"Diamlah!” bentak Sagara. “Kau simpan saja baik-baik benda itu!" ucap Sagara di telinga Zhang Hao yang terdiam sambil melihat kotak kecil yang ditemukan di dalam perut batu karang hidup tersebut.
"Hati-hati juga supaya orang tak memahami tentang dirimu sebenarnya!" ucap Sagara kembali ke telinga wakilnya itu dengan senyuman penuh arti.
Mendengar ucapan dari Sagara Byakta jelas membuat Zhang Hao terbelalak dengan apa yang terjadi, misteri tentang dirinya yang disimpan rapat-rapat ketahuan juga. Jelas ini sebuah yang terduga, dimana rahasia yang ditutupnya rapat diketahui oleh Sagara secara tiba-tiba.
Namun Sagara sudah pergi menjauh, sepertinya dia harus melihat apa yang diketahui oleh Mei Ling. Bahwa ada sesuatu yang terjadi di depan mereka dengan kondisi mencurigakan. Sambil memberikan secui
"Apa Pimpinan tidak sadar kita tinggal berdua saja!?" bentak Soka yang kesal dengan tingkah pimpinannya. "Mereka menghilang satu per satu saat kita lengah!"Mendengar hal itu jelas membuat Pimpinan Komplotan Bandit penculik langsung berdiri sambil melihat apa yang terjadi. Dimana memang mereka tinggal berdua dengan tujuh wanita dengan keadaan terikat, jelas baru sadar ada yang tidak beres."Sial, tawanan juga hilang!" bentak Soka yang semakin kesal dengan apa yang terjadi. Dimana mereka seperti kecolongan dengan apa yang terjadi, paham jika memang ada musuh di pulau tersebut, musuh yang kuat."Sepertinya Aku tahu siapa orang yang memiliki kemampuan kecepatan tinggi seperti bayangan!" ucap Pimpinan Komplotan Bandit Penculik yang mendengar ocehan dari Soka. Lelaki yang sulit dikalahkan dalam pertarungan it
Bahkan harus merapikan baju mereka sambil terkejut bukan main dengan apa yang terjadi."Nanti saja dilanjutkan, sekarang kita lihat apa yang sebenarnya terjadi?" ucap Sagara yang langsung menuju ke arah pertarungan antara Panglima Mandurareja dengan Pimpinan Komplotan Bandit Penculik.Zhang Hao pada akhirnya mengikuti langkah dari Sagara karena mengkhawatirkan sesuatu dilupakan sebelumnya. Meninggalkan lima orang gadis yang pingsan di bawah pohon karena merasa ada yang tidak beres dalam pertarungan.Sagara Byakta dan Zhang Hao langsung terkejut dengan apa yang terjadi di tempat tersebut. Bahwa suara yang ambruk tersebut adalah Panglima Mandurareja tersungkur akibat serangan dari Pimpinan Komplotan Bandit Penculik."Apa kau bisa melawanku?" bentak Pimpin
Sebuah sabetan pedang dengan teknik bayangan Paus Pembunuh berhasil membuat tangan kanan dari Soka langsung putus, jelas membuat lawannya kaget bukan main. Jelas membuat lelaki itu hanya bisa mengeluh dengan apa yang terjadi kepadanya.Baru kali ini dia menerima serangan yang tidak bisa diprediksi sebelumnya, jelas membuatnya kalah. Sebuah hal yang harus diterima oleh lelaki muda tersebut."Cepat bawa Panglima pergi dari Pulau ini, sembuhkan dengan teknik apa saja yang kau bisa!" bentak Sagara kepada Zhang Hao yang ada di belakangnya. Jelas membuat pemuda dewasa itu kaget dengan apa yang diucapkan oleh Sagara tersebut. Apalagi ucapan tersebut memakai bahasa Mandarin yang kurang dipahami oleh lawannya."Tetapi… . ?""Tidak ada tetapi… . Cepat baw
