Beranda / Fantasi / KAUM TERAKHIR / 4. Pembasmian Monster

Share

4. Pembasmian Monster

Penulis: Kyna
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-16 19:40:45

KAUM TERAKHIR

4. Pembasmian Monster

Suara teriakkan mengerikan dan gerakan keras dari luar istana membuat Kyana melangkahkan kaki jenjangnya dengan cepat, menuju ke sumber suara. Di belakangnya, Orxphulus dan Archeros setia mengikuti. Walau tak ayal, ada rasa takut di benak hati mereka yang paling dalam mendengar raungan menyeramkan yang sudah dipastikan bukan berasal dari manusia.

Pintu besar depan istana seketika terbuka ketika Kyana mengarahkan kekuatannya ke pintu itu dengan tangan kanannya. Setelah pintu penghubung ruangan istana dan halaman istana itu terbuka, terlihatlah beberapa monster mengerikan yang telah memenuhi halaman istana. Dari yang berukuran kecil hingga besar, dari yang berkekuatan rendah hingga tinggi semuanya berkumpul menjadi satu.

Raungan salah satu monster yang melihat Kyana mulai keluar dari istananya langsung disambut dengan raungan monster lainnya. Seakan menyambut kedatangan gadis itu. Kyana sendiri hanya menatap tajam para monster yang kini memandang ke arahnya.

"Katakan tujuan kalian," ucap Kyana tegas.

Satu-satunya Orx yang ada di sana menggenggam tubuh Kyana dan membawa tubuh gadis itu ke hadapannya. Monster bertubuh manusia dengan kulit hijau itu mengeluarkan suaranya seakan berbisik–walau tidak bisa dikatakan berbisik sebab Orxphulus dan Archeros yang masih berdiam diri di bawah pun masih bisa mendengarnya dengan jelas–kepada Kyana.

Archeros melirik ke arah Orxphulus dengan tatapan bertanya, tetapi hanya dibalas kedikan bahu oleh Orxphulus. Dirinya juga tidak mengerti apa yang dikatakan pemimpin Orx itu terhadap ratu mereka. Yang mampu mereka tangkap hanya kata, "Rawwrr" saja. Selebihnya hanya nadanya yang berbeda.

Tetapi tidak dengan sang gadis yang kini mendengarkan dengan seksama apa yang sang pemimpin Orx itu sampaikan. Wajahnya mengeras, ketika mengetahui apa yang menjadi alasan para monster itu mendatanginya. Kabut hitam langsung menyelingkupi mereka, menandakan bahwa gadis itu tengah dirundung amarah.

"Manusia bedebah!" geram Kyana.

Tangan kanannya terangkat, menyentuh wajah keras nan kasar Orx. Mengusapnya lembut tanpa merasa jijik ataupun takut. Setelahnya, Orx tersebut kembali meletakkan tubuh Kyana ke lantai istana dengan hati-hati.

"Kalian semua kembalilah ke tempat kalian masing-masing, aku akan mengatasi hal ini." Suara lantang Kyana langsung dituruti oleh para monster. Mereka berbondong-bondong pergi dari halaman istana.

Tanah bergetar karena langkah dari monster berukuran besar dan langit langsung dipenuhi oleh monster bersayap, menjadi pemandangan yang jarang sekali Orxphulus dan Archeros lihat. Mereka pikir, mereka tengah dikepung oleh para monster saat mengetahui kedatangan mereka. Tetapi rupanya tidak. Mereka–para monster–terlihat begitu patuh kepada ratu mereka. Membuat mereka berdua kembali dibuat kagum oleh sang ratu.

"Aku akan menemui sang lord. Kalian jagalah istana hingga aku kembali." Suara Kyana membuat kedua laki-laki tampan itu kembali tersadar. Mereka menatap sang ratu keberatan.

"Tidak ada bantahan. Ini perintah!" Hingga kalimat Kyana selanjutnya membuat keduanya tidak bisa berkutik. Berakhir hanya mampu menunduk hormat, patuh akan perintah.

