"Maafkan Aku Mbak, sungguh Aku menyesal.""Sudahlah lupakan itu, yang penting sekarang Kau dan Aku bersatu bersama-sama kita menghancurkan mereka, hancur, sehancur-hancurnya, lagian yang dilakukan Mirza dan keluarganya sudah termasuk tindakan kriminal, yakni human trafficking.""Baiklah Mbak, Aku setuju, Aku justru berterima kasih sekali karena Mbak Lila sangat baik padaku yang sudah terlalu jahat padamu, sekali lagi terimakasih Mbak." ucap Riana sembari memeluk Lila, sementara Lila hanya tersenyum mendengar ucapan Riana."Kali ini riwayatmu akan tamat Mas," gumam Riana dalam hati.****"Sayang, kamu sungguh hebat, Aku sangat puas," ucap sang Pria pada sang Wanita."Aku juga puas sayang, kamu juga hebat, tapi…""Tapi kenapa?""Kalau sampai kita ketahuan sama Desi gimana?""Ya jangan sampai ketahuan dong, emangnya kamu mau diusir dari rumahnya?" " Ya, ya enggak dong Mas.""Makanya itu, jika kita ingin melepaskan hasrat ya mending kita keluar cari hotel, maksudnya cari aman gitu, kayak
"Permisi," ucap Riana setelah mengetuk pintu ruang pribadi Lila."Masuk," sahut Lila dari dalam.Riana membuka pintu setelah mendapat persetujuan dari Lila, dan masuk kedalam ruang pribadi Lila."Masuklah, sini duduk disampingku, Aku mau bicara sama kamu," ucap Lila sembari menepuk sofa di sebelahnya."Iya Mbak.""Apa kamu sudah siap untuk bekerja sama denganku?" tanya Lila saat Riana sudah mendaratkan tubuhnya disofa."Aku siap Mbak, karena memang itu yang Aku nanti.""Baik, tapi rencana ini lumayan beresiko, tapi insyaallah Aku pastikan kalau Mirza dan keluarganya akan hancur.""Kalau boleh tau apa itu Mbak?""Kamu harus kembali ke tempat Mirza dan keluarganya, kamu buat seolah-olah kamu masih ingin terus bersama Mirza dan melakukan apapun yang Mirza minta termasuk menjualmu.""Tapi Mbak…""Dengar dulu, Aku belum selesai bicara.""Kamu mengikuti kemauan Mirza bukan lantas kamu betul-betul kembali menjadi pelacur, tapi dalam arti kita menjebaknya.""Maksudnya Mbak?""Kamu tau kan per
"Pagi katamu! Kamu gak lihat jam, ini sudah jam berapa Mirza! Jam 11 kamu bilang masih pagi! Mau Ibu guyur kamu!""Iya iya ah, apa sih Bu, ada apa?""Ada apa, ada apa, cari duit, jangan molor aja kerjanya, kamu kira duit bakal dateng dengan tidur ha!""Duh, Ibu mau kerja apa, sekarang ini susah cari kerjaan, selama ini Aku kerja kan hanya mengelola restoran milik Lila saja.""Mirza, Mirza, percuma Ibi sekolahin kamu tinggi-tinggi, tapi bodoh mu masih melekat, ya kamu kerja apa kek, kuli kek, tukang panggul pasar kek."" Dih, ogah, masa orang seganteng Aku mau kerja jadi kuli sih, gak level.""Terus kamu mau kerja apa, liat noh si Rian, meskipun dia bajingan tapi dia punya banyak uang karena dia bekerja, apalagi dia seorang pns sudah pasti hidupnya terjamin.""Iya iya ah, yaudah Aku mandi dulu, ntar cari kerja.""Yaudah sono cepetan!""Iya."Mirza pun mengikuti ucapan Ibunya, Mirza menyambar handuk yang tergeletak diatas bangku yang ada di kamarnya, lalu masuk ke kamar mandi.Semenjak
Riana kini sudah memeluk Mirza, Riana mendongakkan kepalanya menghadap wajah Mirza, seketika itu juga Riana mencium bibir mirza sekilas, ya, hanya sekilas, tapi dari perbuatan Riana itu justru malah membangkitkan gairah bagi Mirza, karena Mirza pun semenjak diketahuinya video Riana dengan Rian hingga saat ini tidak lagi pernah menyalurkan kebutuhan biologisnya, tapi kini, gadis polos nan lugu itu berubah seperti kupu-kupu. Ya, dimata Mirza Riana terlihat sangat cantik dan seksi hingga membuat jakun Mirza naik turun saat diperlakukan demikian oleh Riana."Kenapa kamu tiba-tiba berubah?""Aku sadar kalau Aku tak bisa hidup tanpamu, oleh sebab itu sebelum Aku kembali kesini Aku memutuskan untuk merubah diriku demi kamu Mas, Aku sangat mencintaimu."Lagi dan lagi hembusan nafas Riana kembali membangkitkan gairan Mirza, dan pada akhirnya Mirza pun menyerah, tanpa menunggu persetujuan dari Riana, Mirza lantas menggendong tubuh Riana dan membawanya masuk kedalam Kamar yang ia tempati.Mirza
