“Cheeerrss!!” sorak dua orang yang tengah berbahagia merayakan pencapaian mereka.
Sebuah kebahagiaan yang mereka dapatkan dengan menjadikan seseorang sebagai tumbal. Setelah bertahun-tahun menjauh dari kehangatan rumah yang dulu dia bangun bersama dengan pria yang kini berada di hadapannya, membuka champagne dan bersulang.
Shuo Ming telah berhasil membela dirinya saat rapat terakhir yang digelar bersama dengan dewan direksi Lim Group. Dengan kekanak-kanakan, dia merobek surat test DNA yang dilemparkan oleh Jenny seraya mengatakan kalau surat itu palsu–dua orang wanita yang menantangnya itu sedang mengada-ngada.
“Jadi, kapan bisa kembali lagi ke Lim Group?” Melissa menyesap alkoholnya lalu melanjutkan obrolan pada inti kedatangannya ke rumah Shuo Ming malam ini.
“Setelah kau dan Clarissa terlebih dahulu kembali ke rumah ini.” ujar Shuo Ming, alisnya bertaut–pupil matanya melebar.
Shuo Ming tidak melepa
Kantor Lim Group memiliki aura yang sangat buruk hari-hari belakangan ini. Semua karyawan tampak tak bergairah dalam mengerjakan tugas-tugas mereka ditengah skandal yang tengah menimpa perusahaan tempat mereka mencari nafkah.Cecilia kembali menampakkan diri ke kantor Lim Group dan menggelar rapat internal yang dihadiri oleh para dewan direksi. Sebagai seorang wanita cerdas dan terampil, Cecilia berhasil menenangkan para direksi untuk tetap melanjutkan pekerjaan mereka tanpa perlu mengkhawatirkan apa yang terngah tengah terjadi di luar sana.Sedangkan Jenny dengan cepat bertindak untuk memberikan semangat kepada para karyawan lain serta menyelesaikan beberapa pekerjaan yang sempat terbengkalai setelah rapat besar pemegang saham. Jangan tanya mengenai kabar saham Lim Group. Meski masih dalam keadaan stabil, tapi mungkin saja hanya tinggal menunggu pin terakhir tumbang dan permainan pun berakhir.“Apakah perusahaan ini akan bangkrut?” tanya seorang kar
Lampu temaram menghiasi roof top sebuah hotel bintang lima. David Lim duduk tenang menyeruput teh hijaunya sebelum melanjutkan makan malam dengan wanita yang telah dia nantikan kedatangannya.Lima menit berlalu, Serena Yao baru saja keluar dari lift–berjalan malu-malu menuju meja yang sudah dipesan khusus untuknya dan David Lim. Serena hanya mengenakan dress panjang warna gelap dengan clutch bag yang terlihat biasa saja ditangannya. Jarinya polos tanpa perhiasaan, begitu juga dengan lehernya. Hanya helai-helai rambutnya saja yang menghiasi leher jenjangnya itu.“Serena …” David menyapa Serena dengan suara tenang serta dalam.Wanita itu masih mengira bahwa pria yang ada di hadapannya itu adalah Daniel Yuwan – sang penjual bakpao yang telah menyamar menjadi David Lim. Terlihat sorot mata kaget saat Serena melihat penampilan Daniel malam itu. Dia berpikir pastilah Daniel membeli pakaian bermerek itu dari uang yang dia dapat selama men
David mengangkat paper bag itu dan membukanya di depan Serena. Sebuah kotak perhiasan berwarna senada dengan paper bag itu dikeluarkan oleh Daniel dari dalamnya. Serena menanti dengan tegang, apa sebenarnya yang disiapkan oleh pria itu.“Kita sudah berteman sejak lama. Selama itu kau sudah melakukan banyak hal kepadaku. Menolongku kala kesulitan semasa sekolah dulu, menyemangatiku meski aku harus kehilangan jejak orang-orang yang tadinya merawatku di desa jiaju dan banyak hal lainnya.” David menghadapkan kotak perhiasan kehadapan Serena.“Sekarang–terimalah ini sebagai ucapan terima kasihku kepadamu.” David membuka kotak perhiasannya, memperlihatkan sebuah kalung berlian dengan liontin berbentuk bulat dengan rantai yang juga bertaburkan berlian sepanjang 50 centimeter.Serena membekap mulutnya kuat–benar-benar tidak percaya dengan pengelihatannya saat ini. Kalung berlian di dalam kotak itu tampak sangat berkilau di bawah cahay
