Beranda / Thriller / KESEPIAN ABADI / Siswa Di Koridor itu ?

Share

KESEPIAN ABADI
KESEPIAN ABADI
Penulis: Iya_Angelya

Siswa Di Koridor itu ?

Penulis: Iya_Angelya
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-21 07:05:52

                                                            Side Of Andira

     Langkahku mengayun pelan mencari kelas yang akan kutempati dikelas dua SMA ini, setelah melihat pengumuman dipapan informasi, aku mengetahui kelasku terletak di lantai dua, kelas XI IPS satu. 

     "Huh," Aku menarik nafasku pelan. 

     Aku mengetahui dimana letak kelas itu, rasanya langkahku menjadi semakin berat untuk melangkah kesana, tetapi tetap saja aku harus kesana.

     Tidak ingin terlalu lama berpikir macam-macam kuputuskan untuk melanjutkan langkahku ke lantai dua.

     Suasana sekolah pagi ini masih hening, hanya ada beberapa siswa dari anggota osis di lapangan yang sibuk menyiapkan keperluan untuk kegiatan MOS siswa baru nanti. 

     Aku memang memilih untuk datang lebih awal, bukan karena aku bagian dari anggota osis yang akan sibuk dengan kegiatan itu, tetapi ini adalah kebiasaan aneh yang selalu aku lakukan, datang ke sekolah bahkan sebelum guru-guruku tiba disekolah.

                                                                  ///

     Kutapaki lantai koridor yang masih kosong itu, lantainya masih tampak kotor, mungkin office boy belum sempat membersihkannya karena sibuk membantu kegiatan MOS.

     Langkahku yang pelan mendadak terhenti dipertigaan koridor menuju lorong kamar mandi siswi dipojok koridor sana.

     Padahal tinggal belok kiri sedikit kelasku sudah dekat, tetapi badanku seolah-olah sulit bergerak, memilih memperhatikan suasana lorong yang terlihat sunyi dan kumuh itu.

     Mataku sibuk memperhatikan tetapi pikiranku seperti kosong, sangat kosong sampai…

     "Kenapa bengong ditengah jalan?" Suara pria yang kukenal mengagetkanku. 

     Tubuhku yang tadinya terasa kaku tiba-tiba menjadi lemas tidak bertulang, aku menoleh dan mendapati Nevan sudah ada disampingku, mengikutiku memperhatikan suasana di ujung lorong sana. 

     "Mau ke kelas bareng? gue lihat dipapan pengumuman kita sekelas", Nevan menggerakan sedikit kepalanya, dan mengalihkan perhatiannya padaku yang masih diam bergeming. 

     Aku tidak menjawab ajakannya, kembali melangkahkan kaki mendahuluinya, menuju kelas yang pasti masih kosong, bisa kutebak dia mengikuti langkahku dibelakang, tidak berniat mengejarku, atau meminta penjelasan kenapa aku tidak menganggapi ajakannya. 

                                                                       ///

      Kosong...

      Aku leluasa memilih tempat duduk yang kusukai, tentu saja dipojok belakang dekat dinding.

      Segera ku rapihkan semua keperluanku diatas meja, sedikit melirik pada Nevan yang baru masuk kelas dan memilih bangku di barisan kedua.

      Aku bisa melihat dia melirikku sekilas lalu melakukan hal yang sama dengan yang kulakukan tadi. 

     "Van, cepat Bu Rani sudah nunggu di bawah.’’ Suara Alvino bisa kudengar dari pintu kelas.

      Aku tidak peduli pada mereka, dan masih sibuk merogoh isi tasku, sepertinya aku lupa membawa buku Kimia, padahal aku yakin sudah menyiapkan segala keperluanku dengan baik, malam tadi.

     Mungkin karena terlalu panik memikirkan buku yang tertinggal dirumah, aku tidak menyadari suasana kelas saat ini, aku bahkan lupa jika Nevan dan Alvin sudah ke lapangan untuk kegiatan MOS dihari pertama sekolah. 

