/ Romansa / KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU / 7. ERLAN IDOLA DI KELAS

공유

7. ERLAN IDOLA DI KELAS

last update 최신 업데이트: 2024-09-28 21:12:39

Hari berikutnya. Rania pun telah sampai di sekolah lebih dulu. Sedangkan Erlan beberapa menit setelahnya.

Keduanya datang dengan kendaraan berbeda. Rania turun dari angkutan umum, sedangkan Erlan dengan motornya. Ketika berpapasan pun, baik Rania maupan Erlan sama-sama bersikap seolah tidak saling melihat.

Keduanya sudah sama-sama sepakat, untuk tidak saling menyapa, meskipun status yang dijalani sekarang telah sah menjadi suami istri.

"Rania tralalala!"

Rania menghentikan langkahnya. Suara serta panggilan itu, sangat ia kenali. Ya, siapa lagi kalau bukan Eva.

"Gue udah bilang. Jangan panggil gue dengan sebutan Rania tralalala," dengusnya kesal.

Rania kembali mengayunkan kakinya. Mengabaikan Eva yang mengekor di belakangnya

Sementara itu, Erlan telah memarkirkan motornya di temlat seharusnya. Kedua matanya sempat menangkap pergerakan Rania di sana.

"Erlannn!!!" Dua gadis centil menghampiri Erlan yang baru saja melepaskan helmnya.

Remaja tampan yang selalu bersikap dingin itu, menaikkan sebelah alisnya. Bertanya-tanya, kepada dirinya didatangi dua gadis sekaligus?

"Ini sarapan buat kamu." Salah satu gadis menyodorkan kotak makan, yang entah apa isinya itu?

"Aku minta Mamaku, untuk buatkan sarapan ini. Kamu bisa makan ini, saat jam istirahat nanti, seandainya kamu belum sarapan itu juga." Gadis itu tersipu malu. Menatap Erlan dari jarak sedekat ini, membuat jantungnya tidak baik-baik saja.

"Aku bawain minuman khusus buat kamu, biar kamu enggak kehausan di kelas nanti." Gadis lainnya menyodorkan botol minum yang terbuat dari aluminium itu.

"Aku enggak tahu, minuman kesukaan kamu apa? Aku berharap, kamu suka sama minuman yang aku bawain untuk kamu."

Ekspresi gadis itu, tidak kalah dengan temannya. Keduanya tersenyum malu-malu. Malu-maluin. Hahaha ...

Sementara Erlan tidak mengambil dua pemberian itu dan tidak juga menjawab. Dia langsung saja melenggang pergi, tanpa kata.

Dua gadis itu, menatap kepergian Erlan. Pesona remaja tampan yang sudah berstatus suami orang itu, mampu membius keduanya.

Mereka masih menganggap Erlan jomblo ganteng yang cintanya harus diperjuangkan. Padahal kenyataannya, Erlan sudah memiliki pawang.

***

"Ra, lihat tuh," goda Eva seraya melik Erlan yang baru saja masuk ke ruangan.

"Lihat apa?" Rania menjawab dengan nada ketus seraya melirik sekilas suaminya dan kembali fokus membaca.

"Tuh, idola baru." Eva yang sempat terpana saat melihat Erlan pun menoleh pada Rania. Dia berdengus kesal, lantaran Rania begitu asyik dengan dunianya sendiri.

"Woi, Ran! Sibuk banget baca. Emang apa serunya baca si, padahal ada cowok ganteng di kelas kita, tapi lu malah anggurin," protes Eva cukup keras, alhasil membuat Rania geram.

Dia menutup buku paketnya hingga terdengar suara nyaring, kemudian menatap nanar Eva.

"Gue lebih baik baca, dari pada liatin cowok. Liatin dia, buang-buang waktu tau. Memangnya siapa dia, buat gue? Dia, enggak bawa keuntungan buat gue. Paham kan lu!" bentaknya tanpa berkedip, kemudian kembali ke posisi duduk semula, yaitu menghadap ke meja dan membuka kembali buku tersebut.

Suasana hatinya menjadi kaca, bukan karena ucapan Eva, melainkan Erlan yang dalam waktu singkat langsung mengubah kehidupannya.

