Share

Bab 70

Author: Mutiara Sukma
last update Last Updated: 2025-02-02 19:34:14

"Mau pulang?"

Aku yang sedang memijit mijit keyboard ponsel mau memesan taksi online mengangkat kepala.

"Lho? Pak Nadhif?"

Laki-laki itu tersenyum.

"Saya juga baru selesai ketemu klien, tadi niatnya mau langsung pulang. Kebetulan ketemu Bu Tari disini."

"Hah? Serius Pak? Kok bisa kebetulan."

"Yah, mungkin jodoh, Bu." Mataku membola.

"Hahah becanda, Bu. Hanya kebetulan. Klien saya juga di kantor ini." Ralat nya. Tapi masih menyisakan senyum, yang membuat hatiku tiba tiba berdebar aneh.

Aku menghela napas lega. Kami serentak tertawa kecil. Ternyata ayahnya Wildan ini bisa juga mencairkan suasana.

***

"Dek, mas bangga sama kamu. Jawaban kamu pada paparazi itu keren banget. Kelas!"

"Ah, biasa aja, Mas. Aku hanya bicara fakta." Timpalku.

"Iya, ibu pun seneng denger nya. Semoga setelah ini tak ada lagi berita miring tentang kamu ya, Nduk."

"Iya, Bu. Aamiin semoga, Bu."

Sore ini kami sedang duduk santai di depan. Ngeteh dan mengawasi anak-anak yang sedang lesehan di teras sambil mewarnai.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Agustina Suzartiany
terima kasih update nya ka
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 71

    "janda? yang gatel? Ini saya kasih tau mana yang gantel itu, ya! Niiih ... Ini ... Rasakan nih. Makan tuh janda gatel." Ibu dengan beringas mengacak acak rambut Mami Karla dengan kedua tangannya. Mahkota yang pasti ditata di salon dengan bayaran mahal, seketika berubah seperti rambut emak emak yang habis diseruduk kerbau. Berantakan.Perempuan muda yang mirip dokter Viola yang tempo hari bertemu denganku itu berteriak-teriak. "Heh! beraninya keroyokan! Dasar kampungan. Ga tau malu. Lepas!" Pekiknya. Ibu tak menghiraukan. Tangannya tetap lincah mengeksekusi mami Karla yang terlihat memprihatinkan."Makan nih, janda. Anakmu yang gatal, nyamperin anakku terus, sekarang nuduh anakku yang gatal!" Ibu tak menghiraukan ocehan Dokter Viola, maupun lolongan mami yang memprihatinkan."Ampun, dasar kampungan! Lepas! Violaa ... Bantuin Mami, Vi!" Pekiknya.Mendengar Maminya berteriak memanggil, Viola seperti punya kekuatan untuk melepaskan diri. Pak Rudi jadi kewalahan.Aku ngefreeze, terpak

    Last Updated : 2025-02-04
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 72

    Setelah puas berorasi di depan, laki-laki itu mengirim pesan padaku. Aku membalas dengan mengirim emoticon "AMPUN SUHU!" eh, tak lama gambar profil laki-laki berjas putih mengenakan stetoskop itu berubah menjadi putih. Aku di blokir. Lucu sekali. Aku menaruh kembali ponsel di atas meja. Melanjutkan pekerjaanku di atas komputer. Terkadang hal hal seperti itu juga aku butuhkan agar tidak mengantuk ketika merangkai rangkai kata."Bunda, tadi kenapa sih, Bun? Siapa yang marah-marah sama kita?" Alif yang mulai paham situasi menghampiriku. Mengharap jawaban dari pertanyaan yang dia lontarkan."Ga ada, Sayang. Hanya orang yang tak rela kita berbuat baik, mengungkapkan kebenaran."Alif menunduk dalam."Kenapa, Sayang? Apa ada yang menganggu pikiranmu?"Alif kembali menatapku."Kemarin di sekolah teman teman ribut ngatain Alif anak pelakor, Bunda. Memang pelakor itu apa, Bunda?"Dadaku tiba-tiba bergemuruh. Ini akibatnya jika aku sedikit saja salah bertingkah."Ga sayang, bunda bukan pelakor.