"Baik, Yang Mulia Ratu!"

Setelah mendengar jawaban kedua pengawal setianya, Kyana mulai memunculkan sayapnya. Merentangkan ketiga pasang sayap hitamnya lebar-lebar, selanjutnya melesat dengan begitu cepat. Tujuannya sekarang adalah istana pusat. Sesuai namanya, istana itu berada pada di tengah-tengah dunia ini.

Kepakan sayap Kyana terlihat begitu kuat, padahal jarak antara istananya dengan istana pusat sangat jauh. Tatapan matanya terus menajam. Gerakan angin yang menabrak tubuhnya membuat surai hitam panjangnya berkibar, membuat gadis itu terlihat sangat cantik.

Kepakan sayap besarnya bergerak menyamping, siap mendarat tepat di depan gerbang depan istana pusat. Ketiga pasang sayapnya kembali terlipat, sebelum akhirnya menghilang. Dia mendengus pelan ketika para prajurit penjaga gerbang dengan cepat mencegat langkahnya untuk mendekat.

"Katakan apa tujuanmu ke mari, Ratu?" Walau begitu Kyana sedikit dibuat kagum ketika para prajurit di sini masih memperlakukannya layaknya sang ratu–sesuai kedudukannya yang dia dapatkan sekarang ini.

"Aku ada urusan dengan Yang Mulia Lord," jawab Kyana tegas.

Para prajurit saling pandang sebelum akhirnya salah satu dari mereka menjawab, "Baik akan kami sampaikan kepada Yang Mulia Lord terlebih dahulu, Ratu. Anda bisa menunggu sebentar?"

Kyana menjawab cepat, "Tentu."

Salah satu prajurit masuk ke dalam halaman istana, melaporkan kedatangan Kyana. Cukup lama Kyana menunggu, bahkan gadis itu sampai menghasilkan bunyi bernada dari heels yang dia kenakan ke lantai jalan utama. Ditambah tatapan dari para warga yang mulai menyadari kehadirannya membuat Kyana terganggu. Bahkan, ada yang terang-terangan tengah membicarakannya. Membuat Kyana kesal.

Untungnya prajurit yang diperintahkan untuk menyampaikan kehadirannya kepada lord kembali terlihat. Dengan sedikit membungkuk prajurit itu berkata, "Yang Mulia Lord telah menunggu Anda di aula utama, Ratu."

Kyana hanya mengangguk sekali. Pintu gerbang terbuka lebar, mempersilahkannya untuk masuk. Dengan langkah tegas, dia segera menuju ke aula utama. Tatapannya yang datar dengan aura yang dia miliki membuat para prajurit dan pelayan di sana semakin menundukkan kepala mereka.

Tatapan Kyana bergerak, mengamati setia sudut bangunan yang masih sama seperti pada terakhir kalinya dia berada di sini. Hingga akhirnya pintu besar emas bercorak sepasang sayap itu kembali dia temui. Kali ini, prajurit langsung membukakannya untuknya.

Kyana menajamkan kedua matanya ketika mengetahui para pemimpin dari segala kerajaan tengah berkumpul di sana. Kyana menyeringai kecil ketika mendapati sosok laki-laki yang tengah duduk di samping sang raja tidak jauh darinya. Pangeran Nathan. Laki-laki itu membalas menatap tajam Kyana, bahkan untuk sejenak laki-laki itu bertukar shift dengan werewolf-nya terlihat dari netranya yang berubah sejenak berwarna hijau kekuningan.

"Kebetulan sekali kau datang ke mari, Ratu Kyana," sambut Sang Lord dengan berdiri, membuat para pemimpin kerajaan lainnya ikut berdiri menyambut kedatangan gadis itu. Walau hampir semua dari mereka terlihat begitu enggan menyambut kedatangannya.

