Hingga terlihat sebuah ciri yang menunjukan jenis kelamin sebenarnya dari Zhang Hao jelas membuat Tuan Putri Ayu Lestari terbelalak bukan main. Bahkan Mei Ling juga terkejut karena jelas terlihat apa yang telah dilakukan oleh Zhang Hao.
"Kau seorang….. perempuan?"
"Ya, apa sekarang tuduhan mu itu mendasar?" jawab Zhang Hao yang terpaksa harus jujur untuk menghentikan pertengkaran yang tak ada hentinya. Lagipula Sagara juga sudah tahu siapa dirinya sebenarnya. Meskipun belum paham siapa Zhang Hao sebenarnya mengingat namanya memang seorang pria. Zhang tidak sadar jika akan ada masalah baru dengan Sagara, mengingat ketiganya adalah perempuan cantik yang menyukainya.
BRUKK!
Tiba-tiba ada hantaman keras yang menerjang kapal, jelas membuat orang yang sedang berte
Tak hanya itu Pimpinan Komplotan Bandit Penculik betul-betul tak bisa bergerak lagi akibat serangan terakhir dari Sagara. Sepertinya Teknik Pukulan Tangan Besi betul-betul tak mampu dihadang oleh lawannya yang tak bisa bergerak sama sekali.Namun Sagara tiba-tiba menerima serangan dari lelaki bernama Soka yang tiba-tiba menyerang. Lelaki itu ternyata memiliki kemampuan luar biasa sehingga pertarungan berikutnya berlangsung sangat sengit.Namun perlahan ketika Soka mulai menyerang lagi, lelaki itu mulai menyadari apa yang sebenarnya terjadi."Kau?!" bentak salah satu dari anggota Komplotan Bandit Penculik yang tersisa. Lelaki itu sudah membuat Soka ambruk sekali menerima serangan secara tiba-tiba.Kini laki-laki yang hanya memiliki satu mata itu tak bisa bergerak dengan s
"Jika dibiarkan, maka kau akan kehilangan kedua saudaramu itu?"Mendengar ucapan dari wujud itu, Bandit Penghisap Darah harus bersiap mengeluarkan senjata miliknya. Yaitu sebuah tombak ujungnya runcing, mirip dengan kuli -senjata mirip tombak untuk memburu babi hutan-."Apa kau juga tidak ikut membantuku, Bandit Ruyung Emas?" tanya Bandit Penghisap Darah yang merasa gentar hingga ingin tahu apa salah satu temannya itu mengalami hal yang sama. Ternyata Bandit di Pulau itu betul-betul banyak adanya, wajar jika disebut Pulau Para Bandit."Tentu saja, jadi akan menyerang dari belakang!" ucap wujud tersebut yang kini sudah ada di belakang Sagara. Jelas Si Tangan Tengkorak itu betul-betul dalam bahaya besar. Tak menyangka jika orang-orang yang kini muncul sengaja tidak memu
Ucap lelaki yang suaranya tidak jelas itu, paham jika di depannya memang bukan lawan yang mudah. Tahu jika berurusan dengan Bajak Laut Tangan Besi yang membuat dirinya hampir mati.Bandit Penghisap Darah kemudian memberi kode kepada Bandit Kapak Merah dan Bandit Ruyung Emas. Keduanya juga hanya mengangguk karena sudah mengalami luka dalam. Sepertinya teknik terakhir dari Sagara betul-betul sangat berbahaya, mereka bisa selamat saja itu sudah sebuah keberuntungan.“Tentu saja, urusanku dengan dua orang yang sudah mati itu!” ucap Sagara yang juga sadar jika lawannya memang sangat kuat. Bahkan dibandingkan dengan lawan yang dihadapi, mereka memang hebat. Kelompok Para Bandit itu adalah salah satu tokoh dunia timur yang pantas diwaspadai.“Baiklah, kita lanjutkan saja urusan kita di kemud