     Lamat-lamat aku bisa mendengar suara perempuan menangis, terasa sedih hingga bulu kudukku meremang, aku memberanikan diri untuk menoleh, mencari tahu apa yang sedang kudengar…

     Tidak ada...

     Tidak ada siapapun di kelas ini...

     Hanya aku seorang diri, tetapi suara itu masih bisa aku dengar, bahkan semakin pilu membuat tubuhku seperti menggigil.

     Aku yakin suara tangisan ini nyata, perempuan itu masih menangis, tetapi kenapa aku tidak melihat siapapun yang menangis dikelas ini. 

     Keberanianku menciut, saat aku sadar dihari pertama masuk sekolah, semua siswa pasti akan sibuk dilapangan.

     Mereka akan sangat malas untuk naik ke lantai dua walaupun hanya sekedar menaroh tas, itu berarti tidak akan ada seorangpun siswa dilantai dua ini.

      Aku mencoba untuk tidak peduli dengan suara tangisan itu, aku beranjak dari tempat dudukku, tanpa ingin menoleh ke sisi lain.

      Langkahku semakin terasa seperti berlari saat suara tangisan itu seolah mengikutiku, dengan tergesa-gesa aku berusaha agar segera keluar dari kelas ini.

                                                              ///

      "Maaf"

      Aku berucap tanpa memperhatikan siswi yang aku tabrak di koridor. 

      Rasa ketakutanku mengalahkan atensiku untuk memperhatikan apa yang ada ditempat ini sekarang.

      Aku hanya ingin segera turun ke lantai dasar, bahkan rasanya aku tidak takut jika aku akan jatuh dan berguling-guling ditangga karena terlalu cepatnya aku berlari.

      Perasaanku sedikit lega saat aku melihat banyak siswa dan semua guruku dilapangan sana.

     Ya Tuhan, bahkan aku lupa jika dihari pertama sekolah, ada kegiatan upacara yang harus dihadiri oleh semua warga sekolah. 

                                                              ///

      "Di hari pertama sekolah, sudah telat mengikuti upacara? apa tidak  malu dihari pertama menjadi kakak kelas, menjadi contoh yang tidak baik, Andira?"

      Suara Pak Ardi sangat keras terdengar.

      Dia memberikan petuah dengan aku sebagai contohnya, karena kejadian tadi aku telat mengikuti upacara, dan membuat suasana sedikit gaduh karena kehadiranku yang seperti orang bodoh.

     Sangat buruk dihari pertama aku sekolah. 

     Aku tidak fokus dengan pidato yang disampaikan oleh Pak Ardi, pikiranku saat ini terfokus pada siswi yang aku tabrak dikoridor lantai dua tadi.

     Semua siswa dan guru sedang berada disini, mengikuti kegiatan yang sudah menjadi adat setiap tahunnya, lalu siapa siswi yang aku tabrak tadi?.

     Aku memandangi kelasku dilantai dua sana.

                                                                  ///

     "Kenapa gue sering melihat loe melamun?"

     Suara Nevan mengagetkanku, tangannya menyodorkan sebuah buku dan pulpen.

     Aku menatapnya sekilas, lalu mengedarkan pandanganku kesegala arah, ternyata benar sejak tadi aku melamun, bahkan aku tidak sadar jika upacara sudah selesai dan digantikan dengan kegiatan kelompok siswa baru untuk orientasi sekolah. 

     "Untuk apa buku itu ?"

     Aku mengerutkan alisku, tanpa berniat mengambil buku yang disodorkan Nevan padaku.

     "Wah, bahkan loe tidak mendengar Pak Ardi memberikan loe hukuman untuk menulis apa isi pidatonya hari ini ?" Jelas Nevan. 

     "Gue yakin loe nggak membawa alat tulis, karena tas loe ada dikelas, gue hanya meminjamkan saja." Lanjutnya. 

     Aku diam bergeming tanpa berniat mengambilnya, hal ini terjadi cukup lama hampir satu menit Nevan setia menunggu keputusanku. 