"Sepertinya ada yang sedang kulewatkan, Yang Mulia Lord. Benar begitu bukan?" tanya Kyana pelan, menyindir lembut seraya menatap para pemimpin kerajaan yang berada di sana.

Sang Lord tidak menanggapi. Dia malah menjentikkan tangan kanannya dan terlihatlah satu bangku kebesaran di dekat singgasana Sang Lord. Terdapat lambang di atas sandaran bangku itu. Sebuah gambar bintang berwarna hitam–lambang kaum kegelapan. Melihat lambang itu membuat Kyana kembali teringat masa-masa dulunya.

"Silakan duduk di kursi singgah, Anda," ucap Sang Lord membuat Kyana dengan segera menuju ke kursinya.

Kini lengkap sudah kesepuluh pemimpin kerajaan, lengkap dengan sang lord–pemimpin dari segala pemimpin di dunia immortal ini. Dari kaum elf, fairy, kurcaci, mermaid/merman, vampir, werewolf, demons, penyihir, kegelapan dan sang lord sendiri. Tatapan tajam nan menusuk langsung Kyana dapati. Walau begitu gadis itu tetap duduk tenang, menatap datar para pemimpin kaum.

"Kalau begitu kita mulai rapat kali ini."

Semuanya langsung diam, mulai fokus dengan apa yang akan mereka bahas kali ini. Termasuk Kyana, gadis itu memilih mengesampingkan dulu tujuan awalnya datang ke mari. Mungkin ada sesuatu yang lebih penting dari masalah monster-monster tadi.

"Pemimpin kaum werewolf, vampir, elf, penyihir, dan mermaid mengeluh mengenai kehadiran para monster yang semakin meresahkan para penduduk mereka masing-masing. Karena itu mereka menginginkan untuk diadakannya pembasmian para monster."

Bab terkait

  • KAUM TERAKHIR   5. Salah Jalan

    KAUM TERAKHIR5. Salah JalanKabut hitam seketika memenuhi lantai ruangan. Suhu pun mendingin, dengan bertambahnya kabut itu yang semakin menebal. Semua tatapan kini mengarah tepat ke arah gadis bergaun hitam itu. Tatapan tajamnya membuat siapa saja yang menatapnya seketika menunduk, atau membuang muka. Ada kelebihan tersendiri yang gadis itu miliki dengan tatapannya, membuat mereka langsung menunduk tahluk tidak berani melawan. "Saya menolak tegas pembasmian ini." Ucapan pelan tetapi penuh penekanan itu membuat para pemimpin kerajaan lainnya semakin menunduk. Walau di dalam hati mereka, rasa kesal serta ingin melawan menggebu. Tetapi, aura dan tatapan tajam itu membuat mereka tidak bisa berkutik. "Ratu Kyana tolong tenang sebentar. Kita belum mengetahui keputusan dalam masalah ini." Kepala Kyana tertoleh, menatap ke arah wanita cantik dengan gaun biru kesukaannya. Wajahnya yang cantik dengan surai berwarna pirang itu membuatnya terlihat semakin cantik. Ditambah dengan kulit bersih

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-18
  • KAUM TERAKHIR   6. Makan Malam Pembawa Petaka

    KAUM TERAKHIR6. Makan Malam Pembawa Petaka"Maafkan saya, Yang Mulia Lord!"Kyana segera menundukkan kepalanya kembali. Di dalam hati, dia sudah menyumpah serapahi kecerobohannya. Bisa-bisanya dia tidak fokus dalam berjalan hingga berakibat fatal seperti ini? Karena terlalu larut dalam pikirannya, Kyana tidak menyadari bahwa sosok yang paling disegani itu sudah mendekatkan diri kepadanya. Menarik tubuh mungil Kyana ke dalam dekapannya. Membuat sang gadis terlonjak kaget. "Lord apa yang Anda lakukan."Kyana gegas melepas rengkuhan itu. Gadis itu mengambil langkah mundur beberapa langkah. Wajahnya mengeras, mengingat tindakan laki-laki tampan di depannya itu. Dia tidak suka tubuhnya disentuh oleh laki-laki lain, selain mate-nya nanti. Tetapi, apakah mungkin dia memiliki seorang mate? Mengingat kaum kegelapan hanya tersisa dirinya. "Aku hanya mengambil ini dari rambutmu," balas sang lord seraya memperlihatkan sehelai daun kering di tangan kanannya. Melihat itu membuat Kyana terdiam.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-09
  • KAUM TERAKHIR   7. Siluet Biru