Dimana Mei Ling mengemudikan kapal menuju ke arah Kekaisaran Han Zhou di sebelah barat laut. Semakin jauh dari Pulau dimana Sagara dan Pimpinan Komplotan Bandit Penculik bertarung sebelumnya. "Aku hanya menjalankan perintah dari pimpinan!" ucap Mei Ling dengan suara pelan tanda dia juga merasakan kesedihan yang dialami oleh Tuan Putri Ayu Lestari. Tetapi bagi perempuan itu ucapan pimpinan tidak boleh dibantah, apapun yang terjadi."Apa maksudmu?" bentak Tuan Putri Ayu Lestari. "Kita akan meninggalkan Pimpinan kita melawan Komplotan Bandit Penculik itu!?""Mohon maaf, itu adalah perintah yang harus dijalankan!" ucap Zhang Hao yang sudah berada di ruang kemudi. Mengingat dia orang paling merasa bersalah dengan kejadian yang terjadi di Pulau yang menewaskan Panglima Mandurareja.Sosok itu terpaksa harus seg
Hingga terlihat sebuah ciri yang menunjukan jenis kelamin sebenarnya dari Zhang Hao jelas membuat Tuan Putri Ayu Lestari terbelalak bukan main. Bahkan Mei Ling juga terkejut karena jelas terlihat apa yang telah dilakukan oleh Zhang Hao."Kau seorang….. perempuan?""Ya, apa sekarang tuduhan mu itu mendasar?" jawab Zhang Hao yang terpaksa harus jujur untuk menghentikan pertengkaran yang tak ada hentinya. Lagipula Sagara juga sudah tahu siapa dirinya sebenarnya. Meskipun belum paham siapa Zhang Hao sebenarnya mengingat namanya memang seorang pria. Zhang tidak sadar jika akan ada masalah baru dengan Sagara, mengingat ketiganya adalah perempuan cantik yang menyukainya.BRUKK!Tiba-tiba ada hantaman keras yang menerjang kapal, jelas membuat orang yang sedang berte
Tak hanya itu Pimpinan Komplotan Bandit Penculik betul-betul tak bisa bergerak lagi akibat serangan terakhir dari Sagara. Sepertinya Teknik Pukulan Tangan Besi betul-betul tak mampu dihadang oleh lawannya yang tak bisa bergerak sama sekali.Namun Sagara tiba-tiba menerima serangan dari lelaki bernama Soka yang tiba-tiba menyerang. Lelaki itu ternyata memiliki kemampuan luar biasa sehingga pertarungan berikutnya berlangsung sangat sengit.Namun perlahan ketika Soka mulai menyerang lagi, lelaki itu mulai menyadari apa yang sebenarnya terjadi."Kau?!" bentak salah satu dari anggota Komplotan Bandit Penculik yang tersisa. Lelaki itu sudah membuat Soka ambruk sekali menerima serangan secara tiba-tiba.Kini laki-laki yang hanya memiliki satu mata itu tak bisa bergerak dengan s
"Jika dibiarkan, maka kau akan kehilangan kedua saudaramu itu?"Mendengar ucapan dari wujud itu, Bandit Penghisap Darah harus bersiap mengeluarkan senjata miliknya. Yaitu sebuah tombak ujungnya runcing, mirip dengan kuli -senjata mirip tombak untuk memburu babi hutan-."Apa kau juga tidak ikut membantuku, Bandit Ruyung Emas?" tanya Bandit Penghisap Darah yang merasa gentar hingga ingin tahu apa salah satu temannya itu mengalami hal yang sama. Ternyata Bandit di Pulau itu betul-betul banyak adanya, wajar jika disebut Pulau Para Bandit."Tentu saja, jadi akan menyerang dari belakang!" ucap wujud tersebut yang kini sudah ada di belakang Sagara. Jelas Si Tangan Tengkorak itu betul-betul dalam bahaya besar. Tak menyangka jika orang-orang yang kini muncul sengaja tidak memu
Ucap lelaki yang suaranya tidak jelas itu, paham jika di depannya memang bukan lawan yang mudah. Tahu jika berurusan dengan Bajak Laut Tangan Besi yang membuat dirinya hampir mati.Bandit Penghisap Darah kemudian memberi kode kepada Bandit Kapak Merah dan Bandit Ruyung Emas. Keduanya juga hanya mengangguk karena sudah mengalami luka dalam. Sepertinya teknik terakhir dari Sagara betul-betul sangat berbahaya, mereka bisa selamat saja itu sudah sebuah keberuntungan.“Tentu saja, urusanku dengan dua orang yang sudah mati itu!” ucap Sagara yang juga sadar jika lawannya memang sangat kuat. Bahkan dibandingkan dengan lawan yang dihadapi, mereka memang hebat. Kelompok Para Bandit itu adalah salah satu tokoh dunia timur yang pantas diwaspadai.“Baiklah, kita lanjutkan saja urusan kita di kemud
