Share

3. Kejutan Manis

Author: AirinNash
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

KU BUAT KAMU MISKIN, MAS bag 3. 

**

"Ada apa, Sand? Kamu sedang ada masalah?" tanya Mbak Fey, teman yang mengundangku untuk kolaborasi di even rancangannya. 

"Ada sedikit masalah, Mbak. Aku sepertinya besok harus pulang ke Indonesia karena harus menyelesaikan masalahku!" kataku padanya. Dia heran melihatku. 

"Tetapi acara kita masih berjalan, Sand. Melalui even ini rancangan mu bisa di terima. Apakah masalahmu sangat rumit?" 

Aku menghela napas. Entah mengapa di khianati Miranti dan Mas Alif, aku jadi tak mempercayai orang lain. Tetapi menghadapi sendiri maka aku tak akan bisa. 

Mbak Fey adalah desainer yang cukup terkenal. Dia tidak pelit berbagi Ilmu. Usianya jauh sekali di atas ku. Karena dukungan dari nya aku bisa di kenal cukup luas. Mbak Fey sudah seperti kakak ku sendiri. 

"Sand, masalah kamu pasti sangat rumit. Kamu bisa berbagi cerita ke Mbak, insya Allah bila mampu maka Mbak akan membantu," katanya. Ku pandangi wanita di depanku. Yang Kusuka darinya juga adalah sikap rendah hati dan dermawan nya. Mbak Fey sering menyantuni anak yatim dan membantu orang-orang miskin. Katanya jika mau berkah maka kita harus menyayangi sesama. 

"Bagaimana rasanya di khianati sahabat sendiri, Mbak?" 

"Maksud kamu?" 

"Sahabatku sepertinya ada affair dengan suamiku, itu masalahku," kataku begitu saja padanya. Mbak Fey menghela napas menatapku sebentar. 

"Masalah kita kenapa hampir mirip. Bedanya Mbak di cerai suami dan memilih pelakor." Mbak Fey bercerita masalahnya. Dia memang terbuka padaku, beberapa kali menceritakan masalahnya dan mengapa di usia ke 48 tahun Mbak Fey betah sendiri karena mau fokus pada pendidikan ke dua anaknya. 

"Oleh karena itu aku minta maaf gak bisa menyelesaikan even ini, Mbak. Mereka mau menghancurkan aku sepertinya," kataku menghela napas. Mbak Fey mendatangiku dan mengelus lenganku untuk memberi aku ketegaran. 

"Mbak paham. Segera selesaikan masalah kamu. Kamu harus kuat dan lawan pelakor itu?" 

"Makasih, Mbak," kataku memeluknya. Aku memang butuh dukungan untuk menyelesaikan ini. 

"Kamu sudah Mbak anggap seperti adik sendiri. Kamu jangan sungkan, kapanpun pasti Mbak siap membantumu," ucapnya padaku sambil mengelus pundak ku.  

Aku bergegas pulang ke Indonesia untuk menyelesaikan masalahku. Kini menunggu keberangkatan aku sudah berada di Bandara. Damar juga ikut pulang bersamaku. 

"Setelah ini kamu akan bekerja lagi di Perusahaan," kataku padanya. 

"Terima kasih, Bu!" 

"Kamu akan aku angkat jadi sekretarisku, jadi aku minta kamu bersikap jujur padaku karena aku percaya padamu," kataku lagi. 

"Baik, Bu. Saya akan menjalankan tugas sebaik mungkin karena Bapak Subroto pernah baik sekali ke saya," katanya dengan sopan. Aku hanya mengangguk. 

Tak berselang lama Mas Alif menghubungiku tetapi aku tak mengangkatnya. Dia lalu mengirim pesan. 

[Sand, mengapa telepon ku tidak kamu angkat. Ada hal penting yang aku mau katakan.] 

[Katakan saja? Aku lagi gak mau bicara sama kamu.] 

[Kamu se-marah itu sama suamimu sendiri, sayang. Apa karena aku gak perhatian sama kamu, kamu jadi se-ngambek ini. Sand, marah kamu kok kayak anak kecil. Kenapa sampai kamu blokir rekening Perusahaan. Bagaimana aku membayar gaji karyawan, sayang. Buka kembali rekeningnya!] 