    7. Siluet BiruBrakk!Suara gebrakan meja itu semakin membuat suasana terasa mencekam. Para pelayan dan prajurit yang berdiri di setiap sudut ruangan seketika menegang. Berbeda dengan kebanyakan orang yang menunduk takut, berbeda dengan Kyana yang memasang senyum menyeringai. Melihat bibinya tengah diselimuti kekesalan entah mengapa membuatnya terhibur."Apa yang baru saja kau katakan, Putri Mahkota?"Queem menunduk, melihatnya membuat Kyana mengerti. Senakal dan sekuat apapun adiknya itu, bagaimana mungkin berani melawan orang yang mengandung dan merawat kita sejak kecil. Sedikit kagum dengan gadis itu, Queem masih memiliki sikap hormat kepada ibunya yang bahkan akan menjodohkannya dengan kaum musuh mereka sendiri.Karena ketiadaan balasan dari Queem, sang ratu menoleh melempar pandangannya kepada Kyana yang berdiri santai menatapnya. Melihat tamu tak diundang yang tampak santai di tengah amarahnya, membuat sang ratu semakin tersulut emosi. Kyana menaikkan satu alisnya ketika mendapa

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • KAUM TERAKHIR   8. Naga Hitam

    8. Naga HitamTiga pasang sayap besar Kyana terlipat, setelah kedua kakinya kembali menyentuh tanah. Netra tajamnya bergerak mencoba menelisik tanah lapang yang sangat asing di matanya. Dia tidak tahu sudah seberapa jauh dia terbang mengikuti cahaya kebiruan yang berhasil membuatnya tertarik. Kaki jenjangnya melangkah mencoba mencari sesuatu yang sejak dia ikuti secara diam-diam. Hening, tidak ada tanda-tanda pergerakan apapun di sana kecuali dirinya yang terjebak di tanah lapang yang dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan.Hingga serangan dadakan membuat tubuh Kyana terlempar cukup jauh sebelum akhirnya dia bisa mengendalikan diri kembali dengan menahan gerakan tubuhnya dengan sayap lebarnya. Sedikit mengibaskan api yang menempel pada jubahnya. Hingga suara raungan yang menggelegar, memecah langit malam membuat Kyana mengalihkan pandangannya ke depan. Beberapa meter dari tempatnya terbang, terlihat seekor naga berukuran besar berwarna hitam gelap. Di punggung dan ujung sayapnya terdapa

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-15
  • KAUM TERAKHIR   9. Menyelinap

    9. MenyelinapSosok laki-laki asing pemilik netra biru itu menatap dingin kedua pengawal Kyana. Menatap mereka dari atas ke bawah, menilai. Dengan tatapan merendah dia bertanya kepada satu-satunya gadis di antara mereka, "Siapa dua siluman lemah ini, Ratu?"Pertanyaan itu menohok ulu hati Archeros dan Orxphulus. Lemah? Padahal mereka adalah siluman yang paling diincar banyak kaum karena kekuatannya. Bagaimana mungkin laki-laki itu berkata bahwa mereka itu sosok yang lemah? Mendengar hal itu tentu saja membuat Orxphulus dan Arccheros menggeram tertahan. Bahkan suara asli mereka terdengar mengerikan. Sekonyong-konyong keduanya berubah menjadi dua hewan ganas dan perkasa. Seekor serigala putih dan harimau emas itu sudah siap mencabik-cabik sosok di depan mereka. Terlihat dari kuku-kuku tajam mereka yang telah mencuat keluar, ditambah lagi gigi taring mereka juga tampak mengkilat. Kyana tahu bahwa kedua pengawal mereka tengah diselimuti amarah dan tidak main-main dengan sosok yang menuru

