SIDE OF NEVANDRA
Sinar matahari yang menembus dari celah-celah jendela kamarku sedikit mengusik, perlahan aku mencoba membuka kedua mataku, keningku sedikit berkerut, rasa pening langsung menyergap kepalaku membuat mataku terpejam lagi.
"Shhh", desisku pelan.Bukan hanya kepalaku yang pening, tetapi rasanya semua badanku terasa sakit, aku mencoba menggerakan badanku, tetapi rasanya sangat lemas seperti tak bertulang.Aku mencoba mengingat apa yang terjadi padaku semalam.
Kreeek…Lamunanku terganggu dengan kehadiran ibu ke kamarku. "Van, sudah bangun?", Ibu menghampiri dan membantuku untuk duduk bersandar. Walau badanku terasa sakit tetapi aku memaksakan diri. "Apa yang terjadi Bu?", tanyaku bingung. Aku melirik jam di nakas meja, sudah jam empat sore, aku tidak sekolah dan baru bangun dari tidur.<SIDE OF SALSHA Tubuhku bergetar… Rasanya aku ingin menjerit sekeras mungkin, seluruh tubuhku terasa sakit dan kaku, suster dan dokter itu hanya menusuk tubuhku dengan jarum suntik yang tajam, mereka menyangka aku sakit. Bukan hanya mereka yang memegangi tubuhku yang berontak, tetapi dua manusia yang ku kenal dengan baik ikut serta memegangi tubuhku dengan erat membuat tubuhku semakin sakit. “Aku…gak sakit…aaaghhh,” Aku mencoba mengeluarkan suaraku dengan keras, aku sangat berharap mereka mengerti da
SIDE OF NEVANDRA Aku terbangun dengan tubuh yang tertutup selimut tebal, kepalaku tidak lagi terasa sakit. Ini aneh, seingatku semalam aku terjatuh dan terbentur dengan cukup keras, tetapi pagi ini badanku terasa ringan. aku lihat kaca jendela yang tertutup gorden putih yang tipis, di luar masih gelap. “Huh,” aku bangkit dan bersandar pada kepala ranjang, melirik jam di atas nakas. Masih jam empat pagi, tak sengaja mataku tertuju pada bantal disampingku, mawar putih itu tergeletak tepat di atas bantal itu, aku meneguk salivaku dengan susah payah saat aku merasakan bulu kudukku meremang, dengan keberanian yang hampir menciut aku meraih mawar putih i
Side Of Andira Langkahku mengayun pelan mencari kelas yang akan kutempati dikelas dua SMA ini, setelah melihat pengumuman dipapan informasi, aku mengetahui kelasku terletak di lantai dua, kelas XI IPS satu. "Huh," Aku menarik nafasku pelan. Aku mengetahui dimana letak kelas itu, rasanya langkahku menjadi semakin berat untuk melangkah kesana, tetapi tetap saja aku harus kesana. Tidak ingin terlalu lama berpikir macam-macam kuputuskan untuk melanjutkan langkahku ke lantai dua. Suasana sekolah pagi ini masih hening, hanya ada beberapa siswa dari anggota osis di lapangan yang sibuk menyiapkan keperluan
SIDE OF NEVANDRA ‘Aaaagghh’ Suara seorang perempuan bisa kami dengar dari dalam ruang Osis, kegiatan rapat yang sedang berlangsung sedikit gaduh karena suasana di luar sana, tanpa sadar kami semua berlari keluar untuk melihat apa yang terjadi. Aku tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi karena di lapangan sudah sangat ramai dengan semua siswa membentuk lingkaran. "Kenapa, loe selalu cari gara-gara sama gue?" Aku mengenal suaranya. Suara Toni teman lamaku. Aku mendorong paksa siswa-siswi yang menghalangiku agar aku bisa melihat apa yang terjadi, setelah berdesak-desakan, aku bisa melihat Toni dengan amarah