[Aku gak akan lakukan, Mas. Karena kamu hanya mementingkan dirimu sendiri!] 

[Tolong, Sand. Apa yang harus Mas Lakukan agar kamu membuka kembali blokiran itu. Kalau kamu mau Mas datang ke Malaysia. Baiklah, penerbangan sore aku akan datang ke sana buat buktikan kalau aku benar-benar sayang sama kamu, demi kamu Mas rela meninggalkan pekerjaan.] 

Beberapa kali Mas Alif berkirim pesan namun aku sama sekali tak balas serta panggilannya tak kuangkat. Aku mematikan gawaiku. Dengan nomor baru, ku kirim pesan pada Mbak Fey, karena yakin Mas Alif akan datang ke Malaysia. Mbak Fey yang akan menghadapinya. 

Kurang lebih memakan waktu dua jam  Aku sampai di bandara. Aku berada di hotel dan tak pulang ke rumah karena Mas Alif, aku yakin masih di rumah. Aku mengatakan pada Mbak Fey untuk menghubungi jika Mas Alif sudah sampai di Malaysia. 

Sekitar jam tiga sore, Mbak Fey menghubungi kalau Mas Alif sudah berada di Malaysia. Dia bergerak cepat menjumpai ku untuk suatu tujuan agar aku membuka rekening yang terblokir itu. Aku mendengkus kesal padanya. Dia hanya butuh uang ku saja untuk memperkaya diri. Aku bergegas ke kantor karena Mas Alif tidak ada lagi di sana. Aku yakin Miranti pasti di sana. Akan ku buat suamiku serta gundiknya miskin.

Sampai aku di kantor dan langsung menuju ruangan Mas Alif selaku pimpinan yang sebentar lagi akan ku tendang. Aku membuka pintu ruang kerjanya. Dengan sangat perlahan, aku melihat Miranti sedang duduk manis di kursi goyang. Menggeser tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Dia tak menyadari kehadiranku sudah di depannya. 

Saat dia menggeser lagi, dia tersentak melihat aku berdiri di depannya. Miranti menghentikan aktivitasnya pada kursi itu dan menatap kaget aku yang sudah dekat dengannya. 

"Hai, Mir!" kataku. 

"Sandrina! Bukannya kamu di Malaysia?" 

Bersambung.

Makasih teman-teman. Jangan lupa tekan berlangganan ya dan ikuti ceritanya 🙏

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Isabella
kapokmu kapan .seneng jika tokoh utama kuat dan g cengeng
goodnovel comment avatar
Rohani Syg Keluargany
hrs kasi pelajaran tu plakor
goodnovel comment avatar
Ida Nurjanah
Hajarrrrrr Pelakor dan Benalu Sialan .
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • KUBUAT KAMU MISKIN, MAS   4. Siapa Yang Berkuasa

    KUBUAT KAMU MISKIN, MAS BAG 4**PoV Sandrina"Hai, Mir!" seruku ke temanku yang sedang duduk nyaman di kursi pimpinan. Dia terkaget melihat aku sudah ada di depan nya. "Sandrina, bukannya kamu di Malaysia!" katanya langsung berdiri. Dia merasa tak enak dan menundukkan pandangannya. "Kenapa kamu bisa masuk ke ruangan ini. Mir? Banyak hal yang terjadi selama sebulan ini ya. Aku memang gak mengecek Pabrik dan seminggu aku pergi ke Malaysia. Apa yang terjadi sehingga kamu bisa duduk nyaman di sini?" kataku dengan sinis padanya. Lalu aku berjalan dan menabrak bahunya untuk duduk di kursi yang tadi di dudukinya. "Sand, kamu jangan salah paham dulu ya. Aku ... Aku ...." Miranti tampak bingung dia berusaha keras mencari perkataan yang tepat. "Apa. Aku menunggu penjelasan!" sentakku menatapnya tajam. "Sand, aku sedang punya masalah keuangan. Mantan pacarku meninggalkan aku dan membuat aku berhutang. Aku gak tahu lagi mau bagaimana. Hingga aku melamar kerja di Perusahaan kamu. Mas Alif me

