Beranda / Fantasi / KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS / BAB 43 HAN JAEYONG BERTEMU PARA PEROMPAK

Share

BAB 43 HAN JAEYONG BERTEMU PARA PEROMPAK

Penulis: Ummi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Bos, bagaimana ini? Nggak ada penginapan yang mau menerima kita! Di mana kita akan tidur malam ini? Apa kita kembali ke gunung saja?"

"Jangan, sementara sangat berbahaya! Kamu nggak dengar rumor? Para pemberontak ada diluar sana, kalau kita nggak segera kabur dari kota ini, nanti kita terkena dampaknya."

Para perompak sedang berdiskusi di sebuah rumah makan yang masih buka, tanpa mereka sadari Han Jaeyong dan Erik Chu yang sedang menyamar mendengar percakapan mereka.

"Ini semua karena pemuda bertopeng itu, mengapa kita harus bernasib sial seperti ini?" Bong Bai bahkan menggebrak meja saking kesalnya, hari sudah mulai dingin. Tentu akan sulit jika tidur di jalanan.

Mendengar kata pemuda bertopeng Han Jaeyong dan Erik Chu jelas bereaksi, namun mereka masih sabar menunggu dan mendengarkan cerita selanjutnya.

"Aku rasa kita harus menghindar dari pemuda itu, bukan hanya dia bahkan yang bertubuh besar juga sangat kuat!"

"Apa kalian nggak lihat? Dia sepertinya memiliki tim ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Maylova
Semangat thor up nyaaaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 44 KUAS AJAIB DI TANGAN HAN JAEYONG

    "Tok... Tok... Tok..." "Tuan, maaf mengganggu..." Arash dan Fatta yang kebetulan belum tidur langsung menengok ke arah pintu ketika mendengar suara Jaixin, pemilik penginapan dari luar. (Yang Mulia, pejabat itu menemukanmu) sahut Cacao. (Saat ini ia ada di depan pintu bersama pemilik penginapan, apa aku harus membunuhnya?) tanya Badara dengan dingin. "Nggak perlu, kalian hanya cukup berjaga saja." sahut Arash, mendengar Arash bicara dengan kedua siluman yang tidak nampak itu. Fatta paham, sepertinya ada sesuatu di luar sana yang membuat para siluman itu siaga melindungi Arash. Kebenciannya perlahan menurun karena itu. "Cklek!" "Masuklah Pejabat Han..." kata Arash begitu membuka pintu. Pejabat Han Jaeyong tentu kaget, bagaimana bisa pemuda di depannya ini tau kalau dia yang datang. Begitu Han Jaeyong masuk ke dalam ruangan, Jaixin izin pamit. Meski ia ingin menguping, ia tak melakukan itu. Sangat tidak sopan menguping pembicaraan orang lain. Terlebih sepertinya

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 45 RENCANA ARASH

    "Kamu benar, aku nggak bisa menggunakan kuas ini, jadi saat ini aku hanya bisa berharap kamu menolong kami... Kekaisaran memerlukan pertolonganmu..." Han Jaeyong menangkupkan tangannya begitu memasuki kamar Arash. "Kamu bahkan menghampiriku sepagi ini, paman apa kamu nggak tidur?" tanya Arash dengan wajah kesal. Kali ini ia tidak memakai topeng, jadi Han Jaeyong tau ada perbuatan ekspresi di wajah Arash, lagipula Han Jaeyong sudah pernah melihat wajahnya. Jadi Arash tidak sungkan membuka topengnya. "Aku nggak bisa tidur sebelum tugasku selesai, tolong!! Bantulah kami..." kali ini ia bahkan berlutut. Bagi Han Jaeyong menurunkan harga diri bukanlah hal besar, ia bertanggung jawab kepada tugasnya. "Hoooaaam...." Fatta bahkan menguap karena masih mengantuk. "Arash, bantu saja dia..." kata Fatta dengan sorot mata mengantuk. "Baiklah, aku akan membantu paman, tapi dengan pembayaran yang setimpal." sahut Arash. "Aku akan membayarmu dengan 100 logam emas!" sahut Han Jaeyong berse