SIDE OF ANDIRASuara teriakan dari tengah lapangan itu ternyata Salsha, siswi tercantik yang populer di sekolah kami.Selain ceria, salsha sangat popular karena kisah percintaannya dengan Toni, siswa bengal yang sering membully para siswa yang dia anggap bodoh.Aku tidak tahu kenapa perilaku Toni yang sangat buruk di sekolah ini seperti kasat mata dari para guru.Sudah banyak korban bully dari Toni, seringnya mereka akan putus sekolah karena tidak akan tahan, korban bully Toni pasti akan dijauhi oleh para siswa di sekolah ini, sepertinya hanya aku satu-satunya korban bully dari Toni yang tetap bertahan melanjutkan sekolah disini.Salsha juga dikenal sebagai sahabat karib Nevan, dulu mereka seperti tiga serangkai yang selalu bersama dimana-mana, Salsha seperti seorang puteri manja yang dikawal oleh dua pria yang sangat ditakuti disekolah ini, tetapi
SIDE OF NEVANDRA"Gak usah dipikirin terlalu berlebihan." Suara Alin membuyarkan lamunanku tentang Andira.Dia baru saja masuk ke ruang Osis membawa setumpuk buku yang tidak aku tahu judulnya, kemudian menarohnya diatas meja yang menjadi tumpuan tanganku untuk menopang wajah.Aku meliriknya sekilas dan menggeser kursi disebelahku untuk ia duduki."Kayaknya itu efek dari pukulan Toni.’’, Lanjutnya, setelah dia duduk menghadapku. Wajahnya ia condongkan untuk melihat pelipisku yang memar."Yah, semoga saja", Aku menarik nafas berat.Sebenarnya aku masih meragukan pernyataan Andira yang tidak mengakui pertemuan kami di koridor itu, tetapi tidak ada saksi mata yang melihat jika aku bertemu Andira disana. Aku menyesali kenapa aku harus pingsan saat itu. Apa benar karena efek dari pukulan Toni ? jika benar aku sungguh payah."Gue bilang jangan dipikirin, masih bengong saja." dengan kesal Alin memukul pelan wajahku."Loe, lihat di mana Andira ?" Aku mengabaikan ucapan Alin, fokusku sekarang t
SIDE OF ALVINOMalam ini rasanya aku akan sulit tertidur, aku masih memikirkan masalah yang terjadi di sekolah.Banyak pertanyaan dalam kepalaku tentang mitos kamar mandi di lantai dua itu, jika itu benar maka salah satu teman diangkatan kami akan menjadi korban.Memikirkan hal itu membuatku merinding. "Huh", Aku menarik nafas pelan.Menatap keluar jendela kamar yang sudah gelap. Sebenarnya bukan hanya di lantai dua yang memiliki suasana mencekam jika masih kosong, ternyata gedung sekolah jika sudah kami tinggalkan juga terasa senyap.Aku jadi teringat dengan Nevan, jelas-jelas aku melihat dari jendela kalau ruang guru itu sudah tidak berpenghuni, tidak ada barang-barang guru yang tertinggal kecuali buku-buku atau alat mengajar yang memang sengaja mereka tinggalkan. Aku raih handphoneku diatas nakas, mencari nomor Nevan untuk menghubunginya, sepertinya malam ini aku berniat menginap di rumahnya, daripada memikirkan hal yang tidak-tidak dan membuatku takut untuk berangkat sekolah bes
SIDE OF NEVANDRA Pagi ini aku dan Alvino menapaki koridor lantai dua dengan suasana yang sudah ramai dengan siswa, wajar saja kami datang ke sekolah lima menit sebelum bel berbunyi, bukan tanpa sebab, tetapi itu permintaan Alvino.Semalaman dia tidak tidur karena memikirkan tragedi di sekolah kemarin, dia takut datang ke sekolah terlalu pagi.Karena tidak bisa tidur, kami banyak bercerita tentang sekolah kami, sebenarnya ada hal yang membuat perasaanku sedikit tidak nyaman dengannya, pertanyaannya tentang hubunganku dengan Toni semalam.Bukan aku tidak ingin bercerita banyak pada dia, tetapi rasanya terlalu jahat jika aku mengungkapkan alasan yang sebenarnya ingin aku kubur dalam-dalam. "Van, menurut loe aneh gak sih jika di persimpangan koridor itu selalu sepi dari kumpulan siswa ?" , Alvino berucap seraya menunjuk koridor kamar mandi kumuh itu. "Loe tahu mitos jaman dulu?", Jawabku sambil meliriknya sekilas."Apaan?", Tanya Alvino penasaran. "Kata orang jaman dulu, kalau kita nun
