB 36PoV Teguh.Drtt!Ponselku bergetar di atas nakas, aku menggeser tombol hijau untuk menerima. Karena malas memegangnya, aku mengaktifkan pengeras suara. Aku tidak khawatir siapa pun yang mendengarnya, karena hanya aku yang ada di rumah ini."Assalamualaikum, Mas, kamu sibuk?" "Wa'alaikumsallam, tidak, ini lagi rebahan di ranjang." "Baiklah, Mas. Oh, ya, kapan kamu mau memperkenalkan aku dengan keluargamu, Mas?" tanya Ranti, wanita yang sudah kukenal lama dari dunia maya dan kami mulai dekat dalam dua bulan terakhir ini. Setelah memutuskan untuk ketemuan agar kami saling mengenal. Yang pastinya, setelah berpisah dari Marni.Aku berniat ingin menikah lagi, menikah secara resmi. Kesalahan masa lalu tidak akan kuulangi lagi, menikah dibawah tangan tanpa sepengetahuan keluarga."Kalau kamu mau, malam ini juga boleh, kita buka puasa di rumah Eyangku, kalau di rumahku, tidak ada siapa-siapa," jawabku."Baiklah, sore nanti jemput aku ke rumah, aku mau berbuka puasa dengan keluargamu."

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 30

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBab 30PoV Suci."Apa kalian sudah menemukan ibunya Marni?" tanya Mas Teguh sesaat aku dan Mas Azka baru sampai di lobby rumah sakit."Kami belum menemukannya, menurut informasi dari mantan suaminya dulu, ibunya Marni sudah pindah dari kampungnya, setelah menjual rumah dan tanahnya," jelas Mas Azka sesuai dengan apa yang dikatakan laki-laki yang mengaku mantan suaminya Marni."Kalau tidak salah, namanya Azril," lanjut Mas Azka."Iya, namanya Azril, Mas." Aku membenarkan ucapan Mas Azka."Di mana kalian bertemu dengan Azril?" tanya Mas Teguh, sepertinya Mas Teguh sudah mengenal pria itu, dari pertanyaannya saja sudah bisa kutebak."Di kampung Marni, itu pun ketemunya tidak sengaja, saat kami menanyakan ibunya Marni, kamu sudah kenal?""Ya, aku sudah kenal. Jadi, gimana ini?" tanya Mas Teguh dengan gelisah."Tidak punya cara lain, kita sebar foto Marni ke sosmed, siapa tahu ada tetangga baru ibunya yang melihat postingan itu," usul Azka.

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 29

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 29Teguh bersahur dan berbuka puasa pertama tanpa Bu Sukma, teguh sedih melihat kursi yang selalu Bu Sukma duduki. Sebak di dada Teguh saat mengingat Ibunya yang sudah pergi meninggalkannya.Tiada siapa yang menemaninya sahur dan berbuka puasa. Teguh sendiri menyiapkan segala sesuatu.Sudah beberapa hari ini Teguh tidak pergi ke rumah Azka. Teguh hanya tidak mau menambahkan masalah, bila Ia terus datang ke rumah Azka untuk melihat anak-anaknya.Tok!Tok!Tok!Suara ketukan dan bel berbunyi membuat Teguh urung untuk menyuap nasi ke dalam mulutnya. Entah siapa yang datang disaat hari sudah magrib? Teguh berlalu ke depan untuk membukakan pintu utama."Mas Teguh." "Marni! Ngapain kamu datang ke sini lagi!" bentak Teguh saat melihat Marni sudah berdiri di ambang pintu rumahnya."Mas, bantu aku, aku sudah disiksa sama calon suamiku dan anak buahnya," ucap Marni mengiba kepada Teguh."Kau pergi dari sini! Kita tidak punya urusan apa-apa l