"Iya, si. Biasa aja, enggak usah ngegas gitu. Gue kan cuma ngomong doang. Ya udah kalau lu enggak mau lihat mah. Biar gue aja. Awas aja nanti, kalau akhirnya lu suka sama dia," sungut Eva, segera mengubah posisi duduknya menjadi membelakangi Rania.

Uhuk ...

Rania pun batuk pelan. Sementara Eva hanya meliriknya sekilas, setelah itu kembali memperhatikan Erlan yang duduk di sana. Dia bersikap masa bodo, seolah Rania tidak ada di sampingnya.

Bukan hanya Eva yang mengagumi Erlan, tetapi para gadis yang ada di kelas ini, bahkan kelas lain pun, kesemsem dengan ketampanan Erlan.

Tidak bisa dipungkiri, Erlan memang memiliki wajah ganteng layaknya pemain film. Kulitnya putih, sikapnya dingin dan macho ketika berjalan, membuat para gadis klepek-klepek. Terutama saat Erlan turun dari motor, membuat mereka yang melihatnya luluh lantak.

Rania membuka buku paket itu lebar-lebar, tapi sesekali dia melirik Erlan yang sedang digoda pada gadis.

"Erlan. Boleh, ya aku foto kamu," kata salah gadis yang ada di sana. Dia sudah menyalakan kamera ponselnya. Namun, detik itu Erlan menepis.

"Gue bukan pajangan, yang seenaknya kalian foto!" tegasnya dengan tatapan dingin.

Kalimat itu, bukan berlaku untuk satu orang, tetapi mereka yang ada di hadapannya sekarang.

"Minggir!" Erlan melenggang pergi, melewati mereka yang mencoba bersikap genit dihadapannya. Rayuan mereka sama sekali tidak menyentuh hati Erlan. Bahkan untuk mencuri perhatiannya pun tidak bisa.

Erlan merasa muak, bosan dan jengkel. Mereka mengira, tidak panas apa dikerumuni dari segala sisi?

Para murid laki-laki yang ada di sana, saling berbisik dan menatap keheranan Erlan serta pada gadis yang begitu memujinya.

Erlan seolah menjadi saingan paling berat di kelas bahkan di sekolah ini.

Rania melirik sinis sambil menggeleng pelan. "Dasar sok kegantengan," gumamnya dna kembali fokus pada buku.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
ya elah erlan segitunya mp g mau dipoto oppps lupa kan pawangnya ada didepsn muka mn berani yah tebar pesona mn galak lg pawangnya............
댓글 모두 보기

관련 챕터

  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    8. KESENANGAN RANIA

    JAM KEDUA PELAJAR."Lan, lu mau kemana?" tanya Andri, salah satu murid kelas 12 A, menegur Erlan yang berjalan berlawanan arah.Erlan menoleh."Lu enggak mau ke lapangan? Ada pertandingan voli tuh, kelas kita lawan kelas sebelah." Andri menjelaskan dengan antusias.Erlan tidak berkomentar."Udah, enggak usah banyak mikir!" Andri langsung saja menarik tangan Erlan, mengajaknya untuk pergi ke lapangan, tempat para murid berkumpul untuk menyaksikan pertandingan bola voli, kelas A melawan kelas B.Erlan tidak menolak. Namun, dia cukup kesal lantaran orang lain menyentuh tangannya seenak jidat."Lu harus lihat pertandingan ini. Kelas kita enggak pernah kalah dari kelas manapun," kata Andri begitu semangat."Rania paling jago di kelas kita," tambahnya terdengar begitu membanggakan Rania, yang tidak lain adalah istrinya Erlan. Mendengar nama Rania disebut, Erlan pun langsung menarik tangannya. Andri cukup terkejut. "Kenapa, Lan" tanya Andri penasaran."Gue enggak suka voli." Erlan berkata

    최신 업데이트 : 2024-09-29
  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    9. KE BIOSKOP