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-18
  • KAUM TERAKHIR   10. Tanda Bahaya

    10. Tanda BahayaSuara lonceng mengiringi langkah Kyana yang memasuki sebuah toko ramuan terkenal dan tertua di Negeri Penyihir tersebut. Aroma mint dan kayu manis menguar, membuat siapa saja akan betah berlama-lama di sana. Walau hanya ada jejeran botol ramuan yang dipajang. Di setiap sudut toko penuh akan orang-orang yang tengah memilih ramuan yang mereka butuhkan."Ada yang bisa saya bantu, Nona Cantik?" suara itu membuat Kyana dan Glo menoleh. Mendapati seorang penyihir laki-laki yang tersenyum lebar. Sebuah senyuman yang memiliki arti tersendiri. Ditambah lagi sebuah kedipan menggoda laki-laki itu juga layangkan.Kyana mengulas senyum. Berbeda dengan Glo yang sudah mendatarkan wajahnya, menatap tidak suka penyihir laki-laki di depannya. "Aku mendengar toko ini menjual ramuan terbaru dan langka. Aku ingin membelinya," ucap Kyana lembut, mulai memerankan penyamarannya.Penyihir laki-laki itu memicingkan matanya, sebelum akhirnya bertepuk tangan heboh. Laki-laki itu tampak mengambil

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-19
  • KAUM TERAKHIR   11. Menghilangnya Kerajaan Peri

    11. Menghilangnya Kerajaan Peri"Clov apa yang harus kita lakukan?" Wanita cantik dengan gaun kebesarannya menatap sang suami. Jiwanya begitu risau ditambah lagi ketika pihak kerajaan mendapati laporan dari masing-masing bangsawan di setiap pemukiman di bawah kekuasaan Kerajaan Peri.Sedangkan laki-laki tampan dengan rahang tegas yang ditanyai masih setia berdiam diri memandangi keadaan Bunga Jiwa yang semakin meredup. Di luar ruangan rahasia itu, banyak peri-peri berlalu-lalang, tampak begitu sibuk. Walau begitu gurat kecemasan juga tergambar di wajah mereka. Kondisi Bunga Jiwa merupakan kunci dari keberadaan mereka. Jika bunga itu, maka kaum peri akan punah."Ratu Adara, beritahu semua petinggi kerajaan dan bangsawan untuk berkumpul sekarang. Kita harus menyelesaikan permasalahan ini sebelum terlambat."Tanpa berlama-lama sang ratu bergegas keluar ruangan untuk memerintahkan beberapa pengawal untuk memberikan pesan yang diminta oleh sang raja ke para petinggi kerajaan dan bangsawan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • KAUM TERAKHIR   12. Desas-Desus

    12. Desas-DesusKabar akan menghilangnya Kerajaan Peri dari peradaban seketika menggemparkan dunia immortal. Pasalnya keseimbangan akan terguncang dengan tiadanya kehadiran mereka. Semua penjuru dunia immortal membincangkan perihal ini. Tidak sedikit dari mereka yang mempertanyakan alasan dari perginya kaum peri. Tanpa direncanakan semua orang pun sepakat untuk mencurigai satu-satunya kaum kegelapan yang tersisa. Rasa ketidakpuasan yang berada di dalam dada mereka mendorong untuk mencurigai sosok Kyana Azaquel.Sedangkan sang pemilik nama yang sedang menjadi bahan desas-desus itu masih tampak tenang duduk di kursi singgasananya seraya menatap datar surat yang dikirimkan oleh Istana Pusat. Meremasnya surat itu lalu menjadikan selembar kertas itu menjadi sirna menjadi asap hitam sebelum akhirnya lenyap, berbaur dengan udara pagi itu. Apalagi jika bukan membahas perihal menghilangnya Kerajaan Peri?"Ratu jika anda merasa lelah saya bisa menggantikan anda untuk datang ke rapat." Archeros