“Bertahanlah, kau pasti bisa diselamatkan!” ucap Sagara yang sadar jika perempuan itu mengucapkan kata dengan bahaya yang bukan mandarin dan sansekerta. Maka Sagara berbicara kepada perempuan itu dengan bahasa Yamato, atau orang-orang Pulau Bunga.Daun Pohon kehidupan pada akhirnya dapat menyembuhkan luka sabetan pedang pada leher wanita itu, sehingga dia selamat dari kematian.“Terima kasih atas bantuannya!” ucap perempuan tersebut dengan bahasa yang sama seperti sebelumnya.“Tidak apa, Aku juga berterima kasih telah membantuku!” jawan Sagara. “Sungguh aneh ada orang Pulau Bunga di tempat seperti ini!”“Ceritanya panjang, pada intinya kau harus menyelamatkan satu orang lag!” ucap perempuan itu lagi membuat Saga
"Kurang ajar, siapa yang berani ikut campur urusan kami?" tanya pimpinan Bajak Laut Pulau Bambu tersebut. Paham bahwa serangan terakhir bukan dari lawan di depannya, melainkan orang lain yang memiliki kekuatan tak kalah mengerikan.Setelah itu para perompak itu dibuat terkejut dengan kedatangan dua orang lelaki yang kini berada di belakang Tuan Putri Ayu Lestari. Keduanya tampak tersenyum kepada wanita yang akan dibantu itu."Kalian? Ternyata datang terlalu cepat?" ucap Tuan Putri Ayu Lestari."Sesuai janji kami, akan datang tepat waktu setelah urusan selesai!" ucap seseorang yang datang, tak lain Mei Ling yang kini bersama Zhang Hao membantu Tuan Putri Ayu Lestari."Bagaimana dengan harta itu?" tanya Tuan Putri Ayu Lestari. Sebenarnya dia tak but
"Kami menemukannya di tempat itu, konon milik Bajak Laut yang singgah beberapa tahun yang lalu!" ucap pimpinan perompak yang tidak paham jika di depannya adalah orang dari Selatan. Paham jika mereka adalah orang yang sebelumnya menyimpan barang berharga sebelumnya, hal itu yang membuat dirinya memilih menyerah.Sehingga Perompak dari Pulau Bambu itu tak menyangka malah mendapatkan lawan yang sangat kuat dan memilih untuk menyerah."Lebih baik kita ampuni saja dia, lumayan untuk bekal kita di kapal?" tambah Mei Ling yang paham dengan adanya harta yang cukup besar. Akan sangat membantu dalam pencarian Panglima Angkatan Laut Jiang Yi."Baiklah, aku ampuni jika ingin memberi harta untuk kami!" ucap Tuan Putri Ayu Lestari yang pada akhirnya menuruti keinginan Zhang Hao dan Mei Ling.
Ternyata ada lima orang yang muncul, mereka tak lain adalah anak buah dirinya yang dulu berada di tempat tersebut. Mereka terpisah dengan pimpinannya yang kini menjadi Bajak Laut Bendera Tengkorak."Apa kalian bisa membawa barang-barang ini ke kapal?" tanya Zhang Hao kepada orang-orang yang datang. Sedangkan tiga orang yang lain malah tak bisa bicara saking kagetnya apa yang terjadi. Siapa sangka jika Zhang Hao punya anak buah adalah orang-orang yang lebih mirip tengkorak berjalan."Tentu saja, kami memang memiliki ilmu kebal yang membuat hidup abadi." jawab salah satu dari lima orang anak buah Zhang Hao sambil tertawa.Meskipun saling menyalahkan namun mereka pada akhirnya pergi membawa barang itu hingga tak tersisa. Mengingat mereka adalah prajurit telik sandi terlatih, sehingga dapat menyembunyi
"Tentu saja, itu adalah Kapal Bajak Laut Naga Hitam!"Jawab Zhang Hao dengan pertanyaan dari Mei Ling sebelumnya. Jelas membuat semua orang terkejut ketika mendengar nama Naga Hitam."Mei Ling!, arahkan kapal berbalik arah, jangan pergi ke Laut Kuning!" ucap Sagara yang sadar dengan adanya bahaya yang mengintai. Mengingat Bajak Laut Naga Hitam datang dari arah tersebut."Baiklah," ucap Mei Ling sambil memutar kapal ke arah timur agar tidak bertemu dengan kapal tersebut. Sehingga mereka pada akhirnya memutuskan ke timur, hal itu seakan kembali ke arah selatan lagi, menjauh dari Kekaisaran Han Zhou.Namun itu setidaknya lebih baik daripada bertemu Bajak Laut Naga Hitam. Bajak Laut Bendera Tengkorak belum siap menghadapi kekuatan hebat dengan kondisi sekar