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 28

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 28PoV Author."Sari, kamu masuk dan tolong mandiin Zulaikha, ya, jangan beri Bu Suci melakukan pekerjaan sendirian, saya takut Istri saya sakit karena kecapek'an," ucap Azka pada Sari yang sedang menyirami bunga di teras."Baik, Pak," sahut Sari sambil mematikan keran air dan menggulung selangnya."Oh, ya, Sari. Ini uang, kamu belikan sayur katuk dan ayam kampung ya, katuknya dibening dan ayam kampungnya di sop seperti biasa," pesan Azka pada Sari. Sari mengangguk sambil menerima dua lembar uang merah dari Azka.Azka pernah mendengar dari almarhumah Bu Sukma, bahwa sayur katuk bisa memproduksi Asi lebih banyak, begitu juga dengan sop ayam kampung. Itulah sebabnya, Azka selalu mengusahakan untuk menyediakan makanan itu, ditambah Suci harus menyusui dua anak sekaligus."Sudah mau berangkat kerja, ya, Pak?" tanya Sari. Azka mengangguk dan berlalu untuk pergi ke pabrik."Mbok, Pak Azka perhatian sekali ya, aku kepengen suami seperti pa

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 27

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 27PoV Suci."Masak apa, hm? Bau masakan istriku enak sekali," ucap Mas Azka sambil menarik kursi meja makan. Lalu memperhatikan satu persatu hidangan yang sudah tersedia di atas meja makan."Cumi asam manis sama sop ayam kampung," sahutku. Menu favorit sewaktu Ibu mertuaku masih ada di dunia ini. Aku sangat merindukannya.Aku menyendokkan nasi dan lauk untuknya. Kemudian aku duduk untuk menemaninya makan."Sebelum bulan puasa nanti, kita ziarah ke makam Ibu, ya, Mas." "Iya, Sayang, nanti kita ziarah dan malam bangun sahurnya kita tidur di rumah Eyang, Kok cuma ngeliatin? Nggak ikut makan?""Aku sudah makan, sambil masak sambil makan.""Ini kamu masak sendirian?" "Dibantu sama Sari," jawabku sambil menuangkan air putih untuknya."Jangan kecapek'an, Sayang, Yusuf lagi aktif-aktifnya itu, kamu fokus ke anak kita aja, urusan dapur dan rumah biar menjadi tugas Mbok Nem dan Sari aja," ucap Mas Azka seraya mengusap punggung tanganku.Ob

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 26

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 26PoV Author."Berikan saja anak itu pada ayahnya, aku tidak mau kamu membawa anakmu itu tinggal denganku, kamu tahu sendiri kan, kalau aku tidak mau direpotkan atau mendengarkan suara tangisan anak bayi, kepalaku bisa sakit kalau mendengarnya menangis," ucap Pria yang bernama Danu, yang menjalin hubungan dengan Marni."Bagaimana caranya? Mantan suamiku itu pasti tidak mau bertemu denganku, lalu? Bagaimana caranya aku memberikan anaknya ini." "Tenang saja, sepulang dari rumah sakit, kita ke rumah mantan suamimu, setelah itu, baru kita pergi ke luar kota menemui orang tuaku dan kita menikah di sana," ucap Danu, terdengar meyakinkan namun diiringi dengan senyum miring."Baik." Marni tersenyum senang.________"Rumahnya sepi, sepertinya tidak ada orang," ucap Marni sambil melihat ke arah rumah yang ada di seberang jalan.Rumah yang pernah memberikan kehidupan yang nyaman sewaktu Marni berpura-pura menjadi pembantu."Pintu pagarnya ka

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 25

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 25PoV Teguh.Suara orang terdengar ramai, karena malam ini banyak anak yatim-piatu yang datang. Para tetangga juga datang untuk mendoakan ibuku. Aku memilih berada di dalam kamar. Malas bila harus keluar kamar dan mendengar pembicaraan orang-orang terhadapku.Tok!Tok!Tok!"Teguh, orang-orang sudah pada datang, kamu harus keluar untuk bantu-bantu mengangkat makanannya." Aku menutup kuping ketika mendengar suara Eyang.Aku tetap tidak mau keluar.________"Bawa saja semua yang ada di dalam rumah ini, jangan tinggalkan satu barang apa pun, biar Teguh mencarinya sendiri kalau dia butuh!" Suara Tante Erni terdengar saat aku baru membuka pintu kamar. Semua tamu dan tetangga sudah pulang ke rumah mereka masing-masing."Tidak usah Tante, di rumah kami sudah lengkap semuanya. Kami hanya membawa isi yang ada di dalam kamar Azka dan Suci saja," sahut Azka."Oh, ya? Baguslah kalau begitu, kalau gitu aku mau minta perhiasan Ibu, aku mau menju

DMCA.com Protection Status