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-21

Bab terbaru

  • KAUM TERAKHIR   109. End

    109. End"Oh lihat siapa tamu tak diundang yang datang."Kyana menatap tajam pria berjubah hitam yang kini wajahnya telah terpampang jelas karena tudung jubahnya yang berhasil terlepas. Gadis itu tampak terlihat santai, sepertinya gadis itu telah memprediksikan hal ini akan terjadi. Berbeda dengan Kyana yang telah memprediksikan hal ini sehingga membuatnya bersikap tenang tanpa lagi merasa terkejut, berbeda dengan Avram yang saat ini berdiam diri memandang terkejut pria yang berdiri di hadapannya. Pria yang sejak tadi dirinya lawan. Pria yang menjadi dalang dari peperangan ini terjadi. Pria yang menjadi musuhnya sendiri."Ayah ...." Kalimat itu akhirnya meluncur di bibir Avram. Memandang pria yang selama ini dia kira telah tiada-meninggalkannya di dunia ini. Tetapi rupanya, kematian sang ayah hanyalah rekayasa semata.Raja Demian mengulas senyum ketika panggilan itu keluar dari bibir putra semata wayangnya. "Kau akhirnya bisa mengingatku hm?" balasnya seraya terkekeh. Mengingat sejak

  • KAUM TERAKHIR   108. Kekalahan Lawan

    108. Kekalahan Lawan Kedatangan gadis itu tentu saja mengejutkan banyak orang terutama pihak musuh. Terlebih ketika kubah ungu yang sejak tadi mencoba dihancurkan dengan mudah runtuh saat gadis itu perlahan mendekat ke area perang. Hanya dengan tekanan aura yang gadis itu bawa, kubah yang sangat mustahil dihancurkan itu melebur tanpa disentuh sama sekali. Sang orc dengan perlahan menurunkan gadis itu ke tanah, membiarkan sang pemimpin asli mereka memimpin mereka kembali. Kyana-gadis itu benar-benar mencolok di tengah-tengah para monster yang berada di belakangnya, siap menjadi pasukan gadis itu. Gadis itu menatap sejenak para pemimpin kaum dan juga kedua kesatria sang suaminya, sebelum melayangkan tatapannya ke arah pihak musuh yang kini tampak mengambil langkah mundur tidak kuat menerima penekanan aura yang gadis itu bawa. Tangan kanannya terulur ke depan, menunjuk pasukan musuh yang tampak gentar karena kehadirannya. Dengan pelan penuh penekanan gadis itu berucap. "Mati." Hanya d

  • KAUM TERAKHIR   107. Kebangkitan

    107. Kebangkitan"Serang mereka!"Semua pemimpin kerajaan dengan sigap berkumpul menjadi satu, bersama dengan dua kesatria sang lord-Chorluois dan Phygeros. Masing-masing dari mereka membuat kubah pelindung, menjaga satu sama lain dengan formasi mereka. Kaum malaikat mendapatkan tugas melindung mereka dari atas, kanan diisi dengan Nathan dan Queem, di sisi kiri dijaga oleh pemimpin kaum fairy dan elf, di belakang dijaga oleh pemimpin kaum demons sedangkan di depan dijaga oleh Phygeros dan Chorlouis. Mereka menjaga pemimpin kaum kurcaci yang saat ini juga terus-menerus memberikan sihir penambah energi untuk mereka.Semua seluruh pasukan mereka berhasil diambil alih oleh para sekumpulan siren yang saat ini tengah tertawa merasa senang sebab kemenangan sebentar lagi mereka dapatkan. Semua pemimpin kini hanya bisa berharap semoga sang lord baik-baik saja sekarang dan bisa menyelamatkan mereka dari pasukan mereka sendiri. Melawan kaum sendiri sama saja akan membuat mereka hancur. Pemimpin