    "Van, cepat jabatan loe sebagai ketua osis sangat dibutuhkan." Alvino menghampiri kami.

    "Ada hal lebih penting dari mengurusi hal ini." Lanjutnya melirikku sinis. 

    "Ini ambilah !!! jangan ke lantai dua sendirian", Nevan meraih tanganku, memaksaku mengambil alat tulis miliknya.

                                                                 ///

     Aku diam disudut lapangan, tidak mengerjakan hukuman yang harusnya kulakukan, percuma saja, karena aku sama sekali tidak menyimak isi pidato Pak Ardi, hal terakhir yang kudengar hanya ucapannya yang menyudutkanku karena telat turun ke lapangan.

     Aku masih memikirkan hal yang kualami tadi pagi, sedikit menyesal karena tidak menoleh untuk melihat siswi itu. 

     Tanpa sadar, aku tidak sengaja membuka buku Nevan pada bagian belakangnya, disana terdapat sebuah tulisan, sepertinya ungkapan hatinya, aku terkesima, laki-laki ternyata menulis isi hati juga. 

‘Perubahan yang kulakukan hanya untuk menyenangi semua orang, tetapi tidak tahu apa aku senang melakukannya, semoga perubahan ini bisa menjadikanku terkenang, sampai nanti aku tidak ada’

     Aku tertegun membaca tulisan ini, seperti menyiratkan sesuatu, seperti ada sebuah paksa’an yang menyakitkan.

     Aku sibuk mencari jawaban atas tulisan Nevan ini sampai...

     Suara itu mengagetkan lamunanku.

      Suara teriakan itu….

Bersambung…

Bab terkait

  • KESEPIAN ABADI   Wajah yang Dingin

    SIDE OF NEVANDRA ‘Aaaagghh’ Suara seorang perempuan bisa kami dengar dari dalam ruang Osis, kegiatan rapat yang sedang berlangsung sedikit gaduh karena suasana di luar sana, tanpa sadar kami semua berlari keluar untuk melihat apa yang terjadi. Aku tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi karena di lapangan sudah sangat ramai dengan semua siswa membentuk lingkaran. "Kenapa, loe selalu cari gara-gara sama gue?" Aku mengenal suaranya. Suara Toni teman lamaku. Aku mendorong paksa siswa-siswi yang menghalangiku agar aku bisa melihat apa yang terjadi, setelah berdesak-desakan, aku bisa melihat Toni dengan amarah

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-21
  • KESEPIAN ABADI   Hubungan yang Berubah

    SIDE OF ANDIRASuara teriakan dari tengah lapangan itu ternyata Salsha, siswi tercantik yang populer di sekolah kami.Selain ceria, salsha sangat popular karena kisah percintaannya dengan Toni, siswa bengal yang sering membully para siswa yang dia anggap bodoh.Aku tidak tahu kenapa perilaku Toni yang sangat buruk di sekolah ini seperti kasat mata dari para guru.Sudah banyak korban bully dari Toni, seringnya mereka akan putus sekolah karena tidak akan tahan, korban bully Toni pasti akan dijauhi oleh para siswa di sekolah ini, sepertinya hanya aku satu-satunya korban bully dari Toni yang tetap bertahan melanjutkan sekolah disini.Salsha juga dikenal sebagai sahabat karib Nevan, dulu mereka seperti tiga serangkai yang selalu bersama dimana-mana, Salsha seperti seorang puteri manja yang dikawal oleh dua pria yang sangat ditakuti disekolah ini, tetapi

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-21
  • KESEPIAN ABADI   Mereka yang terlihat kosong

