Share

BAB 33

Author: Anisah97
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU

BAB 33

"Mudah sekali kamu membuat anak gampang! Kenapa kamu mengulang kesalahan yang dulu lagi, Zita! Ibu kecewa sama kamu, Ibu kecewa!" teriak histeris dari Tante Dira.

"Itulah alasannya, kenapa saya tadi meminta acara syukuran saja, nanti bikin acara besar-besaran, tahu-tahunya lima bulan kemudian sudah lahiran, lagian jadi perempuan kok mura-han!" imbuh Nenek Pipit.

Ibunya Irawan ikut bicara, kata-katanya seolah sedang meniupkan bara api agar menyala. Tante Dira pun semakin emosi mendengarnya.

"Maaf, Bu. Zita khilaf!" ucap Zita lirih, seraya bersimpuh di kaki Tante Dira.

"Kamu sudah membuat Ibu sangat malu!" sembur Tante Dira.

Tante Dira menarik rambut Zita ke belakang, tarikannya kuat sehingga membuat mata Zita mendongak menatap langit-langit.

Kami hanya bisa melihat, membiarkan apa yang Tante Dira lakukan pada Zita. Perbuatan Zita memang harus diberi hukuman. Hukuman cambuk atau pun rajam memang harus dilakukan untuk dia yang suda
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 34

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 34PoV Rindu."Ini, nama tempatnya apa, Mas?" tanyaku. Untuk ketiga kalinya aku menginjak Kota Pekanbaru. Baru kali ini, aku ingin tahu nama-nama tempat di Kota Pekanbaru."Ini, Marpoyan damai, pokoknya, tinggal di sini damai banget," sahut Mbak Mayang."Syukurlah," ucapku. Jujur, aku ingin sekali banyak bertanya. Tapi, aku mengingat pesan dari Kak Jelita. Aku harus diam, manut, dan bangun sebelum jam enam pagi."Kamu kenapa? Mbak lihat dari tadi diam, biasanya di rumahmu tidak bisa diam, kamu sakit?" tanya Mbak Mayang."He-he-he, sakit perut, Mbak. Mules," jawabku jujur. Memang aku lagi mules, entah makan apa sampai-sampai perutku jadi mules, ditambah situasi yang membuat perutku semakin menjadi mulesnya."Mampir aja dulu, kamu mau buang air?" Ibu mertuaku mengeluarkan suara dari belakang.Karena kami berlima dalam satu mobil, aku duduk di depan bersama suamiku. Ibu dan Mbak Mayang serta satu anaknya di belakang."Lanjut aja, Bu,

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 35

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 35Hari berganti Minggu, Minggu berganti bulan. Ibuku sudah mulai berjualan kue-kue lagi seperti hari-hari biasanya.Mas Ridwan juga membuatkan warung kecil-kecilan untuk Ibu. Agar tidak susah Ibu membawa peralatan kuenya ke dalam rumah setiap sudah berjualan. Ibu cukup membuatnya di warung saja."Jelita," panggil Zahra."Iya, kenapa?" tanyaku seraya menyusun tempat kue Ibu di depan warung."Aku boleh minta tolong tidak?" ucapnya, kulihat wajah Zahra tampak lesu. Dari ekspresinya sudah jelas, kalau dia meminta tolong dengan meminjam uang.Semenjak Zita diboyong ke rumah suaminya, Zahra hanya tinggal berdua bersama Tante Dira, dan sudah lama aku tidak melihat Zita datang berkunjung ke sini, untuk melihat Ibunya."Minta tolong apa, Zahra?" tanya Ibu, karena aku tidak kunjung menyahut ucapannya.Zahra tampak menarik nafas sejenak. Menatapku dan Ibu bergantian.."Mau apa?" timpalku sembari duduk di kursi dan menatapnya."Pinjam uang,

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 36

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 36"Hati-hati, ya, Mas?" ucapku, setelah turun dari mobil."Jangan melakukan pekerjaan apa-apa," pesannya, setiap hari dia akan mengingatkanku untuk tidak melakukan pekerjaan apa pun.Mobilnya berlalu. Aku masuk ke dalam rumah."Kak, sini." Aku menoleh ke asal suara.Ranti memanggil sambil melambaikan tangan, agar aku masuk ke dalam kamarnya. Aku yang baru pulang dari membeli keperluan lahiran langsung menuju ke arahnya."Ada apa?" tanyaku.Ranti tampak menutup pintunya setelah melihat tidak ada siapa pun di luar. Lagian siapa yang ada di rumah ini? Selain aku dan dia. Mas Ridwan berangkat ke restoran setelah mengantar aku pulang, Ibu ada di warung berjualan. Aneh-aneh saja adikku ini."Kakak, janji dulu, Kakak jangan cerita ke siapa-siapa, ya?" ucapnya seraya mengarahkan jari kelingkingnya ke arahku."Iya, janji," sahutku.Kelingking kami saling melingkar dengan tatapan Ranti yang penuh teka-teki."Kak,""Ceritakan, ada apa?" desa