Kening si pemuda sudah berkeringat, dia seperti diinterogasi oleh seorang hakim ketika dituduh maling ayam.Adipati Mandalagiri mengangguk-angguk kepala sambil mengelus jenggot yang tak ada. Terus berpikir apa yang sebenarnya terjadi pemuda di depannya."Kau harus bersyukur diberi kemampuan itu," ucap Adipati Mandalagiri sambil mangut-mangut.Sagara hanya bisa mengangguk, walau sebenarnya sudah tahu apa yang dibicarakan lelaki di depannya. Datuk Rambut Merah sudah menjelaskan semuanya kepadanya."Baiklah. Ayo dimakan, pasti kamu lapar," ucap Adipati Mandalagiri memutuskan untuk tidak bertanya lagi.Keduanya kemudian makan malam bersama sambil saling bercerita apa yang sebenarnya terjadi di Negeri
Sosok pertama yang menyerang Sagara terjatuh ketika kepalanya terkena pukul sarung Pedang milik Samurai dari Selatan yang belum diketahui namanya itu. Sosok serba hitam tersebut malah tak sadar diri akibat pukulan yang sangat telak.Melihat hal tersebut, sosok serba hitam yang bicara menjadi gugup. Jika kawannya ketahuan, maka dia akan dicurigai. Sehingga dia mencari cara untuk bisa membawa kawannya meloloskan diri dari Mandalagiri."Teknik Pedang Bulan? Jurus itu sudah puluhan tahun menghilang," ucap Adipati Mandalagiri mengenal jurus yang diperagakan oleh Sagara."Ada hubungan apa dia dengan Bajak Laut yang hilang puluhan tahun lalu dari Tanah Jawa itu?"Sementara itu pertarungan terus terjadi, sosok serba hitam malah kepayahan. Namun dia terpaksa men
BRUKK!Namun sebelum nyawa Adipati Mandalagiri akan melayang akibat serangan lawannya. Ada seseorang yang menolongnya dengan menggebuk sosok serba hitam menggunakan sarung pedang.Melihat siapa yang ada di depannya, sosok serba hitam itu terkejut."Kenapa dia ada disini? Bukankah seharusnya dia...?" tanya sosok tersebut dalam hatinya. Namun tak menyelesaikan ucapannya karena lawannya keburu menerima serangan. Padahal serangan tersebut hanya memakai warangka pedang yang dipegang secara menyilang dengan dua tangan.Pertarungan aneh terjadi ketika sosok serba hitam menyerang lawannya. Hal itu terjadi karena lawannya hanya menggunakan warangka pedang tanpa olah kanuragan.Namun yang lebih aneh lagi,
Betul saja apa yang dilihat oleh Sagara sebelumnya. Ada orang berpakaian serba hitam lengkap dengan topeng kayu yang dicat hitam. Persis seperti orang sebelumnya yang mencegat Sagara dan Putri Dara Murti dalam perjalanan pulang.Namun kini tampak aneh, mereka menyerang sore hari. Serta hanya dua orang saja yang datang ke Kediaman Adipati yang tidak memiliki orang dengan kedigdayaan tinggi itu.Sagara kemudian segera menuju ke pusat Kadipaten Mandalagiri untuk menyimpan kudanya. Beruntung meskipun sudah sore namun ada jasa penitipan kuda yang masih buka, sehingga dapat bergerak dengan mudah.Tujuan Sagara adalah kediaman Adipati Mandalagiri, dia yakin bahwa lelaki tua itu yang diincar. Namun ketika dia sampai di kediaman Adipati Mandalagiri, justru dicegat oleh prajurit kadipaten yang bertugas berja