    "Mau pergi kemana, Sayang?" tegur Desi, ketika melihat Rania menuruni anak-anak tangga. Terlihat penampilan Rania begitu rapih dan berdandan cantik.Biasanya Rania hanya berdandan biasa, polesan make up tipis-tipis saja. Malam ini, sepertinya ada hal spesial. "Itu, Tan ... Aku mau pergi sama teman," jawab Rania beralasan."Kok masih panggil Tante si? Panggil Mommy dong. Sekarang kan, kamu udah jadi anak Mommy." Desi memprotes sikap Rania yang menurutnya masih saja formal dan kaku."Heum ... I-ya, Mommy, maaf."Rania mengangguk dan canggung, merasa kikuk karena sebenarnya dia belum terbiasa menggigil Desi dengan sebutan 'Mommy," sebagaimana seharusnya. "Iya, Sayang. Enggak apa-apa. Jangan diulangi ya. Kamu harus sudah terbiasa, dengan panggilan itu. Sekarang kan kita sudah berkeluarga. Anggap saja, Mommy adalah Ibu kandung kamu."Desi meraih kedua tangan Rania, menggenggamnya erat dan tersenyum hangat."Iya, Mommy."Lagi-lagi Rania hanya bisa tersenyum canggung. Sungguh keadaan yang

    최신 업데이트 : 2024-09-29
  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    10. BALAPAN

    "Woi, Bro!" teriak seseorang dari kejauhan, sambil melambaikan tangan.Erlan yang baru memasuki tempat hiburan malam itu, lantas menghampiri rekannya yang ada di sana."Gimana kabar lu?" tanya Aldo, sambil melakukan tos persahabatan, yang biasa dilakukannya bersama Erlan.Biasa lah, anak muda. ABG zaman sekarang. "Enggak ada baik-baiknya kabar gue," jawab Erlan sedikit malas. Dia lantas duduk di sofa, menyandarkan punggungnya ke titik ternyaman. Kepalanya mendongak, pikirannya kacau balau. Hari-harinya semakin ruwet, dengan kehadiran Rania. Semakin membuatnya tidak betah berada di rumah. "Iya, kah? Apa nyokap lu maksa buat ngelakuin sesuatu lagi?" tanya Aldo penasaran seraya duduk menemani rekannya yang sedang gundah gulana itu."Hooh. Pusing kepala gue, pengen pecah rasanya." Erlan tidak menutupi kekesalannya. Kendati demikian , dia tidak akan mau membahas soal Rania di depan Aldo. Bisa kacau semua rahasianya.Aldo mengelus dagunya, sedang memikirkan sebuah rencana yang mampu meng

    최신 업데이트 : 2024-10-17
  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    11. CINTA DESI

    "Kamu ada di sini, Rania? Saya sangat cemas mencari kamu kemana-mana." Rania tergagap, ketika pria yang mengajaknya untuk nonton di bioskop, tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya sekarang."Ah, heum iya Pak Ravi. Maafkan aku karena pergi tanpa memberitahu Anda," ungkap Rania sedikit gugup. Wajahnya terlihat pucat dan berkeringat. Ravi sedikit menerka situasi yang sedang Rania alami. Kendati demikian, dia tidak mau asal berucap. Rania tertunduk, merasa bersalah, tapi hatinya sedang dongkol karena ulah suaminya yang pergi begitu saja tanpa meminta maaf. "Apa ada sesuatu yang terjadi? Apa kau baik, Rania?" tanya Ravi kembali. Gadis mungil itu mengangkat kepalanya, "bukan apa-apa, Pak. Mendadak kepikiran almarhum Ayah. Kalau gitu, aku pulang duluan ya Pak Ravi. Maaf sudah membuat Anda cemas."Rania sedikit menunduk disertai senyuman kecil yang terkesan terpaksa, setelahnya dia melenggang pergi tanpa menoleh lagi. Ravi hendak mengejarnya. Namun, kedua kakinya tidak mampu untuk melangka

    최신 업데이트 : 2024-10-18
  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    12. KEKESALAN ERLAN