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 37

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 37PoV Author."Mbak Tuti, kenapa masaknya cuma sedikit? Saya kalau masak tidak pernah sedikit, dan pastinya masakan saya lebih banyak dari ini, apa stok lauk yang saya letakkan di tempat cuci piring tidak dimasak?" ucap Bu Jeni yang protes pada Mbak Tuti karena memasak hanya sedikit."Jelita yang memintanya, Bu. Ini saja sudah cukup untuk kita makan sampai malam, kenapa Ibu tampak marah sekali?" kata Jelita yang mendengar protes dari ibunya."Tidak, Nak. Maksud ibu itu gini, kalau masak sekali banyak, besoknya tidak perlu masak lagi, tinggal dipanasin saja lauknya, jadi Mbak Tuti tidak akan kecapek'an masak terus," kilah Bu Jeni. Padahal, kalau lauknya sedikit, Bu Jeni tidak bisa memberikan Bu Dira dan Zahra lauk lagi, dan Jelita sudah tahu itu."Mulai sekarang tidak gitu lagi, ya, Bu. Ibu tidak perlu khawatir, Mbak Tuti ini masih sangat muda, dia kuat kok masak setiap hari, ya, 'kan, Mbak?" Mbak Tuti mengangguk cepat menanggapi u

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 38

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 38PoV Bu Dira.Hari-hari kulewati dengan bahagia, bisa makan enak, semua cicilan sudah dibayar lunas, pokoknya hidupku sangat enak hanya makan dan tidur sepuasnya.Apa lagi yang harus aku pikirkan? Semua biaya hidup sudah ada yang menanggungnya.Entah kapan aku bisa sembuh? Pantatku sudah sangat panas karena hanya duduk dan berbaring saja.Seekor binatang yang sangat menjijikkan tiba-tiba terbang dan hinggap di kakiku. Spontan saja aku berdiri dan mengusir binatang itu dengan mengibaskan bajuku."Kecoak tidak punya otak!" geramku, marah sekali aku dibuatnya.Mataku membulat ketika melihat diriku dari pantulan cermin. Tanganku gemetar tidak percaya.Kecoak sialan itu membuatku berdiri. Aku sungguh tidak menyangka."Zahra! Zahra!" teriakku dengan hati yang berdebar-debar.Aku terus memanggil Zahra sambil melangkah maju mundur, aku tidak percaya dengan keajaiban yang sudah terjadi pada diriku. Setelah beberapa bulan berada di kursi s

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 39

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 39Aku sudah bersiap untuk menjalani rencanaku, tentunya dengan bantuan adikku, rencana yang sempat tertunda karena menunggu waktunya Ranti libur sekolah, karena tidak mungkin aku melakukannya sendiri.Aku dan Ranti harus bisa membuat Tante Dira berlari keluar dari rumahnya. Ibuku harus membuka matanya dan melihat kalau Tante Dira itu sudah sembuh."Kak, sudah beres nih," ucap Ranti."Lewat pintu samping, ya? Kakak akan pergi ke rumah Tante, untuk mengalihkan perhatian mereka, kamu susun yang banyak di setiap jendela dapur dan di jendela kamar Tante, oke?" Ranti mengangguk mantap.Satu karung besar berisi sabut kelapa dan satu karung besarnya lagi berisi bekas kotak telur. Itu sudah cukup membuat asap mengepul dan membuat rumah Tante Dira seolah-olah sedang kebakaran.Aku sudah berada di depan rumah Tante Dira. Aku langsung mengetuk pintu dan mengucapkan salam."Wa'alaikumsallam, Jelita, tumben datang lagi?" Zahra bertanya sambil m