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 46 PERJALANAN LAUT

    Hong Zicai bermimpi indah, ia merasa berada di sebuah padang rumput, dikelilingi para wanita cantik. Wanita-wanita itu berlarian dengan suara yang menggemaskan, Hong Zicai berlari mengejar mereka dan menangkap salah satunya. "Aahhh...!" Hoang Zicai tersenyum dan memeluk wanita itu dengan erat. Tapi kejadian selanjutnya membuatnya begitu tercengang, saat ia membuka mata, ia sedang memeluk seorang pria dengan tubuh keras seperti batu. "Hei, kamu mimpi jorok ya? Kamu memelukku pakai nafsu, hiiii..." Fatta langsung mendorong Hong Zicai yang kini berada di dalam tahanan. "Apa... Apa yang terjadi? Mengapa aku ada di sini?" Hong Zicai tentunya bingung, ia jelas-jelas sedang berpesta tadi malam bersama Chen'eur. Tapi mengapa sekarang ia ada di dalam sel tahanan? "Plak!! Plak!!" Hong Zicai bahkan menepuk pipinya dua kali, berharap apa yang kini ia hadapi hanya mimpi. "Apa yang kamu lakukan? Masih mengira ini mimpi?" Han Jaeyong tersenyum sinis, seolah mengejek kesialan Hong

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 47 PENCURI PUSAKA ALAM JIEN

    Beberapa menit berlalu, ombak masih terlihat begitu besar. Namun tidak ada yang terjadi, meski ombak laut begitu besar, kapal masih bisa melewatinya. "Hmm... Sepertinya mereka nggak bisa menyerang kita, sepertinya ada hal yang menutup portal alam Jien..." kata Cacao, ia melihat beberapa pasukan Jien seolah melakukan ritual untuk membuat ombak besar dan menjatuhkan kapal. "Ah, dulu pernah terjadi hal seperti ini... Kalau nggak salah Tuan Muda pernah menutup portal alam Jien," kata Fatta manggut-manggut, tetap saja melihat ombak yang seakan menggulung membuat Badara dan Cacao harus berhati-hati. Mabuk laut yang tadi menyerang Arash kini sudah tidak terasa lagi, Arash terlihat lebih tenang. Arash sebenarnya ingin mencoba kegunaan Mustika Naga yang baru saja ia telan, namun melihat lautan yang begitu dalam, gelap dan mencekam, membuat Arash mengurungkan niat. "Bagaimana bisa ada Kerajaan di dalam sana?" gumam Arash. "Tentu ada, istana alam Jien sangat luar biasa, kuakui bahkan leb

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 48 PENJELAJAH WAKTU

    "Hahaha!! Bodoh sekali mereka, dengan pusaka ini, kita bisa membuat para dewan atasan senang." Borish tergelak meski ombak masih terlihat menggulung di sekitar kapal, seolah tidak takut dengan apapun yang terjadi. "Ketua, dengan pusaka ini apakah kita akan bertambah kuat?" kali ini Michael yang bertanya, seorang pemuda berkacamata dengan teknologi yang tentunya sangat canggih. "Pusaka ini bisa membuat pil Keabadian, jika para ilmuan berhasil maka bisa dikembangkan menjadi pil Keabadian dan kekuatan yang bisa melebihi ahli beladiri lainnya." jelas Ling Wein. Seorang ahli beladiri sekaligus pahlawan dunia yang kini melintasi waktu demi bisa mendapatkan pusaka kristal pelangi satu-satunya pusaka milik alam Jien yang belum dihancurkan Rama. Beberapa kristal pelangi telah dihancurkan, pasukan Jien bahkan mencari keberadaan Raja Iblies. Karena hanya Raja Iblies yang mampu memperbanyak kristal pelangi, karena itulah Raja Iblies membawa Arash untuk menjauh dari salah satu Kerajaan alam Ji

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 49 PERTEMPURAN SENGIT!

