Share

Malam Pertama

last update Last Updated: 2022-08-20 09:24:35

Hari ini Nisa sudah diperbolehkan pulang. Semua administrasi rumah sakit sudah selesai. Kini saatnya kami pulang ke rumah.

Mobil yang kulajukan menembus ramainya lalu lintas saat jam pulang kerja. Beberapa sepeda motor melaju dengan kecepatan tinggi. Mereka seolah terburu-buru agar sampai rumah. Anak dan istri pasti sudah menunggu di rumah. Mendadak aku merindukan Hanin dan ketiga anakku.

"Kita langsung pulang atau mampir ke mana dulu, Nis?" tanyaku.

"Pulang saja, Mas."

Kendaraan roda empat kuparkirkan rapi di halaman rumah. Kami segera turun lalu berjalan menuju pintu utama. Tas berisi pakaian kuletakkan di depan pintu. Kurogoh kunci rumah. Sebelum Hanin pergi ia memberikan kunci rumah padaku.

"Masuk, Nis. Kamu pasti capek," ucapku seraya mendorong pintu kayu jati itu.

Rumah benar-benar sepi, tak ada teriakan Alma dan Azha saat berdebat. Tak ada pula tangis Ali yang meminta susu. Mereka masih menginap di rumah Bunda untuk beberapa hari ke depan.

"Kamu mau makan atau istirahat?
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Kejujuran

    Aku duduk di teras depan sembari melihat Azha dan Alma bermain bersama Kakeknya di halaman rumah. Mereka asyik berlari ke sana kemari sambil tertawa. Anak kecil memang hidup tanpa beban,mereka bisa tertawa lepas meski baru saja menangis. Mereka bisa hidup bebas tanpa masalah yang menghantui sepanjang waktu,berbeda dengan orang dewasa. Itu yang membuatku rindu menjadi anak-anak. “Hanin ....” Aku menoleh Bunda sudah berdiri di sampingku sambil menggendong Ali.Bunda menidurkan Ali di stroller kemudian menjatuhkan bobot di kursi, tepat sebelahku. Wanita yang sudah melahirkanku itu menatapku dengan sorot mata penuh tanda tanya.“Bunda ingin bertanya sesuatu?” tanyaku saat melihatnya termenung sambil menatapku. Beliau mengangguk.“Kamu menyesal meminta Bayu menikah lagi?” tanyanya sambil mengunci mata ini.“Apa aku terlihat menyesal,Bun?” Seulas senyum kuberikan padanya.“Jangan pernah coba-coba membohongi ibu kandung kamu sendiri,Nin. Sebagai seorang ibu,Bunda tahu apa yang kamu rasakan

    Last Updated : 2022-08-21
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Pendarahan

    “Sayang ....” Panggilan dan sebuah sentuhan di tangan membuatku terbangun.Perlahan kubuka mata lalu membalikkan tubuh ini ke samping. Aku dibuat terkejut dengan keberadaan Mas Bayu. Aku menggosok mata beberapa kali. Ini bukan mimpi,kenapa Mas Bayu bisa di sini? Bukankah inin waktunya bersama Nisa.“Mas, ini kamu?”Mas Bayu mendekat lalu mengecup pucuk kepalaku. “Ini nyata,Sayang. Aku di sini.”“Nisa mana,Mas?” tanyaku saat melihat Mas Bayu memindahkan Ali hingga berada di dekat tembok.Bukannya menjawab ia justru memeluk tubuhku erat. Kecupan demi kecupan ia berikan kepadaku. “Hanin,aku menginginkannya,” bisiknya.“Ta-tapi,Mas ka ....” belum sempat aku melanjutkan kata-kata,Mas Bayu sudah menempelkan bibirnya di tempat yang sama. Hingga akhirnya kami melakukan hal yang sudah beberapa hari tidak kami lakukan.“Terima kasih,Sayang,’ ucapnya lalu merebahkan tubuh di sampingku.“Nisa mana,Mas?” tanyaku lagi.“Nisa di rumah,Nin. Aku datang untuk menjemput kalian. Mas sudah rindu dengan k