"Justru karena aku bagian dari mereka, sehingga paham apa yang direncanakan. Terutama tentang tertua Istana, sepertinya dia yang punya rencana menyingkirkanmu, Randu Pandega!"."Bukankah semua ini dari Sepasang Iblis Tongkat Emas?" tanya Sagara lagi yang heran dengan ucapan Ratu Bajak Laut."Betul tentang itu, tetapi dia terlibat dengan pimpinan di Istana Negeri Perak," ucap Randu Pandega lagi, seperti mendukung ucapan Sang Ratu."Apa tujuannya berbuat seperti itu?""Menguasai dunia kedigdayaan, yang pertama adalah Negeri Perak," ucap Randu Pandega lagi."Jika begitu, berarti dia ingin merebut kekuasaan Negeri Perak juga?" tanya Sagara."Bukankah diri
"Sekarang giliran dirimu, Randu Pandega!" seru Datuk Rambut Merah. "Meskipun ini luka luar, tetapi akan kucoba menyembuhkannya," ucap guru Dara Murti."Terima kasih sebelumnya, Datuk!""Tidak usah sungkan, itu sudah kewajibanku untuk menolong orang yang sakit," tambah Datuk Rambut Merah.Pada akhirnya Sagara dan Randu Pandega sudah merasa mendingan. Kini mereka hanya butuh istirahat serta perlu meminum ramuan untuk mempercepat penyembuhan.Ketika sudah selesai, Sagara punya pertanyaan kepada Datuk Rambut Merah."Apa Datuk paham dengan Pedang milik Samurai dari Selatan ini?" tanya Sagara sambil menjelaskan kenapa senjata itu ada di tangannya."Tentu sa
Tuan Putri itu akhirnya mengambil beberapa harta, lalu memasukkan ke dalam kain hitam. Setelah itu membiarkan harta sisa yang jumlahnya masih sangat banyak."Ini kamu ambil saja, untukmu secukupnya. Sedangkan sisanya kau bagikan ke rakyat kecil yang ada di Negeri Perak ini," ucap Tuan Putri Dara Murti. Meskipun punya niat baik dia tak punya niatan untuk mengembalikan harta ke Negeri Perak.Perempuan itu paham jika rakyat Negeri Perak memang sedang kesulitan sehingga membutuhkan uluran tangan. Hal itu terjadi akibat ulah para pejabat mereka yang terkenal tamak. Pajak yang dari masyarakat kadang tidak sampai ke pusat dengan tarif yang cukup mahal."Terima kasih, saya berjanji tidak akan merampok lagi," ucap pimpinan begal tersebut."Itu terserah kau, namu
Setelah itu para begal terkejut dengan kedatangan dua orang pemuda yang kini berada di belakang si gadis. Keduanya tampak tersenyum kepada gadis yang akan ditolongnya tersebut."Kalian? Kenapa bisa ke sini?" ucap gadis berpakaian hijau corak tersebut. "Sagara, dari mana saja?" tanya gadis itu lagi yang jelas adalah orang yang dikenalnya."Simpan saja pertanyaan itu Tuan Putri, nanti kami Jawab," ucap pemuda yang tak lain Sagara yang sedang berada di samping kanan sang gadis yang ternyata adakah Tuan Putri Dara Murti."Lebih baik kita cepat selesaikan pertarungan, lalu kita pergi dari sini!" seru pemuda satunya yang tak lain Randu Pandega, dia berada di samping kiri Tuan Putri.Lalu menatap lawan dengan posisi waspada. Ketiganya saling membelakangi
“Tentu saja, aku berjanji,” ucap Randu Pandega. “Lagi pula kita bisa bekerja mengungkap tabir di Negeri Perak, kan?”Mendengar hal itu, Sagara kemudian menatap Randu Pandega ternyata tersenyum kepadanya. Tak ada salahnya jika dilakukan bersama, apalagi mereka adalah sahabat sedari kecil. Meskipun Sagara selalu menjadi korban ejekan dari Randu Pandega karena menjadi anak yang sangat lemah.“Sepakat?” tanya Sagara.“Sepakat!”Keduanya lalu bersalaman, pertanda mereka sudah baikkan. Keduanya memang saling segan sehingga timbul prasangka yang tidak baik. Kini semua sudah beres ketika keduanya berani jujur.“Aduh, aku melupakan sesuatu?” keluh Sagara yan