KESEPIAN ABADI
Suara tangisan itu menyakitkan gendang telingaku, kupejamkan mata dan menutup telingaku erat-erat, samar-samar aku mendengar dia menghentikan tangisannya.
Aku mencoba merayap dan meraba dinding kusam itu, mencoba mengintip.
Kenapa setiap aku menangis dibalik bilik ini dia selalu mengikutiku? Seolah-olah ingin mengatakan kepadaku, bahwa aku tidak pernah sendirian menangis di bilik ini.
Kali ini aku memberanikan diri untuk mengetuk pintu disebalah bilik yang selalu kujadikan tempat bersembunyi ini.
Kreeeekk....
Suara kayu dari pintu yang sudah lapuk itu membuat bulu kudukku meremang.
Sosok itu membuat airmataku kering menatapnya, tubuhku kaku seolah-olah darah tidak mengalir ditubuhku,sosok perempuan yang meringkuk itu menghentikan tangisannya, mendongak menatapku, walaupun diam tetapi aku bisa merasakan sesuatu yang menakutkan, seragamnya sangat lusuh, kulit putihnya seperti menahan dingin, mata itu kosong dan terus menatapku, seolah-olah dia tidak menerima kehadiranku didalam bilik kumuh ini.
Baca
Chapter: SISWA ASING SIDE OF NEVANDRA Aku terbangun dengan tubuh yang tertutup selimut tebal, kepalaku tidak lagi terasa sakit. Ini aneh, seingatku semalam aku terjatuh dan terbentur dengan cukup keras, tetapi pagi ini badanku terasa ringan. aku lihat kaca jendela yang tertutup gorden putih yang tipis, di luar masih gelap. “Huh,” aku bangkit dan bersandar pada kepala ranjang, melirik jam di atas nakas. Masih jam empat pagi, tak sengaja mataku tertuju pada bantal disampingku, mawar putih itu tergeletak tepat di atas bantal itu, aku meneguk salivaku dengan susah payah saat aku merasakan bulu kudukku meremang, dengan keberanian yang hampir menciut aku meraih mawar putih i
Terakhir Diperbarui: 2021-06-10
Chapter: Side Of Salsha SIDE OF SALSHA Tubuhku bergetar… Rasanya aku ingin menjerit sekeras mungkin, seluruh tubuhku terasa sakit dan kaku, suster dan dokter itu hanya menusuk tubuhku dengan jarum suntik yang tajam, mereka menyangka aku sakit. Bukan hanya mereka yang memegangi tubuhku yang berontak, tetapi dua manusia yang ku kenal dengan baik ikut serta memegangi tubuhku dengan erat membuat tubuhku semakin sakit. “Aku…gak sakit…aaaghhh,” Aku mencoba mengeluarkan suaraku dengan keras, aku sangat berharap mereka mengerti da
Terakhir Diperbarui: 2021-06-05
Chapter: Teror Pemberi Mawar Putih SIDE OF NEVANDRASinar matahari yang menembus dari celah-celah jendela kamarku sedikit mengusik, perlahan aku mencoba membuka kedua mataku, keningku sedikit berkerut, rasa pening langsung menyergap kepalaku membuat mataku terpejam lagi."Shhh", desisku pelan.Bukan hanya kepalaku yang pening, tetapi rasanya semua badanku terasa sakit, aku mencoba menggerakan badanku, tetapi rasanya sangat lemas seperti tak bertulang.Aku mencoba mengingat apa yang terjadi padaku semalam.Kreeek…Lamunanku terganggu dengan kehadiran ibu ke kamarku."Van, sudah bangun?", Ibu menghampiri dan membantuku untuk duduk bersandar.Walau badanku terasa sakit tetapi aku memaksakan diri."Apa yang terjadi Bu?", tanyaku bingung.Aku melirik jam di nakas meja, sudah jam empat sore, aku tidak sekolah dan baru bangun dari tidur.