Kedua orang yang entah masih berstatus sahabat masa kecil atau sudah mulai beranjak pada jenjang yang lebih tinggi itupun telah membuat kaca kamar mandi berembun karena ulah mereka. Deru nafas yang tak henti bersahutan–lambat dan semakin cepat–hingga mereka mencapai puncak bersamaan.Tapi itu baru ronde partama, David Lim belum puas mempermainkan wanita yang nyatanya bisa dibeli hanya dengan sebuah kalung berlian. David memutar shower di belakang tubuhnya, membiarkan tubuh mereka berdua tersiram air. Serena tertawa senang–dia baru saja merasakan pengalaman bercinta dengan sensasi berbeda.“Tadi kau bilang mau menemani aku mandi kan? Tapi kau malah nakal dan menyerangku …” David mencolek hidung Serena.“Aku sih mau saja menemanimu mandi, tapi bukakah setelah itu kita pasti akan langsung tertidur?” Serena manja menatap David–digigitnya bibir pucatnya yang kedinginan.“Aahh–pikiranku jadi kem
Rudy Ang masuk ke dalam mobilnya, memasang handsfree lalu menghubungi nomor David Lim berkali-kali. Pria yang tengah dihubunginya itu tentu saja mengacuhkan panggilan telpon dari pria yang sudah dia duga akan menghubunginya itu. Daniel tersenyum sinis melihat nama Rudy Ang berkerlip di layar ponselnya. Dengan santai dia menyeruput kopi hitam dan menikmati semangkuk bubur gurih sebagai menu sarapannya.Rudy Ang kembali berteriak di dalam mobil sport yang dilajukan dengan kecepatan tinggi itu. Dia menuju aprtement Broadway Apartement lantai 14 – dia masih ingat lantai apartemet itu kala Serena menceritakan perihal penipuan David Lim. Rudy merasa tenggorokannya tercekat hingga tidak mampu menelan ludahnya sendiri. Kenapa si penipu itu sudah bisa masuk hotel? Bukankah dia masih berada di dalam penjara?“Penipu! David Lim! Manusia kotor! Keluar kau!!” Rudy Ang menggedor pintu apartement yag sebenarnya selama ini ditempat oleh Daniel Yuwan.Sampai ta
David Lim, duduk berhadapan dengan seorang pria yang memakai flat cap warna abu-abu. Pria itu dengan wajah serius membaca ulang pesan elektronik yang dikirimkan oleh Jenny kepada. Tuan Heng atau nama lengkapnya–Kevin Heng seorang direktur pengelola bursa efek.Pria itu sesungguhnya dilarang untuk bertemu secara personal dengan perusahaan yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan saham. Namun, apa yang dituliskan oleh Jenny dalam pesan eletroniknya membuat pria itu merasa perlu membicarakannya langsung dengan David Lim.“Sejak kapan kau mengetahui ini semua, Tuan Lim? Aku tidak mengira kalau Shuo Ming telah berlaku curang kepada anda. Bagaimana mungkin dia menjebloskan seorang tuan muda asli ke dalam penjara, demi menyelamatkan dirinya sendiri. ” tanya Tuan Heng menyelidik. Pria itu memijit pangkal hidungnya, sepertinya dia cukup lelah dengan apa yang baru saja dia baca dan penjelasan singkat yang dipaparkan oleh David perihal penangkapan dirinya
“Teh hangat dan donat anda, Tuan Lim.” Seorang office girl mengantarkan sarapan sesuai pesanan David Lim.“Donatnya apa dibeli dari tempat yang sama?” David melirik ke arah Jenny.“Iya – aku sudah menanyakan kepada wanita yang kau sebut gemuk itu – namanya Margareth dan dia seorang staff administrasi terbaik yang kita miliki. Mulai sekarang rasanya kau harus lebih lagi mendekatkan diri kepada para karyawan deh.” Jawab Jenny yang sedari tadi hampir mati bosan menunggu David yang belum mau membahas pekerjaan sebelum dia mengisi perutnya.“Oke kalau begitu, aku akan memakannya. Karena, cara wanita gemuk – maaf Margareth tadi memakannya terlihat sangat enak. Mari makan …” David menyeruput tehnya lalu menggigit donat pertama yang dia coba selama tinggal di Hong Kong.Jenny cemberut melihat dengan santainya David menikmati sarapannya, “enak mana dengan bakpao buatanmu?” sindir
“Maaf, uncle … terlepas dari tuduhan korupsi Shuo Ming, bukankah tim anda juga telah melakukan kesalahan terkait poyek pengeboran itu?” David memiringkan senyumnya, mengejek kepercayaan diri Alex Chen dalam menuding Shuo Ming.“I–iya … tapi kan kami memang sudah melakukan penelitian dengan maksimal dan memastikan bahwa daerah tersebut aman untuk kita melakukan pengeboran. Sejujurnya, kesalahan terbesar kan ada pada tim Han Yelu.” Penyataan Alex tersebut sukses membuat Han Yelu membelalakkan matanya.“Kebocoran limbah itu sebuah kecelakaan. Bagaimana bisa kau menuduh tim ku seenaknya begitu?” Han Yelu mengepalkan tangannya, siap adu jotos seandainya Alex mengungkit kesalahan yang telah dilakukan oleh timnya.“Cukup berdebatnya! Proyek pengeboran di hutan luse akan kita hentikan, apapun alasannya. Kita tidak akan meneruskan proyek yang sudah memakan korban jiwa.” Serang David menengahi kedua orang