Kening si pemuda sudah berkeringat, dia seperti diinterogasi oleh seorang hakim ketika dituduh maling ayam.Adipati Mandalagiri mengangguk-angguk kepala sambil mengelus jenggot yang tak ada. Terus berpikir apa yang sebenarnya terjadi pemuda di depannya."Kau harus bersyukur diberi kemampuan itu," ucap Adipati Mandalagiri sambil mangut-mangut.Sagara hanya bisa mengangguk, walau sebenarnya sudah tahu apa yang dibicarakan lelaki di depannya. Datuk Rambut Merah sudah menjelaskan semuanya kepadanya."Baiklah. Ayo dimakan, pasti kamu lapar," ucap Adipati Mandalagiri memutuskan untuk tidak bertanya lagi.Keduanya kemudian makan malam bersama sambil saling bercerita apa yang sebenarnya terjadi di Negeri
Sosok pertama yang menyerang Sagara terjatuh ketika kepalanya terkena pukul sarung Pedang milik Samurai dari Selatan yang belum diketahui namanya itu. Sosok serba hitam tersebut malah tak sadar diri akibat pukulan yang sangat telak.Melihat hal tersebut, sosok serba hitam yang bicara menjadi gugup. Jika kawannya ketahuan, maka dia akan dicurigai. Sehingga dia mencari cara untuk bisa membawa kawannya meloloskan diri dari Mandalagiri."Teknik Pedang Bulan? Jurus itu sudah puluhan tahun menghilang," ucap Adipati Mandalagiri mengenal jurus yang diperagakan oleh Sagara."Ada hubungan apa dia dengan Bajak Laut yang hilang puluhan tahun lalu dari Tanah Jawa itu?"Sementara itu pertarungan terus terjadi, sosok serba hitam malah kepayahan. Namun dia terpaksa men
BRUKK!Namun sebelum nyawa Adipati Mandalagiri akan melayang akibat serangan lawannya. Ada seseorang yang menolongnya dengan menggebuk sosok serba hitam menggunakan sarung pedang.Melihat siapa yang ada di depannya, sosok serba hitam itu terkejut."Kenapa dia ada disini? Bukankah seharusnya dia...?" tanya sosok tersebut dalam hatinya. Namun tak menyelesaikan ucapannya karena lawannya keburu menerima serangan. Padahal serangan tersebut hanya memakai warangka pedang yang dipegang secara menyilang dengan dua tangan.Pertarungan aneh terjadi ketika sosok serba hitam menyerang lawannya. Hal itu terjadi karena lawannya hanya menggunakan warangka pedang tanpa olah kanuragan.Namun yang lebih aneh lagi,
Betul saja apa yang dilihat oleh Sagara sebelumnya. Ada orang berpakaian serba hitam lengkap dengan topeng kayu yang dicat hitam. Persis seperti orang sebelumnya yang mencegat Sagara dan Putri Dara Murti dalam perjalanan pulang.Namun kini tampak aneh, mereka menyerang sore hari. Serta hanya dua orang saja yang datang ke Kediaman Adipati yang tidak memiliki orang dengan kedigdayaan tinggi itu.Sagara kemudian segera menuju ke pusat Kadipaten Mandalagiri untuk menyimpan kudanya. Beruntung meskipun sudah sore namun ada jasa penitipan kuda yang masih buka, sehingga dapat bergerak dengan mudah.Tujuan Sagara adalah kediaman Adipati Mandalagiri, dia yakin bahwa lelaki tua itu yang diincar. Namun ketika dia sampai di kediaman Adipati Mandalagiri, justru dicegat oleh prajurit kadipaten yang bertugas berja