    Last Updated : 2025-02-04
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 73

    "Maaf Pak, saya tak bisa!" Ucapku tegas."Ga bisa? Kamu bisa seperti sekarang ini karena saya, Tari. Kamu bisa setenar sekarang karena saya! Bisa bisanya kamu menolak saya, sementara diluar sana banyak yang mau menjadi istri saya."Telingaku berdenging mendengar ucapan laki-laki tau tahu diri ini. "Dengar ya, Pak Raka yang terhormat. Sebelum saya mengenal anda, tulisan saya sudah booming. Beberapa rumah produksi menawarkan kerjasama. Tapi, saya memilih Anda. Karena saya melihat anda profesional. Namun, jika anda menganggap keberhasilan saya karena anda. Mohon maaf, saya pamit. Beberapa waktu lalu Rans entertainment menawarkan kerjasama dengan saya. Kali ini saya akan terima.""Lho ... Lho Tari ...kok bawa bawa pekerjaan?"Aku tersenyum sinis."Anda yang duluan, kan! Silahkan buat surat pembatalan kerjasama. Kembalikan semua naskah naskah saya yang sudah masuk. Dan kita tak ada hubungan apa apa lagi!""Ga bisa gitu Tari! Gimana dengan cost yang selama ini keluar?""Hah, itu urusan and

    Last Updated : 2025-02-05
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 74

    "Bunda, Wildan udah tiga hari ini ga masuk sekolah." Pulang pulang Alif terlihat murung."Kenapa sayang? Wildan sakit?"Alif menggeleng."Alif ga tahu bunda. Ponselnya juga ga aktif. Kata Bu guru, Wildan lagi sakit dan berobat keluar kota bersama ayahnya. Apa dia mau pindah juga, Bun?"Anakku itu tampak sangat sedih. Wildan yang paling dekatnya. Berangkat ngaji pun bersama Aku mensejajarkan tubuh dengan Alif."Ga mungkin, kalau mau pindah dia pasti ngabarin Alif.""Bunda, kita kerumahnya aja, Yuk."Aku berpikir sejenak. Ga ada salahnya aku berkunjung, anggaplah menjalin silaturahmi karena Pak Nadhif juga orang baik. Sebelum kesana, aku pun belanja ke supermarket membeli beberapa jenis buah untuk Pak Nadhif dan cemilan untuk Wildan.Ammar dan Abrar aku titipkan pada Ibu. Khawatir jika nanti benar mereka sakit, dua anak ini akan menganggu istirahat mereka.Setelah semua beres aku dan Alif segera meluncur ke rumah Wildan. Sesampainya disana."Digembok, Bun. Jangan jangan benar mereka u

    Last Updated : 2025-02-05
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 75

    Setelah kunjunganku ke rumah Pak Nadhif beberapa waktu lalu, hubunganku dengan keluarga itu semakin dekat. Wildan sering menginap disini, begitu juga dengan Alif. Anak itu selalu merengek agar aku mengijinkan dia tidur dirumah Wildan."Kalau sama Nadhif kamu ga ada perasaan, Nduk?"Ibu yang sedang menyiangi sayuran memancing dengan pertanyaan."Belum, Bu. Tari masih fokus sama karir Tari. Biaya pendidikan anak-anak besar. Tari mau mereka terpenuhi semua kebutuhannya hingga dewasa nanti. Apalagi Tari pernah gagal. Tari tak mau terulang lagi."Ikan dalam penggorengan sudah matang. Aku bergegas mengeluarkan dan menaruhnya di piring. Wanginya menguar ke penjuru dapur ini."Kamu tak gagal. Hanya diberikan ujian dengan pasangan yang terus menguji keimanan. Dan kamu berhasil melewati semuanya, kan?""Iya, sih, Bu. Tapi, untuk saat ini jangan dulu lah. Tari masih takut. Biarlah seiring berjalannya waktu, jalani aja dulu."Aku menghela napas. Tak kupungkiri, setiap berdoa aku selalu meminta jo