SIDE OF NEVANDRA Aku terbangun dengan tubuh yang tertutup selimut tebal, kepalaku tidak lagi terasa sakit. Ini aneh, seingatku semalam aku terjatuh dan terbentur dengan cukup keras, tetapi pagi ini badanku terasa ringan. aku lihat kaca jendela yang tertutup gorden putih yang tipis, di luar masih gelap. “Huh,” aku bangkit dan bersandar pada kepala ranjang, melirik jam di atas nakas. Masih jam empat pagi, tak sengaja mataku tertuju pada bantal disampingku, mawar putih itu tergeletak tepat di atas bantal itu, aku meneguk salivaku dengan susah payah saat aku merasakan bulu kudukku meremang, dengan keberanian yang hampir menciut aku meraih mawar putih i
SIDE OF SALSHA Tubuhku bergetar… Rasanya aku ingin menjerit sekeras mungkin, seluruh tubuhku terasa sakit dan kaku, suster dan dokter itu hanya menusuk tubuhku dengan jarum suntik yang tajam, mereka menyangka aku sakit. Bukan hanya mereka yang memegangi tubuhku yang berontak, tetapi dua manusia yang ku kenal dengan baik ikut serta memegangi tubuhku dengan erat membuat tubuhku semakin sakit. “Aku…gak sakit…aaaghhh,” Aku mencoba mengeluarkan suaraku dengan keras, aku sangat berharap mereka mengerti da
SIDE OF NEVANDRASinar matahari yang menembus dari celah-celah jendela kamarku sedikit mengusik, perlahan aku mencoba membuka kedua mataku, keningku sedikit berkerut, rasa pening langsung menyergap kepalaku membuat mataku terpejam lagi."Shhh", desisku pelan.Bukan hanya kepalaku yang pening, tetapi rasanya semua badanku terasa sakit, aku mencoba menggerakan badanku, tetapi rasanya sangat lemas seperti tak bertulang.Aku mencoba mengingat apa yang terjadi padaku semalam.Kreeek…Lamunanku terganggu dengan kehadiran ibu ke kamarku."Van, sudah bangun?", Ibu menghampiri dan membantuku untuk duduk bersandar.Walau badanku terasa sakit tetapi aku memaksakan diri."Apa yang terjadi Bu?", tanyaku bingung.Aku melirik jam di nakas meja, sudah jam empat sore, aku tidak sekolah dan baru bangun dari tidur.
SIDE OF ANDIRAPagi ini kelasku sangat berisik dengan berbagai gosip yang dibicarakan teman-teman dikelasku.Mulai dari kejadian jari Alvino yang membiru karena bercanda hal yang tidak wajar tentang kamar mandi angker itu, Salsha yang masuk rumah sakit akibat percobaan bunuh diri, Nevan yang tidak masuk sekolah karena mendadak sakit, sampai Toni yang hadir kembali ke sekolah ini.Diantara gosip-gosip itu tentu saja yang menarik perhatianku adalah kehadiran Toni, jujur saja aku merasa lega saat mendengar Toni akan dikeluarkan dari sekolah ini, tetapi entah kenapa seperti ada yang mengganjal dihatiku.Terlebih saat dia mendatangiku dan meminta maaf atas semua perlakuan dia padaku."Gue mau minta maaf sama loe"."Hah", Aku terperangah menatap dirinya yang sedang menghisap sebatang rokok."Loe termasuk perempuan hebat, bi
SIDE OF TONIDengan langkah tegas yang terkesan sombong, aku menapaki lantai sekolah lagi.Sejak kejadian dimana aku menampar kekasihku itu, aku tidak lagi datang ke sekolah, aku tahu tindakan itu akan berpengaruh besar untukku disekolah ini."Itu, Toni kan"."Eh, lihat dia datang lagi ke sekolah".Dengan satu lirikan mata yang mematikan, aku berhasil menutup mulut mereka yang berbisik-bisik dibelakangku.Langkahku terhenti didepan ruang kepala sekolah, walaupun disekolah ini aku terkesan sebagai siswa yang brutal dan nakal, tetapi aku masih memiliki rasa sopan santun untuk mengetuk pintu sebelum masuk. ///"Ayahmu, sudah datang ke sekolah dan berbicara dengan Bapak".Pak Arif, kapala seko
