Share

KEMBALI PULANG
KEMBALI PULANG
Author: Ede Thaurus

BAB 1

Author: Ede Thaurus
last update Last Updated: 2022-11-16 11:54:49

-2007-

Lisa meregangkan tubuhnya dengan malas, dia masih menutup matanya karena pantulan cahaya matahari yang memasuki kamarnya. Sepertinya obat tidur yang dia minum semalam benar-benar efektif, tidurnya nyenyak dan kepalanya terasa ringan.

“Jam berapa ini?” Lisa yang menyadari harus menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya, segera membuka matanya lalu melompat dari tempat tidur.

Tapi dia begitu kaget ketika melihat sekelilingnya dan menyadari bahwa ini bukan kamarnya. Lisa mencoba mengenali dimana sekarang dia berada. Perlahan-lahan Lisa mengingat tempat itu.

“Ini kan rumah lama!” pekiknya kaget.

Rumah ini dijual sembilan tahun yang lalu, beberapa bulan setelah kematian ayahnya.

‘Bagaimana aku bisa berada di sini?’ ucap Lisa dalam hati.

***

-2022- (SEHARI SEBELUMNYA)

“Kamu dari mana? Kok baru pulang jam segini?” tanya Lisa sambil menunjuk ke arah jam dinding. Jam setengah satu pagi dan Steven pulang dengan penampilan berantakan, berbau rokok dan sedikit aroma alkohol.

“Tadi bos bikin acara makan malam dengan semua pegawai.” jawab Steven, suami Lisa dengan wajah lelah. Lisa semakin kesal, karena tadinya dia berpikir Steven sengaja pulang lewat jam duabelas untuk memberikan kejutan hari ulang tahun pernikahan mereka yang ke delapan.

“Terus kok nggak ngabarin? Telpon nggak dijawab, pesan nggak dibalas! Aku sampe nggak makan malam karena nungguin kamu.”

“Yah makanlah sana!” jawab Steven ketus. Tubuhnya dan pikirannya sangat lelah, dan hal terakhir yang ingin dia dengar adalah omelan istrinya.

“Kenapa sih kamu? Apa kamu lupa masih punya istri di rumah? Apa jangan-jangan ada perempuan lain yang kamu perhatiin, makanya kamu nggak peduli sama aku!” amuk Lisa, dia sudah menahan lapar semalaman karena khawatir terjadi sesuatu dengan suaminya, sekaligus bersemangat membayangkan kejutan dari suaminya. Tapi jangankan kejutan, memandang Lisa saja Steven enggan.

“Aku capek. Mau mandi.” Steven takut akan lepas kendali, maka dia mengacuhkan amukan Lisa dan segera masuk ke kamar. Mereka telah menikah selama bertahun-tahun dan memiliki dua anak. Tapi bagi Steven istrinya masih menjadi misteri, dia tidak tahu kapan istrinya akan memberi respon yang menenangkan dan kapan istrinya akan meledak.

Lisa menyusul Steven ke kamar. Steven telah masuk ke kamar mandi.

Lisa yang emosi dengan berbagai prasangka buruk di kepalanya, mengambil HP Steven yang terletak di atas meja lalu membukanya.

“Pesan dari siapa ini?” repet Lisa melihat pesan terakhir tanpa nama, dengan foto profil seorang wanita.

[Ini foto yang tadi, keren kan] tertulis di bawah foto Steven dengan seorang perempuan cantik dan berpakaian seksi.

Lisa tidak bisa menahan amarahnya.

“Steven, cepat keluar!” teriak Lisa sambil memukul pintu kamar mandi keras-keras.

“Apaan sih?” Steven yang baru selesai mandi, kaget dan segera melilitkan handuk ke pinggangnya lalu keluar dengan kesal.

“Ini siapa? Kamu selingkuh ya?” tanya Lisa dengan wajah yang mulai memerah karena menahan emosi.

Steven merampas HP nya lalu menarik tangan Lisa, membawanya ke tempat tidur.