    Last Updated : 2025-02-06
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 76

    "Bun, mau, ya? Alif ingin merasakan makan bareng lagi seperti dulu waktu masih ada papa."Aku membuang napas panjang. Alif benar benar ingin punya seorang ayah seperti Wildan. Anak kelas 5 SD ini masih belum paham jika aku khawatir nanti akan menjadi fitnah. Secara Pak Nadhif juga seorang single parents."Kalau Alif sama Wildan aja gimana? Kan ada Ayahnya Wildan yang jagain. Bunda pulang duluan?" Tawarku pada Alif.Anak itu cemberut."Hayolah, Bu. Sesekali. Kasian Alif. Mereka sudah mengharapkan untuk hari ini."Akhirnya aku pasrah. Kami bersama menaiki mobil Pak Nadhif. Mobilku sendiri aku tinggal dan titipkan ke Pak satpam untuk nanti aku ambil.Wajah Alif langsung berbinar. Dengan riang mereka berlari ke arah dimana mobil Pak Nadhif terparkir."Lho? Wildan kok dibelakang?""Gapapa, Tante. Tante di depan aja. Aku mau duduk sama Alif. Kita mau ngobrol seru."Astaga ... Gimana ini? "Hayo, Bu. Silahkan. Gapapa di depan aja. Anak-anak biar dibelakang."Pak Nadhif membukakan pintu mobil

    Last Updated : 2025-02-06
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 77

    Perempuan itu melepaskan genggamannya dari Elzio. Wajahnya memerah marah."Awas kamu ya, Mbak! Kamu udah bikin abang dan ibuku sengsara. Aku tak akan membiarkan kamu bebas begitu saja!"Ingatanku langsung kembali. Monika. Pantas aku merasa tak asing dengan wajahnya. Sejak menikah hanya beberapa kali bertemu itupun di tahun pertama pernikahan kami. Anak itu katanya kuliah di Bandung. Tapi, sampai aku bercerai dengan abangnya tak pernah ada kabar apapun tetang dia. Entah sudah selesai kuliah, entah sudah kerja, aku tak tahu Mas Arsen tak pernah cerita."Kamu menyalahkan saya? Lupa ya? Makannya tanya sama Abang kamu itu? Selama menikah dengan saya, apa yang sudah dia lakukan pada saya dan anak-anak? Dan sekarang kamu menyalahkan saya? Apa ga terbalik?"Wajah Monika terdiam pucat. Raut garang yang tadi di sombongkan lenyap entah kemana. Dia kira aku masih Tari yang dulu. Sorry, ye!"Saya sudah muak berurusan dengan keluarga kalian. Jangan pernah ganggu keluarga saya lagi. Jika itu terjadi

    Last Updated : 2025-02-07
  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Bab 78

    Kami pun berjalan bersisian kembali ke meja. Wildan dan Alif ternyata sudah selesai makan. Untung mereka tidak tahu kejadian tadi dibelakang. Kasian mental anakku nanti.Usai makan kami pun segera pulang. Aku sendiri memilih memesan taksi online untuk kembali ke sekolah mengambil mobil. Namun, Pak Nadhif melarang dan memaksa mengantarku kesana. Sesampainya aku dan Alif memisahkan diri, pulang dengan mobilku sendiri. Kami pun beriringan dan berpisah di persimpangan."Bunda, Alif suka sama Om Nadhif. Sebenarnya, Om Nadhif itu baik banget tau, Bun. Rajin sholat. Kalau Alif main disana. Setiap adzan kita pasti ke mesjid."Aku tersenyum sambil terus fokus menyetir."Bunda juga suka ...""Bunda juga suka? Waah, asiiik, berarti bunda mau dong menikah dengan Om Nadhif? Horeee ... Horee ... Punya ayah baru ... Hore ...!"Aku yang sedang menyetir tersentak panik. "Alif ... Alif dengarkan bunda dulu.""Ga perlu lagi Bunda. Alif sudah senang bunda akhirnya jujur. Nanti Alif akan bilang ke Wildan

