Share

Bab 70. Tabur Tuai

Tiba-tiba Adit menghampiri Hesti lebih dekat lagi, ia seraya menantang Hesti, jarak mereka sangat dekat, hanya sekitar lima senti, tangannya menyentuh dagu Hesti yang lancip. Sepertinya ia serius dengan perkataannya.

"Baiklah, kita batalkan pernikahan, beruntung belum sebar undangan!" tekan Adit. "Ayo, Mah, Pah, kita pulang!" ajak Adit sambil balik badan lalu pergi.

Kedua orang tuanya hanya mengejar dan berteriak minta tunggu pada anaknya yang tengah tersulut emosi itu. Aku menyaksikan dimana adik iparku kini patah hati, hal yang sangat ditakutinya pada waktu itu terjadi juga, padahal kami sudah menutupi keburukan yang Mama Desti lakukan.

Aku mendekati Hesti, menatih bahunya ke kursi tunggu, matanya mengembun, ada air mata yang ia tahan di pelupuk matanya.

"Kamu emosi, kenapa tidak tenangkan dulu?" tanyaku sambil merapikan rambutnya.

"Iya, kan bisa dibicarakan saat situasi sudah membaik," sambung Ryan ikut menasihati.

"Keputusan ini sudah bulat, Adit bukan laki-laki yang baik un
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
🅻︎🅸︎🆉︎_🅰︎
kasian sih tpi begitulah hukum tabur tuai.. barang siapa menabur angin, akan menuai badai.m
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status