“Duduk!” perintah Steven kepada Lisa. Lisa duduk dengan patuh.

“Kamu ingat nggak ini wajahnya siapa?” tanya Steven pelan. Lisa menggelengkan kepalanya.

“Ini Angel, seniormu di kampus dulu. Tadi kami nggak sengaja ketemu di restoran. Aku sih benar-benar lupa wajahnya, tapi ternyata dia masih kenal aku. Dia minta foto terus minta nomor HP ku buat ngirim foto tadi. Yah masa aku nolak?” jelas Steven menyerahkan kembali HP nya kepada Lisa. Lalu mulai berpakaian.

Lisa terdiam, dia memandang foto Steven dan Angel cukup lama. Lisa kaget melihat betapa cantik dan seksinya Angel.

“Iya ini emang Angel.” ucap Lisa pelan, lalu tersenyum getir.

“Jadi ternyata kamu selingkuh sama Angel?” tanya Lisa sinis. Steven menarik nafas panjang, dia memijat pelipisnya, berusaha menahan amarah yang membuncah di dadanya.

“Lisa, aku udah bilang. Kami nggak sengaja ketemu!” jawab Steven menahan amarahnya.

“Kamu pikir aku perempuan lugu yang percaya begitu saja? Kamu pikir aku nggak tahu tindak tanduk mu di luar sana? Kamu pikir aku-”

“Cukup!” Steven menghentikan Lisa dengan teriakannya.

“Kamu benar-benar keterlaluan. Apa sih salahku? Kenapa kamu membuang sampah yang ada di kepalamu ke aku?” bentak Steven yang benar-benar tidak tahan lagi dengan sikap Lisa.

“Sampah? Kepalaku berisi sampah atau kamu yang berencana membuangku seperti sampah? Apa Angel yang membuatmu ingin mencampakkan aku?” Lisa menjawab Steven dengan amarah yang sama. Lisa tidak percaya kalau Steven tidak punya wanita idaman lain.

Suaminya masih sangat menawan. Usia Steven memang sudah tigapuluh delapan tahun, tapi pesona Steven malah bertambah, tubuhnya masih atletis, rambutnya tebal dengan sedikit uban yang menambah kesan maskulin, belum lagi senyumnya yang manis dan meneduhkan. Semua kualitas itu pasti membuat para wanita berputar di sekitarnya.

Sementara Lisa yang kini berusia tigapuluh empat tahun, memang lebih muda dari Steven tapi merasa wajahnya tampak lebih tua. Tubuhnya sedikit subur, rambut dan kulit yang kurang terawat, ditambah dengan penampilan yang jarang rapi karena terus berkutat dengan pekerjaan rumah tangga. Membuat Lisa sadar, kalau dia pasti kalah bersaing dengan wanita-wanita di luar sana.

“Sudah, aku nggak mau bertengkar. Aku capek mendengar imajinasi liarmu.” sahut Steven menyerah, bagaimanapun dia berusaha menjelaskan, Lisa pasti tidak mau mendengar.

Steven segera naik ke tempat tidur lalu menutup wajahnya dengan selimut. Dia tidak memiliki tenaga untuk memberikan penjelasan panjang lebar kepada Lisa.

“Aku mau cerai saja!” jerit Lisa sambil menatap punggung Steven. Di dalam selimut, Steven membuka lebar matanya. Dia tidak tahu harus memberi reaksi apa. Delapan tahun pernikahan mereka tentu saja mereka sering bertengkar tapi ini pertama kali Steven mendengar Lisa mengatakan ingin cerai.

“Sepertinya kita sudah tidak cocok lagi.” sambung Lisa berharap Steven memberikan reaksi terhadap kata-katanya. Harapan Lisa terkabul, Steven bangun lalu duduk menghadap Lisa.

“Kamu sadar kan arti kata-katamu tadi? Hanya karena kecemburuanmu yang tidak beralasan kamu mau minta cerai? Ayolah Lisa, kita bukan remaja yang kalau marah tinggal minta putus. Kita ini suami istri dengan dua anak!” bujuk Steven, berusaha menenangkan Lisa. Dia tidak menyangka Lisa akan bertindak sejauh ini.