    Last Updated : 2025-02-07

Latest chapter

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 138

    Tari menghela napas panjang. "Aku tahu, Mas. Tapi Alisa nggak mau dengar. Setiap kali kita mencoba memberitahu, dia malah makin memberontak."Ammar yang sejak tadi berdiri di dekat tangga akhirnya ikut bicara. "Aku dan Alif sudah menyelidiki lebih lanjut, Mas. Rio punya koneksi dengan beberapa orang yang mencurigakan. Teman-temanku bahkan bilang dia pernah terlibat dalam kasus yang lebih besar, tapi berhasil lolos."Nadhif mengepalkan tangannya. "Aku akan bicara dengan seseorang yang bisa menyelesaikan masalah ini. Kalau perlu, aku akan menggunakan koneksiku di kepolisian.""Mas… apakah harus sejauh itu?" Tari menatap suaminya dengan khawatir."Kalau menyangkut keselamatan anak kita, aku nggak akan ragu, Tari." Wajah Nadhif mengeras. "Aku nggak mau melihat Alisa menjadi korban berikutnya."---Sementara itu, di dalam kamar, Alisa duduk di sudut tempat tidurnya dengan ponsel di tangan. Matanya merah akibat menangis. Di layar, ada pesan dari Rio.Aku nggak akan biarkan mereka memisahkan

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 137

    "Maksud Bunda, kamu belum disentuh oleh baj1n94n itu kan!" Tanya Alif tegas. Tari tertunduk. Betapa remuk hatinya jika hal itu benar terjadi.Alisa tertawa keras. Tapi, air mata nya mengalir deras."Kakak kira aku wanita murahan?" Jeritnya. Mendengar hal itu justru semua yang ada disana menghela napas lega. Tentu saja itu yang utama bagi mereka. Jika Alisa sudah dirusak oleh Rio, tak ada jalan lain selain membawa hal ini ke ranah hukum."Syukur lah. itu yang terpenting. Kamu masih kecil, Dek. Jangan sampai ada yang merusakmu dengan alasan cinta.""Aku juga tau, Kak. Memang Rio beberapa kali mengajakku untuk bertemu di hotel. Tapi, aku tak mau. Aku juga tau kalau nanti pertemuan itu pasti akan mengarah ke hubungan terlarang."Tari menghampiri Alisa lalu memeluknya."Berjanjilah untuk selalu berpikir seperti ini, Nak. Kehormatanmu diatas segala galanya. Jangan korbankan hanya karena nafsu sesaat." Suara Tari bergetar menahan haru.Alisa yang kini terisak dalam pelukan ibunya tak mampu

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 136

    “Setidaknya beri aku waktu lebih lama untuk bicara dengannya,” pintaku pelan.Mas Nadhif menghela napas. “Baik. Tapi kalau dalam seminggu tidak ada perubahan, kita harus mempertimbangkan langkah lain.”Aku mengangguk, tapi hatiku tidak tenang. Bagaimana jika Alisa malah semakin menjauh? Dan bagaimana jika Rio belum benar-benar pergi dari hidupnya?***Keesokan harinya, setelah semua orang pergi, Saat aku berpikir keras, tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku melihat nomor tak dikenal di layar. Dengan ragu, aku mengangkatnya.“Halo?”Suara seorang perempuan terdengar di seberang sana. “Bu Tari, saya harus bicara dengan Anda. Ini soal Rio dan Alisa.”Jantungku berdegup kencang. “Siapa ini?”“Saya Fina. Saya mantan pacar Rio. Dan saya punya sesuatu yang harus Ibu lihat.”Aku tercekat. Mantan pacar Rio? Apa lagi ini?“Apa yang ingin kamu bicarakan?” tanyaku waspada.“Saya nggak bisa bicara lewat telepon. Kita harus bertemu.”Aku ragu sejenak, tapi ada sesuatu di nada suara Fina yang membuatku y