    SIDE OF NEVANDRA"Gak usah dipikirin terlalu berlebihan." Suara Alin membuyarkan lamunanku tentang Andira.Dia baru saja masuk ke ruang Osis membawa setumpuk buku yang tidak aku tahu judulnya, kemudian menarohnya diatas meja yang menjadi tumpuan tanganku untuk menopang wajah.Aku meliriknya sekilas dan menggeser kursi disebelahku untuk ia duduki."Kayaknya itu efek dari pukulan Toni.’’, Lanjutnya, setelah dia duduk menghadapku. Wajahnya ia condongkan untuk melihat pelipisku yang memar."Yah, semoga saja", Aku menarik nafas berat.Sebenarnya aku masih meragukan pernyataan Andira yang tidak mengakui pertemuan kami di koridor itu, tetapi tidak ada saksi mata yang melihat jika aku bertemu Andira disana. Aku menyesali kenapa aku harus pingsan saat itu. Apa benar karena efek dari pukulan Toni ? jika benar aku sungguh payah."Gue bilang jangan dipikirin, masih bengong saja." dengan kesal Alin memukul pelan wajahku."Loe, lihat di mana Andira ?" Aku mengabaikan ucapan Alin, fokusku sekarang t

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-21
  • KESEPIAN ABADI   Mengungkap Alasan

    SIDE OF ALVINOMalam ini rasanya aku akan sulit tertidur, aku masih memikirkan masalah yang terjadi di sekolah.Banyak pertanyaan dalam kepalaku tentang mitos kamar mandi di lantai dua itu, jika itu benar maka salah satu teman diangkatan kami akan menjadi korban.Memikirkan hal itu membuatku merinding. "Huh", Aku menarik nafas pelan.Menatap keluar jendela kamar yang sudah gelap. Sebenarnya bukan hanya di lantai dua yang memiliki suasana mencekam jika masih kosong, ternyata gedung sekolah jika sudah kami tinggalkan juga terasa senyap.Aku jadi teringat dengan Nevan, jelas-jelas aku melihat dari jendela kalau ruang guru itu sudah tidak berpenghuni, tidak ada barang-barang guru yang tertinggal kecuali buku-buku atau alat mengajar yang memang sengaja mereka tinggalkan. Aku raih handphoneku diatas nakas, mencari nomor Nevan untuk menghubunginya, sepertinya malam ini aku berniat menginap di rumahnya, daripada memikirkan hal yang tidak-tidak dan membuatku takut untuk berangkat sekolah bes

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-21
  • KESEPIAN ABADI   Mawar Putih

    SIDE OF NEVANDRA Pagi ini aku dan Alvino menapaki koridor lantai dua dengan suasana yang sudah ramai dengan siswa, wajar saja kami datang ke sekolah lima menit sebelum bel berbunyi, bukan tanpa sebab, tetapi itu permintaan Alvino.Semalaman dia tidak tidur karena memikirkan tragedi di sekolah kemarin, dia takut datang ke sekolah terlalu pagi.Karena tidak bisa tidur, kami banyak bercerita tentang sekolah kami, sebenarnya ada hal yang membuat perasaanku sedikit tidak nyaman dengannya, pertanyaannya tentang hubunganku dengan Toni semalam.Bukan aku tidak ingin bercerita banyak pada dia, tetapi rasanya terlalu jahat jika aku mengungkapkan alasan yang sebenarnya ingin aku kubur dalam-dalam. "Van, menurut loe aneh gak sih jika di persimpangan koridor itu selalu sepi dari kumpulan siswa ?" , Alvino berucap seraya menunjuk koridor kamar mandi kumuh itu. "Loe tahu mitos jaman dulu?", Jawabku sambil meliriknya sekilas."Apaan?", Tanya Alvino penasaran. "Kata orang jaman dulu, kalau kita nun

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-21
  • KESEPIAN ABADI   Mitos yang Berulang