  • KUBUAT KAMU MISKIN, MAS   5. Hamil

    KUBUAT KAMU MISKIN, MAS BAG 5. **Aku mematikan gawaiku, merasa muak pada Mas Alif. Semua masih misteri yang belum di jawab. Aku harus cari tahu siapa yang hamil dan ada hubungan apa dia dengan Miranti, karena aku hanya berfokus pada story' wa Miranti tempo hari. Mas Alif sepertinya belum puas. Dia beberapa kali menghubungi aku. Tetapi aku masih enggan menganggat nya. Lalu dia berkirim pesan padaku. [Sand, kamu marah sama aku ya, sayang. Aku salah, Sand. Dia menangis di kaki ku dan berkata sedang susah. Aku kasihan sama dia karena sahabat kamu. Miranti punya nilai bagus dan ku pertimbangkan dia jadi Sekretaris karena dia dekat dengan kamu juga, Sand.] Mas Alif mengirimi aku pesan. Entah mengapa aku tak percaya padanya. Dia beberapa kali menghubungi aku. "Apa!" "Sand, kenapa kamu masih marah sama aku, sayang. Udahlah marahnya, aku janji akan lebih perhatian sama kamu, Sand." "Oh, gitu. Aku sedang di kantor dan mengapa keuangan Pabrik anjlok. Kamu gimana sih ngurus Perusahaan pen

  • KUBUAT KAMU MISKIN, MAS   6. Dasar Julid

    KUBUAT KAMU MISKIN, MAS BAG 6. **"Kamu hamil?" tanyaku. Dia secara cepat menggelengkan kepalanya. "Enggak, Sand. Kenapa kamu nuduh aku kayak gitu!" "Kamu barusan muntah-muntah kayak orang hamil!" sentakku padanya. Dia membalik badannya mengelap kasar wajahnya. "Emang yang muntah-muntah cuma orang hamil saja, aku gak enak badan karena masuk angin. Oh, aku lupa kamu gak pernah hamil jadi menganggap setiap orang yang muntah sudah pasti hamil!" Dia masih sempat menyudutkan ku karena sampai sekarang belum punya anak. "Anak adalah anugerah Tuhan. Lebih baik aku belum di kasih tetapi gak hamil di luar nikah mengandung anak haram. Kamu tahu gak, anak haram gak dapat apapun dari ayah biologisnya termasuk harta warisan!" Aku membalik ucapanku padanya. Wajah Miranti merah padam mendengar tutur kataku. "Apa maumu sebenarnya, Sand. Kenapa kamu menyudutkan aku?" "Kenapa kamu selalu merasa tersudut? Siapapun pasti akan curiga karena tiba-tiba kamu bekerja di sini dan menjadi sekretaris pula.

  • KUBUAT KAMU MISKIN, MAS   7. Siapa Lagi?

    KUBUAT KAMU MISKIN MAS BAG 7. **Aku sama sekali gak peduli dengan Ibu dan teriakannya. Aku tetap menaruh pakaian Mas Alif dalam plastik. Sekaligus sepatu, jam tangan dasi dan semuanya. Berani benar dia jual perhiasanku. "Kamu dengar gak, Sand. Kenapa kamu diam aja!" bentaknya lagi. "Ini rumah manusia bukan hutan. Bisa gak kalau bicara gak usah teriak. Lanjut aja cuci piring sana!" bentakku pada Ibu. "Terus kamu mau apakan seluruh pakaian itu. Nanti Alif pake baju apa?" "Enggak tahu bukan urusanku. Lagian kenapa dia jual perhiasan aku. Asal Ibu tahu ya harganya lebih mahal dari ini!" kataku dengan wajah datar. "Keterlaluan sekali kamu, Sand. Setan mana yang merasuki kamu sehingga pulang dari Malaysia sikap kamu berubah begini!" sentaknya melihatku dengan berkacak pinggang. "Aku gak terima karena Perusahaan Papaku nyaris bangkrut di tangan Mas Alif dan Miranti tanpa sepengetahuan aku jadi sekretaris. Ibu pasti tahu sesuatu, 'kan?" Wajah Bu Rifah, mertuaku pias aku katakan itu. A