“Kamu cuma overthinking Lisa. Hari ini aku benar-benar lelah. Sebaiknya kita istirahat dulu. Besok kita bahas lagi semuanya dengan pikiran jernih, ok?” Akhirnya Steven menyerah, dia sedikit membujuk Lisa agar kegilaan ini tidak berlanjut.

“Bukan, ini bukan karena aku overthinking. Juga bukan cuma karena kejadian hari ini. Aku sudah memikirkan matang-matang dan sudah tidak tahan lagi. Aku mau berpisah saja.” jawab Lisa tegas.

Steven menutup wajah dengan kedua tangannya. Dia benar-benar marah melihat kerasnya hati Lisa. Hanya karena masalah sepele Lisa sampai ngotot meminta cerai. Begitu banyak makian dan kata-kata kasar yang ingin dia keluarkan tapi tertahan di tenggorokannya.

“Ok, kalau begitu, mari kita bercerai!” Akhirnya hanya kalimat itu yang keluar dari mulut Steven, lalu dia kembali masuk ke dalam selimut.

Lisa kaget. Dia tidak menyangka Steven setuju untuk bercerai dengannya.

Ede Thaurus

Hi semua, terima kasih sudah singgah di cerita ini. Silakan tinggalkan komen dan pendapat kalian.

| 1

Related chapters

  • KEMBALI PULANG   BAB 2

    Lisa kaget. Dia tidak menyangka Steven setuju untuk bercerai dengannya. “Betul kan, kamu memang selingkuh!” Lisa mulai menangis. Dia yakin hanya wanita lain yang mampu membuat Steven melupakan anniversary mereka dan memperlakukan Lisa dengan dingin, bahkan ingin menceraikannya. “Kamu senang kan kalau kita bercerai, jadi kamu bisa bebas dengan selingkuhanmu. Kamu pasti bosan melihat aku yang gemuk, jelek, tidak terawat. Makanya kamu mencari wanita lain yang lebih cantik dan seksi.” tangis Lisa bertambah keras. Steven menahan nafas untuk menenangkan dirinya. Dia sadar saat ini Lisa sedang mengalami burnout* dan yang dia butuhkan hanya dukungan dari Steven. Tapi Steven terlalu lelah. Dia juga sedang kewalahan dengan masalah di kantor dan hanya membutuhkan dukungan Lisa. Steven sebenarnya hanya ingin pulang, memeluk Lisa sambil menceritakan tentang pekerjaannya yang sedang di ujung tanduk. Steven bekerja sebagai Arsitek di sebuah perusahaan arsitektur dan kontraktor yang cukup bonafide

    Last Updated : 2022-11-16
  • KEMBALI PULANG   BAB 3

    “Lisa, kamu kenapa? Lisa, kamu kenapa sayang?” Steven berteriak dengan panik, cepat-cepat dia mengendong Lisa keluar. Dia meletakkan Lisa di jok belakang mobil nya. Lalu segera menelepon orantuanya yang tinggal tidak begitu jauh agar datang dan menjaga anak-anaknya, sementara Steven membawa Lisa ke rumah sakit. Steven sudah duduk di dalam mobil yang menyala ketika orangtuanya tiba. “Titip anak-anak ya Ma, Pa.” ucap Steven sebelum melajukan mobilnya ke rumah sakit terdekat, tanpa sempat menjelaskan apa-apa. Sesampainya di Rumah sakit Lisa langsung ditangani paramedis di Unit Gawat Darurat. Mereka memeriksa, mengukur lalu memasukkan sesuatu ke tubuh Lisa. Steven terus memperhatikan apa yang mereka lalukan, sementara salah seorang perawat terus menanyakan berbagai hal kepada Steven. Mulai dari penyebab Lisa tidak sadarkan diri, apakah dia jatuh, apakah dia punya alergi, apakah dia memakan sesuatu yang memicu alergi, apakah dia meminum obat tertentu, apakah dia punya penyakit tertentu