"Justru karena aku bagian dari mereka, sehingga paham apa yang direncanakan. Terutama tentang tertua Istana, sepertinya dia yang punya rencana menyingkirkanmu, Randu Pandega!"."Bukankah semua ini dari Sepasang Iblis Tongkat Emas?" tanya Sagara lagi yang heran dengan ucapan Ratu Bajak Laut."Betul tentang itu, tetapi dia terlibat dengan pimpinan di Istana Negeri Perak," ucap Randu Pandega lagi, seperti mendukung ucapan Sang Ratu."Apa tujuannya berbuat seperti itu?""Menguasai dunia kedigdayaan, yang pertama adalah Negeri Perak," ucap Randu Pandega lagi."Jika begitu, berarti dia ingin merebut kekuasaan Negeri Perak juga?" tanya Sagara."Bukankah diri
"Sekarang giliran dirimu, Randu Pandega!" seru Datuk Rambut Merah. "Meskipun ini luka luar, tetapi akan kucoba menyembuhkannya," ucap guru Dara Murti."Terima kasih sebelumnya, Datuk!""Tidak usah sungkan, itu sudah kewajibanku untuk menolong orang yang sakit," tambah Datuk Rambut Merah.Pada akhirnya Sagara dan Randu Pandega sudah merasa mendingan. Kini mereka hanya butuh istirahat serta perlu meminum ramuan untuk mempercepat penyembuhan.Ketika sudah selesai, Sagara punya pertanyaan kepada Datuk Rambut Merah."Apa Datuk paham dengan Pedang milik Samurai dari Selatan ini?" tanya Sagara sambil menjelaskan kenapa senjata itu ada di tangannya."Tentu sa
Tuan Putri itu akhirnya mengambil beberapa harta, lalu memasukkan ke dalam kain hitam. Setelah itu membiarkan harta sisa yang jumlahnya masih sangat banyak."Ini kamu ambil saja, untukmu secukupnya. Sedangkan sisanya kau bagikan ke rakyat kecil yang ada di Negeri Perak ini," ucap Tuan Putri Dara Murti. Meskipun punya niat baik dia tak punya niatan untuk mengembalikan harta ke Negeri Perak.Perempuan itu paham jika rakyat Negeri Perak memang sedang kesulitan sehingga membutuhkan uluran tangan. Hal itu terjadi akibat ulah para pejabat mereka yang terkenal tamak. Pajak yang dari masyarakat kadang tidak sampai ke pusat dengan tarif yang cukup mahal."Terima kasih, saya berjanji tidak akan merampok lagi," ucap pimpinan begal tersebut."Itu terserah kau, namu
Setelah itu para begal terkejut dengan kedatangan dua orang pemuda yang kini berada di belakang si gadis. Keduanya tampak tersenyum kepada gadis yang akan ditolongnya tersebut."Kalian? Kenapa bisa ke sini?" ucap gadis berpakaian hijau corak tersebut. "Sagara, dari mana saja?" tanya gadis itu lagi yang jelas adalah orang yang dikenalnya."Simpan saja pertanyaan itu Tuan Putri, nanti kami Jawab," ucap pemuda yang tak lain Sagara yang sedang berada di samping kanan sang gadis yang ternyata adakah Tuan Putri Dara Murti."Lebih baik kita cepat selesaikan pertarungan, lalu kita pergi dari sini!" seru pemuda satunya yang tak lain Randu Pandega, dia berada di samping kiri Tuan Putri.Lalu menatap lawan dengan posisi waspada. Ketiganya saling membelakangi
“Tentu saja, aku berjanji,” ucap Randu Pandega. “Lagi pula kita bisa bekerja mengungkap tabir di Negeri Perak, kan?”Mendengar hal itu, Sagara kemudian menatap Randu Pandega ternyata tersenyum kepadanya. Tak ada salahnya jika dilakukan bersama, apalagi mereka adalah sahabat sedari kecil. Meskipun Sagara selalu menjadi korban ejekan dari Randu Pandega karena menjadi anak yang sangat lemah.“Sepakat?” tanya Sagara.“Sepakat!”Keduanya lalu bersalaman, pertanda mereka sudah baikkan. Keduanya memang saling segan sehingga timbul prasangka yang tidak baik. Kini semua sudah beres ketika keduanya berani jujur.“Aduh, aku melupakan sesuatu?” keluh Sagara yan