    SIDE OF ANDIRAPagi ini kelasku dihebohkan dengan mawar putih yang sudah membusuk di tas Nevan, tidak ada yang berani mengambilnya, mereka hanya berbisik-bisik siapa seseorang yang menaroh mawar itu ditas Nevan.Awalnya aku tidak peduli, aku tetap duduk dibangkuku dengan membuka buku pelajaran hari ini, sampai sorotan mata beberapa siswa mengarah kepadaku, apa-apa’an mereka ? dari tatapan matanya aku bisa menebak ada rasa curiga mereka kepadaku.Sebenarnya saat masuk kelas ini aku sudah curiga, tercium bau tidak sedap dari arah bangku Nevan, hanya saja karena terlalu banyak kejadian aneh dikelas ini, aku jadi tidak begitu peduli."Siapa anak iseng yang melakukan hal ini ? bukannya ini sudah kelewatan ya".Kata Amira sambil memperhatikan teman-teman dan suasana kelas, aku bisa melihat raut ketakutan dari wajahnya.Kehebohan terus berlang

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-21
  • KESEPIAN ABADI   Bayangan itu

    SIDE OF NEVANDRAMalam ini aku benar-benar ingin sendirian, rasanya kejadian yang kualami semakin membuat pikiranku terasa kosong.Berkali-kali suara Ibuku memanggil dari balik pintu kamar, tetapi aku seperti tidak memiliki tenaga untuk menjawab, jawaban terakhirku hanya pamit tidur.Aku masih memandangi mawar putih yang layu ditanganku, Aldo bilang mawar ini mengeluarkan bau busuk, tetapi aku tidak bisa mencium bau itu.Siapa pemberi mawar ini, benarkah hanya sekedar siswa iseng, aku tidak sempat bertanya pada gadis pemilik wajah dingin itu, karena Alvino mengalami sesuatu yang aneh.Kejadian-kejadian janggal itu membuatku frustasi memikirkannya. Membuatku sulit tertidur. ///"Apa ini ada hubungannya dengan candaan kita tadi pag

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-21
  • KESEPIAN ABADI   Toni

    SIDE OF TONIDengan langkah tegas yang terkesan sombong, aku menapaki lantai sekolah lagi.Sejak kejadian dimana aku menampar kekasihku itu, aku tidak lagi datang ke sekolah, aku tahu tindakan itu akan berpengaruh besar untukku disekolah ini."Itu, Toni kan"."Eh, lihat dia datang lagi ke sekolah".Dengan satu lirikan mata yang mematikan, aku berhasil menutup mulut mereka yang berbisik-bisik dibelakangku.Langkahku terhenti didepan ruang kepala sekolah, walaupun disekolah ini aku terkesan sebagai siswa yang brutal dan nakal, tetapi aku masih memiliki rasa sopan santun untuk mengetuk pintu sebelum masuk. ///"Ayahmu, sudah datang ke sekolah dan berbicara dengan Bapak".Pak Arif, kapala seko

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-21

Bab terbaru

  • KESEPIAN ABADI   SISWA ASING

    SIDE OF NEVANDRA Aku terbangun dengan tubuh yang tertutup selimut tebal, kepalaku tidak lagi terasa sakit. Ini aneh, seingatku semalam aku terjatuh dan terbentur dengan cukup keras, tetapi pagi ini badanku terasa ringan. aku lihat kaca jendela yang tertutup gorden putih yang tipis, di luar masih gelap. “Huh,” aku bangkit dan bersandar pada kepala ranjang, melirik jam di atas nakas. Masih jam empat pagi, tak sengaja mataku tertuju pada bantal disampingku, mawar putih itu tergeletak tepat di atas bantal itu, aku meneguk salivaku dengan susah payah saat aku merasakan bulu kudukku meremang, dengan keberanian yang hampir menciut aku meraih mawar putih i

  • KESEPIAN ABADI   Side Of Salsha

    SIDE OF SALSHA Tubuhku bergetar… Rasanya aku ingin menjerit sekeras mungkin, seluruh tubuhku terasa sakit dan kaku, suster dan dokter itu hanya menusuk tubuhku dengan jarum suntik yang tajam, mereka menyangka aku sakit. Bukan hanya mereka yang memegangi tubuhku yang berontak, tetapi dua manusia yang ku kenal dengan baik ikut serta memegangi tubuhku dengan erat membuat tubuhku semakin sakit. “Aku…gak sakit…aaaghhh,” Aku mencoba mengeluarkan suaraku dengan keras, aku sangat berharap mereka mengerti da