    Last Updated : 2022-11-16
  • KEMBALI PULANG   BAB 4

    “Lisa, kamu lagi ada masalah di kampus?” tanya Pak Adhitama lembut, sambil mengemudikan minibus tua kesayangannya. Lisa yang duduk disampingnya menjawab dengan suara tidak kalah lembut. “Enggak ada Pa.” Pak Adhitama mengangguk pelan, lalu diam. Senyap, padahal ada dua orang di dalam minibus hijau bermerek kijang itu. Tapi setiap orang tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Lisa menikmati keheningan ini. Setelah ayahnya meninggal, hampir setiap hari adegan ini dia mainkan di kepalanya. Bahkan setelah menikah dan memiliki anak pun, Lisa masih sangat merindukan setiap waktu yang dia habiskan bersama ayahnya. Dia belum pernah mengalami mimpi seperti ini, jadi dia ingin momen ini melekat di pikirannya. Sehingga ketika bangun nanti, dia bisa menikmati lagi kenangan ini. *** Setibanya di depan kampus, Lisa tersenyum gelisah. Tiba-tiba dia merasa gugup seperti saat pertama kali menginjakkan kakinya di kampus ini. Di kampus inilah dia bertemu dengan Steven, seniornya tapi dari jurusan

    Last Updated : 2022-11-17
  • KEMBALI PULANG   BAB 5

    Lisa menghentikan langkahnya lalu menarik tangan Ersa. “Tanggal berapa sekarang?” Ersa memandang Lisa heran. “Tanggal 12 Mei 2007 Masehi, 1428 Hijriyah. Kenapa lo hilang ingatan?” Ersa menjawab dengan cara paling menyebalkan yang merupakan ciri khasnya. Lisa menarik nafas dalam, tentu saja Lisa tidak akan pernah melupakan tanggal 12 Mei. Hari ini adalah hari pertamanya bertemu dengan Steven dan di tanggal ini juga nantinya mereka akan menikah. “Wei! Ngapain bengong?” Ersa memukul bahu Lisa. Lisa tersadar dari lamunannya. “Ayo kesana.” ajak Ersa sambil menarik tangan Lisa. Lisa mencoba menolak, saat ini orang terakhir yang ingin dia temui bahkan di dalam mimpi sekalipun adalah Steven. Dia masih sangat marah kalau mengingat kejadian sebelumnya. “Empat sekawan sini!” Terdengar teriakan Rudy ketua BPM* Fakultas Hukum memanggil Lisa dan sahabat-sahabatnya. “Tuh dipanggil Ka Rudy.” ucap Donna yang kali ini ikut menarik tangan Lisa. Akhirnya Lisa menyerah, dengan wajah cemberut dia m

    Last Updated : 2022-11-18
  • KEMBALI PULANG   BAB 6

    “Hai, aku Angel.” ucapnya tenang. "Boleh minta nomor telpon atau pin BBM?" tanya Steven sambil tersenyum sangat manis. Lisa memandang Steven dengan tajam. 'Kemarin katanya Angel yang meminta nomor HP nya, ternyata dia yang kegenitan duluan!' gerutu Lisa dalam hati. "Ini, tolong diisi datanya ya, supaya kami mudah menghubungi kalian kalau ada apa-apa." Steven menyerahkan selembar kertas kepada Angel. "Uh, gue pikir dia naksir Angel, makanya minta nomor HP, ternyata buat data." bisik Donna tepat di telinga Lisa. Rebekha dan Ersa tersenyum sambil mengangguk tanda setuju dengan perkiraan Donna. Ternyata mereka berempat memiliki pemikiran yang sama. Lisa tersadar ini hanya mimpi tapi dia masih terbawa emosi karena masalah yang terjadi antara dia dan Steven di kehidupan nyata hingga membuatnya jadi kesal tanpa sebab. "Udah ah, ayo balik." ajak Lisa yang merasa gerah melihat Steven dan Angel yang sedang berbincang hangat. "Permisi dulu yuk ke Steven." ajak Rebekha sambil menarik tang