  • KUBUAT KAMU MISKIN, MAS   8. Benalu

    KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 8**PoV SandrinaIbu melihat aku gusar sambil menatap Ratmini. Pandangan ku lurus ke adik Ipar yang wajahnya di penuhi lebam itu. "Kenapa wajahmu?""Aku di pukul suamiku, kamu kan dengar aku bicara barusan!" katanya ketus padaku. Menyebalkan masih bisa berbicara ketus padaku. "Terus kamu ngomong surat tanah tadi maksudnya apa? Surat rumah kalian yang di kampung itu?" tanya ku. "Ya!" jawabnya sambil mencibir. "Ratmini!" Ibu mencubitnya. Dia meringis memegang pinggangnya yang di cubit Ibu. "Sakit, Bu!" ucapnya mengeluh sakit. Aku menatap heran mereka berdua. Ibu sepertinya tak ingin kedoknya terbongkar. "Sebentar, Ratmini, jadi tanah kalian gak di jual melainkan kamu simpan suratnya?" tanyaku. "Rencana mau di jual tetapi belum laku karena kamu kan tahu, Mbak. Di sana jauh dan kampung banget." "Oh, gitu. Kenapa Ibu kamu bilang tanah kalian di jual. Dasar pembohong. Artinya ini adalah uang perhiasanku dan uang Perusahaan, 'kan, Bu?" "Bukan. Itu uang Ibu?"

  • KUBUAT KAMU MISKIN, MAS   9. Alasan

    KUBUAT KAMU MISKIN, MAS bag 9. **Aku dan Nisa serta baby sitter masuk ke rumah. Faiz mengizinkan dia tinggal bersamaku. Impian Nisa dari dulu ingin sepertiku belajar menjadi desainer tetapi dia hamil dan harus mengurus bayinya kala itu sehingga tak bisa ikut bekerja denganku. "Apa yang bisa ku kerjakan, Mbak?" "Gak ada. Kamu cuma perlu ngikutin aku, serta melihat-lihat apa yang mereka lakukan. Mas Alif tega menikam ku dari belakang maka aku akan buat dia dan keluarganya juga menderita secara perlahan terutama Miranti. Sahabatku saat kami SMA, sering bersama sampai dia sering pinjam pakaian aku terakhir dia mencuri Mas Alif dari aku!" ucapku memandang lurus. Nisa memegang tanganku. "Sabar, Mbak. Kasihan banget kamu harus menghadapi ini sendiri. Kamu kuat sekali. Patut aku menghormatimu, karena selain pintar kamu juga tegar!" "Aku juga akan bantu sebisanya, Mbak. Kamu saudaraku. Aku juga saudaramu, kapanpun perlu maka aku siap." "Makasih, Faiz." kataku padanya. Untuk sementara Ni

  • KUBUAT KAMU MISKIN, MAS   10. Toxic

    KUBUAT KAMU MISKIN, MAS BAG 10.**PoV Sandrina Aku sama sekali gak peduli mereka mau setuju atau tidak. Mas Alif mengeraskan rahangnya. Dia menatap aku dengan tak suka. "Sand, kamu tahu rekening Perusahaan yang kamu blokir itu di dalam masih ada uangku!" katanya. Aku tersenyum sinis padanya. Artinya, Mas Alif belum memindahkan uang nya ke rekening pribadinya. "Bukannya uang lebih dari 50 juta yang kamu berikan ke Ibu juga uang Perusahaan dan uang perhiasanku!" "Itu buat jatah Ibu karena aku belum mencairkan lagi dana selanjutnya di rekening Perusahaan sekaligus mengambil uang pribadiku. Jadi aku minta sama kamu bukalah blokiran itu, Sand!" katanya berharap aku mengubah keputusanku. "Syukur aku gak lapor kamu, Mas. Apa mau aku lapor kamu sebagai tindak pencucian uang. Biar saja gak ada bukti yang penting kamu di penjara. Apa kamu mau!" sentakku. Dia diam tak bisa berkata. "Gak usah banyak tingkah. Anggap ini kesalahanmu karena Perusahaan Papaku nyaris bangkrut. Aku akan mengatur