Terakhir Diperbarui: 2021-05-21
Chapter: Kelas yang Kosong SIDE OF ANDIRAPagi ini kelasku sangat berisik dengan berbagai gosip yang dibicarakan teman-teman dikelasku.Mulai dari kejadian jari Alvino yang membiru karena bercanda hal yang tidak wajar tentang kamar mandi angker itu, Salsha yang masuk rumah sakit akibat percobaan bunuh diri, Nevan yang tidak masuk sekolah karena mendadak sakit, sampai Toni yang hadir kembali ke sekolah ini.Diantara gosip-gosip itu tentu saja yang menarik perhatianku adalah kehadiran Toni, jujur saja aku merasa lega saat mendengar Toni akan dikeluarkan dari sekolah ini, tetapi entah kenapa seperti ada yang mengganjal dihatiku.Terlebih saat dia mendatangiku dan meminta maaf atas semua perlakuan dia padaku."Gue mau minta maaf sama loe"."Hah", Aku terperangah menatap dirinya yang sedang menghisap sebatang rokok."Loe termasuk perempuan hebat, bi
Terakhir Diperbarui: 2021-05-21
Chapter: Toni SIDE OF TONIDengan langkah tegas yang terkesan sombong, aku menapaki lantai sekolah lagi.Sejak kejadian dimana aku menampar kekasihku itu, aku tidak lagi datang ke sekolah, aku tahu tindakan itu akan berpengaruh besar untukku disekolah ini."Itu, Toni kan"."Eh, lihat dia datang lagi ke sekolah".Dengan satu lirikan mata yang mematikan, aku berhasil menutup mulut mereka yang berbisik-bisik dibelakangku.Langkahku terhenti didepan ruang kepala sekolah, walaupun disekolah ini aku terkesan sebagai siswa yang brutal dan nakal, tetapi aku masih memiliki rasa sopan santun untuk mengetuk pintu sebelum masuk. ///"Ayahmu, sudah datang ke sekolah dan berbicara dengan Bapak".Pak Arif, kapala seko
Terakhir Diperbarui: 2021-05-21
Chapter: Bayangan itu SIDE OF NEVANDRAMalam ini aku benar-benar ingin sendirian, rasanya kejadian yang kualami semakin membuat pikiranku terasa kosong.Berkali-kali suara Ibuku memanggil dari balik pintu kamar, tetapi aku seperti tidak memiliki tenaga untuk menjawab, jawaban terakhirku hanya pamit tidur.Aku masih memandangi mawar putih yang layu ditanganku, Aldo bilang mawar ini mengeluarkan bau busuk, tetapi aku tidak bisa mencium bau itu.Siapa pemberi mawar ini, benarkah hanya sekedar siswa iseng, aku tidak sempat bertanya pada gadis pemilik wajah dingin itu, karena Alvino mengalami sesuatu yang aneh.Kejadian-kejadian janggal itu membuatku frustasi memikirkannya. Membuatku sulit tertidur. ///"Apa ini ada hubungannya dengan candaan kita tadi pag
Terakhir Diperbarui: 2021-05-21
Chapter: Epiloge 'Bertemu Rindu'Hari ini aku menunggu seseorang sejak tadi. Dia berjanji menemuiku jam tiga sore sepulang kerja tapi sudah hampir jam empat, wajahnya belum juga terlihat. Padahal aku terburu-buru datang ke sini masih menggunakan seragam perawat hanya untuk bertemu dengannya hari ini.Aku baru sadar, kalau temanku yang tadi berjanji menemuiku selalu terlambat dari waktu yang ditentukan.Toko buku ini terlihat sangat ramai, Aku menyusuri rak buku berisi novel remaja. Berbagai macam judul buku berjejer rapi di sana. Meskipun minat baca di Negara ini tidak terlalu besar, akan tetapi penulis-penulis masih saja optimis menuliskan dan menerbitkan buku-buku mereka. Di rak paling atas, buku yang kutulis. Tanganku bergerak, cover sampul berwarna hitam dengan gambar setangkai bunga mawar merah mewakili isi hatiku yang tertuang dalam buku ini. Aku tersenyum sendiri.Sayang sekali dia belum sempat membaca buku itu. Suara seorang laki-laki yang kutunggu dari tadi mengejutkanku. Aku menoleh ke belakang, dia ters
Terakhir Diperbarui: 2023-01-06
Chapter: Cerita dari AyahAku memandang sepasang seragam basket yang tergantung di kamarku. Seragam basket warna merah hadiah Dian untuk Andra.Saat itu, setelah Dimas berkunjung ke rumah sakit, dia mengajakku menemani Dian, adiknya ke salah satu mall untuk membeli seragam ini seperti yang dijanjikannya ke pada Andra."Kak Dimas! Kak Kei! Coba lihat yang itu dan yang itu, bagus gak?", tanya Dian menunjuk dua kaus yang tergantung, saat kami berada di mall yang dia inginkan."Yang mana, Dian?" tanyaku."Itu, Kak. Yang merah dan yang kuning", sahut Kei."Bagus. Bagus banget", sahut Dimas"Aku beli itu saja", kata Dian lalu meminta pelayan di mall itu mengambil bajunya, kemudian membawanya ke kasir. Dian terlihat gembira, tak ada raut wajah keberatan ketika kasir menunjukkan harga yang harus dibayar. Aku dan Dimas menunggunya di belakang, membiarkannya menikmati kegembiraan atas usaha yang dia lakukan. Setelah itu, kami bertiga langsung pulang, karena rencananya Dian dan Dimas akan mengantarkan hadiah itu kepada