    Last Updated : 2022-12-10
  • KEMBALI PULANG   BAB 7

    -2022- “Keluarga Lisa.” panggil perawat ICU. Steven yang sedang duduk di ruang tunggu ICU bersama beberapa penunggu pasien ICU lainnya, segera keluar memakai sepatu dan berlari ke arah ICU. “Maaf Pak keadaan Ibu Lisa sedang menurun, kami harus memasukkan beberapa obat, boleh minta tandatangan bapak disini?” tanya perawat sambil menyerahkan selembar kertas dan pena. Steven segera menandatangi kertas yang diberikan oleh perawat. “Sus, apa boleh saya masuk?” mohon Steven setelah selesai memberikan tanda tangannya. “Nanti bapak saya panggil kalau sudah boleh masuk.” jawab perawat lalu segera meninggalkan Steven. Steven yang berharap perawat segera memanggilnya untuk bertemu Lisa, bolak-balik di depan pintu ICU. Subuh tadi Steven hanya diberikan waktu sebentar melihat Lisa. Dia diminta keluar, meskipun dia memohon agar bisa tinggal lebih lama. Tapi dokter jaga ICU menolaknya dan meminta Steven mempercayakan Lisa kepada para dokter dan perawat. ‘Mereka tidak mengerti!’ teriak Steven d

    Last Updated : 2022-12-12
  • KEMBALI PULANG   BAB 8

    "Berarti... Ini bukan mimpi!" Lisa mulai menemukan benang merah dari kondisinya saat ini. "Apa mungkin jiwaku kembali ke tubuhku yang berusia sembilan belas tahun?" tanya Lisa dengan mata membelalak. Lisa tidak percaya dia mengalami hal ini. Lalu bagaimana caranya Steven bisa menghubunginya? Lisa menutup wajah dengan kedua tangannya. Tiba-tiba kepalanya terasa sakit dan dadanya terasa panas. Dia kewalahan dengan informasi yang baru saja dia dapatkan. Lisa bahkan tidak sanggup menangis atau berkata-kata. Tiba-tiba Lisa menyadari bahwa kemungkinan terburuk bahwa tubuh aslinya bisa mati kapan saja. 'Apa yang akan terjadi dengan ku kalau tubuhku mati?' Lisa bertanya dalam hatinya. Lisa ketakutan membayangkan wajah Steven, anak-anak mereka, keluarganya, sahabat-sahabatnya. Lisa takut berpisah dengan mereka. Lisa takut mati. Lisa tidak ingin mati. "Aku harus kembali ke dalam tubuhku, bagaimanapun caranya." Lisa bertekad dalam hati. Keluarganya boleh berpikir bahwa dia mencoba bunuh

    Last Updated : 2022-12-13
  • KEMBALI PULANG   BAB 9

    Steven mengepalkan tangannya, dia sangat ingin memukul wajah laki-laki yang sedang tertawa bahagia itu. Tapi kemudian dia melihat Lisa juga tertawa bahagia. Steven melepas kepalan tangannya, tubuhnya terasa lunglai. Entah mengapa dia merasa begitu patah hati pada perempuan yang baru dia temui kemarin. Steven meninggalkan kedua manusia yang tampak mesra itu. *** "Lisa!" teriak Ersa sambil melambaikan tangannya setelah melihat Lisa dan Andrew di taman. "Sini!" balas Lisa berteriak kepada para sahabatnya. Wajah Andrew berubah dan tampak tidak nyaman. "Aku duluan ya mau ke kelas, ini pin BB ku." Andrew menyerahkan selembar kertas kecil, lalu segera meninggalkan Lisa tepat sebelum ketiga sahabatnya tiba. "Siapa tadi?" selidik Ersa penasaran. "Senior kita, namanya Andrew." jawab Lisa sambil membaca kertas yang diberikan Andrew. Tiba-tiba Ersa merampas kertas yang sedang dibaca Lisa. "Ini pin BB ku 55883F56. Aku tunggu ya kabarnya kapan kita bisa ketemu lagi. Andrew." Ersa membaca ker