  • KUBUAT KAMU MISKIN, MAS   11. Hubungan

    KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 11**PoV Sandrina Aku sarapan pagi dengan lahap bersama Nisa. Anaknya sedang aktif berlari kesana-kemari. Baby sitter yang mengurus. Nisa membuatkan aku sarapan nasi goreng dengan telur dadar. "Duh, enak banget, Nis. Tapi aku gak enak sama Faiz. Kamu jadi tinggal di sini," kataku menyantap makanan nya. "Santai lah, Mbak. Aku juga nanti ketemu sama dia. Apa jadwal hari ini?" tanyanya. "Aku mau ngantor sebentar. Untuk sementara kamu di sini aja mempelajari situasi dan kondisi." "Sesuai arahan, Mbak. Kalau ada apapun pasti aku lapor!" ucapnya. Aku mengulas senyum ke Nisa. Kami melanjutkan sarapan. Mas Alif datang ke meja makan dan sepertinya sudah rapi. Aku heran melihatnya. "Kamu mau kemana, Mas?" "Mau ke kantor, lah!" serunya. "Gak perlu karena aku udah yang pegang kendali!" "Kamu gak bisa seenaknya, Sand. Aku masih pemimpin tertinggi!" kata Mas Alif menghentakkan sendok dengan keras. "Kamu jangan suka hati seperti itu, Mas. Kalau piring ini rusak ka

Latest chapter

  • KUBUAT KAMU MISKIN, MAS   Bab 60C End

    Setelah kejadian itu Miranti bercerita kepadaku kalau dia sudah ditalak Mas Alif. Dia ditalak Mas Alif saat mereka mengunjungi laki-laki itu di penjara. Miranti bersedih. Namun dia menerimanya dengan kepahitan. Hubungannya dari awal tidak baik dengan cara merebut suami orang dan ini adalah balasan yang setimpal yang dirasakannya atas perbuatannya. "Kamu serius mau pergi? Aku nggak masalah kalau kamu mau tinggal di sini dan merawat anak kamu di sini." "Tidak Sandrina. Aku sudah terlalu banyak merepotkan kamu. Aku tahu mungkin kamu juga tidak suka kepadaku. Aku merasa risih juga karena perbuatanku yang sudah menyakiti kamu. Aku minta maaf sekali lagi sama kamu. Walaupun pertemanan kita tidak akan sama seperti dulu. Aku masih berharap kita berteman seadanya.""Ya, Semoga kamu dan anak kamu sehat. Kamu menemukan kebahagiaan di tempat yang baru. Aku hanya ingin kamu tidak menyalahgunakan kepercayaan orang lain untuk kepentinganmu. Aku berharap kamu menemukan kebahagiaanmu di sana, Mir."

  • KUBUAT KAMU MISKIN, MAS   Bab 60B

    "Apa-apaan ini, Pak! Kenapa Bapak jebloskan saya ke penjara. Padahal selama ini saya juga bekerja untuk Bapak!" "Bekerja? Kamu sama sekali tidak bekerja untuk saya. Tapi kamu menipu saya. Sekarang kamu harus mempertanggungjawabkan perbuatan kamu. Kamu hampir membuat perusahaan saya bangkrut dengan tidak melakukan produksi barang dan kamu menyelundupkan uangnya. Dasar kamu maling!" kata Pak Rifat menunjuk Alif. Karena Pak Rifat adalah orang penting. Dia juga punya teman seorang aparat. Pak Rifat juga sudah melaporkan perbuatan Alif ke pihak yang berwajib. Datanglah Polisi untuk menangkap Alif. Pak Rifat sebelumnya sudah memberikan bukti-bukti kepada polisi kalau Alif seorang penjahat. Lelaki tambun bersama Mona sengaja menjebak Alif dan membuat dia mengaku di depan keluarganya. "Apa-apaan ini, Pak!" Mata Alif mendelik ketika melihat Polisi datang secara tiba-tiba. Dia tidak menyangka kalau Polisi datang kemari atas undangan Pak Rifat. Padahal dia berpikir untuk menyelesaikan masala

  • KUBUAT KAMU MISKIN, MAS   Bab 60A

    KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 60. **PoV Author. Alif sebenarnya ingin pergi dari sana karena situasinya tidak kondusif. Mereka semua berkumpul seperti ingin menyidang dirinya dan menyalahkan dirinya atas segala hal yang terjadi selama ini. Alif merasa posisinya tidak aman sekarang. Namun mau pergi juga tidak bisa. Tiba-tiba tangannya dipegangi oleh kedua Bodyguard Pak Rifat. Mereka membentak Alif. Laki-laki itu tak berkutik akhirnya dia menurut saja duduk seperti yang diinginkan mereka semua. Kedua Bodyguard tetap setia berada di sisi kanan dan kirinya. Alif beberapa kali berusaha melihat kesempatan untuk kabur Namun sepertinya tidak bisa. Dia terus di pegangi dengan kasar. Seketika dia saat ini pasrah, mereka semua duduk memandangi dirinya untuk bertanya macam-macam. "Ada apa ini, Mona? Kamu menyuruh aku datang ke tempat ini. Aku berpikir kita akan berbicara berdua di sini. Tapi aku nggak nyangka di sini banyak orang. Ada Sandrina dan yang lainnya kenapa kamu suruh aku datang kemari?