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 40

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 40PoV Author."Jelita, ada apa, Nak? Apa yang sakit?" Bu Jeni memegang kedua bahu Jelita dan menyuruhnya untuk duduk."Sakit, Bu. Pinggang Jelita rasanya mau lepas," ungkap Jelita sambil memegangi pinggangnya."Sepertinya, kamu akan segera melahirkan, Nak." Bu Jeni berujar dengan wajah yang terlihat langsung panik."Tapi, belum ada tanda-tanda seperti yang dokter katakan, Bu. Cuma sakit dibagian selangkangan dan pinggang, belum ada tanda-tandanya," ucap Jelita."Setiap orang tanda-tanda mau melahirkan itu beda-beda, Nak. Sebentar, Ibu telpon Ridwan, biar dia segera pulang dan kita langsung ke rumah sakit." Bu Jeni berlalu ke kamar.Jelita berjalan-jalan menuju dapur, rasa sakitnya semakin kuat saat dia hanya duduk dan berbaring."Kalau pun aku harus melahirkan hari ini, aku sudah siap." ucap Jelita sambil mengusap perutnya."Ridwan akan segera sampai," kata Bu Jeni yang kembali menghampiri Jelita."Do'a kan ya, Bu. Semoga Jelita s

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 41

    KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKUBAB 41PoV Author."Ibu, ini dokter Rudi yang Ridwan ceritakan itu, sekarang Ibu bisa bawa Tante ke sini, nanti akan dicek sampai dokter ini menemukan solusinya," ucap Ridwan.Ridwan memperkenalkan temannya pada Bu Jeni, yang dimintanya untuk berpura-pura menjadi seorang dokter, untuk mengerjai Bu Dira."Ibu akan menjemput Tante Dira, kamu bawa dokternya ke dalam," kata Bu Jeni seraya membawa langkah untuk pergi ke rumah Bu Dira."Ibu, duduk di kursi roda sekarang, Ibu Jeni menuju ke sini," ucap Zahra, yang melihat dari celah jendela.Bu Dira yang duduk berleha-leha diatas sofa langsung bergegas menuju ke kamarnya."Zahra," panggil Bu Jeni sambil mengetuk pintu.Zahra memastikan ibunya sudah duduk di kursi roda, barulah dia menuju pintu utama dan membuka pintu."Mana Ibu kamu?" tanya Bu Jeni. "Ayo, kita ke rumah Ibu Jeni,""Memangnya ada apa, Ibu Jeni? Kenapa ibuku dibawa ke sana?" tanya Zahra heran."Ikut saja, nanti kamu akan tahu se

Latest chapter

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 30

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBab 30PoV Suci."Apa kalian sudah menemukan ibunya Marni?" tanya Mas Teguh sesaat aku dan Mas Azka baru sampai di lobby rumah sakit."Kami belum menemukannya, menurut informasi dari mantan suaminya dulu, ibunya Marni sudah pindah dari kampungnya, setelah menjual rumah dan tanahnya," jelas Mas Azka sesuai dengan apa yang dikatakan laki-laki yang mengaku mantan suaminya Marni."Kalau tidak salah, namanya Azril," lanjut Mas Azka."Iya, namanya Azril, Mas." Aku membenarkan ucapan Mas Azka."Di mana kalian bertemu dengan Azril?" tanya Mas Teguh, sepertinya Mas Teguh sudah mengenal pria itu, dari pertanyaannya saja sudah bisa kutebak."Di kampung Marni, itu pun ketemunya tidak sengaja, saat kami menanyakan ibunya Marni, kamu sudah kenal?""Ya, aku sudah kenal. Jadi, gimana ini?" tanya Mas Teguh dengan gelisah."Tidak punya cara lain, kita sebar foto Marni ke sosmed, siapa tahu ada tetangga baru ibunya yang melihat postingan itu," usul Azka.

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 29

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 29Teguh bersahur dan berbuka puasa pertama tanpa Bu Sukma, teguh sedih melihat kursi yang selalu Bu Sukma duduki. Sebak di dada Teguh saat mengingat Ibunya yang sudah pergi meninggalkannya.Tiada siapa yang menemaninya sahur dan berbuka puasa. Teguh sendiri menyiapkan segala sesuatu.Sudah beberapa hari ini Teguh tidak pergi ke rumah Azka. Teguh hanya tidak mau menambahkan masalah, bila Ia terus datang ke rumah Azka untuk melihat anak-anaknya.Tok!Tok!Tok!Suara ketukan dan bel berbunyi membuat Teguh urung untuk menyuap nasi ke dalam mulutnya. Entah siapa yang datang disaat hari sudah magrib? Teguh berlalu ke depan untuk membukakan pintu utama."Mas Teguh." "Marni! Ngapain kamu datang ke sini lagi!" bentak Teguh saat melihat Marni sudah berdiri di ambang pintu rumahnya."Mas, bantu aku, aku sudah disiksa sama calon suamiku dan anak buahnya," ucap Marni mengiba kepada Teguh."Kau pergi dari sini! Kita tidak punya urusan apa-apa l