    Last Updated : 2022-08-22
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Puasa

    pov Bayu"Da--darah," ucapku terbata. Aku semakin panik melihat Hanin meringis kesakitan sambil memegangi perutnya. Ya Allah, bagaimana ini? "Sa-sakit, Mas," rintihnya. Aku memungut pakaian dan mengenakan sekenanya. Lalu membantu Hanin memakaikan setelan baju tidur miliknya. Dengan hati-hati kubopong tubuh Hanin. Tak lupa kubawa hijab Hanin yang ada di luar lemari. Rasa bersalah menelusup di dalam sanubari. Jika aku tak meminta hakku malam ini, mungkin Hanin tak akan seperti ini. Kuakui, aku tak pernah mampu menahan gejolak yang tiba-tiba hadir. Aku terlalu egois hingga tak memikirkan bagaimana perasaan istriku. Ini pula yang membuat Hanin memintaku menolak lagi. "Ibu kenapa, Pak?" tanya Bi Leha saat berpapasan denganku di dekat pintu utama. "Titip anak-anak, Bi. Ali sendirian di kamar," ucapku lalu membawa Hanin masuk ke mobil. Kutinggalkan Bi Leha dengan tatapan penuh tanda tanya. Ini bukan saat yang tepat untuk menjelaskan masalah ini. Keselamatan Hanin jauh lebih penting. A

    Last Updated : 2022-08-23
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Pertanyaan Azha

    Satu minggu sudah aku tak bisa tidur nyenyak. Berulang kali Hanin memintaku tidur di kamar Nisa. Namun sekali pun tak pernah kulakukan. Aku tak ingin meninggalkan Hanin, meski aku tahu ini salah. Nisa berhak atasku. Tapi aku justru mengabaikan dirinya. Kutatap wanita yang sudah memberiku limpahan kebahagiaan itu. Dia terlelap sambil memeluk Ali. Dia memang sangat menyayangi kami. Itu pula yang membuat Hanin nekat memintaku menikah lagi meski aku tahu ia pun terluka. Suara denting terdengar jelas di tengah malam. Suaranya semakin membuat kepalaku terasa pusing. Aku beranjak lalu melangkah pergi. Duduk di kursi ruang makan sambil memijit kepalaku yang terasa berdenyut. Kuhirup aroma melati dari secangkir teh yang baru saja kubuat. Harumnya menyegarnya, tapi tetap saja tak bisa mengurangi gejolak yang ada di dalam diri. Ya Tuhan... Sampai kapan aku seperti ini? Pelan terdengar suara langkah kaki mendekat hingga akhirnya berhenti. Kutoleh kanan, Nisa berdiri sambil membawa gelas ya

    Last Updated : 2022-08-24
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Pertanyaan Azha 2

    Pov HaninAku terkejut dengan pertanyaan yang Azha ucapkan baru saja.Jadi semalam dia melihat Mas Bayu masuk ke kamar Nisa. Ya Tuhan... apa yang harus aku jawab? Pertanyaan itu saja sudah membuatku terkejut. "Itu mas Azha, semalam kamar Mbak Nisa ada tikusnya. Jadi Ayah mengusir tikus itu," jawab Nisa. "O,jadi begitu,ya,Mbak," ucapnya seolah mengerti. Aku bernapas lega karena alasan yang Nisa berikan cukup masuk akal. Sehingga Azha tak curiga lagi. Aku memang merahasiakan pernikahan Mas Bayu dengan Nisa. Aku tak ingin ketiga anakku terluka. Bukan ... bukan untuk menutupinya di hadapan anak-anak selamanya. Hanya menunggu waktu yang tepat,agar kenyataan yang akan kami sampaikan tak membuat Azha dan Alma membenci Mas Bayu atau pun Nisa atau justru aku.Setelah jawaban Nisa suasana meja makan menjadi hangat kembali. Tak ada pertanyaan yang membuat jantungku seakan berhenti. Anal-anak sekarang memang kritis. Banyak pertanyaan yang membuatku geleng-geleng kepala. Setelah selesai makan