  • KESEPIAN ABADI   Teror Pemberi Mawar Putih

    SIDE OF NEVANDRASinar matahari yang menembus dari celah-celah jendela kamarku sedikit mengusik, perlahan aku mencoba membuka kedua mataku, keningku sedikit berkerut, rasa pening langsung menyergap kepalaku membuat mataku terpejam lagi."Shhh", desisku pelan.Bukan hanya kepalaku yang pening, tetapi rasanya semua badanku terasa sakit, aku mencoba menggerakan badanku, tetapi rasanya sangat lemas seperti tak bertulang.Aku mencoba mengingat apa yang terjadi padaku semalam.Kreeek…Lamunanku terganggu dengan kehadiran ibu ke kamarku."Van, sudah bangun?", Ibu menghampiri dan membantuku untuk duduk bersandar.Walau badanku terasa sakit tetapi aku memaksakan diri."Apa yang terjadi Bu?", tanyaku bingung.Aku melirik jam di nakas meja, sudah jam empat sore, aku tidak sekolah dan baru bangun dari tidur.

  • KESEPIAN ABADI   Kelas yang Kosong

    SIDE OF ANDIRAPagi ini kelasku sangat berisik dengan berbagai gosip yang dibicarakan teman-teman dikelasku.Mulai dari kejadian jari Alvino yang membiru karena bercanda hal yang tidak wajar tentang kamar mandi angker itu, Salsha yang masuk rumah sakit akibat percobaan bunuh diri, Nevan yang tidak masuk sekolah karena mendadak sakit, sampai Toni yang hadir kembali ke sekolah ini.Diantara gosip-gosip itu tentu saja yang menarik perhatianku adalah kehadiran Toni, jujur saja aku merasa lega saat mendengar Toni akan dikeluarkan dari sekolah ini, tetapi entah kenapa seperti ada yang mengganjal dihatiku.Terlebih saat dia mendatangiku dan meminta maaf atas semua perlakuan dia padaku."Gue mau minta maaf sama loe"."Hah", Aku terperangah menatap dirinya yang sedang menghisap sebatang rokok."Loe termasuk perempuan hebat, bi

  • KESEPIAN ABADI   Toni

    SIDE OF TONIDengan langkah tegas yang terkesan sombong, aku menapaki lantai sekolah lagi.Sejak kejadian dimana aku menampar kekasihku itu, aku tidak lagi datang ke sekolah, aku tahu tindakan itu akan berpengaruh besar untukku disekolah ini."Itu, Toni kan"."Eh, lihat dia datang lagi ke sekolah".Dengan satu lirikan mata yang mematikan, aku berhasil menutup mulut mereka yang berbisik-bisik dibelakangku.Langkahku terhenti didepan ruang kepala sekolah, walaupun disekolah ini aku terkesan sebagai siswa yang brutal dan nakal, tetapi aku masih memiliki rasa sopan santun untuk mengetuk pintu sebelum masuk. ///"Ayahmu, sudah datang ke sekolah dan berbicara dengan Bapak".Pak Arif, kapala seko

  • KESEPIAN ABADI   Bayangan itu

    SIDE OF NEVANDRAMalam ini aku benar-benar ingin sendirian, rasanya kejadian yang kualami semakin membuat pikiranku terasa kosong.Berkali-kali suara Ibuku memanggil dari balik pintu kamar, tetapi aku seperti tidak memiliki tenaga untuk menjawab, jawaban terakhirku hanya pamit tidur.Aku masih memandangi mawar putih yang layu ditanganku, Aldo bilang mawar ini mengeluarkan bau busuk, tetapi aku tidak bisa mencium bau itu.Siapa pemberi mawar ini, benarkah hanya sekedar siswa iseng, aku tidak sempat bertanya pada gadis pemilik wajah dingin itu, karena Alvino mengalami sesuatu yang aneh.Kejadian-kejadian janggal itu membuatku frustasi memikirkannya. Membuatku sulit tertidur. ///"Apa ini ada hubungannya dengan candaan kita tadi pag