    Melihat Badara dan Cacao yang muncul di depan mereka, kini mereka sadar kalau Arash bukan lawan yang harus diremehkan. Ling Wein memberikan kristal pelangi kepada Michael, ia adalah salah satu kepercayaannya. "Michael, bawa ini bersama kalian, jika aku nggak bisa pulang sekarang, kalian bisa jemput aku nanti!" kata Ling Wein terlihat serius. Michael paham kalau Ling Wein bersedia berkorban untuk penelitian yang akan dilakukan. Jadi ia pun bertekad untuk membawa kristal pelangi bagaimanapun caranya. "Nggak akan aku biarkan salah satu dari kalian pergi!" teriak Bandara, Ia dan Cacao lalu berubah wujud dan mulai menyerang teman-teman Ling Wein. Fatta juga tak mau kalah, ia mulai melompat ke depan salah satu ahli beladiri yang bernama Borish dan mulai memainkan jemarinya. "Mau kemana? Hadapi aku dulu!" sahut Fatta. Ling Wein yang melihat itu langsung menyerang Arash dengan kedua belati di tangannya, ia menggunakan gaya bertarung jarak dekat. Menyabet setiap pergerakan Arash.

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 50 MASIH PERTARUNGAN SENGIT!

    Ling Wein menatap kagum ke arah Arash, pemuda di depannya itu terbilang masih cukup muda, meski topeng itu menutupi wajahnya, Ling Wein tau kalau Arash masih muda dan belum memiliki pengalaman, setiap gerakannya terlihat meragu seakan masih mempelajari kemampuan lawannya. Ling Wein sadar kalau saat ini Arash belum mengeluarkan semua kekuatannya. Ia semakin bersemangat melihat seperti apa kekuatan yang Arash miliki. Sementara itu gerbang waktu memiliki tidak banyak waktu, ia akan tertutup sebentar lagi. "Ketua! Gerbang waktu akan tertutup!" teriak Michael di sela pertempurannya dengan Mei Xue. "Wursh!" Kesempatan itu Mei Xue gunakan untuk merebut kristal pelangi di tangan Michael. "Klang.. Klang... Klang...!" Kristal pelangi jatuh ke dasar kapal. Ketika Michael akan mengambilnya dengan cepat Mei Xue menghalanginya. Sementara itu Borish yang sedang bertarung dengan Fatta sudah merasa kelelahan, lawan di depannya terlihat tidak mengalami penurunan kekuatan, sementara mere

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 51 KE MEKARAGUNG

    Ling Wein memasuki sebuah gedung dengan nuansa putih, penjagaan yang ada begitu ketat, setiap yang masuk memiliki tanda pengenal, bahkan pada ruangan-ruangan tertentu harus dipindai dengan kornea mata. Ling Wein mendekati seorang Prof yang sedang berada di ruangannya, begitu melihat Ling Wein sepertinya ia langsung tau seperti apa hasil yang mereka dapatkan pada misi kali ini. "Jadi kalian gagal mendapatkan kristal pelangi itu?" Prof Andreas terlihat dingin ketika mendapatkan laporan dari Ling Wein mengenai kegagalan mereka. "Kami nggak memiliki banyak waktu Prof, kita terlalu meremehkan para manusia kuno, mereka memiliki beberapa ertefak kuno yang nggak kita punya, mereka bahkan membunuh salah satu dari kami." jelas Ling Wein. "Aku tau soal Harley, tetapi apa maksudmu dengan artefak kuno?" tanya Prof Andreas lagi. "Seorang pemuda, dia menggunakan topeng... Saat itu kami sedang bertempur," Ling Wein mulai menceritakan tentang pertempurannya dengan Arash, ketika akan mengakhiri pe