    Last Updated : 2022-08-25
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Rumah Baru

    Setelah beberapa hari mencari rumah yang pas untuk Nisa akhirnya Mas Bayu menemukan sebuah rumah dengan lantai dua tak jauh dari tempat tinggalku saat ini. "Semua sudah siap? tidak ada yang lupa,kan, Nis?" tanyaku saat Nisa memasukkan barang-barang ke dalam bagasi mobil. "Sepertinya tidak ada yang tertinggal,Mbak."Mobil yang kami kendarai melaju perlahan menuju rumah Nisa. Hari ini kami akan melakukan syukuran. Tak hanya keluarga kecilku tapi ada Mama, Raffi Natasya, Syahla,Bunda dan Ayah. Hanga keluarga inti kami saja. Bukan apa-apa, kami takut menimbulkan polemik baru. Hanya dua puluh menit kami sampai di rumah baru Nisa. Halaman rumah sudah dipenuhi dengan berbagai macam tanaman hias. Dari luas saja sudah terlihat indah apa lagi dalamnya. "Ayo anak-anak kita masuk," ucap Nisa seraya membuka pintu. Anak-anak segera berlarian mengikuti Nisa. Aku duduk di ruang keluarga, sementara anak-anak berlarian ke sana kemari. Mereka tak ada lelahnya berbeda dengan aku. Azan Isya telah be

    Last Updated : 2022-08-26
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Fitnah

    Pov Nisa"Kamu kenapa,Hanin?" tanya Mama panik. Aku meletakkan sendok di atas piring lalu menatap wanita yang berada di depanku. Wajahnya yang tadi ceria mendadak berubah menjadi pucat pasi. "Sakit,Ma," ucap Mbak Hanin seraya memegangi dadanya. Ya Allah, apa yang terjadi dengannya? Satu persatu orang berkerumun mendekati kursi Mbak Hanin, termasuk aku. Wanita yang memintaku menjadi istri suaminya itu tampak kesakitan sambil memegangi dadanya. Sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Pertanyaan itu kembali hadir. Ingin rasanya mendekat tapi aku takut lancang. "Hanin kenapa,Bayu?" tanya Bunda panik dengan wajah tegang ia mendekat ke arah putrinya."Hanin sesak,Bun. Aku tidak tahu kenapa bisa begini?"ucap Mas Bayu sambil mengelus dahi Mbak Hanin yang sudah dipenuhi keringat. Terlihat jelas ia menahan rasa yang begitu sakit. "Bawa dia ke rumah sakit,Bay! cepat!" teriak Mbak Syahla. Dengan cepat Mas Bayu membopong tubuh Mbak Hanin menuju depan. Satu persatu anggota keluarga mengikutin

    Last Updated : 2022-08-28
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Fitnah 2

    Pov NisaPLAAK! PLAAK! Dua tamparan Mbak Syahla hadiahkan padaku. Entah setan apa yang merasuki mereka hingga tiba-tiba datang lalu menampar pipiku. "Ada apa, ya, Mbak? Kenapa saya ditampar?" tanyaku sambil memegangi pipi yang terasa panas dengan gambar tangan terlukis di sana. "Kamu tanya salah kamu di mana? Kamu lupa atau pura-pura lupa?"Aku menggeleng, sama sekali tak mengerti maksud dan arah pembicaraan mereka. Bukankah seharusnya mereka berada di rumah sakit? Tapi kenapa justru dia pulang lalu menamparku? Ada apa ini? "Bagaimana keadaan Mbak Hanin, Mbak? Dia baik-baik saja, kan? Apa Mbak Hanin masih diperjalanan?" PLAAK! Lagi tangan kanan Mbak Syahla melayang mengenai pipi kiriku. Rasa nyeri yang belum sembuh, kini justru kian terasa menyiksa. Entah apa salahku? "Mbak jangan main tampar seenaknya, saya tidak mengerti letak salah saya di mana?"Mbak Syahla tersenyum sinis, matanya bak elang yang siap mencengkeram mangsa. "Aku tak menyangka wanita yang kukira alim justru