Ternyata Azka hnya sendirian, dia tengah duduk di meja yang dekat dengan kolam ikan dan taman, memang meja sebelah sana menjadi tempat favorit bagi sebagian orang karena tempatnya yang enak untuk bersantai."Hei, maaf menunggu lama ya?" sapa Lila saat dirinya sudah berada di dekat meja yang Azka singgahi."Eh, enggak kok baru saja," jawab Azka sembari tersenyum kearah Lila."Maaf, Bapak ada perlu sama saya?""Iya sedikit, eh tapi tolong jangan panggil Bapak, Aku rasa kita hampir seumuran deh hanya tua Aku sedikit saja.""Oh, gitu ya, terus saya panggil apa dong enaknya?""Panggil nama, Mas atau kalau bisa sih panggil sayang," ucap Azka pada Lila tapi saat mengucapkan Kata sayang Azka memelankan suaranya, hanya saja Lila masih tetap bisa mendengarnya."Apa katamu?" ucap Lila sembari memelototkan matanya."Hehehe nggak kok bercanda, mari silahkan duduk.""Oke terimakasih Mas Azka.""Baik, jadi Aku kemari ingin memakai jasa catering di restoran mu untuk menu makan siang karyawan di kanto
"Hap, hap, hap, banjir, banjir," ucap Riana dengan nafas tersengal-sengal karena disiram air."Banjir-banjir, banjir lokal ya, bangun udah siang, enak betul hidupmu, udah numpang malah bangun siang lagi!" hardik Bu Widya pada Riana."Maaf Bu, Aku kesiangan.""Yaudah cepetan sana masak, kami semua sudah lapar, bisa mati kelaparan kalau menunggumu bangun, kamu disini tuh cuma numpang jadi harap tau diri!""Baik Bu," ucap Riana, setelahnya Bu Widya pun pergi meninggalkan Riana dalam kondisi basah karena disiram air."Huh, dasar nenek lampir, awas saja Aku balas kau nanti," batin Riana.Bergegas Riana bangun dari tempat tidurnya dan segera membereskan kasurnya yang sudah setengah basah, kemudian Riana pun mencuci muka dan menggosok giginya, lantas setelah itu Riana pun mengganti bajunya dengan baju yang lumayan seksi, itu ia lakukan karena memang sengaja ingin membuat keributan pada keluarga Mirza sekali lagi."Hemmm, perfect, Aku sudah cantik dan seksi, bersiaplah kalian untuk mengikuti
"Kok kamu salahin suamiku, salahin tuh istrimu, lagian ngapain pake baju begitu.""Lho wajar dong, Riana berniat menyenangkan pandangan mataku, lha kakak juga sama pake baju kurang bahan begitu.""Ya ini Kakak juga menyenangkan pandangan Mas Rian lah.""Yaudah, kan sama-sama menyegarkan pandangan masing-masing suaminya, jadi ya jangan celamitan sama istri orang!""Mas, sudah-sudah, Aku gak apa kok Mas, ini hanya salah paham, lebih baik sekarang kita sarapan yuk Mas," ajak Riana pada Mirza."Yaudah kebetulan Aku juga lapar.""Ayo Kak Desi, Kak Rian, kita sarapan bareng-bareng," ucap Riana dengan senyuman manisnya ke arah Rian, jelas saja Rian pun terkesima hingga Riam lupa kalau dirinya tengah diperhatikan sang istri."Mas! Mata kamu itu mau Aku colok ha!" sentak Desi pada Rian."Eh, maaf maaf Dek, jangan galak-galak dong, ntar cantiknya ilang lho.""Yudah ayo sarapan, keburu rusak nanti moodku."Kelurga Bu Widya pun berkumpul di meja makan dengan menu berupa nasi goreng dengan toping
"Gak tau tiba-tiba sakit perut Ibu nih, Minggir Ibu mau ke toilet, udah gak tahan," Bu Widya berjalan miring melewati Sinta yang duduk disebelahnya, tapi pada saat sampai di depan tubuh Sinta tiba-tiba saja Bu widya kentut dan meninggalkan aroma busuk di hidung Sinta."Prot, prot tokotok tokotok, broooot…""Aaaaaa, Ibuuuu, kenapa kentut di depan muka Aku sih! Mana bau banget lagi!" pekik Sinta sembari menutup hidungnya, sontak saja semua orang yang ada disana pun ikut menutup hidungnya karena takut aroma busuk itu juga masuk kedalam hidung mereka.Setelah itu Bu Widya pun setengah berlari menuju wc, sembari memegangi perut juga bokon*nya."Ibu kenapa sih, tiba-tiba begitu?" tanya Desi."Mana ku tahu," ucap Sinta sembari mengedikkan bahunya."Mungkin aja Ibu tadi salah makan makanya tiba-tiba sakit perut," ucap Rian."Ya, mungkin saja, ya udah yuk lanjut lagi sarapannya."Desi, Sinta, dan Rian melanjutkan makan mereka yang sempat tertunda, sementara Riana dan Mirza sedari tadi sudah me