    Selama di perjalanan, ponsel Erlan terus saja berdering. Hal tersebut membuat suasana hati pemuda sembilan belas tahun itu semakin buruk. Erlan menepikan motornya di sisi kiri. "Siapa si yang nelpon, ganggu banget?" gerutunya sangat kesal. Dia mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana, kemudian membuka kaca helmnya.Tertulis 'Ibu' di layar ponselnya. Itu artinya, Desi yang sedari tadi menelpon. Catatan panggilan menampilkan lebih dari 20 kali panggilan tak terjawab, semua itu berasal dari Desi.Erlan membuang napas panjang. Dia membuka helmnya. Panggilan telpon itu sudah berhenti, tapi kurang dari satu menit, ponsel itu kembali berbunyi dan menampilkan nama 'Ibu' di layar. Erlan menggeser tombol hijau itu, kemudian menempelkan benda pipih itu di telinga.[Iya, Mom.] Tidak ada salah yang terucap dari bibir pemuda sembilan belas tahun itu. Dia malah menunjukkan raut wajah tidak suka dan malas bicara.[Akhirnya kamu angkat juga telpon dari Mommy. Sejak tadi, Mommy terus menelpon ka

    최신 업데이트 : 2024-10-19
  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    13. PERSETERUAN DESI DAN ERLAN

    "ERLANNN!!!"Suara Desi bergema seisi ruangan. Satu tamparan keras ia layangkan pada wajah sang putra. Tangannya begitu ringan untuk melakukan kekerasa. Napasnya memburu di dalam dada. Erlan menatap Desi penuh emosi. Selama ini, wanita yang telah melahirkannya itu tidak pernah namparnya, meski ia sering membuat marah sekalipun. Erlan menatap Rania dari kejauhan. Tatapannya tajam penuh kemarahan. Semenjak ada Rania di rumah ini, Desi kerap kali menamparnya tanpa ampun.Rania pun telah turun dari ranjang, berdiri mematung di sisi kanan tempat tidur. Bingung harus melakukan apa? Menyela sangat tidak mungkin, atau masalah akan semakin rumit."Mommy menampar aku demi cewek sialan itu?" tunjuk Erlan dengan nada bicara yang mengandung kemarahan."Erlan!!!" teriak Desi kembali. Tanpa menyebutkan nama, Desi sudah tahu siapa yang dimaksud 'Cewek sialan' itu."Pukul aku terus, Mom. Tampar aku lagi!" Alih-alih merasa bersalah, Erlan malah menantang Desi untuk bertindak lebih jauh lagi. "Erlan!

    최신 업데이트 : 2024-11-18
  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    14. ANCAMAN ERLAN

    "Oh. Jadi, lu yang udah taruh lem di bangku gue, ah?" sungut Rania. Dia berkacak pinggang sambil menghampiri Erlan. Wajahnya membusung, kedua bahunya terangkat. Dia benar-benar terlihat seperti preman jalanan yang menguasai pasar.Erlan tersenyum sinis, sekaligus mengejek dan menyepelekan sikap sok berani yang Rania tunjukkan."Kalau iya, kenapa ah?" Erlan balik menantang Rania, yang tidak lain adalah istrinya, tetapi tidak ada satu pun yang mengetahui status tersebut.Rania sempat mengerjap, tetapi segera dia bersikap dingin kembali. "Cepat bersihin lem itu dari bangku gue!" titah Rania tanpa ragu. Meksipun yang dihadapi suaminya sendiri, tetapi Rania tidak merasa takut sama sekali. "Ogah. Lu aja yang bersihin." Erlan tidak kalah tegas. Dia melipat kedua tangan di dada. Rania mengepalkan tangan kanannya. Merasa geram sekaligus kesal. Bisa-bisanya, dia harus menghadapi suami yang memiliki sifat kekanak-kanakan seperti Erlan. Sungguh membuat kepala ingin pecah."Bersihin enggak! Ata

    최신 업데이트 : 2024-11-18
  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    15. RANIA SAKIT