  • KESEPIAN ABADI   Mitos yang Berulang

    SIDE OF ANDIRAPagi ini kelasku dihebohkan dengan mawar putih yang sudah membusuk di tas Nevan, tidak ada yang berani mengambilnya, mereka hanya berbisik-bisik siapa seseorang yang menaroh mawar itu ditas Nevan.Awalnya aku tidak peduli, aku tetap duduk dibangkuku dengan membuka buku pelajaran hari ini, sampai sorotan mata beberapa siswa mengarah kepadaku, apa-apa’an mereka ? dari tatapan matanya aku bisa menebak ada rasa curiga mereka kepadaku.Sebenarnya saat masuk kelas ini aku sudah curiga, tercium bau tidak sedap dari arah bangku Nevan, hanya saja karena terlalu banyak kejadian aneh dikelas ini, aku jadi tidak begitu peduli."Siapa anak iseng yang melakukan hal ini ? bukannya ini sudah kelewatan ya".Kata Amira sambil memperhatikan teman-teman dan suasana kelas, aku bisa melihat raut ketakutan dari wajahnya.Kehebohan terus berlang

  • KESEPIAN ABADI   Mawar Putih

    SIDE OF NEVANDRA Pagi ini aku dan Alvino menapaki koridor lantai dua dengan suasana yang sudah ramai dengan siswa, wajar saja kami datang ke sekolah lima menit sebelum bel berbunyi, bukan tanpa sebab, tetapi itu permintaan Alvino.Semalaman dia tidak tidur karena memikirkan tragedi di sekolah kemarin, dia takut datang ke sekolah terlalu pagi.Karena tidak bisa tidur, kami banyak bercerita tentang sekolah kami, sebenarnya ada hal yang membuat perasaanku sedikit tidak nyaman dengannya, pertanyaannya tentang hubunganku dengan Toni semalam.Bukan aku tidak ingin bercerita banyak pada dia, tetapi rasanya terlalu jahat jika aku mengungkapkan alasan yang sebenarnya ingin aku kubur dalam-dalam. "Van, menurut loe aneh gak sih jika di persimpangan koridor itu selalu sepi dari kumpulan siswa ?" , Alvino berucap seraya menunjuk koridor kamar mandi kumuh itu. "Loe tahu mitos jaman dulu?", Jawabku sambil meliriknya sekilas."Apaan?", Tanya Alvino penasaran. "Kata orang jaman dulu, kalau kita nun

  • KESEPIAN ABADI   Mengungkap Alasan

    SIDE OF ALVINOMalam ini rasanya aku akan sulit tertidur, aku masih memikirkan masalah yang terjadi di sekolah.Banyak pertanyaan dalam kepalaku tentang mitos kamar mandi di lantai dua itu, jika itu benar maka salah satu teman diangkatan kami akan menjadi korban.Memikirkan hal itu membuatku merinding. "Huh", Aku menarik nafas pelan.Menatap keluar jendela kamar yang sudah gelap. Sebenarnya bukan hanya di lantai dua yang memiliki suasana mencekam jika masih kosong, ternyata gedung sekolah jika sudah kami tinggalkan juga terasa senyap.Aku jadi teringat dengan Nevan, jelas-jelas aku melihat dari jendela kalau ruang guru itu sudah tidak berpenghuni, tidak ada barang-barang guru yang tertinggal kecuali buku-buku atau alat mengajar yang memang sengaja mereka tinggalkan. Aku raih handphoneku diatas nakas, mencari nomor Nevan untuk menghubunginya, sepertinya malam ini aku berniat menginap di rumahnya, daripada memikirkan hal yang tidak-tidak dan membuatku takut untuk berangkat sekolah bes

DMCA.com Protection Status