Terakhir Diperbarui: 2023-01-06
Chapter: Semua akan baik-baik saja"Ibuku bilang dia merindukanmu. Cepat sembuh dan segeralah mengunjunginya."Aku mengetikkan kata-kata itu di handphoneku lalu mengirimkannya kepada Andra. Malam minggu ini, aku bersama Ibu menikmati pasar malam seperti malam yang lalu. Kami duduk di food court tempat aku dan Ibu bertemu Andra pertama kali. Aku tersenyum mengenangnya. Tring.Handphoneku berbunyi, ada notifikasi masuk. Aku segera membukanya."Bilang pada Ibu aku sangat merindukannya. Bisakah Ibu datang mengunjungiku?"Aku tersenyum membaca chat singkat itu. Aku melihat jam tanganku sudah pukul sembilan malam tapi Andra belum tidur. Tapi benar juga, Ibu belum tahu keadaan Andra karena aku belum menceritakannya. Ibu pasti sangat merindukannya."Sudah malam, kamu belum tidur?""Ah, sate ini enak sekali. Kapan-kapan kita harus kesini lagi bersama Andra. Dia juga harus coba agar tubuhnya gemuk. Bilang sama Andra badannya kekurusan sekarang", kata Ibu sambil menikmati makanannya. aku tidak menghiraukan karena aku masih menu
Terakhir Diperbarui: 2023-01-06
Chapter: Hari Sebelum Kepergiannya"Aku sudah memiliki harapan di hidupku." Andra menatapku sambil tersenyum samar di bawah sinar terik matahari yang kekuningan. "Aku ingin tidak pernah pergi dari hidup kalian", katanya lagi."Kalau nanti kamu udah jadi perawat, Dimas jadi seorang dosen, Dani jadi pemain basket professional, Angga jadi pebisnis hebat, Dian jadi pelukis professional. Aku ingin tetap ada di hidup kalian".Ucapan Andra bukan seperti harapan untuk dirinya melainkan sebuah harapan untuk kami nanti di kemudian hari."Terus, kamu mau jadi apa nanti kalau kita udah dewasa?" tanyaku menatap matanya yang jernih. "Kan gak semua orang bisa merasakan masa tua dan dewasa", jawabnya sambil menatap langit yang semakin jingga. Sebentar lagi matahari akan tenggelam di ujung barat sana. "Kok, kamu ngomong gitu?", tanyaku, "Kita akan dewasa bareng-bareng, kan? Kuliah bareng, terus jadi apa yang kita mau ketika dewasa nanti", lanjutku."Kan, gak semua harus bareng-bareng". Andra memotong pembicaraanku, "Katanya kamu m
Terakhir Diperbarui: 2023-01-06
Chapter: Hati yang bergetarSemenjak kejadian itu, hubunganku dengan Andra semakin baik. Kami menjadi dekat. Dia selalu mengajakku bergabung dengan kawan-kawannya, aku juga menjadi akrab dengan Ayla dan Alsha, adik kelas yang dekat dengan Andra dan kawan-kawannya. Dimas juga menyambutku dengan baik, terlebih lagi dia mengetahui perasaanku kepada Andra sejak awal. Dia seperti seorang wing man walau pun hubunganku dengan Andra tidak lebih dari seorang teman. Dia tidak pernah mengatakan kalau dia mencintaiku. Dia hanya ingin menyembuhkan kesepianku karena aku memberikan dunia yang tidak pernah dimilikinya. Semua itu tidak masalah bagiku karena hanya begini saja aku sudah bahagia, paling tidak aku benar-benar merasakan dunia yang pernah hilang, atau aku sudah berhasil memiliki dunia baru yang normal? Keberadaan Andra dalam kehidupanku benar-benar menyembuhkanku. ***"Besok akhir pekan, aku ingin mengunjungi Ibumu." Andra menyamakan langkahny
Terakhir Diperbarui: 2023-01-06
Chapter: Kamu, nyata yang bisa aku sentuh"Kenapa bisa telat begini, sih? Loe habis ngapain semalam? Begadang? Udah kaya hansip loe." Baru saja aku memasuki kelas setelah dari perpustakaan, aku mendengar suara Dimas mengomeli Andra karena terlambat ke sekolah. Dia mendapat hukuman berdiri dilapangan sampai jam istirahat berakhir. Selama aku mengenal Andra, baru kali ini aku melihat dia terlambat datang ke sekolah. "Duh, bisa kagak mulut loe gak usah bawel gitu. Lama-lama loe mirip Dani. Nyebelin", jawab Andra mengaduh sambil memijit pelipisnya sepertinya dia pusing. Dua jam berdiri di lapangan bisa membuat badannya lemas, lebih lemas dari bermain basket dua babak final. "Kenapa nama gue dibawa-bawa?", seru Dani yang sedang asyik menyalin tugas Angga. "Gue begini karena gue peduli sama loe Andra", jawab Dimas sinis. Dimas atau Andra tidak menggubris sahutan Dani. "Kacang mahal!", seru Dani lagi merasa diacuhkan oleh kedua sahabatnya itu, sambil mencibir dan melanjutkan tugasnya. "Kacang gak mahal, Dan. Lima ribu bi