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 28

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 28PoV Author."Sari, kamu masuk dan tolong mandiin Zulaikha, ya, jangan beri Bu Suci melakukan pekerjaan sendirian, saya takut Istri saya sakit karena kecapek'an," ucap Azka pada Sari yang sedang menyirami bunga di teras."Baik, Pak," sahut Sari sambil mematikan keran air dan menggulung selangnya."Oh, ya, Sari. Ini uang, kamu belikan sayur katuk dan ayam kampung ya, katuknya dibening dan ayam kampungnya di sop seperti biasa," pesan Azka pada Sari. Sari mengangguk sambil menerima dua lembar uang merah dari Azka.Azka pernah mendengar dari almarhumah Bu Sukma, bahwa sayur katuk bisa memproduksi Asi lebih banyak, begitu juga dengan sop ayam kampung. Itulah sebabnya, Azka selalu mengusahakan untuk menyediakan makanan itu, ditambah Suci harus menyusui dua anak sekaligus."Sudah mau berangkat kerja, ya, Pak?" tanya Sari. Azka mengangguk dan berlalu untuk pergi ke pabrik."Mbok, Pak Azka perhatian sekali ya, aku kepengen suami seperti pa

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 27

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 27PoV Suci."Masak apa, hm? Bau masakan istriku enak sekali," ucap Mas Azka sambil menarik kursi meja makan. Lalu memperhatikan satu persatu hidangan yang sudah tersedia di atas meja makan."Cumi asam manis sama sop ayam kampung," sahutku. Menu favorit sewaktu Ibu mertuaku masih ada di dunia ini. Aku sangat merindukannya.Aku menyendokkan nasi dan lauk untuknya. Kemudian aku duduk untuk menemaninya makan."Sebelum bulan puasa nanti, kita ziarah ke makam Ibu, ya, Mas." "Iya, Sayang, nanti kita ziarah dan malam bangun sahurnya kita tidur di rumah Eyang, Kok cuma ngeliatin? Nggak ikut makan?""Aku sudah makan, sambil masak sambil makan.""Ini kamu masak sendirian?" "Dibantu sama Sari," jawabku sambil menuangkan air putih untuknya."Jangan kecapek'an, Sayang, Yusuf lagi aktif-aktifnya itu, kamu fokus ke anak kita aja, urusan dapur dan rumah biar menjadi tugas Mbok Nem dan Sari aja," ucap Mas Azka seraya mengusap punggung tanganku.Ob

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 26

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 26PoV Author."Berikan saja anak itu pada ayahnya, aku tidak mau kamu membawa anakmu itu tinggal denganku, kamu tahu sendiri kan, kalau aku tidak mau direpotkan atau mendengarkan suara tangisan anak bayi, kepalaku bisa sakit kalau mendengarnya menangis," ucap Pria yang bernama Danu, yang menjalin hubungan dengan Marni."Bagaimana caranya? Mantan suamiku itu pasti tidak mau bertemu denganku, lalu? Bagaimana caranya aku memberikan anaknya ini." "Tenang saja, sepulang dari rumah sakit, kita ke rumah mantan suamimu, setelah itu, baru kita pergi ke luar kota menemui orang tuaku dan kita menikah di sana," ucap Danu, terdengar meyakinkan namun diiringi dengan senyum miring."Baik." Marni tersenyum senang.________"Rumahnya sepi, sepertinya tidak ada orang," ucap Marni sambil melihat ke arah rumah yang ada di seberang jalan.Rumah yang pernah memberikan kehidupan yang nyaman sewaktu Marni berpura-pura menjadi pembantu."Pintu pagarnya ka