    "Ran. Lu kenapa? Kok muka lu pucet gitu?" tanya Eva cemas, ketika melihat Rania yang mendadak lemas sambil memegangi kepalanya. "Enggak apa-apa. Gue baik. Cuma lemes dikit aja." Rania menggeleng, menjawab santai dan disertai sedikit senyuman.Dia bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, padahal dia sedang merasakan sakit yang sangat luar biasa di bagian kepalanya, seolah ada beban berat yang terus-menerus memukuli kepalanya sehingga ingin pecah saja. Rania kembali memfokuskan dirinya pada buku LKS yang ada di hadapannya. Eva yang melihat sikap sang sahabat, sedikit iba. "Ke UKS aja yuk. Gue takut lu kenapa-kenapa." Eva berusaha membujuk. Namun, hal tersebut mendapat gelengan kepala dari Rania."Enggak apa-apa. Gue baik kok." Bersamaan dengan kalimat itu, Rania mulai merasa pandangannya semakin tidak stabil. Dia melihat semua benda bergerak, memiliki banyak bayangan. Bahkan saat dia melihat ke arah Eva, sahabatnya itu mendadak memiliki dua sampai tiga wajah.Rania menggelengkan kepal

    최신 업데이트 : 2024-11-18

최신 챕터

  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    ERLAN & RANIA [42]

    "Erlan ..." Desi memelas saat jarak antara dirinya dan sang putra kurang lebih lima meter.Erlan menoleh, tidak jadi naik motor. Tatapannya kembali menyala, menggambarkan api kemarahan yang sulit untuk dipadamkan."Ayo, Nak. Kita pulang." Desi memohon. "Mommy akan temani kamu. Kita pulang, yuk!" bujuknya kemudian mendekat.Erlan membuang pandangannya seraya menyeringai sinis dan menghela napas berat. "Mommy ngapain si ke sini segala? Ngapain Mommy nyariin aku? Selama ini, Mommy enggak pernah peduli sama aku!" "Mau aku enggak pulang satu bulan sekalipun, Mommya enggak pernah tuh nyariin aku.""Jangan ngomong gitu, Sayang. Mommy sangat menyayangi kamu, Nak. Mommy peduli. Setiap saat Mommy peduli kepada kamu, Nak. Hanya saja kamu tidak bisa merasakan kasih sayang Mommy."Rania memerhatikan pasangan ibu dan anak itu dari kejauhan. Di sini, dirinya melihat bagaimana seorang ibu sedang mengemis belas kasian dari anaknya. Meminta putranya untuk pulang ke rumah. Namun, tanggapan anaknya sep

  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    ERLAN & RANIA [41]

    [Roy! Cerita cari Erlan. Dia pergi dari rumah dalam keadaan marah.][Dia juga habis berduel dengan Aldo. Tolong kamu cari dia sampai ketemu. Saya takut dia kenapa-kenapa.] Ucap Desi cemas, dengan seseorang yang ada di ujung sambungan telepon.[Erlan tidak membawa ponselnya. Tolong kau lacak dan temukan keberadaannya bagaimanapun juga!] cerocos Desi.[Baik, Nyonya. Saya akan cari keberadaan Tuan Muda. Nyonya tenang saja.]Tak lama kemudian, sambungan telponnya berakhir. Tangannya bergetar saat menggengam benda pintarnya. Desi kemudian menghubungi nomor yang lain. Cukup lama ia menunggu, hanya terdengar dering kecil di sana.Wanita empat puluhan tahun yang masih tampak muda itu, mencoba menghubungi Aldo kembali. Kali ini ada yang menjawabnya.[Aldo! Tolong Tante. Erlan pergi dari rumah dengan penuh kemarahan. Dia naik motor tanpa membawa ponselnya.][Tante sangat takut dia kenapa-kenapa di jalan. Tolong cariin Erlan ya, Aldo. Tante mohon.][Astaga, Tan.][Ok, Tante. Aldo akan cari Erla

  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    ERLAN & RANIA [40]

    "Erlannnn! Cukup, Nak!" teriak Desi sangat kencang."Apa, Mom? Kenapa Mommy halangi Erlan buat mengatakan semuanya? Kenapa, Mom? Apa Mommy malu untuk mengakui, kalau pria bodoh itu, lebih mencintai istri orang ketimbang istrinya sendiri?" Suara Erlan tidak kalah menggebu-gebunya dari Desi. "Erlannnn!!!" Desi kembali berteriak.Rania mengangkat kepalanya. Menatap Desi yang sedang menatap nanar putra semata wayangnya. Gadis mungil itu, sedikit menebak bahwa pria bodoh yang disinggung Erlan, tidak lain adalah Tuan Davian, yang sudah tiada."Mommy, kenapa nutupin kebenarannya dari dia? Erlan tahu, Mommy pasti mau bilang kan, kalau wanita yang melahirkan dia, bukanlah plakor!" tunjuk Erlan, menatap Rania penuh dendam yang membuncah di dalam dada.PLAAAAAKKKK...Satu hamparan keras mendarat sempurna di pipi Erlan. Desi yang telah melakukannya. Saking kencangnya tamparan sampai meninggalkan bekas nyeri dan merah."Cukup! Mommy, sudah katakan! Cukup! Apa yang kamu tahu, tidaklah benar! Kebe