Bab terbaru

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   Bab 162 AKHIR PERTEMUAN (TAMAT)

    Semua orang menatap Rama secara bergantian dengan Arash, Kedua ayah dan anak itu memiliki wajah yang begitu tampan. Hanya saja Arash memiliki mata dan rambut berwarna putih. Itu membuatnya terlihat berbeda. "Arash, ternyata kamu tampan karena ayahmu," kata Jatiagung. "Nggak juga, ibunya juga cantik," sahut Rama dengan senyum ramah. Arash senang begitu mendengar ayahnya memuji ibunya, meski ia tidak bersama mereka. "Jadi bagaimana bisa kalian ada di sini?" tanya Rama akhirnya. Arash nampak kebingungan, apa ia harus bercerita dengan jujur kepada ayahnya itu? Jadi Arash menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Uhm, aku ke sini untuk mengendalikan Raja Iblis yang ada di dalam tubuhku," jelas Arash. Perkataan itu jelas mengubah ekspresi Rama, ia terlihat sedih. "Tapi ayah, aku sudah nggak marah kepadamu," kata Arash buru-buru. Rama kembali tersenyum, 'sudah nggak marah? Rupanya anakku sempat sakit hati atas keputusanku, maafkan aku Arash! Aku nggak layak menjadi ayahm

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   Bab 161 RAMA AYAH ARASH

    Setelah Arash mengatakan itu, Fatta dan Jatiagung berlari dengan cepat untuk menghadang Ketua Yohan dan Ketua Agung. "Arash, jangan tawar menawar dengan mereka. Mereka dari sekte kegelapan nggak bisa dipercaya," kata Jatiagung. "Arash, lukis ayahmu sekarang, biar paman yang hadapi mereka!" seru Fatta pula. "Cih, kalian pikir kalian mampu!" sahut Ketua Yohan. "Kita coba saja, jangan terlalu banyak omong!" sahut Jatiagung. Setelah itu keempat pria dewasa itu saling bertarung, Arash tidak boleh melewatkan kesempatan itu. Itu karena Raja Iblislah yang memintanya untuk segera melukis ayahnya Rama. (Arash, aku nggak suka ayahmu, tetapi saranku, hanya ayahmu yang bisa menghadapi manusia-manusia ini) Memangnya ayahku sehebat itu? Raja Iblis terkekeh saat itu, (kamu pikir siapa lagi yang punya ide untuk menyegel ku bahkan di tubuh anaknya sendiri, hanya ayahmu saja yang dengan cepat berpikir seperti itu) Karena itulah Arash mengambil keputusan itu, Arash mengeluarkan

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   Bab 160 SYARAT ARASH!

    "Masuklah gadis-gadis cantik!" seorang pria penjaga membuka pintu yang merupakan ruangan khusus ketua sekte kegelapan. Ruangan itu begitu besar dengan beragam sajian menarik dari surga dunia. Begitu memasuki ruangan itu, awalnya Arash mengira mereka akan menemui para pria tua, nyatanya mereka adalah pria yang nampak masih berumur sekitar diawal 40an. "Plak!" seseorang bahkan memukul pantat Arash, membuat Arash tersenyum mengerikan. Ia bahkan ingin segera melayangkan tinjunya saat ini juga, tetapi Anastasya segera memegang tangan Arash. Begitu pula dengan Mei Xue, ia juga menahan tangan Arash. Sudut bibir Arash terasa berkedut karena memaksakan senyum di wajahnya. "Wah para gadis telah datang," pria-pria itu bersorak dan meminta penjaga pintu untuk menutup pintu."Cepat menari sayang!""Goyangkan pantatmu cantik!" "Tap!" setelah pintu tertutup, Arash berjalan perlahan ke pintu. Disana penjaga pintu mengira Arash mencoba menggodanya, ia tersenyum dengan lidah menyapu bibirnya. Te