    Last Updated : 2022-12-14

Latest chapter

  • KEMBALI PULANG   BAB 110

    "Dari situ aja sebenarnya lo bisa mengambil kesimpulan, kenapa kami menjauh," lanjut Donna memandang Lisa dengan tajam. "Karena pada dasarnya lo cuma mikirin diri lo sendiri. Bersahabat dengan kami pun itu demi diri lo sendiri," jelas Donna dengan gamblang. "Kenapa kalian bisa mengambil kesimpulan begitu? Gue tulus sayang sama kalian sebagai sahabat. Tapi kalau kalian menjauh, gue bisa apa? Kalau kalian memang nggak mau bersahabat lagi, untuk apa gue peduli?" jawab Lisa yang ikut terpicu amarahnya mendengar kata-kata Donna. "Karena itu bukan sekedar kesimpulan yang kami buat, tapi kenyataan. Kita berteman sejak masuk kuliah sampai hampir lulus. Lu tahu enggak kalau Rebekha pernah hampir diperkosa bapak tirinya? Lo tahu enggak kalau Ersa sering nangis karena sampai dewasa pun masih dimarahi orangtuanya kalau nilai ujiannya jelek? Enggak tahu kan?" Lisa diam. Dia memang tidak tahu semua kejadian itu. "Tapi lo pasti tahu dong kalau gue pernah naksir Steven? Tapi lo pura-pura enggak t

  • KEMBALI PULANG   BAB 109

    "Gue ngerti dan lagi-lagi gue iri dengan apa yang lo punya. Tapi yah, namanya hidup. Yang gue punya lo enggak punya, begitu juga sebaliknya. Sekarang mari kita nikmati hidup kita masing-masing dan melakukan yang terbaik dengannya," ujar Rebekha sebelum mereka saling berpelukan dan berpisah ke arah tujuan mereka masing-masing. Setelah berbicara banyak dan terbuka dengan Rebekha, Lisa merasa sangat lega. Dia menyesal mengapa selama ini terkurung dalam pikiran yang negatif. Dia selalu merasa sebagai korban, menyalahkan orang lain, tidak mempercayai siapapun bahkan dirinya sendiri dan terbenam dalam ketidak percayaan diri. Ternyata, kematian ibunya meski memunculkan rasa sakit baru, namun telah menjadi obat untuk semua rasa sakitnya selama ini. Lisa membayangkan andaikan dia bisa memandang hidup dari sudut yang lebih positif bersama ibunya, pasti semuanya lebih sempurna. *** "Bang Gerard mau menikah dengan Donna, rencananya besok dia mau membicarakan dengan papa dan mama," lapor Steve

  • KEMBALI PULANG   BAB 108

    "Lisa, sorry gue baru dengar kabar tentang tante Gayatri. Turut berdukacita ya," ucap Rebekha tulus. Lisa membuang napas panjang."Thank you," jawab Lisa singkat."Boleh enggak kita ketemu? Sejak kita bertengkar, gue ngerasa enggak tenang. Sepertinya kita harus bicara dan membereskan semuanya. Bagaimana?" Lisa diam sejenak."Oke, kapan? Dimana?" "Kalau sekarang? Di Kafe Kofee aja dekat rumah lo, gimana?" Lisa setuju lalu segera bersiap-siap setelah menutup teleponnya.Lisa tiba duluan karena tempat mereka bertemu sangat dekat dengan rumahnya. Dia segera memesan minuman coklat dingin dan beberapa camilan untuk menemaninya menunggu Rebekha. Ternyata Lisa tidak menunggu terlalu lama."Hai," sapa Rebekha. Lisa hanya menganggukkan kepalanya. Rebekha duduk di hadapan Lisa dengan canggung."Elo udah tahu belum kalo Donna udah dilamar?" tanya Rebekha mencoba mencari bahan pembicaraan."Belum," jawab Lisa singkat."Rencananya mereka mau menikah secepatnya, secara sederhana." Lisa menganggukan