  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    ERLAN & RANIA [39]

    "Akhirnya, setelah empat tahun berjuang, Ayahnya Erlan mampu mewujudkan impiannya. Dia berhasil membangun sebuah bisnis yang sejak lama diinginkannya," kata Desi, memulai kembali ceritanya."Apa selama itu, Mommy terus mendampinginya?" tanya Rania penasaran.Desi mengangguk pelan, "iya, Sayang. Selama itu juga, kami tidak mengetahui kabar tentang Bundamu di sana. Dia seolah-olah telah hilang dari kehidupan kami. Tidak ada yang membahas tentang Bundamu lagi. Walaupun begitu, cinta yang ada di dalam hati Tuan Davian untuk Bundamu tidak sedikitpun berkurang."Desi kembali menghela napas berat. Selang beberapa detik, dia pun tersenyum tipis. Tatapannya seolah sedang menyusun kepingan ingatan yang hampir ia lupakan."Apa Mommy pernah merasa cemburu saat itu? Padahal kan yang menemani Tuan Davian adalah Mommy dan bukan Bundaku, tetapi mengapa dia terus mencintai seseorang yang mungkin sama sekali tidak pernah memikirkannya?" Pertanyaan Rania membuat Desi kembali mengukir senyuman tipis. Di

  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    ERLAN & RANIA [38]

    Kira-kira satu jam kemudian. Desi mengajak Rania untuk keluar kamar, meninggalkan Erlan di sana untuk bisa beristirahat."Maafkan Mommy, Sayang. Tidak sepatutnya kamu melihat semua ini." Desi memelas sambil menggenggam tangan Rania penuh rasa penyesalan.Rania menggeleng, "enggak, Mom. Mommy enggak salah sama sekali dalam hal ini."Sekarang giliran Desi yang menggelengkan kepalanya. "Enggak, Sayang. Mommy salah besar. Seharusnya sejak awal Mommy katakan semua ini, tetapi Mommy malah menyembunyikannya dari kamu."Desi bahkan tidak memiliki keberanian untuk menatap kedua mata menantunya. Begitu malu dan hancur harga dirinya, ketika sosok asli putra semata wayangnya terlihat oleh Rania. "Seperti inilah Erlan. Setiap kali dia merasa marah, maka dia akan mengajak orang lain untuk berduel, hingga salah satu dari mereka ada yang tumbang. Erlan belum mau selesai, jika dari duel ini belum ada yang terluka parah. Sering kali, dia yang mengalami kekalahan," ungkap Desi dengan suara bergetar."E

  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    ERLAN & RANIA [37]

    Erlan sudah berada di atas ring tinju. Dia sudah memakai sarung tinju, tapi tidak dengan alat pengamannya.Aldo datang, sekitar dua puluh menit setelah Erlan sampai di sana."Sorry." Aldo terengah-engah karena berlari dari area parkir takut Erlan mengeluarkan dua tanduk di kepalanya. "Lu bikin gue nunggu dua puluh menit." Erlan berkata dingin sambil mengusap-usap sarung tinjunya tanpa melirik Aldo."Jangan gitu lah, Lan. Gue butuh waktu, jarak dari sekolah ke sini, sekitar sepuluh sampai lima belas menit ...""Terus kenapa lu baru sampai dua puluh menit? Kemana lima menit itu, ah?" Erlan mengangkat kepalanya. Tatapan itu seperti singa yang hendak menerkam mangsanya. Seluruh bulu yang ada di tubuh Aldo berdiri semua."Ayo lah, Lan. Tadi itu, jalanan sedikit macet, belum lagi gue harus izin ke guru, buat keluar kelas." Sedikit memelas, tetapi alasan itu tidak akan membuat Erlan semudah itu percaya. Bruk!Erlan melemparkan sepasang sarung tinju kepada Aldo. "Cepat naik!" titah Erlan,