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 159 FOTO PERNIKAHAN RAMA

    Arash menatap foto itu dan mulai menggambar, "Nona, dari mana kamu mendapatkan benda seperti ini? Bukankah ini foto?" tanya Arash. "Aku punya seorang teman wanita, dia melakukan perjalanan sendirian, ia sampai di tempat ini, kamu lihat pria ini? Dia adalah kakaknya," jelas Imelda. Arash mengangguk paham, "aku tanya satu hal lagi, apa dia mendapatkan ini dari masa depan?" tanya Arash. Karena benda berupa foto itu hanya bisa di dapatkan dengan kamera saja. "Kamu benar, darimana kamu tahu? Aku nggak tahu lebih tepatnya seperti apa, yang jelas temanku menggunakan barang yang belum pernah aku lihat," Imelda nampak bersemangat. Baju pengantin yang Imelda minta telah selesai dibuat, setelah Imelda mencobanya semua orang terpana melihat baju pengantin itu. Baju pengantin tradisional yang nampak indah di tubuh Imelda. "Nona Imelda, kamu cantik sekali." Perkataan Arash itu disetujui oleh semua orang, begitu pula dengan Norman. Setelah giliran Imelda, sekarang Arash juga menggambar b

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 158 PERMINTAAN IMELDA

    Arash segera mengikuti Anastasya, ia begitu khawatir dengan keadaan teman-temannya. Jika apa yang Anastasya katakan benar, maka kemungkinan saat ini keadaan teman-temannya akan sulit. Mengingat begitu sulit mencari makanan di tempat ini. Arash dengan langkah yang terburu-buru mengikuti Anastasya dari belakang, tetapi betapa bingungnya Arash begitu mendapati teman-temannya malah makan dengan nikmat. Bahkan tidak terlihat kesulitan. "Ha! Apa yang baru saja aku khawatirkan?" gumam Arash kesal. "Arash! Akhirnya kamu keluar juga!" Fatta segera menghampiri Arash, begitu pula dengan Jatiagung dan Norman. Sedang Mei Xue segera berlari dan memeluk Arash, perasaan baru seminggu Arash berada di dalam gua. Mengapa mereka memperlakukan Arash seolah lama tak berjumpa. "Haish! Jangan memeluk seperti ini, sungguh memalukan." Arash berusaha melepaskan pelukan Mei Xue darinya, tetapi gadis muda itu masih mempererat pelukannya, ia menangis terisak di dalam pelukan Arash. Arash menatap F

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 157 NAFSU DIRI

    Arash mengepalkan tangannya, ia merasa tak kuat dan ingin membuka matanya, ia ingin bertemu kedua orangtuanya. Hal yang wajar bukan? "Arash, mengapa kamu nggak membuka mata nak?" suara Rama lagi-lagi terdengar di telinga Arash. "Arash, maafkan ayah! Arash ...." Ketika Arash ingin membuka mata, kali ini suara Rama menghilang. Berganti dengan suara Fatta. "Arash, kamu mengapa ada di sini? Lama sekali paman menunggumu di luar!" "Arash apa yang kamu lakukan? Buka matamu, tempat ini aneh sekali! Arash!" "Astaga, ini yang nggak paman suka darimu! Kamu berbuat sesuka hatimu Arash!" "Arash, apa yang kamu tunggu, cepatlah kita pergi!" Kali ini Arash ingin membuka matanya, ingin memukul suara yang meniru suara Fatta. Haish! Arash benar-benar kesal, bahkan ketika ia mengomel seperti itu sangat mirip dengan pamannya. "Arash, cepatlah! Haish, karena inilah kedua orangtuamu meninggalkan kamu Arash, karena kamu sulit diatur!" Arash mengepalkan tangannya, saat ini rasanya ada kedut