  • KUBUAT KAMU MISKIN, MAS   Bab 59C

    Mona berkata miris. Teringat kembali kebohongan-kebohongan yang diberikan Alif kepadanya. Dengan bodohnya dia percaya kepada laki-laki yang sudah banyak menipunya. "Kamu ini bicara apa sih. Itu sama sekali nggak benar. Alif itu sangat baik lagi pula dia tidak sengaja. Mungkin karena ada sesuatu hal yang membuat dia berbohong." Bu Rifah meringis bingung. "Aku ingin bertanya kepadamu, Bu. Apakah benar dia Alif dan bukan Putra?!" tanya Mona kembali. "Itu ...." Bu Rifah bingung mau menjawab apa. "Jawab dong, Bu!" kali ini Miranti yang berbicara. Bu Rifah menatap Miranti jengkel. Mau ikut campur saja urusannya. "Nak, Mona. Ibu belum tahu pasti, apakah dia Alif atau Putra seperti yang kamu bicarakan. Cuma Ibu memang benar-benar harus melihat dia secara langsung untuk memperjelas. Apakah dia anak Ibu Alif atau bukan," ucap Bu Rifah. Wanita itu berusaha mencari jalan tengah. Baginya terserah Alif saja. Kalau mau mengaku Putra, demi uang dan harta maka dia tak masalah anaknya berbohong.

  • KUBUAT KAMU MISKIN, MAS   Bab 59B

    Hanya itu yang Mona katakan. Dia mematikan gawainya. Rasa sakit hatinya sudah begitu dalam. Dia tidak mau berbicara panjang lebar lagi kepada Alif. Teringat ucapan Papanya, Alif itu adalah laki-laki yang cerdik. Dia sangat pintar bermanis mulut dan kalau dia sudah bermanis mulut maka Mona masih bisa ditipunya dengan berbagai tipu daya dan bualan-bualan seorang lelaki untuk memanfaatkan dirinya. Alif adalah penipu ulung. Beberapa saat Mona berpikir. Akhirnya dia mendapatkan ide. Dia tahu di mana Panti asuhan Sandrina. Karena penasaran dengan Sandrina Mona sempat memata-matai Sandrina. Jadi dia tahu di mana butik Sandrina dan Panti asuhan Sandrina. Mona yakin kalau sore hari Sandrina dan suaminya ada di sana. Mona berpikir lagi. Tidak mungkin Sandrina tidak mengenal wanita bernama Miranti yang tadi merusak pernikahannya. Pasti Sandrina mengenalnya jadi Mona harus banyak berkomunikasi dengan Sandrina tentang Alif dan apa langkah selanjutnya yang akan diambilnya. Wanita itu kemudian kel

  • KUBUAT KAMU MISKIN, MAS   Bab 59A

    KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 59. **POV AUTHOR. Sebelumnya Alif beberapa kali menghubungi Mona untuk menyampaikan permintaan maafnya tetapi Mona tidak mengangkat gawainya. Walaupun Mona tidak mematikan panggilannya karena dia mau melihat seberapa banyak Alif menghubunginya. Ternyata banyak sekali panggilan yang tak terjawab. "Sayang, Untuk apa kamu menangisi laki-laki yang menipu kamu. Belum apa-apa saja dia sudah membohongi kamu. Bagaimana kalau nanti kalian menikah dan pasti masih banyak sekali kebohongan dalam dirinya. Papa juga menyesal membantunya kalau seperti ini keadaannya." "Terus apa yang harus aku lakukan, Pa? Aku juga bingung. Aku mencintainya tapi dia sudah membohongi ku.""Sebenarnya ada yang ingin Papa katakan kepadamu. Kalau produksi barang kita banyak yang gak berjalan. Papa sudah menyuruh orang untuk menyelidiki. Ternyata Putra dalang dari semua ini. Perusahaan Papa mengalami kerugian yang tidak sedikit. Kerugian itu banyak. Papa nggak menyangka kalau dia melakukan in