    Last Updated : 2022-08-29

Latest chapter

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Ending season 1

    "Nisa," ucapku lirih. "Walailaikumsalam, sini duduk, Nis," jawaban Hanin membuat mereka tersentak. Terkejut atas kedatangan Nisa membuat kami lupa menjawab salam. Meski kami tahu wajib hukumnya. "Untuk apa kamu datang kemari, Nis? Gara-gara kamu Hanin jadi kehilangan anaknya."Mendadak wajah Nisa menjadi pias. Ucapan Mama bagai halilintar yang menyambar hingga ia terkapar tak sadarkan diri. "Nisa tak salah, Ma. Tanpa kehadiran Nisa, Natasya bisa berbuat nekat." Mama diam seketika. "Mbak Hanin sudah baik-baik saja?" Nisa mendekat lalu duduk di samping Hanin. Kedatangan Nisa disituasi seperti ini membuatku tidak tahu harus berbuat apa? Aku menjadi seba salah. Orang-orang yang hendak pergi justru kembali duduk dan berdiri di tempat masing-masing. Kedatangan Nisa bagai magnet yang menarik perhatian orang. "Aku baik-baik saja, Nis. Ini cewek atau cowok?" Hanin mengelus perut Hanin yang membukit. "Cowok, Mbak, seperti Kak Azha dan Kak Ali."Astagfirullah... Aku sampai tak tahu apa

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Dia Datang

    Pov BayuEntah apa yang akan kukatakan kepada Hanin? Jujur pasti menyakitkan tapi aku tidak punya pilihan lain. Hanya rangkaian kata agar kebenaran yang akan aku sampaikan tak sampai menggores hatinya terlalu dalam. "Mas...," panggilnya lirih. Aku menoleh lalu tersenyum ke arahnya. "Anak-anak di mana?" "Mereka ada di kamar inap khusus anak-anak, ditemani Bunda dan Ayah."Aku sedikit heran dengan pertanyaannya. Biasanya ibu setelah melahirkan akan menanyakan bayi yang ia lahirkan. Namun tidak dengan Hanin. Dia justru menanyakan kabar anak-anak terlebih dahulu. "Kamu heran kenapa aku tak bertanya bayiku?" Aku mengangguk, Hanin seolah mampu membaca pikiranku. "Aku tahu bayi kita meninggal, Mas. Saat di sekap pergerakannya di dalam perut sudah berbeda. Ditambah saat membuka mata bayi mungil itu tak ada di kamar ini. Benar, kan, Mas tebakanku?" ucapnya dengan linangan air mata membasahi pipi. Tanpa diminta kupeluk dia. Kutenangkan tangisnya dalam dekapanku. Ini adalah kabar buruk ba

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Meninggal Dunia

    "Pak Bayu ditunggu dokter di depan ruang operasi.""Bagaimana keadaan anak dan istri saya, Sus?""Dokter yang akan menyampaikan," ucapnya pelan. Perasaanku semakin tak, tapi aku tidak ingin berpikir buruk. Aku yakin mereka akan baik-baik saja. Aku melangkah mengikuti suster itu. Dari kejauhan sudah terlihat dokter yang duduk tepat di depan ruang operasi. Mendadak jantung dipacu lebih cepat. Perasaan semakin tak karuan. Ya Allah... Semoga ini bukan berita buruk. "Bagaimana keadaan anak dan istri saya, Dok? Mereka baik-baik saja, kan?" cecarku. Dokter yang menangani Hanin menghembuskan napas perlahan. Seakan ada beban berat yang masih ia tanggung di pundak. Ya Robb ... Jangan berikan aku cobaan yang berat. Aku tak akan sanggup kehilangan mereka. "Alhamdulillah Ibu Hanin dapat melewati operasi dengan baik. Saat ini beliau masih dalam pengaruh obat bius. Namun semuanya normal. Tinggal menunggu beliau sadarkan diri."Aku bernapas lega, seakan beban yang kutanggung di pundak jatuh di