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 135

    "Saya minta baik-baik, Rio. Tolong tinggalkan anak saya. Kejarlah hidupmu. Tanpa membawa serta putriku. Dia masih mau sekolah. Tak ada waktu untuk pacaran!" Ucapku tegas. Kali ini aku mulai muak.Aku melihat ekspresi Alisa berubah, antara marah dan panik. Dia menggenggam tangan Rio erat, seakan meminta perlindungan.Dari kejauhan dia pemuda datang mendekat. Aku dapat memastikan itu Ammar dah Abrar. Setelah dekat kedua anakku itu berdiri disampingku dengan wajah menatap tajam ke ada Rio."Lu pergi baik-baik atau gw paksa!" Sentak Ammar.“Kak, kalian nggak perlu ikut campur!” seru Alisa, matanya berkaca-kaca.Rio tersenyum tipis, seakan menikmati situasi ini. “Wah, keluarga yang overprotektif, ya?”Aku menatapnya tajam. “Bukan overprotektif, Rio. Kami hanya peduli dengan Alisa. Kami tahu apa yang terbaik untuknya.”Ammar menyilangkan tangannya di dada. “Kami sudah menyelidikimu, Rio. Teman-temanku tahu banyak soal jejak kelammu. Dan aku yakin, Alisa nggak akan percaya begitu saja kalau

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 134

    Alisa masih diam. Aku menatap Aleeya yang juga tampak cemas.“Aleeya, boleh Bunda bicara berdua dengan Alisa?” pintaku.Aleeya mengangguk menutup bukunya dan segera keluar, lalu menutup pintu pelan-pelan.Aku kembali menatap Alisa. “Nak, kamu tahu kan Bunda sayang sama kamu?”Alisa masih tidak menoleh.Aku menarik napas panjang. “Bunda dengar kamu masih dekat dengan Rio.”Saat itu juga Alisa langsung bangkit dan menatapku tajam. “Bunda udah nyuruh siapa buat nyari tahu urusan Alisa?” suaranya bergetar, entah marah atau takut.“Bunda hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja.”Alisa mendengus. “Bunda nggak suka sama Rio, kan? Karena dia nggak sekaya harapan bunda kan? Karena dia nggak punya masa depan?”Aku terhenyak. “Bukan begitu, Nak. Bunda hanya ingin yang terbaik buat kamu.”“Rio itu baik! Bunda aja yang nggak mau kenal dia,” katanya dengan suara yang lebih tinggi.Aku mengusap wajahku, berusaha menahan emosiku. “Alisa, kamu masih terlalu muda. Rio bukan orang yang baik, Nak. Dia

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 133

    Setelah kejadian itu Alisa mogok sekolah. Aku tidak mau memaksakan. Toh, itu juga lebih baik baginya sehingga dia tidak bisa bertemu lagi dengan lelaki berandal itu.Hari ini Mas Nadhif juga pulang. Aku dari pagi sibuk menyiapkan hidangan spesial untuknya dan Wildan. Diantara anak kami, hanya Wildan yang tidak mau kuliah. Dia memilih mengikuti jejak ayahnya sebagai produser."Bunda masak apa lagi? Biar aku bantu." Ammar yang libur kuliah menghampiriku. Tangannya mulai mengaduk-aduk spatula di atas penggorengan."Ga usah, udah mau selesai kok." Tolakku lembut."Bun, Alisa kenapa, Bunda sudah tau?" Tanyanya tiba-tiba.Aku menggeleng tapi mataku menatap Ammar untuk mencari jawaban."Kenapa dengannya? Anak itu menutup diri dari bunda. Entah apa salah Bunda, Bunda juga tidak tahu." Ammar menepuk pelan pundakku."Bunda tidak salah apa-apa, Bun. Bunda perempuan hebat yang Ammar miliki. Selamanya akan seperti itu. Bunda tidak boleh menyalahkan diri sendiri, apa yang terjadi pada Alisa sudah