  • KUBUAT KAMU MISKIN, MAS   Bab 58B

    Miranti terdiam mendengar sikap kasar Sandrina karena sebenarnya dia yakin Sandrina itu adalah teman yang baik. Namun memang dia yang sudah menghianati pertemanan mereka. Apalagi merebut suaminya dulu. Ini adalah karma atas perbuatan yang sudah dilakukannya. Wajar Sandrina marah kepadanya. Sekarang saja ketika melihat Mona merebut Alif dari dirinya, Miranti marah. Apalagi hal yang dirasakan Sandrina pernah dia lakukan dan dia menghianati temannya sendiri. "Bu tolong pergilah. Sandrina tidak suka Ibu ada di sini. Ini tempat Sandrina. Aku saja menumpang di sini dan karena kebaikan hatinya aku bisa merawat bayiku beberapa bulan di sini. Jadi aku minta ibu dan Ratmini pulang saja ke kampung atau kalian jumpai Mas Alif saja, calon istrinya yang kalian bilang kaya itu. Jumpai saja mereka. Tolong kalian pergi dari sini!" "Sekarang kamu enak sekali mengusir kami setelah kami datang dari kampung. Bagaimanapun saya harus bertemu Alif karena saya mau melihat sendiri apakah dia benar-benar Alif

  • KUBUAT KAMU MISKIN, MAS   Bab 58A

    KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 58. **POV author. "Mir, kamu mau ke mana sekarang? Bukankah kamu juga gembel setelah lari dari rumah ibu kamu nggak punya tempat tinggal?" tanya Bu Rifah geram ke Miranti. "Ya, asal ibu tahu ya setelah lari dari rumah Ibu itu aku memang terlunta-lunta karena nggak punya keluarga lagi. Untuk pulang ke luar kota menjumpai abangku. Sama sekali aku tak ada biaya. Semua ini gara-gara mulut manis Mas Alif dan ibu tapi apa yang aku dapatkan di kampung sama sekali kesengsaraan!" "Terus, kalau kamu memang terlunta-luntas sekarang. Tapi kamu penampilannya udah jauh lebih bersih. Walaupun masih tetap saja kumuh. Kamu pasti punya tempat tinggal kan sekarang? Biarkan kami tinggal bersama kamu selama kami berada di kota. Kami juga nggak tahu kemana tujuan kami setelah Sandrina ngusir kami!" "Itu bukan urusanku, Bu! Sewa saja hotel. Kalian bisa tinggal di sana atau hubungi Mas Alif!" Bu Rifah mendengkus kesal mendengar ucapan Miranti. Mereka bingung sekarang. Padahal M

  • KUBUAT KAMU MISKIN, MAS   Bab 57B

    Setelah di ruangan ganti. Alif melepaskan tangan Ibunya secara kasar dan menatap tajam Miranti. Dia merasa kacau bukan main. Apakah semua kebohongannya harus berakhir sekarang? "Nak, kenapa kamu kasar banget sama Ibu!" "Udah berapa kali aku bilang kalau aku bukan Alif. Aku Putra!" kata Alif masih berusaha berbohong. "Ibu yakin kamu Alif. Kami bahagia sekali bertemu dengan kamu," lirih Bu Rifah. "Siapa yang suruh kalian datang ke sini?!" "Aku yang suruh, Mas. Aku sengaja menyuruh mereka datang untuk melihat kamu langsung. Mereka keluarga kamu dan pasti lebih mengenali! Kamu gak bisa membohongi aku juga karena aku tahu suamiku!" kata Miranti. Plak!Dengan cepat Alif langsung melayangkan tamparan keras ke wajah Miranti. Miranti terkaget apalagi dia sedang menggendong bayi. Sudut bibirnya. "Berani kamu gampar aku, Mas!" "Kamu jangan ikut campur urusanku!" Mata Alif berkilat marah. Saat itu Alif melirik Sandrina yang datang dengan Damar ke ruangan itu. "Mau apa kamu?!" kata Alif.

DMCA.com Protection Status