Terakhir Diperbarui: 2023-01-06
Chapter: Tidak Berpihak Olin memoles bibir tipisnya dengan lipstick berwarna merah, entah kenapa dia sangat menyukai warna lipstick itu di usianya yang masih belia, belum genap tujuh belas tahun.Rambut pendek sebahunya dia biarkan bergelombang dengan warna rose gold yang menawan, kalau dilihat-lihat penampilannya sangat jauh dari gadis remaja di usia SMA.Olin menghentikan gerakan tangannya yang sedang merapihkan rambut, ditatapnya pantulan dirinya lewat cermin rias, dan sejenak berpikir, apakah karena hampir satu tahun tidak melanjutkan Pendidikan SMA dia menjadi terlihat lebih tua dari usianya saat ini.“Nggak,”Olin segera menampik pikirannya itu, kepalanya menggeleng-gelang dan terakhir dia menghembuskan napasnya, pipinya terlihat menggembung, lucu.“Gue gak tua, ini penampilan yang menawan.” Lanjut Olin meyakinkan diri.Kali ini Olin mengangguk yakin, dia melanjutkan merapihkan rambutnya kembali.Kreeek
Terakhir Diperbarui: 2021-06-26
Chapter: Saling Menutupi Malam ini Bintang sama sekali tidak bisa tertidur, otaknya masih terus memikirkan jalan keluar dari masalah yang sedang dia alami bersama keluarganya, tarikan napas panjang sudah beberapa kali terdengar. Walaupun dipaksakan untuk terpejam, apa yang terjadi hari ini masih saja menggelayut di pikirannya. "Huh," Bintang menarik napasnya dalam. Rasanya percuma saja, pikir Bintang dalam hati, setelah cukup lama membolak-balikkan badannya pada kasur akhirnya dia bangkit dan bersandar pada badan ranjang. Di liriknya jam diatas meja belajar, sudah jam sepuluh malam, padahal besok dia memiliki jadwal pagi untuk mengajar siswa ditempat private, tetapi mata dan pikirannya tidak bisa di ajak kompromi, dengan gesit dia mengambil handphonenya diatas meja belajar, dia akan menghungin Rian, salah satu teman dekatnya. "Halo," Bintang sedikit bernapas lega saat mendengar jawaban d
Terakhir Diperbarui: 2021-06-12
Chapter: Pertemuan yang tidak disangkaOlin kembali menapaki lantai rooftop salah satu gedung di Jakarta, ia memilih untuk duduk di ujung tepi gedung dengan membiarkan kakinya menggantung, meskipun dia perempuan ketinggian bukanlah menjadi sesuatu yang menakutkan untuknya.Malam ini dia tidak berniat untuk menghitung bintang, tangannya masih setia memegang buku-buku yang ia beli tadi sore, dengan semangat Olin membuka buku-buku itu dari plastik pembungkus, sambil membaca judul pada cover buku ingatannya melayang dimana dia memperebutkan salah satu buku dengan Bintang dan Langit.Tanpa sadar sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman."Hmmm," Olin sejenak menarik nafasnya.Dia memilih salah satu dari puluhan buku itu untuk dibacanya, dengan niat yang besar dia mencoba mempelajari buku itu halaman demi halaman.Beberapa menit membaca raut wajah Olin berubah serius, keningnya berkerut dan matanya menyipit menandakan dia bersungguh-sungguh."Ternyata kamu disini."
Terakhir Diperbarui: 2021-05-28
Chapter: Bertemu Bintang dan Langit“Satu…Dua…Tiga…Em…”Hitungan Olin berhenti seiring telunjuk yang ia biarkan mengudara diatas kepalanya.Dia sedang menghitung sisa bintang yang masih bertahan diatas langit yang mendung, sesekali terdengar suara isak tangis yang coba ia tahan, bintangnya satu persatu menghilang tertutup awan gelap diatas sana.Airmatanya pun mengalir tanpa bisa ia cegah bertepatan dengan hitungan terakhir pada bintang yang bertahan.Hujan yang turun seperti ingin menemani airmatanya agar tidak terlihat banyak orang.***Jaket kulit itu ia eratkan pada tubuh rampingnya, setapak demi setapak jalan dipinggir kota tidak membuat langkahnya lelah, tarikan nafas sudah berulang kali terdengar.“ Huh, ” Untuk sekian kalinya ia membuang nafas lelah.Langkahnya terhenti dipersimpangan lampu merah, menunggu sebuah mobil mewah akan menjemputnya, sesekali ia menatap gedung-gedung t
Terakhir Diperbarui: 2021-05-26