  • KEMBALI PULANG   BAB 107

    "Mama ...," raung Lisa setelah video itu berakhir. Steven menutup matanya berusaha menahan tangis. Hatinya benar-benar hancur melihat airmata Lisa. "Mama, maafkan aku. Maafkan aku karena hanya memikirkan diriku sendiri." Lisa terus meraung. Steven tidak mengatakan apa-apa, dia hanya menggenggam tangan Lisa dan membiarkan istrinya mengeluarkan semua kesedihan, kemarahan dan penyesalannya. Lisa berusaha keras menghentikan tangisnya. Dia mengumpulkan semua sisa kekuatannya untuk menahan rasa kehilangan yang sangat menyakitkan. Lisa kembali membereskan barang-barang ibunya. Dia memasukkan baju-baju ibunya ke dalam kardus. Rencananya Lisa akan menyumbangkan semua pakaian ibunya. Sementara Steven membereskan barang-barang lain dan menyusunnya dengan rapi agar Lisa dapat memilih dan memutuskan akan melakukan apa dengan barang-barang itu. "Lisa, sepertinya kamu harus baca ini." Steven menyerahkan selembar kertas kepada Lisa. Kertas dengan tulisan tangan ibu Lisa yang dibuat terburu-buru.

  • KEMBALI PULANG   BAB 106

    "Ada apa bang?" tanya Steven kaget."Bu Gayatri meninggal dunia," jawab Gerard dengan wajah menyesal. Steven tidak punya waktu untuk bertanya lebih lanjut dan langsung berlari menuju mobilnya dan bergegas pulang ke rumah.Dia sudah meminta Gerard untuk menghubungi papa dan mamanya agar mereka bersiap-siap. Steven juga minta papa dan mamanya untuk merahasiakan berita ini. Steven ingin Lisa mendengar kabar ini dari mulutnya.Steven merasa sangat terpukul dengan kematian mertuanya. Membayangkan reaksi istri dan anak-anaknya, membuat Steven lebih tertekan lagi. Steven tahu anak-anaknya lebih dekat dengan mertuanya daripada dengan orangtua Steven, selain itu mereka yang menemukan omanya tidak sadarkan diri. Anak-anaknya pasti akan sangat sedih. Sementara Lisa dia pasti akan menyesali kemarahan yang masih dia simpan, hingga tidak mau mengunjungi ibunya."Aaah!" teriak Steven, kepalanya terasa mau pecah membayangkan apa yang akan terjadi."Mana Lisa?" tanya Steven kepada ayah dan ibunya yang

  • KEMBALI PULANG   BAB 105

    "Anak-anak bagaimana?" tanya Steven yang membayangkan kepanikan anak-anaknya karena ibu dan omanya sama-sama berada di rumah sakit."Mereka ketakutan, apalagi mereka yang pertama kali menemukan bu Gayatri," jawab Ibu Steven dengan nada sedih."Kalau bisa, tolong antarkan mereka kesini. Lebih baik mereka bersama aku disini, supaya mereka tidak terlalu ketakutan," pinta Steven. Berada di samping ayah mereka pasti akan membuat kedua anaknya tenang."Oke, kami hanya akan memastikan keadaan mertuamu, lalu segera kesana." Bu Gayatri mematikan teleponnya, lalu memeluk kedua cucunya agar mereka tidak terlalu ketakutan.***"Kamu sudah enakkan?" tanya Steven kepada Lisa yang sudah sadar. Steven diperbolehkan masuk sebentar, sebelum diadakan pemeriksaan radiologi untuk mengetahui alasan kepala Lisa tadi terasa sangat sakit."Iya, tadi kepalaku tiba-tiba sakit sekali. Tapi sekarang rasa sakitnya benar-benar hilang." Lisa memegang kepalanya dengan tangan yang tidak diinfus."Tapi kamu tetap harus