SIDE OF NEVANDRAMalam ini aku benar-benar ingin sendirian, rasanya kejadian yang kualami semakin membuat pikiranku terasa kosong.Berkali-kali suara Ibuku memanggil dari balik pintu kamar, tetapi aku seperti tidak memiliki tenaga untuk menjawab, jawaban terakhirku hanya pamit tidur.Aku masih memandangi mawar putih yang layu ditanganku, Aldo bilang mawar ini mengeluarkan bau busuk, tetapi aku tidak bisa mencium bau itu.Siapa pemberi mawar ini, benarkah hanya sekedar siswa iseng, aku tidak sempat bertanya pada gadis pemilik wajah dingin itu, karena Alvino mengalami sesuatu yang aneh.Kejadian-kejadian janggal itu membuatku frustasi memikirkannya. Membuatku sulit tertidur. ///"Apa ini ada hubungannya dengan candaan kita tadi pag
SIDE OF ANDIRAPagi ini kelasku dihebohkan dengan mawar putih yang sudah membusuk di tas Nevan, tidak ada yang berani mengambilnya, mereka hanya berbisik-bisik siapa seseorang yang menaroh mawar itu ditas Nevan.Awalnya aku tidak peduli, aku tetap duduk dibangkuku dengan membuka buku pelajaran hari ini, sampai sorotan mata beberapa siswa mengarah kepadaku, apa-apa’an mereka ? dari tatapan matanya aku bisa menebak ada rasa curiga mereka kepadaku.Sebenarnya saat masuk kelas ini aku sudah curiga, tercium bau tidak sedap dari arah bangku Nevan, hanya saja karena terlalu banyak kejadian aneh dikelas ini, aku jadi tidak begitu peduli."Siapa anak iseng yang melakukan hal ini ? bukannya ini sudah kelewatan ya".Kata Amira sambil memperhatikan teman-teman dan suasana kelas, aku bisa melihat raut ketakutan dari wajahnya.Kehebohan terus berlang
SIDE OF NEVANDRA Pagi ini aku dan Alvino menapaki koridor lantai dua dengan suasana yang sudah ramai dengan siswa, wajar saja kami datang ke sekolah lima menit sebelum bel berbunyi, bukan tanpa sebab, tetapi itu permintaan Alvino.Semalaman dia tidak tidur karena memikirkan tragedi di sekolah kemarin, dia takut datang ke sekolah terlalu pagi.Karena tidak bisa tidur, kami banyak bercerita tentang sekolah kami, sebenarnya ada hal yang membuat perasaanku sedikit tidak nyaman dengannya, pertanyaannya tentang hubunganku dengan Toni semalam.Bukan aku tidak ingin bercerita banyak pada dia, tetapi rasanya terlalu jahat jika aku mengungkapkan alasan yang sebenarnya ingin aku kubur dalam-dalam. "Van, menurut loe aneh gak sih jika di persimpangan koridor itu selalu sepi dari kumpulan siswa ?" , Alvino berucap seraya menunjuk koridor kamar mandi kumuh itu. "Loe tahu mitos jaman dulu?", Jawabku sambil meliriknya sekilas."Apaan?", Tanya Alvino penasaran. "Kata orang jaman dulu, kalau kita nun
SIDE OF ALVINOMalam ini rasanya aku akan sulit tertidur, aku masih memikirkan masalah yang terjadi di sekolah.Banyak pertanyaan dalam kepalaku tentang mitos kamar mandi di lantai dua itu, jika itu benar maka salah satu teman diangkatan kami akan menjadi korban.Memikirkan hal itu membuatku merinding. "Huh", Aku menarik nafas pelan.Menatap keluar jendela kamar yang sudah gelap. Sebenarnya bukan hanya di lantai dua yang memiliki suasana mencekam jika masih kosong, ternyata gedung sekolah jika sudah kami tinggalkan juga terasa senyap.Aku jadi teringat dengan Nevan, jelas-jelas aku melihat dari jendela kalau ruang guru itu sudah tidak berpenghuni, tidak ada barang-barang guru yang tertinggal kecuali buku-buku atau alat mengajar yang memang sengaja mereka tinggalkan. Aku raih handphoneku diatas nakas, mencari nomor Nevan untuk menghubunginya, sepertinya malam ini aku berniat menginap di rumahnya, daripada memikirkan hal yang tidak-tidak dan membuatku takut untuk berangkat sekolah bes