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Hanin Masuk Rumah Sakit

    Setelah hampir satu jam akhirnya kami berhenti di depan sebuah rumah sakit swasta. Dengan cepat kami membopong tubuh Hanin menuju ruang IGD. "Suster ... Dokter!" teriakku lantang. Seorang suster dengan cepat membuka pintu ruang IGD. Perlahan kurebahkan tubuh Hanin di atas brankar. "Kenapa ini, Pak?" tanya Dokter berkacamata itu.Aku memberikan surat rujukan dari klinik Permata Hati. Kuceritakan juga kejadian yang menimpa Hanin hingga akhirnya ketubannya pecah dan tak sadarkan diri. "Suster siapkan ruang operasi. Telepon dokter bedah, dokter kandungan, dokter anastesi. Pasien harus segera dioperasi."Seorang suster segera menelepon dokter yang dimaksud. "Suster, pasang infuse, cek HB, pasien." Seorang suster dengan sigap memasang infus di tangan kiri Hanin. Aku hanya diam sembari terus berdoa. "Bapak tolong bawa ke administrasi. Tanda tangani surat izin untuk operasi." Aku mengangguk, dengan cepat berlari menuju bagian pendaftaran. Suasana rumah sakit terbilang sepi. Maklum saja

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Hanin Tak Sadarkan Diri

    "Aku... Aku...." Aku tak mampu melanjutkan kata-kata ini. Mulut ini mendadak kelu. Bagaimana aku bisa mengatakan cerai jika hati dan hidupku untuknya? "Aw... Sakit." Cairan bening keluar dari pangkal paha Hanin merembes hingga ke lantai. Hanin luruh di lantai, dia tak sadarkan diri."Hanin!" Aku berlari menuju ke arah istriku, tak kuhiraukan pisau yang masih dipegang oleh Natasya. Keselamatan Hanin dan anak kami jauh lebih penting. "Lepas! Lepaskan aku!"Pingsannya Hanin membuat konsentrasi Natasya terpecah, dengan mudah ia diringkus oleh dua orang polisi. PLAAK! "Wanita tak tahu malu, mulai sekarang pertunangan kita batal. Jangan tunjukkan wajah kamu di hadapanku lagi!" maki Raffi. Aku mendengar tapi enggan menoleh, pikiranku hanya tertuju pada Hanin. Polisi segera menyeret Natasya keluar. "Tolong, Pak."Pak Burhan dan seorang polisi membantuku mengangkat tubuh Hanin. Cairan bening masih saja keluar hingga membasahi gamis yang ia kenakan. Dalam hati terus berdoa semoga Allah

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Ancaman Natasya

    Pov Bayu"Natasya!" Raffi terkejut bukan main. Adikku tak menyangka jika kecurigaanku benar-benar menjadi kenyataan. Orang yang ia cinta dan perjuangkan justru menyakiti kakak iparnya. "Angkat tangan! Kalian sudah dikepung!" teriak Pak Burhan saraya menodongkan pistol ke arah mereka. Sontak dua lelaki dan Natasya mengangkat tangan ke atas. Pisau yang sempat dipegang lepas dari tangannya. "Ayah!" teriak Azha dan Alma. Kedua anakku melepas tangan Hanin, mereka hendak berjalan ke arah kami. "Azha, Alma tunggu, Nak," teriak Hanin sambil berusaha menarik tangan anak-anak. Namun mereka berhasil sampai di tengah-tengah ruangan. Seorang lelaki dengan perut buncit berjalan mendekat ke arah anak-anak. Jantungku seakan berhenti berdetak. Rasa takut kian memenuhi pikiran ini. "Azha, Alma mundur!" DOR! Satu buah timah panas mendarat tepat di kaki kanan lelaki dengan perut buncit itu. Lelaki itu tersungkur dengan darah segar mengucur dari betisnya. Untung saja Pak Burhan menembak tepat wak