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 132

    "Mas, Alisa sudah mengkhianati kepercayaan kita, Mas. Dan yang lebih menyakitkan lagi, dia hampir saja mencelakai Aleeya. Gimana kalau teman laki-laki nya itu bukan orang baik baik?" Aku mencurahkan isi hatiku pada Mas Nadhif lewat sambungan telepon."Iya, Mas juga ga percaya Alisa bisa senekat itu. Nanti Mas pulang, Alisa akan mas marahi, ya."aku menggeleng cepat. Walau ku tahu Mas Nadhif tidak bisa melihatnya."Jangan, Mas. Aku tidak meminta kamu memarahinya. Aku hanya meluahkan isi hatiku aja kok." Mas Nadhif tertawa kecil."Eh iya gimana Wildan? Apa dia bisa mengikuti arahan Mas dengan baik?" Aku mengalihkan pembicaraan."Alhamdulillah, Wildan juga cepat nangkap ilmu yang Mas ajarkan. Jadi, ga perlu khawatir. Kalau nanti Mas meninggal sudah ada Wildan yang akan mengurus jenazah Mas.""Huss, Mas! Ngomong apa sih!" Mas Nadhif tertawa lagi. Jujur aku tak bisa lagi mencari keburukan Mas Nadhif sejak kejadian waktu itu."Ya gapapa, kok. Kan memang sudah kepastian akan hal itu. Semua ya

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 131

    "Bunda kok ada di sini?" Wajah Aleeya pucat pasi. Pasti dia tidak menyangka aku akan ada di sini."Bunda yanga seharusnya nanya, kamu kenapa kesini? Dan laki-laki ini siapa?"Aku menunjuk laki-laki itu dengan dagu. "Maaf, Tante. Saya kesini ...""Saya tidak minta penjelasan dari kamu!" Cetusku membuat dia terdiam."Bunda, aku kesini karena disuruh Alisa. Aku sendiri tidak tahu untuk apa. Karena kata Alisa kalau aku tidak datang dia akan sangat marah pada ku, Bun.""Alisa?" Tanyaku heran. Aleeya mengangguk kuat. Aku menelisik wajah itu dengan seksama. Memang tidak ku dapati kebohongan. Tapi, aku masih tak habis pikir. Kenapa Alisa melakukan ini kepada saudara kembarnya. "Kamu kenal Alisa?" Ini pertanyaanku tertuju kepada laki-laki gondrong di sebelahku ini. Dia menunduk seakan enggan untuk menjawab pertanyaanku. "Kenal kan?"Dia mengangkat kembali kepalanya. Kini mata kami beradu."Saya bingung, Bu. Ini Alisa apa Aleeya?"Aku menghela napas panjang."Mas, saya ini Aleeya. Tadi Alis

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 2 bab 130

    "Prinsip bunda masih sama. Tak ada pacaran sebelum pernikahan.""Tapi aku tak pacaran, Bun!" Pekiknya."Bunda percaya kok. Sekarang bawa sini hp nya. Bunda akan simpan sampai besok pagi. Biar malam ini kamu istirahat." Ujarku lembut.Dengan berat hati Alisa mengeluarkan ponsel dari bawah selimutnya dan menyerahkan padaku."Tenang, bunda gak akan melanggar kesepakatan kita." Mendengar itu Alisa tersenyum. Dia memelukku erat. Aku merasa ini pelukan rasa bersalah yang kini bersarang dalam hatinya karena menyembunyikan sesuatu yang tidak aku suka.Setelah memastikan Alisa tidur aku kembali ke kamar. Menaruh ponsel Alisa di atas meja. Hatiku terasa gundah. Antara ingin melihat pesan yang ada disana, atau amanah dengan perjanjian kami. Aku duduk di pinggir ranjang. Mata tetap terarah ke ponsel biru muda itu. Hingga tak lama ada pesan masuk dari kontak yang dinamai "Alex" yang terlihat di bar notifikasi.[Jangan lupa besok kita ketemuan di taman kota, ya. Aku jemput kamu jam 9.]Aku menaha

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status