Share

Roses for Kenzy

Dalam suasana hati yang timbul tenggelam, aku melangkah keluar dari ruang konsultasi. Om Dirga mengikuti di belakang. Jangan tanyakan lagi, bagaimana terserpihnya perasaanku saat ini. Oh, ampas kopi pun masih lebih bagus dan bermanfaat. Eh, sorry, mungkin aku ngelantur. Tapi sejujur-jujurnya kukatakan, nggak bisa menggambarkan segenap perasaan ini dengan kata-kata. Well, terlalu abstrak. 

"Anyelir!" tenang, Om Dirga memanggilku. Panggilan yang dalam sekejap mata menghentikan langkah sekaligus menolehkan leherku ke samping. 

Tap, tap, tap! 

Om Dirga mempercepat langkah, mendekatiku. Sekarang, kami berdiri berhadapan, saling menatap dan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status