  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    ERLAN & RANIA [36]

    "Mau pergi kemana?" tahan Rania, tepat saat suaminya hendak mengeluarkan motornya dari area parkiran.Erlan membuka kaca helmnya. "Minggir!" tegasnya. Namun, Rania tidak mendengarkan perintah tersebut. Kedua tangannya menahan body motor itu, agar tidak bisa keluar.Erlan merasa kesal."Jawab dulu pertanyaan gue. Lu mau pergi kemana?" Rania mengulangi pertanyaannya. Kurang lebih, dia sudah memahami watak dan kebiasaan suaminya. Kali ini, tidak akan dia biarkan Erlan pergi."Bukan urusan lu!" jawab Erlan dingin, sambil berusaha mendorong motornya agar keluar dari parkiran.Di sana ada motor yang terparkir, saling berjejeran rapih. Salah satunya motor Erlan."Sekarang jadi urusan gue!" Rania tidak kalah dinginnya dari sang suami.Erlan melongok, "what? Sejak kapan, lu peduli terhadap urusan gue, ah?" Akhirnya dia turun dari motor, melepaskan pelindung kepalanya."Mulai hari ini, apa yang lu lakuin, gue harus tahu semuanya!" tegas Rania sampai kepalanya mendongak. Erlan tertawa sinis sam

  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    ERLAN & RANIA [35]

    "Ran, tuh cowok lu udah datang," senggol Eva sambil menunjukkan lirikan mata ke arah Erlan yang baru saja memasuki kelas.Langkah tegap sambil menggendong tas hitam di bahu, menunjukkan tatapan tajam penuh ambisi, membuat mereka yang melihat Erlan, merasa seperti berada di dunia lain.Rania ikut melirik suaminya sekilas, kemudian mengalihkan pandangannya dengan kasar. "Apaan si? Dia bukan cowok gue," elaknya, buru-buru membuka buku pelajaran yang tergeletak di meja.'Kenapa dia baru datang?' batin Rania, saat mengingat kembali bahwa Erlan pergi ke sekolah lebih dulu, tetapi baru sampai setengah jam setelah dirinya. Eva tertawa kecil, "ah, yang benar? Kenapa ya, gue rasa, lu sama dia punya hubungan khusus gitu?"Ucapan Eva yang cukup keras, memantik perhatian Erlan yang berdiri di sana. Secara samar-samar dia mendengar obrolan Rania dan Eva. Sorot matanya langsung menukik tajam ke arah Rania. Gadis mungil itu, sempat tertunduk, sebelum dia menghela napas panjang setelah itu."Udah ah

  • KETUA OSIS DINGIN ITU, SUAMIKU    ERLAN & RANIA [34]

    Malam semakin larut. Namun, Rania masih terjaga. Matanya enggan terpejam, walau sudah ia usahakan, tetap saja pikirannya masih melalang buana, memikirkan banyak hal. Sementara Erlan, sudah terlelap di atas ranjang menyapa mimpi.Rania beringsut dari tempat tidur. Seperti biasa, dia tidur di lantai, sedangkan Erlan tidur di ranjang. Begitulah adanya jika tidur di kamar ini. Berbeda jika tidur di kamar Desi, sudah pasti Rania mendapatkan tempat nyaman dan hangat.Rania menatap suaminya dalam-dalam. "Di balik wajah yang tenang ini, ada sebuah rahasia yang coba disembunyikan di setiap waktu," gumamnya. "Gue selalu gagal mengenali lu. Terkadang gue mikir, lu seperti pahlawan yang datang di waktu yang tepat buat nyelametin nyawa gue, tapi dari wujud pahlawan itu, ada sosok monster yang tidak bisa gue pahami.""Kenapa gue bilang gitu? Karena, di balik kehangatan lu, yang datang buat nyelametin gue, ada sosok pemarah yang terkadang bikin gue bingung.""Sumpah, Lan. Kalau lu benci gue, terus

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status