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Menggrebek 2

    "Kukira kamu sudah menjelaskannya. Dia ikut dalam misi penting ini membuat aku yakin jika kamu sudah mengatakan siapa dalangnya, Bayu.""Dalang apa, Mas? Apa hubungannya dengan Natasya?" Raffi mencekal tanganku, tatapannya meminta sebuah penjelasan dariku. Aku mengatur napas, mengumpulkan pasokan oksigen agar aku bisa berpikir dengan jernih. Ah, lebih tepatnya supaya bisa mencari jawaban dengan tepat. "Natasya adalah dalang penculikan Hanin dan tindakan keji pada Nisa.""Tidak! Ini tidak mungkin, Natasya tidak mungkin sejahat itu, Mas. Dia itu calon istri aku, bukan penculik seperti yang Mas Bayu katakan." Raffi menggelengkan kepala. Sorot matanya tak mempercayai ucapanku. Ini wajah, karena aku juga sempat tak percaya hingga perlahan Tuhan membuka tabir gelap yang ia sembunyikan. "Aku harus meminta penjelasan dari Natasya, dia pasti bukan penculiknya. Mas Bayu pasti salah orang." Raffi merogoh saku celananya. Dengan cepat jemarinya menari di atas layar ponsel. Ini tidak bisa dibi

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Menggrebek

    Pov BayuNatasya kembali berjalan menuju mobilnya berada. Seketika jantungku berdetak kencang. Rasa takut kian besar kala jarak ke mobil semakin dekat. "Ya Tuhan, bagaimana ini?""Lho, Mas, kenapa mobilnya tidak dikunci?" tanyanya saat melihat kunci menggantunung di luar pintu. Natasya semakin mempercepat langkah kakinya. Mendadak kakiku lemas, sudah pasti rencana kami gagal. Ya Tuhan, aku pasrah dengan rencanaMu"Ya, ampun, Mas. Pintu dibuka dengan kunci menggantung, kalau mobilku sampai hilang bagaimana?" Natasya berdiri sambil menyilangkan tangan di dada. Sudut bibirku tertarik ke atas. Ternyata ketakutanku hilang. Pak Burhan bisa menyelesaikan tugas tepat waktu. Andai ia terlambat lima menit saja, sudah pasti semua akan hancur berantakan. "Mas Bayu malah bengong! Aku sedang ngomong lho, kenapa kunci di luar?""Itu karena aku khawatir dengan kamu, Nat. Aku membuka pintu lalu kembali ke restoran. Aku takut kamu kenapa-napa," dustaku. Kubuat wajah khawatir agar wanita itu percaya

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Memasang GPS 2

    "Tentang perceraian itu? Mas Bayu akan menceraikan Mbak Hanin, kan? Mas memilih berpisah dari pada melihat mereka tersiksa?" ucap Natasya dengan wajah berbinar. Dia seolah bahagia dengan perceraian yang terjadi antara aku dan Hanin. Apa jangan-jangan benar, dia dalang penculikan itu. Aku memang ragu dengan perkataan Syahla, tak mungkin Natasya sekejam itu. Namun melihat ekspresinya membuatku yakin,. Natasya-lah biang kerok masalah ini. "Apa kamu yakin dengan perceraian, mereka akan kembali? Penculik itu tak akan menyiksa Hanin dan anak-anak?" Aku mengatur napas yang terasa kian sesak. Meski aku tahu ini hanya sandiwara tapi kata cerai yang terucap begitu menyayat hati. Bagaimana aku bisa berkata cerai jika namanya terpatri di sanubari. "Aku yakin dia akan membebaskan Mbak Hanin dan anak-anak setelah Mas Bayu mengajukan gugatan cerai dan surat perjanjian tak akan rujuk dengan Mbak Hanin lagi." Aku menautkan dua alis mendengar ucapan Natasya. Surat perjanjian apa gang ia maksud? "S

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status