  • KAUM TERAKHIR   106. Siren

    106. SirenBugh!Ekor naga hitam itu menghempaskan tubuh serigala suci yang menggigit punggungnya dengan kuat. Membuat sang serigala terpental dan menghantam salah satu pohon hingga tumbang. Tetapi, seakan tidak merasakan sakit sedikit pun, sang serigala kembali bangkit. Melolong panjang lantass kembali menerjang sang naga yang ukurannya dua kali lipat dari tubuhnya sendiri. Sang naga tampaknya kesal melihat sang serigala masih terus dapat bangkit padahal darah telah menguncur menodai bulu putih sang serigala menjadi berwarna merah. Naga itu meraung, lalu menyemburkan api birunya dari mulutnya. Mengincar sang serigala yang dengan gesit melompat ke sana-kemari menghindari seringannya.Sreet!Rawrrr!Sang naga hitam meraung kuat ketika lehernya mendapatkan serangan berupa cakaran memanjang dan dalam. Membuat darahnya dengan deras seketika menguncur keluar. Dengan segera sang naga mengepakkan sayap besarnya, lantas kembali menyerang sang serigala dari atas. Sang serigala kembali berlari

  • KAUM TERAKHIR   105. Pertempuran Saudara

    105. Pertempuran Saudara"Apa yang terjadi?"Archeros tiba-tiba terdiam di tempatnya dengan wajah yang menunduk, membuat Glo merasa khawatir dengan keadaan pria itu. Perlahan Glo mencoba mendekati Archeros. Menepuk pundak kanan pria itu pelan seraya mencoba melihat wajah Archeros. Takut jika pria itu tiba-tiba jatuh sakit atau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lainnya."Archeros kau baik-baik saja?" tanya Glo sekali lagi.Pria itu tersentak ketika merasakan sesuatu menusuk perutnya dengan kuat dan tajam. Bibirnya terbuka, menahan erangan sakit yang menyiksa perutnya. Tubuhnya terasa limbung jika saja Archeros tidak menahannya. Tetapi sialnya, pria itu menahannya bukan karena untuk membantunya menjaga keseimbang tetapi karena pria itu semakin memperdalam serangan yang dirinya lakukan kepada Glo. Setelah puas dengan apa yang dirinya lakukan, barulah Archeros melepaskannya dengan paksa membuat erangan kesakitan yang sejak tadi Glo tahan keluar tanpa bisa lagi dirinya tahan."Apa yang

  • KAUM TERAKHIR   104. Pengorbanan

    104. PengorbananKedua mata Orxphulus terlihat mulai sayu. Napas pria itu tersenggal-senggal, dengan darah yang mengalir dari wajahnya. Hidung pria itu mengeluarkan cairan merah kental tersebut, menandakan bahwa hidung pria itu mengalami luka yang cukup parah bahkan kemungkinan mengalami keretakkan. Kondisi si pelaku pun tidak sama mengenaskannya. Gaun seksi yang Magistri kenakan bahkan banyak yang sobek dan ternodai darahnya sendiri. Napas wanita itu juga sama halnya dengan yang dialami Orxphulus-memburu. Entah karena energinya yang mulai menipis atau karena amarah yang begitu membuncah ingin menghabisi pria di hadapannya itu. Untuk sejenak keduanya saling pandang satu sama lain. Yang membedakan keadaan keduanya hanyalah seulas senyum kemenangan yang terpancar di wajah Magistri, sedangkan Orxphulus tampak menggelatukkan gigi-giginya mencoba melepaskan diri dari jeratan tali sihir itu.“Tidak kusangka sosok yang selama ini begitu ditakuti dan disegani hanyalah hama kecil yang sekali t