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 25

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 25PoV Teguh.Suara orang terdengar ramai, karena malam ini banyak anak yatim-piatu yang datang. Para tetangga juga datang untuk mendoakan ibuku. Aku memilih berada di dalam kamar. Malas bila harus keluar kamar dan mendengar pembicaraan orang-orang terhadapku.Tok!Tok!Tok!"Teguh, orang-orang sudah pada datang, kamu harus keluar untuk bantu-bantu mengangkat makanannya." Aku menutup kuping ketika mendengar suara Eyang.Aku tetap tidak mau keluar.________"Bawa saja semua yang ada di dalam rumah ini, jangan tinggalkan satu barang apa pun, biar Teguh mencarinya sendiri kalau dia butuh!" Suara Tante Erni terdengar saat aku baru membuka pintu kamar. Semua tamu dan tetangga sudah pulang ke rumah mereka masing-masing."Tidak usah Tante, di rumah kami sudah lengkap semuanya. Kami hanya membawa isi yang ada di dalam kamar Azka dan Suci saja," sahut Azka."Oh, ya? Baguslah kalau begitu, kalau gitu aku mau minta perhiasan Ibu, aku mau menju

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 24

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 24PoV Suci.Hari ini, setelah berziarah ke makam Ibu mertua, aku dan Mas Azka menuju ke perumahan yang sudah kami beli untuk tempat tinggal kami nanti.Setelah menempuh perjalanan cukup jauh. Akhirnya, kami tiba di kawasan perumahan elit di Jakarta. Awalnya aku sempat protes. Sebab, tempatnya terlalu jauh kalau ingin pergi ke rumah Eyang. Ya, tempat berlabuh kami sekarang adalah ke rumah Eyang. Setelah kami keluar dari rumah Ibu, mungkin akan jarang kami berkunjung ke sana, bisa jadi tidak akan pernah berkunjung karena Ibu tidak ada lagi di sana.Karena keinginan Mas Azka yang sudah memimpikan ingin memiliki rumah mewah hasil dari keringatnya sendiri, membuatku menyetujui untuk membelinya."Bagus kan?" tanya Mas Azka, yang kini lekat memandangku."Bagus, tapi, jauh juga ya, kalau harus bolak balik pergi ke pabrik," jawabku, dan kembali mengucapkan kata jauh."Tidak masalah, yang penting kamu suka, kamu suka, 'kan?""Iya, aku suka

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 23

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 23PoV Author."Suci 'kan sangat dekat sekali dengan Bu Sukma. Makanya, Suci sangat terpukul dengan meninggalnya Bu Sukma, bisa dikatakan meninggalnya mendadak begini, saya juga kaget pas Pak Tejo memberitahu tentang meninggalnya Bu Sukma," ucap seorang tetangga pada Eyang dan beberapa tetangga yang lainnya.Para tetangga berdatangan ke rumah Bu Sukma untuk mendoakan almarhumah Bu Sukma."Iya, saya juga kaget kok. Bu Sukma itu terkenal baiknya sama menantu, beliau juga sering bilang kalau sudah menganggap Suci sebagai anak bukannya menantu, Suci juga sangat dekat dengan Bu Sukma, sudah seperti Ibu dan anak, pokoknya klop banget kalau melihat mereka berdua. Jaman sekarang sangat susah untuk melihat mertua dan menantu akur seperti almarhumah dan Suci.""Mertua seperti Bu Sukma itu langka. Benar kata Pak ustadz, yang baik pasti akan pergi lebih dulu. Ibaratnya bunga, mana yang cantik pasti itu yang akan dipetik dulu.""Mau bagaimana

  • KUBUAT MEREKA KEPANASAN KARENA SUDAH MEREMEHKANKU   BAB 22

    Pakaian Suamiku di Keranjang Baju Kotor PembantuBAB 22"Masak apa Suci? Baunya enak sekali, bikin Tante lapar mencium baunya.""Masak cumi asam manis Tante, Ibu minta dibuatin, kepengen katanya.""Baguslah, Tante senang mendengarnya, Tante minta dikit ya cuminya." Tante Erni menyendok nasi dan mengambil lauk yang masih berada di dalam wajan."Banyak itu Tante, ambil aja lagi, sengaja masak lebih biar semua bisa makan siang sekalian," kataku."Ambilkan Ibu makan juga Er, ngiler liat cuminya." Aku mengambil piring untuk Ibu makan dan Eyang. Aku bersyukur sebab Ibu sudah mau meminta makan, itu artinya Ibu sudah mulai sembuh."Apa itu, Sari?" tanyaku, saat melihat Sari memasukkan sesuatu ke dalam plastik hitam yang dibawanya dari dalam kamar Ibu mertua."Itu ... Tadi Nyonya muntah lagi.""Muntah lagi?" "Iya, dan Nyonya bilang tidak mau makan karena selera untuk makannya jadi hilang," jelas Sari, aku langsung berlari menuju kamar Ibu mertua.Ibu mertua tampak lesu, terbaring lemas sambi

DMCA.com Protection Status