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 156 GUA ILUSI

    "Yah, hanya itu keinginan kami, makanan lezat, seperti yang aku lihat, kamu menggunakan kuas ajaib milik Raja Iblies, jadi aku juga tahu kalau benda itu nggak bisa digunakan oleh orang lain dan hanya bisa digunakan olehmu, benar bukan!" Anastasya duduk sembari menyilangkan kaki. Ia memakan buah di atas meja. Buah yang nampak bening, tidak seperti buah lainnya, lebih seperti agar-agar. "Katakan lebih dulu apa yang harus aku lakukan?" tanya Arash. "Kamu hanya perlu menahan makan dan minum, bukan hanya itu, setelah itu kamu nggak boleh bicara, meski kamu ingin bicara, bahkan di dalam hatimu." Anastasya melirik Arash, ia tahu kalau cara ini akan berhasil. "Dari mana aku tahu kalau cara itu berhasil? Kamu bisa saja membunuhku," tuduh Arash. Anastasya tergelak, "membunuhmu? Apa itu mungkin sedangkan di dalam tubuhmu sedang bersemayam Raja Iblies, anak muda aku nggak senekat itu ingin membunuhmu! Apa kamu nggak sadar kalau selama ini kedua siluman itu juga sedang mengikuti mu?" tanya Ana

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 155 RATU SEKTE BUNGA BERACUN

    Arash menahan kedutan di wajahnya, kalau bukan karena Fatta adalah pamannya, sudah pasti pukulan ini akan melayang kepadanya. "Paman!" protes Arash dengan mata mendelik. Fatta menahan tawanya, ia bahkan sedikit menjauh karena tak kuasa menahan tawa. Astaga! Arash sungguh menggemaskan di mata Fatta. "Mengapa Kakak jadi terlihat lebih cantik dariku?" protes Mei Xue. Bukannya senang, Arash malah memberi Mei Xue jitakan di kepala. "Aduh!" Mei Xue hanya bisa mengelus kepalanya kemudian mengikuti Arash tanpa berani mengejeknya lagi. Tidak berapa lama akhirnya mereka sampai di depan halaman sekte bunga beracun. Seperti namanya bunga beracun tersebar di mana-mana, dengan keindahan yang mampu menggoda siapa pun yang melihatnya. Ketika terhisap aromanya, seseorang bisa saja mati. Karena itulah Norman, Jatiagung dan Fatta hanya bisa melihat dari kejauhan. Hal tepat ketika mengirim Mei Xue yang merupakan siluman ular, sedangkan Arash, ia memiliki Elixir healing potion yang bisa ia m

  • KEBANGKITAN PENDEKAR RAJA IBLIS   BAB 154 KEADAAN DI KOTA PERTENGAHAN

    Mereka keluar dari rumah Norman ketika keadaan telah lebih baik, para warga di kota pertengahan beraktivitas seperti biasa dan tidak begitu peduli dengan keberadaan mereka. Kota ini nampak cantik, rumah-rumah di sini memang berukuran kecil. Dibuat dari bahan yang bukan kayu biasa. Kalau menatap ke arah selatan dan utara mereka bisa lihat kalau ada bangunan-bangunan megah yang menjulang tinggi. Bukan hanya itu, pemandangan pagi ini memang menggambarkan tempat ini seolah surga dunia. Karena ada bunga-bunga indah yang menghiasinya, ada pula batu-batu indah dengan nilai tinggi. Air yang mengalir deras seperti sungai-sungai kecil dengan aneka ikan hias di dalamnya. "Guru, batu apa ini?" tanya Arash, ia belum pernah melihat batuan indah yang ada di kota pertengahan. "Batu merah delima, jantung sang Naga." ketika Norman mengatakan itu Naga muda bereaksi. "Heh?!" "Hanya perumpamaan saja," Norman tertawa. Setelah itu Naga muda kembali berkamuflase dan bertengger di bahu Arash.

DMCA.com Protection Status