  • KAUM TERAKHIR   103. Mulai Terdesak

    103. Mulai TerdesakPasukan Avram terpukul mundur, terkalahkan dengan banyaknya pasukan musuh. Avram sendiri tidak menyangka jika para musuh dapat mengumpulkan pasukan sebanyak ini. Dirinya juga kini mendapatkan jawaban atas kasus yang sempat menggemparkan Dunia Immortal sebelum adanya kasus pembunuhan, yaitu kasus mayat hidup. Rupanya kasus itu merupakan bahan percobaan dari para musuh. Dirinya benar-benar dibuat menyesal tidak memikirkan sejauh itu. Tetapi, apa gunanya sekarang ini? Hanya ada penyesalan yang tidak akan merubah apapun. "Maaf, Yang Mulia. Hamba seharusnya telah melaporkan hal ini sebelumnya kepada yang mulia permaisuri," celetuk Orxphulus yang tengah mengepakkan kedua sayapnya di samping Avram yang terdiam melihat satu persatu pasukannya tumbang. Entah karena kehabisan energi ataupun karena memang berhasil dikalahkan oleh pihak musuh. "Apa yang direncanakan Kyana tanpa kuketahui, Orx?" tanya Avram menatap tajam Orxphulus yang baru saja melayangkan serangan untuk mem

  • KAUM TERAKHIR   102. Archeros vs Raja Clov

    102. Archeros vs Raja Clov"Apa yang kau lakukan?!" seru Raja Clav panik.Pria itu dengan kewalahan menghindari serangan bertubi-tubi yang dilayangkan pria di hadapannya. Mengingat siapa lawannya kali ini, tentu saja Raja Clov akan kalah telak, dirinya dapat bertahan cukup lama dari serangan pria di hadapannya sudah sangat luar biasa. Raja Clov berenang ke samping menghindari tombak milik pria di hadapannya yang kembali meluncur cepat menyasar jantungnya."Tuan Archeros apa yang anda lakukan?!" seru Raja Clov semakin dibuat panik ketika menyadari serangan salah satu kesatria permaisuri tidak main-main.Sejauh ini dirinya hanya bisa menghindari serangan Archeros. Dirinya masih tidak habis pikir apa yang terjadi dengan kesatria itu. Padahal dia benar-benar ingat bahwa Archeros beberapa saat yang lalu bersamanya, melawan musuh dengan begitu ganas dan tanpa ampun. Tetapi kini apa yang dirinya lihat? Archeros kini menatapnya dengan penuh permusuhan. Bahkan serangan mematikan terus-menerus

  • KAUM TERAKHIR   101. Rencana Menolong Raja Aquatis

    101. Rencana Menolong Raja Aquatis"Yang Mulia tidak terlihat keberadaan Raja Aquatis di sini, kemungkinan besar beliau berada di kerajaannya sekarang."Avram menerima laporan dari Raja Skyless melalui telepati mengenai keberadaan Raja Aquatis. Pria itu sejenak memberikan kode melalui tatapannya kepada Raja Clov yang berada tidak jauh darinya. Untungnya pemimpin dari Kerajaan Fairy itu menyadari tatapan sang lord membuat pria itu turut menganggukkan kepalanya pelan mengerti dengan kode tersebut. Dengan sekejap sosok pria itu berubah menjadi seekor kupu-kupu lantas terbang menjauh dari area peperangan. Menjalankan tugas yang diberikan oleh sang lord.Kupu-kupu berwarna oranye itu terus terbang menuju ke arah Selatan di mana Kerajaan Samudra berada. Untungnya tidak ada yang mencurigai keberadan kupu-kupu yang sempat terbang menjauh dari peperangan, sehingga membuat kupu-kupu tersebut dapat dengan mudah lolos dari sana. Setelah dirasa cukup jauh dari area peperangan, kupu-kupu itu kembal

DMCA.com Protection Status