  • KEMBALI PULANG   BAB 104

    Lisa bersikeras untuk tinggal. Dia sama sekali tidak menggerakkan kakinya. Dia tidak akan pernah lari lagi dari pertengkaran mereka. "Aku bilang tidak. Aku tidak akan pernah pergi, sebelum aku semuanya selesai," jawab Lisa keras kepala. "Apa yang mau kamu selesaikan? Semua kemarahan yang ada di kepalamu selama ini? Baik, silakan. Keluarkan saja semua makian yang kau punya. Lalu kalau sudah selesai, segera tinggalkan rumah ini." "Aku tidak ingin memaki, aku hanya ingin tahu bagaimana rasanya menjadi ibu yang kejam?" ucap Lisa tanpa ampun. Bu Gayatri memandang Lisa dengan marah. "Kali ini kamu sudah keterlaluan. Bagaimana kamu bisa mengatakan mama kejam, setelah semua yang mama lakukan untukmu dan keluargamu? Apakah kamu ibu yang baik? Apakah kamu lebih baik dari mama?" "Aku berusaha agar tidak menjadi seperti mama. Tapi trauma yang mama timbulkan membuat emosiku tidak stabil. Kalau aku terkadang tidak bisa mengendalikan diri, itu karena apa yang sudah mama buat di masa lalu," ja

  • KEMBALI PULANG   BAB 103

    "Memangnya apa yang sudah mama lakukan? Mama tidak pernah memukulmu. Mama selalu memenuhi semua kebutuhanmu bahkan melebihi kebutuhanmu. Mama selalu merawat kamu ketika sakit. Mama juga yang selalu mengurusmu sejak kecil. Lalu dimana kesalahannya? Apa yang kamu benci? Bahkan sekarang anak-anakmu pun mama yang urus. Tapi mereka bahagia, tidak seperti kamu yang selalu menyalahkan sekelilingmu," sahut Bu Gayatri sambil melemparkan benang dan jarum rajitannya ke samping."Hidupmu terlalu enak. Kamu kurang bersyukur dengan semua yang sudah kamu miliki. Sekarang kamu mau menyalahkan mama untuk kesalahan yang kamu buat?" bentak Bu Gayatri. Lisa merasa tiba-tiba dia kembali menjadi gadis muda yang membenci ibunya."Kamu terluka karena mama? Kamu terluka karena keputusan-keputusan yang kamu buat tanpa berpikir. Mama sudah memberitahu apa yang harus kamu lakukan, tapi kamu memberontak. Sekarang kamu menerima konsekuensi dari keputusanmu dan kamu menuduh Mama yang merusak masa lalumu?" sambung B

  • KEMBALI PULANG   BAB 102

    "Udah gila lo!" seru Lisa tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Rebekha tersenyum mengejek dengan penuh percaya diri. Sudah lama dia menyimpan kata-kata itu. Tapi tidak pernah sanggup mengatakannya karena Lisa adalah sahabatnya. "Mulai hari ini kita adalah orang asing. Jangan pernah lagi sebut gue temen lo!" lontar Lisa dengan marah. Lisa tidak menyangka Rebekha sahabatnya yang paling pengertian diatara mereka berempat kini berubah menjadi seseorang yang sanggup berkata sekejam itu."Sebenarnya memang sudah lama lo bukan temen gue, bahkan bukan bagian dari empat sekawan. Cuma Ersa yang masih pasang badan demi elo. Demi Ersa juga gue dan Donna masih mau berhubungan sama lo." Rebekha terus menyerang Lisa dengan kata-kata tajamnya."Kalau sudah tidak ada lagi yang mau lo omongin, silakan keluar dan bereskan semua barang-barang lo. Mulai hari ini lo gue pecat!" tegas Rebekha lalu membalikkan badan. Lisa segera meninggalkan ruangan Rebekha dengan sangat marah."Kamu mau kemana?" tan

DMCA.com Protection Status